Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI
MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK Student Team Achievement Division (STAD)
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Ani Septiani
106013000290

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H

iv


ABSTRAK
Ani Septiani; 106013000290: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul skripsi, “Penigkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi
Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team
Achievement Division (STAD) .”
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berkomunikasi. Peranan dunia pendidikan harus mampu
menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa. Salah satu keterampilan yang
harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Menulis paragraf persuasi
merupakan salah satu cakupan dari keterampilan menulis. Kenyataan yang ada di
sekolah dalam menulis paragraf persuasi, siswa selalu menghadapi masalah
seperti, sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat
menuangkan ide dan gagasannya, siswa belum mampu mengungkapkan ide atau
gagasan dengan baik, siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, dan siswa
kurang dapat memperhatikan ejaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi
dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang tepat.
Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD memberikan alternatif

pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi dan
mengetahui keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan
objek penelitian adalah kelas X SMA YASIH Bogor yang berjumlah 20 siswa
dan dideskripsikan melalui proses dan hasil belajar mengajar. Penelitian ini
dilakukan dengan satu siklus pretest dan postest.
Perolehan nilai siswa ketika mengerjakan pretest pada awal pertemuan,
sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD hanya
mencapai skor rata-rata 41,6 dan nilai tersebut belum mencapai nilai KKM (65).
Sedangkan pada pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena kesulitan
yang dihadapi siswa pada kegiatan pretest dapat teratasi sehingga rata-rata skor
postest yang didapat siswa melebihi nilai KKM, yaitu 75,8.
Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan nilai siswa mengalami peningkatan dari pretest hanya memperoleh skor
rata-rata 41,6, saat postest skor rata-rata siswa mencapai 75,8.

i


ii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga skripsi yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division
(STAD)” ini dapat terselesaikan guna memenuhi persyaratan dalam mendapatkan
gelar sarjana dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak
terlepas dari kekurangan dan kekeliruan, sehingga membutuhkan banyak
bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kesabaran
dan pengertian yang tak henti mengingatkan kepada mahasiswa agar selalu
mengerjakan skripsi ini hingga penulis terus termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi hingga selesai.
3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat akademik angkatan 2006,
yang telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keikhlasan, pengertian,
dan kesabaran sampai selesai masa perkuliahan.
4. Bapak Makyun Subuki, M.Hum, sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis
dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketelitian hingga terselesaikan
skripsi ini.

ii

iii

5. Bapak Drs. H. Maslahul Ihsan, Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor,
dewan guru, khususnya Ibu Dra. Nurlaela, para staf dan seluruh siswa
kelas X.

6. Almarhum Abah, semoga amal ibadahnya diterima Allah Swt, dan ibunda
tercinta, mamah Sopinah yang telah memberikan kasih sayang, doa restu
serta dukungan moril dan materiil. Terima kasih yang tulus kuucapkan.
7. Keluargaku tersayang, abang, teteh terutama keponakan-keponakanku
yang selalu menghibur dikala ku penat dengan tugas-tugas, celotehan
kalian membuatku terus bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kekasih yang telah menemani dikala suka maupun duka yang telah
memberikan banyak arti dalam kehidupanku dan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006 yang telah memberikan dukungan
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang selalu peduli dan prihatin terhadap
perkembangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Februari 2011


Penulis

iii

DAFTAR ISI
..............................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................


vi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

viii

ABSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................

4

C. Pembatasan Masalah ............................................................


4

D. Perumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian ......................

4

E. Tujuan Penelitian .................................................................

5

F. Manfaat Penelitian ................................................................

5

G. Sistematika Penulisan ..........................................................

6

BAB II ACUAN TEORETIS

A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ........................................

7

B. Hakikat Teknik STAD ..........................................................

18

C. Hakikat Menulis ....................................................................

23

D. Hakikat Paragraf Persuasi ..................... ...............................

26

E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan …………………….

31


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

33

B. Objek Penelitian ....................................................................

33

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .............................

33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………………….

38

E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................

39


F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ........................

39

iv

G. Data dan Sumber Data ..........................................................

40

H. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................

