Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

(1)

(STAD) KELAS XI DI MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)

Oleh

LILIS KOMARIAH 107015003750

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(2)

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Lilis Komariah NIM : 107015003750 Jurusan : Pendidikan IPS

Judul : Minat Belajar Sosiologi Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakrta.

No. Referensi Paraf

1.

Abdurrahman,Meaningful Learning Re-Invensi kebermaknaan pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2007

2.

Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang SISDIKNAS, Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Cet. 3, , 2003

3.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 6, 2001

4. _________________, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 4, 2007

5.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV.Atlas, 1998

6. Friesda, Neng Jamilah F, Penerapan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi, Jakarta: UIN, Jakarta, 2008.

7. Hernawan, Asep Herry, dkk., Belajar dan Pembelajaran SD, Bandung, UPI Press, cet. 1, 2007


(3)

_____, Pembelajaran Kooperatip, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet.1, 2009

11.

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, cet. 1,2006

12.

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Gaung Persada Press, cet.1, 2009

13. Junaedi, dkk.., Paket 7-14 Strategi Pembelajaran, Jakarta: PGMI, cet. 1, 2008

14 Kusumah, Wijaya dan Dwitagama Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Indeks, cet. 3, 2009 15 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Bandung,

Remaja Karya CV, 1973

16 Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003

17 Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

18

Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, cet. 2, 1995

19 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, cet. 5, 2006 20 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta:

PT Raja Grapindo Persada, cet. 10, 2003

21 Shadily, Hassan, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, cet. 12, 1993

22 Shaleh , Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, Kencana, cet. 1, 2004

23 Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology, Jakarta: Indeks, cet. 1, 2009


(4)

24 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 25, 1990

25.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 13, 2003

26

____________, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Garapindo Persada, 2007

27

Syah, Darwyan, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza Media, cet. 1, 2006

28 Syam, Jonny, Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknologi, Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 1, Nmor 1, Mei 2004

29 Tim Penyusun , Panduan Siswa Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

30 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka, cet. 1, 2007 31 Waskito, A. A, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.

Wahyu Media, cet. 1, 2009 32

Wisadirana, Darsono, Sosiologi Pedesaan, Malang: UMM Press, cet. 1, 2004

33 Witherington, H. C, dkk., Teknik-teknik Belajar dan Mengajar, Bandung, Jemmars, cet. 3, 1986

34 Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo, cet. 4, 1996 35 Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,

Jakarta: Gaung Persada Press, cet. 2, 2004 36 Widyaningrum, Retno, Strategi Pengajaran yang

Berasosiasikan dengan Pembelajaran Kontekstual, Jurnal Kependudukan dan Kemasyarakatan, cendekia Vol 3 N0.


(5)

Jakarta, 24 Nopember 2010 Pembimbing,

Drs. H. Nurochim, MM. NIP: 195907151984031003 38 Zanikhan, Minat Belajar Siswa, artikel di akses pada 12

oktober2009dari:http://zanikhan.multiply.com/journal/ite m/1206


(6)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

MINAT BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DALAM PEMBELAJARAAN

KOOPERATIF DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) KELAS XI DI MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)

Oleh:

LILIS KOMARIAH NIM: 107015003750

Pembimbing,

Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011


(7)

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada tanggal 17 Februari 2011 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 21 Februari 2011

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Nurochim, MM ... (...) NIP: 19590715 198403 1 003

Penguji I

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd ... (...) NIP: 19730424 200801 1 012

Penguji II

Drs. H. Syaripulloh, M.Si ... (...) NIP: 19670909 200701 1 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003


(8)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lilis Komariah

NIM : 107015003750

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS)

Alamat :Ds. Bolang, Kec. Tirtajaya, Karawang

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul:

MINAT BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DALAM PEMBELAJARAAN

KOOPERATIF DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) KELAS XI DI MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Drs. H. Nurochim, MM

Dosen Jurusan : Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 24 November 2010 Yang menyatakan


(9)

i

Minat Belajar Sosiologi dalam Pembelajaraan Kooperatif Dengan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Di Kelas XI MA Pembangunan UIN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar sosiologi siswa serta untuk meningkatkan minat belajar sosiologi siswa dalam proses pembelajaran sosiologi siswa di kelas XI. Adapun metode yang digunakan penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemudian instrument yang digunakan adalah instrument tes yang berupa pretest dan postes, serta instrument nontes berupa lembar angket, lembar observasi, jurnal harian siswa, catatan lapangan, dan lembar wawancara. Hipotesis tindakannya adalah Jika pembelajaran sosiologi dilakukan dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division (STAD), maka siswa akan memiliki minat yang tinggi. Adapun indikator keberhasilannya yang dicapai adalah 80 dari KKM > 70. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan bahwa adanya minat belajar sosiologi tinggi yaitu dengan dibuktikan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran serta ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar sosiologi siswa dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata N-Gain siklus I adalah 0,49. Sedangkan siklus II rata-rata N-Gainnya mencapai 0,62. Berdasarkan analisa angket, respon siswa setelah belajar sosiologi dengan metode STAD adalah sebagian besar baik, yaitu mencapai 100%. Dapat disimpulkan bahwa adanya minat belajar sosiologi siswa tinggi dari siklus I ke siklus II yaitu dalam pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode STAD. Setelah belajar dengan metode STAD siswa menjadi lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.


