Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai
seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki
kekurangan yaitu waktu pengerjaan yang lama. Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh
seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe- keyframe tertentu
saja, selanjutnya in-between atau
interval antar keyframe digambar dilanjutkan oleh asisten animator lain. Cara
kedua ini memiliki waktu pengerjaan lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya sehingga lebih cocok diterapkan pada industri
animasi.
j. Staging
Staging dalam animasi meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat
untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene. Biasanya berkaitan dengan posisi
kamera pengambilan gambar. Posisi kamera bawah membuat karakter terlihat besar dan menakutkan, kamera atas membuat karakter tampak
kecil dan bingung sedangkan posisi kamera samping membuat karakter tampak lebih dinamis dan menarik.
k. Appeal
Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Kita bisa dengan mudah mengidentifikasi gaya animasi buatan
Jepang dengan
hanya melihatnya
sekilas. Kita
juga bisa
melihat style animasi buatan Disney atau Dreamworks cukup
dengan melihatnya beberapa saat. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau
gaya tersendiri dalam pembuatan karakter animasi. Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang
penokohan, berkorelasi dengan ‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Sehingga visualisasi animasi yang ada bisa mewakili
karaktersifat yang dimilkiki.
l. Exaggeration
Exaggeration merupakan upaya mendramatisir animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat sedemikian rupa
sehingga terlihat sebagai bentuk ekstrimitas ekspresi tertentu dan biasanya digunakan untuk keperluan komedik. Seringkali ditemui pada
film-film animasi anak-anak segala usia seperti Tom Jery, Donald Duck, Mickey Mouse, Sinchan, dsb. Contoh : Tubuh Donald duck
melayang mengikuti sumber asap saat hidung Donald duck mencium aroma masakanmakanan lezat.
Ke-12 prinsip animasi diatas sering digunakan dalam teknik animasi stop motion dan dalam penerapannya tentu lebih tergantung pada
sang animator. Semakin profesional seorang animator dalam menguasai, mengoptimalkan dan mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam
membuat animasi secara keseluruhan, tentunya ide cerita akan selalu menarik dan menghasilkan sebuah film animasi yang sangat dinamis dan
tidak membosankan bahkan untuk kalangan yang bukan merupakan target utama pengguna.
3. Metode untuk Mengontrol Animasi
a. Full Explicit Control Animator mengatur seluruh kontrol animasi dengan segala
perintah-perintah yang akan dilakukan dalam animasi, bahkan untuk data-data seperti interpolasi persinggungan dan rotasi dilakukan secara
eksplisit atau berdasarkan inputan dari mouse, keyboard, atau joystick. b. Procedural Control
Berdasarkan komunikasi antar obyek untuk mendapatkan propertynya. Control yang terjadi adalah control antara satu obyek
dengan obyek yang lain. Misalnya: suatu obyek bola tidak bolehmelewati obyek dinding.
c. Constraint Based System Pengontrolan terjadi karena pengaruh obyek lain, dimana
obyek tersebut berinterakasi. d. Tracking Live Action
Pengontrolan terjadi berdasarkan kenyataan yang ada sesuai dengan dunia nyata.
e. Kinematics and Dynamics Pengontrolan terjadi berdasarkan posisi dan kecepatan objek
Anton, 2005, http:lecturer.ukdw.ac.idanton
4. Komponen Animasi
Dalam perancangan dan pembuatan suatu klip animasi dibutuhkan beberapa komponen,diantaranya adalah:
a. Storyline Storyline adalah uraian yang berisi alur cerita dari animasi yang
akan dibuat. b. Storyboard
Storyboard adalah uraian yang berisi visual dan audio penjelasan dari masingmasingalurdalam flowchart. Satu kolom dalam storyboard
mewakili satu
tampilan di
layar monitor.
Anonim, 2007,
http:kurtek.upi.edumedia .
5. Resolusi Video
Untuk menghasilkan output video yang sesuai dengan kebutuhan maka diperlukan pengaturanresolusi video yang sesuai, diantaranya:
a. NTSC National Television System Committee 525 baris, 60 Hz refresh rate. Digunakan di Amerika, Korea,
Jepang, dan Canada. Frame rate 30fps. b. PAL Phase Alternating Line
625 baris, 50 Hz refresh rate. Digunakan di sebagian besar Eropa Barat. Frame rate 25 fps.
c. SECAM Séquentiel couleur avec mémoire 625 baris dan 25 Hz refresh rate. Digunakan di Perancis, Rusia,
dan Eropa timur.
d. HDTV High Definition TV Standar televisi baru dengan gambar layar lebar, lebih jernih dan
suara kualitas CD Audio.Aspek ratio 16:9 dibandingkan dengan sistem lain 4:3. Resolusi terdiri dari 1125 1080 baris aktif baris.