40

I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................

51

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..........................

51

K. Teknik Analisis Data .............................................................

52

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .........

55

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI
HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA YASIH Bogor ................................

56

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi
Tindakan................................................................................

57

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ...............................................

61

D. Analisis Data .........................................................................

62

E. Interprestasi Hasil Analisis ...................................................

84

F. Pembahasan Temuan Penelitian............................................

87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................

90

B. Saran ......................................................................................

91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1

Perhitungan Skor Kemajuan Individual ............................................... 22

3.1

Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 38

3.2

Instrument Pretest ............................................................................... 43

3.3

Instrument Postest ............................................................................... 44

3.4

Kriteria Penilaian ................................................................................ 45

3.5

Format Penilaian ................................................................................. 50

3.6

Aspek Penilaian Menulis Paragraf Persuasi dengan Skala 1-5 ........... 52

3.7

Penetuan Patokan Tingkat Penguasaan dengan Perhitungan
Persentase untuk Skala Lima .............................................................. 53

4.1

Keadaan siswa SMA YASIH Bogor Tahun Pelajaran 2010-2011....... 57

4.2

Data Pretest Kelas X .......................................................................... 58

4.3

Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 59

4.4

Data Postest Kelas X .......................................................................... 60

4.5

Urutan Nilai Postest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 61

4.6

Kegiatan Awal Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 64

4.7

Kegiatan Inti Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 65

4.8

Kegiatan Akhir Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 66

4.9

Aktifitas Siswa Pada Awal Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ............................................ 67

4.10

Aktifitas Siswa Pada Inti Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 68

4.11

Aktifitas Siswa Pada Akhir Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 69
vi

4.12

Analisis Data Pretest Kelas X ............................................................. 71

4.13

Analisis Data Postest Kelas X ............................................................. 72

4.14

Data Pretest dan Postest Siswa Kelas X ............................................. 75

4.15

Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran
bahasa Indonesia akan dimulai? .......................................................... 79

4.16

Apakah kamu senang dengan pembelajaran
menulis dalam bahasa Indonesia? ....................................................... 79

4.17

Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi? ................... 80

4.18

Apakah menulis paragraf persuasi sulit
apabila dikerjakan secara berkelompok? ............................................ 80

4.19

Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD ....................................................................................... 81

4.20

Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD? ...................................................................................... 81

4.21

Apakah menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu? .................... 82

4.22

Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf
persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran menulis dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? ................................. 82

4.23

Apakah kamu menemui kesulitan dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD? ...................................................................................... 83

4.24

Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran
menulis paragraf persuasi dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? .................................. 83

4.25

Perolehan nilai menulis dari pretest sampai posttest ........................... 88
vii

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berkomunikasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai
penunjuk identitas seperti bahasa Indonesia. Pentingnya bahasa Indonesia dalam
kehidupan manusia menjadikan bahasa tersebut harus dipelajari. Oleh sebab itu,
bahasa Indonesia diajarkan di sekolah sejak sekolah dasar. Peranan dunia
pendidikan harus mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa baik
di sekolah maupun di masyarakat, menjadi keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbahasa siswa salah satunya dipengaruhi oleh suasana
belajar di kelas. Siswa harus memperoleh suasana belajar yang menyenangkan,
menarik, dan bermanfaat. Dalam hal ini, persiapan dan proses pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas sangat berpengaruh. Agar dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, seorang guru harus memiliki pengetahuan
dan wawasan tentang metode pembelajaran yang dapat dimodifikasi dengan
kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung melalui metode pembelajaran
mengacu pada pembelajaran aktif (active learning).
Salah satu metode yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran aktif
adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik sekaligus keterampilan sosial yang dilakukan secara berkelompok.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa yang bekerja sama
dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu
membuat diri mereka belajar sama baiknya. Tiga konsep penting bagi
pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu,
dan kesempatan sukses yang sama.