(10)

ii

ABSTRACT

Lilis Komariah. Social Science Education Departement Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training. The student interesting for subject of sociology through the educational cooperative with Method Student Team Achievement Division (STAD) in Class XI MA Pembangunan UIN Jakata. The purpose of this study is to determine interest in studying sociology students as well as to increase interest in studying the sociology of sociology students in the learning process of students in class XI. The method used in this study is the method of Classroom Action Research (CAR). Then the instrument used is a test instrument in the form of pretest and posttest, and the instrument nontest a questionaire sheet, observation sheets, students' daily journals, field notes, and interview sheet. Hypothesis If the action is a sociological study carried out through cooperative learning with the method of Student Team Achievement Division (STAD), then students will have a high interest. The indicator of success was 80 of KKM> 70. From the research shows that students' acquisition of teaching materials shows that the high interest in learning sociology is to prove the students become more active in the learning process as well as indicated by an increase in sociology student learning outcomes from cycle I to cycle II. The average value of N-Gain cycle I is .49. While the average cycle II N-Gain reached 0.62. Based on the analysis of questionnaire, students' response after studying sociology with STAD method is mostly good, reaching 100%. It can be concluded that the presence of high student interest in learning sociology from cycle I to cycle II is through a cooperative learning method STAD. After studying with STAD method students become more active and fun in the learning process. Keywords: Interest in Learning, Learning Outcomes, Sociology, STAD Methods


(11)

iii

memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesempatan dalam segala kebaikan. Shalawat dan salam, penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul pembawa pencerahan dan perdamaian bagi seluruh umat.

Atas rahmat, barokah, dan hidayah, serta ridha Allah SWT., penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir penulis untuk menyelesaikan studi di jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang dalam, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS sekaligus sebagai

pembimbing penulis dalam mengerjakan skripsi. yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.Yang senantiasa telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, kritik dan saran kepada penulis dalam megerjakan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan segudang ilmu pengetahuan. 5. Pimpinan perpustakaan UIN beserta seluruh staf dan karyawan yang telah

memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan.

6. Untuk Ibunda tercinta (Ibu Hj. Rosyidah),Ayahanda (Bpk. Aep Saepulloh) yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, motivasi, doa, dan bantuan baik moril maupun materil. Serta beserta seluruh sanak keluarga, yang selalu memberikan penulis semangat dan motivasi.


(12)

iv

7. Untuk Habibi Aa Salapuddin “Ichal” yang senantiasa memanjatkan do’a kepada-Nya untuk kesuksesan penulis, memberikan motivasi, serta senantiasa menemani penulis dalam setiap kondisi, baik suka maupun duka.

8. Untuk kaka qu k’Lulu El-Maknun terima kasih atas support dan bantuannya. 9. H. Darul Janin, S.Ag Kepala MA Pembangunan UIN Jakarta khususnya

kepada guru sosiologi Bapak Wage Wardana, S.Pd, yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan PIPS angkatan 2005, 2006 dan 2007 (khususnya Sutarsih, Ello Humaeroh, Wijay, dewi Atikoh, Hilda Rizqiani, Vivi dan Diah), kalian semua telah memberikan motivasi, bantuan dan warna, dalam hidup penulis.

11. Teman-teman Tim SMM ISO 9001:2008 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan do’a,

serta dukungan kepada penulis.

12. Teman-teman kosn untuk Adeku Syifa Fauziah,Adeku Rani, Diah, Ilmi dan Tetehku Aida Fitriati dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi, kritik dan saran buat penulis.

13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis.

Dan semoga apa yang telah seluruh pihak berikan kepada penulis, baik doa, bantuan moril maupun materil, motivasi dan pengalaman. Semoga mendapatkan balasan dan berokah dari Allah SWT. Amin.

Jakarta, 24 Nopember 2010 Penulis


(13)

v

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PERNYATAAN

ABSTEAKSI……….i

ABSTRACT………..ii

KATA PENGANTAR……….....iii

DAFTAR ISI………v

DAFTAR GAMBAR………..vii

DAFTAR GRAFIK………viii

DAFTAR TABEL………ix

DAFTAR LAMPIRAN……….x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..1

B. Identifikasi Masalah……….7

C. Pembatasan Masalah………7

D. Perumusan Masalah……….8

E. Manfaat Penelitian………8

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Minat Belajar……….9

B. Hakekat Sosiologi……….22

C. Hakekat Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Student Team Achievement Division(STAD)………...27

D. Kerangka Berpikir………..39

E. Hipotesis Tindakan………..40

F. Penelitian yang Relevan………..40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian………42

B. Tempat dan Waktu Penelitian………..42


(14)

vi

D. Subjek Penelitian………46

E. Peran dan Posisi dalam Penelitian………46

F. Tahapan Intervensi Tindakan………..46

G. Hasil Intervensi /Tindakan yang diharapkan…………..47

H. Instrumen Pengumpulan Data………..47

I. Teknik Pengumpulan Data………52

J. Pemeriksaan Keterpercayaan………53

K. Teknik Analisa Data………...56

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah………58

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan……….64

C. Pemeriksa Keabsahan Data………...70

D. Analisa Data………71

E. Interpretasi Hasil Analisa………...86

F. Pembahasan Temuan Penelitian………....91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..93

B. Saran………94

DAFTAR PUSTAKA……….95 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(15)