6. Jenis-Jenis Animasi
Animasi menurut Gumelar 2004: 7-11 berdasarkan tekniknya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Animasi tradisionalTraditional Animation Animasi 2D Animasi tradisionalTraditional Animation Animasi 2D adalah
animasi yang telah berumur sangat tua. Sering disebut Cell Animation, karena pengerjaannya menggunakan media kertas Celluloid transparan
yang secara sekilas terlihat sama dengan kertas transparansi untuk OHP Over Head Projector. Celluloid transparan berfungsi untuk
mempermudah animator menggambar gerakan demi gerakan animasi sehingga tercipta animasi yang halus dan mulus pergerakannya. Contoh:
Tom and Jerry, Snow White, Aladdin, Lion King. b. Animasi Stop Motion
Animasi Stop Motionadalah animasi yang menggunakan media perekam, misalnya kamera untuk menangkap pergerakan objek yang
digerakkan sedikit demi sedikit. Animasi ini terkadang disebut juga claymation karena media objek yang digunakan adalah tanah liat Clay.
Contoh: The Nightmare before christmas, Chicken Run, dan lain-lain. c. Computer Graphic Animation Computer Generated Imagery CGI
Computer Graphic AnimationComputer Generated Imagery CGIadalah jenis animasi yang keseluruhan prosesnya dikerjakan
dengan media komputer. Animasi ini dapat berupa animasi 2D ataupun animasi 3D. Namun, dalam perkembangannya CGI telah berevolusi
dengan cepat melalui pendekatan 3D yang sangat revolusioner dan bahkan mampu melampaui bentuk objek aslinya hyperreality sehingga
pada akhirnya, animasi jenis ini menjadi identik dengan animasi 3D. Contoh: Toy Story, The Legend of Guardian, Happy Feet, Kungfu Panda.
Sedangkan dilihat dari gaya, asal, dan negaranya animasi menurut Harto 2009: 28 dapat dibagi menjadi:
a. Animasi Gaya Jepang Anime, ciri-ciri umum animasi Jepang adalah sebagai berikut:
1. Gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita.
2. Anime memiliki karakteristik visual yang sangat bervariasi dan tidak memiliki gaya yang baku dan digunakan oleh semua anime.
3. Selain ditandai dengan mata lebarbesar dan gaya rambut yang liar, gaya anime yang dipengaruhi manga adalah penggambaran dagu
yang runcing, hidung runcing dan kecil, mulut kecil serta bentuk ujung rambut yang tajam-tajam.
4. Selain itu penggambaran bagian muka biasanya ditampilkan secara sederhanatidak detail.
5. Kedekatan manga dan anime juga terlihat dari penggunaan bahasa visual yang khas digunakan dalam manga untuk mengekspresikan
mood maupun pikiran tokoh-tokohnya. 6. Tokoh super hero biasanya ditampilkan dalam ukuran mungil kurang
maskulin. 7. Beberapa anime menyertakan teks di background.
8. Dominasi pada penggunaan teknik animasi tradisional yaitu menggunakan sel.
Contoh animasi gaya Jepang adalah: Cardcaptor Sakura, Rorounin Kenshin, Crayon Shinchan, Bleach, Doraemon, Sailor Moon, dan lain-
lain. b. Animasi Gaya Amerika, ciri-ciri umum animasi Amerika adalah sebagai
berikut: 1. Hampir setiap film ada propaganda politik dari negara asal.
2. Tokoh-tokoh superhero tampil lebih maskulin daripada superhero anime Jepang.
3. Bisa ditonton semua umur termasuk anak kecil. 4. Karaktertokoh superhero digambarkan secara realistik.
5. Jika bukan animasi superhero, biasanya ditampilkan secara kartunal ada penyederhanaan bentuk.
6. Alur dari animasi tersebut menggambarkan alur kehidupan nyata. 7. Ada satu hal yang lazim pada hampir semua animasi Amerika, yaitu
tampil secara period.