1

2

Terdapat berbagai teknik dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya
Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT),
Jigsaw (tim ahli), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan
Group Investigation (Kelompok Investigasi). Teknik yang umum diterapkan
dalam pembelajaran kooperatif adalah teknik Student Team Achievement Division
(STAD) atau teknik pembagian tim siswa berprestasi. Teknik Student Team
Achievement Division (STAD) lahir dari sebuah gagasan yang menyatakan untuk
memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Student Team
Achievement Division (STAD) lebih merupakan metode umum dalam mengatur
kelas dibandingkan metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran
tertentu.
Terkait dengan aspek keterampilan berbahasa, salah satu keterampilan
yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis
diajarkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menuangkan gagasan, ide, dan
pengalamannya dengan benar. Dalam menulis, penulis dituntut mampu
menerapkan sejumlah keterampilan sekaligus. Sebelum menulis perlu membuat
perencanaan, misalnya menyeleksi topik, menata, dan mengorganisasikan gagasan
serta mempertimbangkan ragam tulisannya. Selain itu, penggunaan aspek
kebahasaan seperti bentuk kata, penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan kalimat
harus disusun secara efektif. Seluruh keterampilan tersebut menjadi bukti
kesempurnaan keterampilan menulis. Oleh karena itu, dibutuhkan praktik dan
latihan yang berkelanjutan.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk,
salah satunya adalah keterampilan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf,
diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan
dengan cara membuat paragraf yang menarik untuk dibaca. Siswa harus dapat
menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
sehingga menjadi paragraf yang utuh. Dengan kata lain, paragraf dapat dikatakan
sebagai karangan yang berisi sebuah pikiran yang didukung oleh kumpulan
kalimat saling berhubungan untuk membuat sebuah gagasan.

3

Berdasarkan bentuknya, paragraf terdiri dari paragraf eksposisi, narasi,
argumentasi, deskripsi, dan persuasi. Salah satu dari lima bentuk paragraf yang
dapat dijadikan media siswa untuk menuangkan gagasan kreatifitas menjadi
sebuah paragraf utuh dan menarik dibaca , yaitu siswa dapat mencurahkan pikiran
dan kreatifitas tersebut melalui paragraf persuasi. Paragraf persuasi merupakan
paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan halhal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu
pendapat ataupun perasaan seseorang.
Dari observasi yang dilakukan di SMA YASIH Bogor mengenai
kemampuan menulis paragraf persuasi, penulis mendapat informasi bahwa nilai
menulis paragraf persuasi siswa hampir mendekati tingkat ketuntasan minimal.
Dengan kata lain, hasil menulis siswa belum mencapai tingkat ketuntasan minimal
sesuai ketuntasan minimal kompetensi menulis yang telah ditentukan. Masalahmasalah yang dihadapi siswa saat membuat paragraf persuasi umumnya berkaitan
dengan pemilihan kata atau diksi yang bagus agar pembaca terpengaruh, ide yang
harus diungkapkan dalam persuasi, ketepatan penempatan ejaan dan tanda baca,
dan menghubungkan kata antarkalimat. Selain itu, kurang tepatnya pemilihan
metode pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai penyebab hasil belajar menulis
paragraf persuasi siswa belum mencapai maksimal. Terkadang metode dan media
yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.
Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menulis paragraf persuasi dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan
metode belajar yang tepat. Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD
memberikan alternatif pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil.
Berdasarkan gambaran di atas, siswa diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf persuasi dengan berdiskusi bersama temannya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
”Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division
(STAD) pada Siswa kelas X SMA YASIH Bogor”

4

B. Identifikasi Masalah
Untuk memudahkan penelitian, penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Siswa senang dengan pelajaran menulis.
2. Tingkat pemahaman menulis paragraf persuasi.
3. Metode yang diterapkan oleh guru saat pembelajaran keterampilan menulis
berlangsung.
4. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi.
5. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
6. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis
membatasi masalah kepada:
1. Kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH
Bogor.
2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
3. Metode

pembelajaran

kooperatif

teknik

STAD

dapat

meningkatkan

kemampuan menulis paragraf persuasi.

D. Perumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis persuasi pada siswa kelas X SMA
YASIH Bogor?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi?