(16)

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 N-gain Suklus I Grafik 4.2 N-gain Siklus II


(17)

ix Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus I Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus II Tabel 3.5 Kisi-Kisi angket

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MA Pembangunan UIN Jakarta Tabel 4.2 Jumlah Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta

Tabel 4.3 Fasilitas Belajar Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus I & Siklus II

Tabel 4.5 Respon Siswa Terhadap Tindakan Pebelajaran pada Siklus I Tabel 4.6 Respon Siswa Terhadap Tindakan Pebelajaran pada Siklus II Tabel 4.7 Rekapitulasi Respon Siswa pada Siklus I & Siklus II


(18)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 RPP Siklus I Pertemuan Pertama LAMPIRAN 2 RPP Siklus II Pertemuan Pertama LAMPIRAN 3 Hand Out Siklus I & Siklus II LAMPIRAN 4 Soal Siklus I

LAMPIRAN 5 Soal Siklus II

LAMPIRAN 6 Kunci Jawaban Siklus I & Siklus II

LAMPIRAN 7 Hasil wawancara guru pada saat observasi LAMPIRAN 8 Hasil wawancara Siswa pada saat observasi LAMPIRAN 9 Catatan Lapangan Siklus I

LAMPIRAN 10 Catatan Lapangan Siklus II

LAMPIRAN 11 Lembar Observasi aktivitas Guru Siklus I LAMPIRAN 12 Lembar Observasi aktivitas Guru Siklus II LAMPIRAN 13 Lembar Observasi aktivitas Siswa Siklus I LAMPIRAN 14 Lembar Observasi aktivitas Siswa Siklus II LAMPIRAN 15 Lembar Angket Minat Belajar Sosiologi Siswa LAMPIRAN 16 Pedoman Wawancara Siswa pada saat Observasi LAMPIRAN 17 Pedoman Wawancara Guru pada saat Observasi LAMPIRAN 18 Hasil Belajar Siklus I

LAMPIRAN 19 Hasil Belajar Siklus II

LAMPIRAN 20 Uji Validitas Instrumen Siklus I LAMPIRAN 21 Uji Validitas Instrumen Siklus II LAMPIRAN 22 Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I LAMPIRAN 23 Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II LAMPIRAN 24 Rekap Analisis Butir Soal Siklus I LAMPIRAN 25 Rekap Analisis Butir Soal Siklus II LAMPIRAN 26 Poto dalam PBM

LAMPIRAN 27 Soal & Jawaban Siklus I LAMPIRAN 28 Soal & Jawaban Siklus II


(19)

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu dasar kebutuhan manusia untuk mampu bersaing dengan Negara-negara lain.

Abdurrahman berpendapat bahwa:

Pendidikan adalah transfer pengetahuan dan nilai (knowledge and value). Dari kedua transfer tersebut setiap manusia menyerap ilmu dan meresapi nilai-nilai yang ada pada satu disiplin ilmu. Kedua transfer tersebut akan berjalan optimal bila setiap manusia menyatu dalam proses belajar mengajar dengan mencurahkan segenap dimensi kemanusiaannya untuk menangkap dan mengendapkan segala materi. Menangkap, mengendapkan dan mentransformasikan segala yang didapat dari proses transfer itulah inti proses belajar mengajar. Maka proses yang demikian adalah salah satunya didapatkan melalui pendidikan.1

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Hal ini diperkuat dengan adanya Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang sistem pendidikan nasional yaitu “bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

1 Abdurrahman, Meaningful Learning Re-Invensi Kebermaknaan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 1, h. 3


(21)

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang”.2 Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 20 pada pasal 5 ayat (1) yaitu “bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.3 Sehingga masyarakat bisa mengembangkan potensi dirinya dalam kegiatan pembelajaran.

Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai pedoman ajarannYa menegaskan kepada umatnya agar mengembangkan potensi akal yang ada pada dirinya.

Islam begitu mementingkan pendidikan, bahkan ayat yang pertama turun (Qs. Al-Alaq) berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan perintah untuk belajar. Bunyi surat tersebut beserta artinya adalah sebagai berikut:

                               

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang telah mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.4

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa maksud Allah mengajar manusia, yaitu dengan perantara tulis dan baca sehingga manuasia memiliki ilmu pengetahuan serta dapat berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan.

2

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang SISDIKNAS, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003 ), Cet. 3, h. 33

3Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru…, 3, h. 263


(22)

3

Disebut pula dalam Al-Quran bahwasanya Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu dengan mempergunakannya secara benar. Sesuai Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadallah ayat 11:

                                             

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.5

Darwyan Syah mengatakan perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini, pendidikan menjadi sangat penting. Bila pendidikan dalam suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masyarakat tersebut akan semakin berkualitas dan mampu bersaing terhadap kompetisi yang semakin hari semakin ketat dan keras dalam berbagai aktivitas kehidupan. Dalam kondisi semacam ini maka sumber daya manusia yang berkualitas mampu menghadapi persaingan dalam aktivitas kehidupan. Pada dasarnya kualitas sumber daya manusia menjadi peran utama dalam menentukan aktivitas dalam berbagai sektor pembangunan baik pembangunan fisik maupun nonfisik.6

Pendapat Isjoni mengenai pendidikan bahwa “sumber daya manusia yang berkualitas sangat dituntut oleh motivasi dan kerja keras dari manusia itu sendiri.”7

