d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang disebut false labor pains
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah bloody show.
2.2.5 Tanda-tanda Inpartum
Tanda-tanda inpartu adalah Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.Keluar lendir
bercampur darah show yang lebih banyak robekan kecil pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya. Saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan serviks mendatar dan penmbukaan telah ada.
2.2.6 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
a Kekuatan mendorong janin keluar power His adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan.Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
b. Faktor janin Faktor janin Janin pada usia kehamilan 36
minggu sudah masuk PAP, Placenta dan Cairan
amnion yang mulai dihasilkan usiakehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal1000 cc.
c. Faktor jalan lahir Faktor jalan lahir yaitu Panggul, Otot-otot
dasar panggulUterus.
2.2.7 Tahap Persalinan
a. Kala I kala pembukaan In partum partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah bloody show, karena serviks mulai membuka dilatasi dan mendatar effacement.Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda
dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm,
Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah
menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu: 1. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 –8 jam
2. Fase aktif: berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dengan
pembukaan 4 cm, periode dilatasi maksimal steady selama
2 jam berlangsung cepat 9 cm dan periode deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm atau lengkap. b. Kala II Kala Pengeluaran Janin
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2
– 3 menit sekali.Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengendan.Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti
mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ -
2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus
membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul.
c. Kala III Kala Pengeluaran Urin Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 mnt setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan
anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama
satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100
– 300cc, bila perdarahan diatas 500cc maka dianggap
patologi.Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.
2.3Ketuban Pecah Dini 2.3.1 Pengertian
KPD merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas
dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.KPD didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-
10 perempuan
hamil aterm
akan mengalami
KPD
Sarwono,2008.
KPD disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua
faktor tersebut.Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks Selain
itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut:
a. Inkompetensi serviks leher rahim Inkompetensia
serviks adalah
istilah untuk
menyebutkan kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim serviks yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau
merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan
nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi
Manuaba, 2002. b. Peningkatan tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini, Misalnya: 1. Trauma: Hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
amniosintesis 2. Gemelli:Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan
dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan
adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih
besar dan kantung selaput ketuban relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan
sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah Saifudin. 2002.
3. Makrosomia adalah berat badan neonatus 4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan
distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah
sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan
selaput ketuban menjadi teregang tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput
ketuban mudah pecah Winkjosastro, 2006. 4. Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan
amnion 2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak Hidramnion kronis
adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume
tersebut meningkat
tiba-tiba dan
uterus akan
mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
c. Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang, letak lintang. d. Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum
masuk PAP sepalo pelvic disproporsi. e. Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya
disebabkan oleh penyebaran organism vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput
ketuban lebih dari 24 jam dan persalinan lama. f. Penyakit Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
g. Faktor keturunan ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik.
h. Riwayat KPD sebelumya dan Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.
I. Serviks leher rahim yang pendek 25mm pada usia kehamilan 23 minggu.
2.3.3 Tanda dan gejala