5

3. Seberapa tinggi tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi
setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keterampilan dan
kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf persuasi.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan.
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa.
2. Untuk mengetahui tingkat keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik
STAD dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf
persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan
para guru dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Selain itu, manfaat
penelitian ini juga dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
belajar mengajar baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman siswa
terhadap materi keterampilan menulis khususnya menulis paragraf,
memotivasi siswa agar lebih senang dengan pelajaran menulis.
b. Bagi guru, semoga penelitian ini sebagai sumbangan pengetahuan baru
mengenai metode pembelajaran aktif

yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu modal
pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat turun langsung di
masyarakat.

6

2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan
menulis siswa, dan meningkatkan kompetensi sosial antara satu siswa
dengan yang lainnya dengan saling berinteraksi.
b. Bagi guru, dapat mengatasi kesulitan guru dalam memilih metode yang
tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan
baru setelah melaksanakan penelitian.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa
sub, yaitu:
Bab I. Pendahuluan, terdiri atas: Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika penulisan.
Bab II. Acuan Teoretis, terdiri atas: Hakikat Metode Pembelajaran
Kooperatif, Hakikat Menulis, dan Hakikat Paragraf.
Bab III. Metodologi Penelitian, terdiri atas: Tempat dan Waktu Penelitian,
Objek dan Subjek Penelitian, Metode dan Rancangan Penelitian, Peran dan
Posisi Peneliti dalam Penelitian, Tahapan Intervensi Tindakan, Hasil
Intervensi Tindakan yang Diharapkan, Data dan Sumber Data, Instrumen
Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pemeriksaan
Keterpercayaan

Studi,

Teknik

Analisis

Data,

dan

Tindak

Lanjut/

Pengembangan Perencanaan Tindakan.
Bab IV. Deskripsi Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan
Pembahasan, terdiri atas: Gambaran Umum SMA YASIH Bogor, Deskripsi
Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan, Pemeriksaan
Keabsahan Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan
Penemuan Hasil Analisis.
Bab V. Penutup, terdiri atas: Simpulan dan Saran.

7

BAB II
ACUAN TEORETIS

A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar
atau melaksanakan pembelajaran yang dipergunakan seorang guru atau instruktur.
Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai teknik penyajian yang dikuasai
guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik
secara individual maupun kelompok, agar pelajaran dapat dipahami, diserap, dan
dimanfaatkan oleh peserta didik.1 Semakin baik metode pembelajaran, semakin
efektif

pula

pencapaian

tujuan

pembelajaran.

Macam-macam

metode

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di
antaranya adalah metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, proyek, karya
wisata, dan metode pembelajaran aktif.

1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama
cooperative learning. Menurut Isjoni, dalam Ekowati berpendapat bahwa
cooperatif learning berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai
suatu kelompok atau satu tim. Selanjutnya dikatakan pula pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.2 Banyak pakar yang
mendefinisikan tentang pembelajaran kooperatif di antaranya:
Johnson dan Holubec, dalam Saparudin berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif adalah metode pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil,
1

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), h. 52.
2
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 24.

7

8

sehingga siswa dapat bekerja sama dan memaksimalkan diri dan anggota
kelompok lainnya dalam belajar.3 Senada dengan Jonson dan Holubec, Slavin
juga mengemukakan bahwa:
”Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan
setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama
dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan
teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia
menjadi narasumber bagi teman yang lain.”4
Sependapat dengan Slavin, Johnson seperti dikutip oleh Ekowati juga
mengemukakan bahwa cooperative learning atau pembelajaran koooperatif
merupakan metode

mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu

kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal
yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut5.
Begitu pula dengan Nurhadi dan Senduk, dalam Wena, mengatakan
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar menciptakan interaksi
yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku
ajar, tetapi juga sesama siswa.6 Seperti Nurhadi dan Senduk, Abdurahman dan
Bintoro dalam Wena, juga memperkuat definisi pembelajaran kooperatif dengan
mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara
sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.7
Dari pemaparan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke
dalam suatu kelompok kecil secara kolaboratif agar siswa dapat bekerja sama
sebagai satu kelompok dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
3

Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),

h. 13.
4

ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif.
Diakses
2
Desember 2011.
5
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008),h. 24.
6
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan
Konseptual Operasional, (Jakara: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 189.
7
Ibid, h. 25.