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal merupakan lembaga kepercayaan masyarakat sebagai komponen penting dalam mempersiapkan

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, hal. 910

6 Darwyan Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), cet. 1, h. 34

7 Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.11


(23)

dan mengantarkan generasi anak bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global yang kian hari semakin jelas dan terasa dampaknya terhadap aktivitas kehidupan masyarakat. Adapun proses pendidikan merupakan aktivitas yang sangat panjang dan penuh dengan perencanaan yang matang dengan tujuan dan fungsi yang jelas seperti yang tertuang dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.8

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang baik maka pemerintah menjalankan berbagai kebijakan dalam pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan Nasional. Adanya program wajib belajar enam tahun kemudian ditingkatkan menjadi wajib belajar sembilan tahun. Hal ini merupakan salah satu bukti, pemerintah benar-benar ingin mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemampuan. Untuk itu, Depdiknas mengembangkan suatu kurikulum dasar berbasis kompetensi dengan mengacu pada empat pilar pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO yang di kutip oleh Mulyasa yaitu “belajar memahami (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar bekerjasama atau hidup dalam kebersamaan (learning live together)”.9

Usaha lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menetapkan kurikulum SMU/SMA pada mata pelajaran Sosiologi. Pendidikan Sosiologi sebagai salah satu mata pelajaran di

8 Darwyan Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran..., h. 2


(24)

5

lembaga pendidikan memiliki peran penting yang sangat strategis dalam pembinaan kompetensi peserta didik. Adapun menurut Darsono Wisadirana Sosiologi dapat didefinisikan “sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hidup dan kehidupan masyarakat dan sosiologi memusatkan perhatian pada segi-segi masyarakat yang bersifat umum”.10 Maka dari itu, pemerintah dan guru harus bekerjasama untuk menciptakan suatu pembelajaran yang baik. Salah satunya adalah dalam meningkatkan kualitas mata pelajaran Sosiologi yang bertujuan supaya siswa bisa menguasai mata pelajaran tersebut, tentunya dengan minat yang tinggi.

Kualitas pembelajaran Sosiologi yang dilaksanakan guru dan siswa sangat ditentukan oleh kualitas metode pembelajaran yang dirancang oleh guru. Menentukan metode pembelajaran Sosiologi merupakan langkah yang paling penting, dalam hal ini seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu macam-macam aspek pembelajaran yang diajarkan, baik itu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dalam pengembangan pembelajaran sosiologi banyak siswa yang kurang menyerap pelajaran yang diberikan, hal ini disebabkan kurangnya minat belajar siswa bahkan proses belajar mengajar Sosiologi sendiri sampai saat ini belum mencapai efektif. Biasanya guru hanya mengacu pada satu metode saja, atau hanya diskusi biasa saja tanpa mengacu pada pemahaman maupun keterampilan siswa yang seharusnya dilatih, sehingga siswa merasa bosan, tidak merasa dilibatkan secara aktif dan akhirnya siswa tidak memahami materi yang diajarkan guru. Dalam kegiatan belajar yang pasif maka siswa tidak bisa berkontribusi dalam membangun pengetahuan. Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus dalam waktu yang panjang, tentu akan berpengaruh bagi minat belajar siswa, baik pada pelajaran Sosiologi maupun pada pelajaran lainnya, dan akan memberikan dampak yang buruk pula bagi pertumbuhan pendidikan nasional.


(25)

Berdasarkan uraian di atas metode sangat memegang peranan penting dalam pembelajaran serta dalam mengajar berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.

Darwyan Syah berpendapat metode mengajar merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan, maka makin efektif dan efisien kegiatan pembelajaran yag dilakukan antara guru dan siswa, yang pada akhirnya akan mengetahui minat belajar dan menghantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru harus tepat memilih metode apa yang akan digunakan dalam mengajar dengan melihat tujuan belajar yang hendak dicapai, situasi dan kondisi serta tingkat perkembangan siswa.11

Pemilihan metode pembelajaran sosiologi yang digunakan oleh guru hendaklah siswa harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar serta berkontribusi dalam membangun pengetahuan Serta bertanggung jawab terhadap apa yang ia konstuksikan.

Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dengan menyajikan pengetahuan dalam bentuk siap kepada siswa yang akan menerimanya secara pasif. Maka diperlukan pendekatan pembelajaran kooperatif. Dalam meguasai keterampilan atau pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa aktif adalah metode Student Teams Achievement Division (STAD). Metode yang dimaksud adalah diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Berdasarkan hal di atas diperkuat oleh Isjoni mengenai pembelajaran dengan kooperatif dengan metode STAD ini agar guru menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah dengan tujuan agar memotivasi siswa untuk mendorong minat belajar siswa dan saling membantu di antara mereka dalam menguasai keterampilan atau pengetahuan yang disajikan oleh guru.12

11 Darwyan Syah, dkk., Perencanaan Sistem..., h. 133 12 Isjoni, Pendidikan..., Hal.70-73


(26)

7

Dengan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana minat belajar sosiologi dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division (STAD) di MA Pembangunan UIN Jakarta kelas XI. Penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dan akan menuangkannya dalam sebuah skripsi yang

berjudul: “MINAT BELAJAR SOSIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN

KOOPERATIF DENGAN METODE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI DI MA

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Telah diketahui Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Sosiologi.

2. Tidak adanya variasi metode yang digunakan guru pada mata pelajaran sosiologi sehingga siswa menjadi jenuh dan tidak adanya minat belajar. 3. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran Sosiologi. 4. Efektifkah penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Student

Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan minat belajar sosiologi siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar memudahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Sosiologi 2. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran Sosiologi 3. Efektifkah penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Student

Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan minat belajar Sosiologi siswa.


(27)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana minat belajar siswa dalam mata pelajaran Sosiologi ? 2. Bagaimana interaksi belajar siswa pada pelajaran Sosiologi dalam

pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division (STAD)?

3. Apakah pembelajaran kooperatif dengan metode STAD secara efektif dapat meningkatkan minat belajar siswa pada kelas XI MA Pembangunan UIN Jakarta?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat penelitian yang peneliti kaji ini diharapkan dapat menambah wawasan khususnya bagi peneliti

2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi dalam pembelajaran kooperatif dengan metode STAD

3. Bagi guru IPS dapat meningkatkan minat belajar di kelas dengan baik, khususnya pada mata pelajaran Sosiologi

4. Untuk mahasiswa khususnya Mahasiswa jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan agar menggunakan metode yang bervariatif sehingga tidak membosankan siswa

5. Bagi instansi sekolah diharapkan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya dalam pembelajaran yang efektif dengan menggunakan metode yang bervariatif .

6. bagi pembaca diharapkan dapat memberi pandangan yang lebih kreatif dari penulisan skripsi ini.


(28)

42 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini mamiliki Tujuan agar peneliti mengetahui peningkatan minat belajar sosiologi dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division (STAD).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MA Pembangunan UIN Jakarta kelas XI. Adapun waktu yang dipergunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah tiga (3) bulan yaitu dari bulan Juli sampai bulan September 2010.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian Juni Juli Agu Sept Okt Nov Persiapan dan

perencanaan

Observasi (studi lapangan)


(29)

Analisis data √ √

Laporan penelitian √

C. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau yang lebih dikenal Classroom Action Research. Adapun “esensi dari action research yang terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang dialami untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran atau penyempurnaan peningkatan proses dan praktik pembelajaran”.1

Penelitian tindakan kelas yang menekankan pada penerapan pembelajaran koperatif dengan metode Student Team Achievement Divisions

(STAD). Adapun dalam “pembelajaran dengan metode STAD memiliki tahapan-tahapan yang terdiri dari: 1) menyajikan pmateri, 2) siswa bekerja dalam kelompok, 3) memberi kuis, 4) perhitungan skor, 5) memberi penghargaat atau reward.2 tahapan ini dilakukan dalam peningkatan minat belajar sosiologi. Dalam penelitian, peneliti menggunakan kegiatan rangkaian siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

“Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Tahap awal penelitian yaitu menyiapkan Skenario pembelajaran yaitu dengan menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung”.3kemudian tahap persiapan yang dilakukan adalah perencanaan yang matang setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran seperti membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran

1 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), cet. 3, h. 44

2 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan… h. 24


(30)

44

(RPP), menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari: soal atau tes yang harus dikerjakan siswa,lembar observasi, dan lembar wawancara

2. Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan ataupun juga melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu menggunakan tindakan di kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.

3. Pengamatan (Observation)

Tahap ke-3, yaitu selama tahap pelaksanaan penelitian yaitu dilakukan kegiatan pengamatan atau observasi terhadap perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun “Observasi adalah proses pengambilan data dalam peneliti dimana peneliti atau pengamat

melihat situasi penelitian”.4

Kemudian observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

Begitu juga observasi dilakukan untuk mengetahui aktvitas belajar siswa, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan pembelajaran serta menilai tindakan-tindakan yang sudah baik dan tindakan yang masih perlu diperbaiki. Kemudian pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa serta pendapat siswa mengenai pembelajaran yang diharapkan maka oleh guru, siswa diperintah untuk membuat buku harian siswa dikelas.

Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun data kuantitatif terdiri Dari hasil belajar siswa baik melalui pretest maupun postest dan data tentang pendapat siswa dari angket, sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dan pendapat siswa dari hasil angket ataupun wawancara.

4 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), cet. 3, h. 66


(31)

4. Refleksi (Reflecting)

“Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini, hasil yang didapat dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan perencanaan”.5 Maka hasil dari analisis tersebut akan digunakan sebagai pedoman untuk merencanaan siklus berikutnya.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Disain Intervensi Tindakan /Rancangan Siklus Penelitian

Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK).6

5 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan…h. 19

6 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. 4, h. 16

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS 1 Pelaksanaan

Refleksi


(32)

46

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada subjek yang menjadi sasaran penelitian ini, subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan atau praktisi, juga sebagai perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Adapun dalam penelitian ini, dibantu seorang guru, guru ini adalah guru mata pelajaran sosiologi kelas XI yang bertindak sebagai observer atau pengamat.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, yaitu:

Tabel 3.2

Tahap Kegiatan

Perencanaan Observasi ke Sekolah MA Pembangunan UIN Jakarta Mengurus surat izin penelitian

Melakukan wawancara terhadap guru sosiologi dan wawancara kepada siswa kelas XI IPS

Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

Membuat instrument Soal penelitian Melakukan uji coba insrumen Soal Melakukan uji validitas, reabilitas Menyiapkan perlengkapan penelitian

Pelaksanaan Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan diawali pemberian pretest

Appersepsi: guru memberikan pertanyaan Penyampaian tujuan pembelajaran khusus

Melaksanakan langkah pemeblajaran kooperatif dengan metode student teams divisions achievement (STAD) Kesimpulan materi

Observasi Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. sedangkan aspek-aspek yang dievaluasi adalah mengenai minat belajar sosiologi. Sedangkan Mengakhiri pelajaran dengan memberikan postest


(33)

Refleksi Hasil evaluasi dijadikan dasar tahap refleksi dalam rangka perbaikan. Maka hasil dari analisis evaluasi tersebut akan dijadikan sebagai pedoman untuk merencanakan siklus berikutnya.