9

pelajari satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif
juga merupakan sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat
(siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya.

2. Landasan Teori Pembelajaran Kooperatif
Salah satu metode pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran
kooperatif. Landasan teori yang mendukung pembelajaran kooperatif, yaitu teori
motivasi dan kognitif.
a. Teori Motivasi
Teori motivasi pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada
penghargaan atau struktur tujuan siswa bekerja. Deutsch, dalam Slavin
mengidentifikasikan tiga struktur tujuan: kooperatif, usaha berorientasi tujuan dari
tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain;
kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi
pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistik di mana usaha berorientasi
dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan
anggota lainnya. Sedangkan menurut Slavin, struktur tujuan kooperatif
menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa
meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh
karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus
membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun guna membuat kelompok
berhasil, dan mungkin yang lebih penting mendorong anggota satu kelompoknya
untuk melakukan usaha maksimal.8
Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif
terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau tujuan saat siswa melaksanakan
kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai
jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut.9

8

Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik,(Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 34.
9
Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 17.

10

Dengan kata lain, teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif
menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi
siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik.
b. Teori Kognitif
Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh
dari kerja sama itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan
kelompok ataupun tidak). Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif terbagi
menjadi dua kategori utama, yaitu teori pembangunan atau perkembangan dan
elaborasi kognitif.
1) Teori Pembangunan atau Perkembangan
Asumsi dasar dari teori pembangunan atau perkembangan adalah nteraksi
di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan
penguasaan

mereka

terhadap

konsep

kritik.

Vygotsky,

dalam

Slavin

mendefinisikan wilayah pembangunan paling dekat sebagai ”jarak antara level
pembangunan aktual seperti yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara
independen dan level pembangunan potensial seperti yang ditentukan melalui
penyelesaian masalah dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi
dengan teman yang lebih mampu.” Vygotsky, dalam Slavin menggambarkan
pengaruh kegiatan kolaboratif pada pembelajaran sebagai berikut.
”Fungsi-fungsi pertama kali terbentuk secara kolektif di dalam bentuk
hubungan di antara anak-anak dan kemudian menjadi fungsi-fungsi
mental bagi masing-masing individu..... penelitian membuktikan
bahwa pemikiran muncul dari argumen.”10
Dengan kata lain, teori pembangunan atau perkembangan mengasumsikan
bahwa interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, dapat
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep yang sulit.
1)

Teori Elaborasi Kognitif
Teori elaborasi kognitif memiliki pandangan yang berbeda, penelitian

dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa agar informasi dapat disimpan

10

Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.37.

11

dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada di dalam memori itu,
maka siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan pengaturan kognitif
kembali atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah satu contoh kegiatan
mengatur kembali kognitif misalnya menulis rangkuman atau ringkasan dari
pelajaran yang disampaikan adalah pelajaran tambahan yang lebih baik daripada
sekadar menyalin catatan, karena rangkuman atau ringkasan menuntut para siswa
untuk mengatur kembali materinya dan memilih bagian yang penting dari
pelajaran tersebut. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah
menjelaskan materinya kepada orang lain.11
Di antara landasan teori pembelajaran kooperatif yang ada, teori yang
lebih dominan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah teori kognitif. Teori
kognitif sendiri terdiri dari teori pembangunan dan elaborasi kognitif yang
berasumsi bahwa dengan berinteraksi siswa mampu memecahkan masalah yang
sulit diatasi. Terbukti pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di kelas X SMA
YASIH Bogor, dengan saling berinteraksi siswa dapat saling menuangkan ide,
bertukar pikiran mengenai penempatan tanda baca, penggunaan ejaan,
memadukan kalimat dalam paragraf, dan memilih diksi yang tepat dalam
membuat paragraf persuasi secara berkelompok.

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri,12 sebagai berikut.
a. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
b. Siswa dalam kelompok sehidup semati.
c. Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama.
d. Membagi tugas dan tanggung jawab sama.
e. Akan dievaluasi untuk semua.