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Proses pembelajaran kooperatif dengan metode STAD, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Adapun indikator untuk mengetahui keberhasilan peneliti ini ditetapkan sekurang-kurangnya 80% siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti aktif berpendapat, kemudian aktif mengerjakan tugas dan memiliki hasil belajar yang baik, sehingga bisa memiliki minat tinggi dalam mata pelajaran sosiologi.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Instrumen tes

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes juga merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.7

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu tes pilihan ganda, kemudian tes tertulis ini berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-(pre-test). Tes awal (pre-(pre-test) yaitu dilakukan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir (post-test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.8 Adapun tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai acuan mnat

7 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), cet. 3, h. 78-9

8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Garapindo Persada, 2007), h. 69-70


(34)

48

belajar siswa. Soal-soal yang diajukan berupa materi yang akan dibahas pada saat pelaksanaan pembelajaran. Kemudian bentuk penilaian tes ini adalah memberikan skor atau nilai 1 apabila siswa menjawab benar dan memberikan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus I

Standar Kompetensi: Memahami Struktur Sosial serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial.

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

No Kompetens i Dasar

Konsep/sub konsep

indikator No

Soal

Aspek yang diukur 1 Mendeskrip

sikan Bentuk-Bentuk Struktur dalam Fenomena Kehidupan

Diferensiasi Sosial a. Pengertian Struktur Sosial b. Mendefinisikan Diferensiasi Sosial c.Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras, Etnis, Suku, Klen, Agama, Profesi dan Gender 1.Menjelaska n Struktur sosial 2.Mendefinisi kan diferensiasi soaial 3.Menjelaska n landasan diferensiasi soaial 4.Mencontohk an pengertian bentuk diferensiasi sosial berdasarkan gender 5.Mengidentif ikasi bentuk diferensiasi sosial berdasarkan suku atau etnis 6.Mengklasifi kasikan 1 5,8,11, 15,17, 27 13,14, 25 2,3,12, 22,23, 24 5,7,9, 20,28 4,6,16, 17,29 C1 C1 C1 C2 C4 C4


(35)

bentuk diferensiasi berdasarkan Ras 7.Menentukan macam-macam Ras 8.Menyebutka n ciri-ciri diferensiasi sosial 9.Mengintegr asikan Faktor-faktor diferensiasi sosial 18,19, 30 26 10,21 C3 C1 C5 Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus II

Standar Kompetensi: Memahami Struktur Sosial serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial.

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

No Kompetens i Dasar

Konsep/sub konsep

indikator No

Soal

Aspek yang diukur 1 Mendeskrip

sikan Bentuk-Bentuk Struktur dalam Fenomena Kehidupan Stratifikasi Sosial a. Menjelaskan Definisi Stratifikasi Sosial b. Mendeskripsikan Proses Terjadinya Startifikasi Sosial 1.Mencontohk an pengertian stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat 2.Menjelaska n stratifikasi sosial 3.Menentukan Pengertian stratifikasi sosial 4.Membedaka 1,3,57, 8,10,1 2,21 2 9 C2 C1 C3 C4


(36)

50 c. Mengidentifikasi Unsur-unsur Stratifikasi Sosial d. Menyebutkan Contoh Unsur-unsur Stratifikasi Sosial e.Mengklasifikasika n macam-macam dalam Stratifikasi Sosial n terjadinya stratifikasi sosial 5.Mengidentif ikasi unsur stratifikasi berdasdarkan kelas atas, bawah dan menengah 6.Menyebutka n unsur-unsur stratifikasi sosial 7Menjelaskan macam-macam stratifikasi sosial 8.Mencontohk an macam-macam stratifikasi sosial 9.Menjelaska n macam-macam dalam stratifikasi sosial 10.Menguraik an Stratifikasi Sosial Berdasarkan Macam-macam Stratifikasi Sosial 13,30 14,15, 16 18.19 20,11, 4,6 17,26, 27 24,25, 22,23, 28,29 C4 C1 C1 C2 C1 C1


(37)

2. Instrumen Non Tes

Instrument nontes yang digunakan adalah sebagai berikut

a) lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan yang berupa penilaian. Observasi dilakukan untuk melakukan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.

b) lembar wawancara dilakukan awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara dengan fokus pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran dengan metode STAD yang telah diterapkan, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.

c) Lembar kuesioner atau angket dilakukan setelah akhir penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar sosiologi melalui pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket

Minat Belajar Sosiologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Student Team Achievement Division (STAD)