11

Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 18.
12
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 270.

12

f. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
g. Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani.
h. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara kooperatif.
i. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap
kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.
j. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

4. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Ada lima prisip yang mendasari pembelajaran kooperatif.13
a. Positive independent, artinya adanya ketergantungan positif yakni anggota
kelompok menyadari pentingnya kerja sama dalam pencapaian tujuan.
Suasana saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai
strategi, yaitu sebagai berikut.
1) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
masing-masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini
masing-masing siswa membutuhkan teman dalam menyelesaikan tugastugas pembelajaran. Siswa yang kurang pandai merasa perlu bertanya
pada yang lebih pandai, sebaliknya yang lebih pandai merasa
berkewajiban untuk mengajari temannya yang belum bisa.
3) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak
memiliki sumber belajar akan berusaha meminjam pada temannya.
4) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya mungkin sering
bertanya pada temannya, suatu saat ia akan berusaha mengajari
temannya yang mungkin mengalami masalah (berperan sebagai
pengajar).
13

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 269.

13

5) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan atau hadiah diberikan
kepada kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok bukan
hasil kerja perseorangan.
b. Face to face interaction atau interaksi bersemuka, artinya antar anggota
berinteraksi dengan saling berhadapan sehingga mereka dapat melakukan
dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan siswa lain.
c. Individual accountability atau tanggung jawab individu, artinya setiap
anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk
mencapai keberhasilan kelompok. Untuk mencapai keberhasilan kelompok,
setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal, Karena hasil belajar kelompok didasari atas
rata-rata nilai anggota kelompok.14
d. Use of collaborative/social skill atau keterampilan menjalin hubungan
antarpribadi, artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan
bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi, perlu adanya bimbingan
guru. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial
seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengeritik ide dan
bukan mengeritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, dan
berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi
tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru.
e. Group processing pengolahan kelompok, artinya siswa perlu menilai
bagaimana mereka bekerja secara aktif.

5. Jenis Pembelajaran Kooperatif
Secara umum, pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga tipe15, yaitu:
a. Pembelajaran kooperatif formal
Ciri dari tipe pembelajaran ini seperti kelompok yang dibentuk untuk
melaksanakan pembelajaran bersifat permanen mulai dari awal sampai
14

Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.39.
15
Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
h. 13.

14

pembelajaran selesai, tugas yang diberikan pada kelompok lengkap, adanya
pembelajaran untuk mempersiapkan tugas yang harus dikerjakan kelompok,
dan setiap kelompok diberi proyek untuk memaksimalkan belajar diri sendiri
dan kelompoknya.
b. Pembelajaran kooperatif informal
Ciri dari tipe pembelajaran ini yaitu kelompok yang dibentuk tidak
tetap dan bersifat fleksibel untuk membahas berbagai materi yang berbeda,
buatlah diskusi dalam bentuk pertanyaan untuk memfokuskan perhatian,
buatlah organisasi pengetahuan yang harus dipahami siswa, serta ciptakan
suasana belajar yang baik dan menyenangkan dan yakinkan bahwa proses
kognitif terjadi.
c. Kelompok berbasis kooperatif
Ciri dari tipe pembelajaran ini adalah kelompok-kelompok yang telah
dibentuk dari awal sampai akhir hanya membahas suatu materi, dan
pembelajaran ini harus bisa membuat kemajuan akademis serta pengembangan
secara kognitif dan sosial dengan cara yang sehat.

Adapun secara khusus tipe-tipe pembelajaran kooperatif terdiri atas:
a. Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk
pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan
tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.16
b. Tipe Team Game Tournament (TGT)
TGT merupakan metode yang berkaitan dengan STAD, siswa
memainkan permainan dengan anggota- anggota tim lain untuk memperoleh
tambahan poin untuk skor tim mereka. Penerapan tipe ini dengan cara

16

2009), h. 52.