Variabel Dimensi Indikator Butir

Item

Jumlah

Minat Belajar Perasaan Senang

- Menerima Pelajaran dengan Senang

- Tidak Terpaksa dalam Belajar - Tidak Merasa

Bosan

1,2,3,4,5 ,6


(38)

52 Metode Student Team Achievement Division (STAD) Perhatian dalam belajar - Mengikuti Penjelasan guru - Mengerjakan

tugas dari guru

7,8,10, 3

Pengetahu an dan materi

- Pokok bahasan menarik - Isi materi

menantang untuk diuji

12,13, 2

- Sikap Guru -Keaktifan

- Penjelasan Guru Mudah di Pahami - Aktif Belajar

dengan Metode STAD

9,11,14, 15

4

d) lembar jurnal harian siswa adalah jurnal harian yang digunakan siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran pada setiap pengamatan

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap pengumpulan data berikut ini:

1. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud menurut Iskandar adalah “seperti foto-foto dari proses pembelajaran, hasil tes siswa, dokumentasi dari profil sekolah, dan juga lembar jurnal siswa, ataupun sumber-sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti”.9

2. Kuesioner atau angket

Angket yang digunakan adalah angket skala likert (rating scale). Adapun pada skala ini siswa memberikan respon terhadap


(39)

pertanyaan-pertanyaan mengenai peningkatan minat belajar sosiologi melalui pembelajaran kooperatif dengan metode STAD dengan memilih:

SS = sangat setuju S = setuju

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

Adapun angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai metode yang diterapkan oleh penulis dan untuk mengetahui peningkatan minat belajar sosiologi.

3. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrument pedoman wawancara.10 Adapun peneliti mewawancarai guru sebelum penelitian maupun sesudah penelitian dan juga peneliti mewawancara siswa setelah dilakukan tindakan pada akhir siklus

4. Observasi

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Kemudian hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.

J. Pemeriksaan Keterpercayaan

Penulis menggunakan teknik triangulasi untuk menganalisis data kualitatif. Menurut Iskandar triangulasi adalah memeriksa kebenaran atau keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data.11

10 Iskandar, Penelitian Tindakan…, h. 71


(40)

54

Untuk menganalisis butir angket, maka peneliti melakukan dua tahap yaitu:

a. Data yang penulis peroleh melalui angket akan diolah dengan menggunakan langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya. Dalam tahap ini dilakukan dengan mengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian penulisannya.

2. Presentase, yaitu melakukan perhitungan dari hasil jawaban respoden dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikali 100 % dengan rumus presentase sebagai berikut:

P = F x 100 % N

Keterangan: P = Presentase

F = Presentase Jawaban N = Jumlah Responden 12

b. Data yang penulis peroleh dari hasil observasi maka peneliti menganalisis dengan menggunakan langkah yaitu menganalisis proses pembelajaran yaitu hasil observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap peoses aktivitas kelompok siswa.

c. Penulis menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan respon siswa kedalam kelompok komentar positif, netral, negatif dan tidak berkomentar kemudian dihitung persentasenya. Apabila persentase komentar positif lebih besar dari pada komentar yang lain sehingga komentar positif mencapai di atas 65% maka penelitian dihentikan.

12 Anas Sudijo, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 13, H. 193


(41)

d. Kemudian agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasi harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen soal sosiologi terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reliabilitasnya.

1. Validitas

Untuk mengetahui validitas instrument soal maka digunakan rumus product mement sebagai berikut:

2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N xy r Keterangan :

rxy = Validitas Instrumen

N = Jumlah Responden X = Skor Item (butir ) total Y = Skor Total

Dihitung menggunakan program ANATES V4.

Dari uji instrument dari siklus I diuji validitas sebanyak 30 soal. Adapun hasil uji validitas dengan r-tabel 0,388 didapat jumlah soal yang valid terdapat 11 soal yakni nomor 1, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 16, 17, 18, dan 23. kemudian agar menjadi 10 soal, maka harus dibuang 1 soal yaitu soal no 8. (tingkat kesukarannya tergolong sukar)

Sedangkan pada siklus II didapat 10 soal yang valid yakni no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 8, 9, dan 16.

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui realibilitas instrument soal digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) yaitu:

2 2 11 S pq S 1 n n r


(42)

56

Keterangan:

r11 = Realibilitas Instrumen

N = Banyaknya item

P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

Q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

∑ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q

S = Standar deviasi dari tes (Standar deviasi adalah akar varians)

Berdasarkan rumus reliabilitas di atas dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

r11= 0,91-1,00= Sangat Tinggi

r11= 0,71-0,90= Tinggi

r11= 0,41-0,70= Cukup

r11= 0,21-0,40= Rendah

r11= < 0,21 = Sangat Rendah

Dari hasil perhitungan pada siklus I diperoleh r hitung sebesar 0,87 yang menunjukkan bahwa instrumen memiliki nilai reliabilitas tinggi. Sedangkan perhitungan pada siklus II diperoleh r hitung sebesar 0,93 yang menunjukkan bahwa instrument memiliki nilai reliabilitas tinggi.

Dihitung menggunakan program ANATES V4.

K. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dimengerti. Menganalisis data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, catatan lapangan, jurnal harian siswa, dan respon siswa terhadap metode Student Team Achivement Division (STAD).