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,

15

mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa pula
berbeda.17

c. Tipe Jigsaw (Tim Ahli)
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins. Dalam penerapan jigsaw, siswa
dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen.
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari materi
yang diberikan.18
d. Tipe Kelompok Investigasi (KI)
Tipe kelompok investigasi dikembangkan pertama kali oleh
Thelan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit
daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga
memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok
yang baik. 19
e. Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS)
Pada tipe ini siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor. Penugasan berangkai diberikan kepada siswa
berdasarkan nomor. Bila perlu, guru dapat menyuruh siswa

keluar dari

kelompoknya dan bergabung bersama siswa bernomor sama dari kelompok
lain. Dalam kesempatan ini tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka. Laporkan hasil dan tanggapan dari
kelompok lain dan merumuskan simpulan.20

17

Ibid, h. 54.
Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 21.
19
Muslimin Ibrahim,dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 23.
20
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 277 – 278.
18

16

6. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran
kooperatif antara lain21:
a. Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
b. Organisasikan siswa atau peserta didik dalam kelompok kooperatif.
c. Bimbing siswa atau peserta didik dalam kelompok koperatif.
d. Evaluasi.
e. Berikan penghargaan.

7. Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan
antara lain:22
a. Membangun kepedulian dan keberhasilan bersama sesuai dengan upaya
yang diberikan rekan kelompok.
b. Setiap orang akan merasa memiliki nilai, karena pengalaman kerjasama
menghasilkan keyakinan individu akan keberadaan dirinya dan nilainya.
c. Orang yang bekerjasama secara intrinsik dapat mengembangkan motivasi
untuk belajar. Belajar adalah tujuan bukan kemenangan. Siswa akan selalu
tertarik terhadap tugas yang diberikan.
d. Saling ketergantungan yang positif.
e. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
f. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
g. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
h. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru.
i. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.

21
22

h. 13.

Ibid, h. 271.
Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),

17

8. Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif
Selain memiliki kelebihan, metode pembelajaran kooperatif juga memiliki
kelemahan antara lain23:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini
dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran
dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di
tempat yang terbuka.
b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang
tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil
jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model
pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari
segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara
anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok.24
c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama
dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan
dengan orang lain.
d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara
adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.
Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap
anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah
didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara
individu.

23

Ibid, h. 13
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 56.
24

18

e. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
dapat memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi
dapat diminimalisirkan.

B. Hakikat Teknik STAD
1. Pengertian STAD
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di
Univesitas John Hopkin serta merupakan teknik paling sederhana serta paling baik
untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan metode pembelajaran
kooperatif. Guru yang menggunakan teknik STAD juga mengacu kepada
kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap
minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.25
Teknik

STAD

adalah

metode

pembelajaran

kooperatif

untuk

pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan
tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu. Keanggotaan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.26 Menurut Slavin, STAD terdiri
atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individual, dan rekognisi tim.27
a. Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam
presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara
pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena
dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis
yang diadakan setelah pembelajaran.
b. Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa Tim terdiri dari empat atau lima
siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa
25

Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif., (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2001), h. 20.
26
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 52.
27
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan:
Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 143.

19

semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
c. Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode guru mempresentasikan materi
dan praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap
siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
d. Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam
1 tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi
jumlah anggota tim.
e. Rekognisi Tim. Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga
digunakan untuk menetukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

2. Langkah-langkah Teknik STAD
Secara umum penerapan teknik STAD di kelas adalah sebagai berikut.28
a. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
b. Tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik
dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya, dan sebagainya.
c. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan.
d. Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok.
e. Selama proses pembelajaran secara kelompok, guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator.
f. Tiap satu atau dua minggu guru melaksanakan evaluasi, baik secara
individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
28

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan
Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 193.

20

g. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang
sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok
memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka semua kelompok
wajib diberi penghargaan
Ada 8 fase metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.29
Fase 1

: Guru presentasi, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis
besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok.

Fase 2

: Guru membentuk kelompok

berjumlah antara 3-5 siswa tiap

kelompok berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, r

Dokumen yang terkait

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

0 6 187

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran. penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 10 170