(43)

menggunakan analisis deskrptif dari setiap siklus dengan menggunakan Gain skor. Gain adalah selisih dari pretes dan postes, adapun gain menunjukkan peningkatan pemahaman konsep atau materi setelah pembelajaran dilakukan guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus

Normalize Gain.13

g= skor postes-skor pretes skor ideal-skor pretes

Rumus gain di atas dengan kategori sebagai berikut: g tinggi : nilai (g) > 0,70

g sedang : 0,70> (g) 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3

13 Neng Friesda Jamilah F, Penerapan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 21


(44)

(45)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakekat Minat Belajar 1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat adalah memegang peranan penting dalam mendorong siswa untuk berpikir secara kritis agar meningkatkan suatu prestasi khususnya prestasi dalam belajar. Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia “minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal”.1

Menurut Abdul Rahman “minat adalah sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang”.2

Definisi minat menurut Winkel yang dikutip Qym bahwa “minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.3

1 A. A. Waskito, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Wahyu Media, 2009), cet. 1, h. 355

2 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Kencana, 2004), cet. 1, h. 262-263


(46)

10

Dewasa ini minat belajar dapat ditimbulkan oleh perasaan. Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual yang khusus berpengaruh terhadap semangat atau gairah belajar. Dengan perasaannya siswa mengadakan penilaian yang agak spontan terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah.

M. Alisuf Sabri mengatakan yang dimaksud dengan “minat (interest) adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu”. 4

Definisi senada menurut Mahfudz Shalahuddin yang dikutip Zanikhan “minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan”.5 Adapun menurut Abdurrahman Shaleh Dapat diketahui bahwa dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam “minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, dan berhubungan dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang tersebut, atau ada daya penarik dari objek”.6

Pendapat lain menurut Crow dan Crow yang dikutip Zanikhan

“minat atau interest adalah bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda dan kegiatan”.7

Definisi diatas dapat disimpulkan mengenai minat adalah keinginan, kemauan, gairah, tertarik, sikap senang kepada sesuatu, dan kecenderungan hati yang tinggi untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda,

4 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 2, Hal.84

5http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206, pada 12 oktober 2009

6 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Kencana, 2004), cet. 1, h. 263 7 http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206, pada 12 oktober 2009


(47)

kegiata) yang diinginkan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut khususnya dalam kegiatan belajar.

Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa beberapa definisi para tokoh-tokoh tersebut terlihat definisi yang saling melengkapi, yaitu terdapat aspek mengenai minat mencakup perasaan, daya gerak yang mendorong, sikap senang, memperhatikan, kemauan, keinginan dan tertarik kepada suatu hal secara terus menerus. Namun penulis lebih setuju kepada definisi yang dikatakan oleh M. Alisuf Sabri mengenai minat, karena pendapatnya memuat semua aspek minat yaitu erat kaitannya dengan perasaan atau sikap senang yang merupakan suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus sehingga rasa senang yang ditimbulkan akan menciptakan rasa keingintahuan yang besar terhadap suatu hal atau materi yang diajarkan, dan akan menjadikan siswa memiliki kreatifitas tinggi, aktif, dan inovatif.

Penjelasan mengenai minat di atas terdapat hubungan yang erat antara perasaan siswa dan sikap siswa terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah, baik secara menyeluruh maupun terhadap mata pelajaran tertentu.

Sikap dan minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima/suka) terhadap bahan mata pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti ; kondisi kelas, teman-temannya sarana pengajaran dan sebagainya

Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada materi mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada materi mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima)


(48)

12

kepada pelajaran dan kepada gurunya. Agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.

Hal di atas diperkuat oleh M. Alisuf Sabri mengatakan “sikap dan minat salah satunya harus ada dalam belajar yaitu apabila tidak ada minat kepada pelajaran atau kepada gurunya, paling tidak pada diri siswa itu harus ada sikap yang positif (menerima) kepada pelajaran yang dipelajari atau kepada gurunya”.8

Jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan belajar mengajar. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Hal tersebut di atas diperkuat oleh Kurt Singer bahwa minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Jika belajar merupakan suatu siksaan maka tidak akan memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa berarti melakukan hal yang terpenting khususnya demi kepentingan belajar. Sebab minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.9

Berdasarkan pernyataan di atas minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

8

M. Alisuf Sabri, Psikologi ..., Hal.84

9 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Terj. Dari Verhindert Die Schule Das Learnen, oleh Bergman Sitorus, (Bandung: Remaja Karya CV, 1973), cet. 1, h. 24


(49)

b. Macam-macam Minat

Minat merupakan suatu karakteristik efektif yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran sehingga dapat dilihat langsung hasilnya anatara siswa yang berminat dan tidak berminat. Dilihat dari cara mengungkapkan minat dalam proses pembelajaran antara lain:

1) Expressed interest, yakni minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan tidak disenangi. Dari jawabannya kemudian dapat diketahui minatnya

2) Manifest interest, yakni minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

3) Tested interest, yakni minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.10

Uraian di atas merupakan macam-macam dari minat belajar. Siswa dapat dilihat minatnya, apakah minat siswa tinggi atau rendah. Dapat diketahui bahwa siswa melaksanakan tugasnya karena ada minat. Bisa dilihat dari ketika siswa tekun dalam belajar, membaca buku, dan mengerjakan tugas tanpa menghiraukan kelelahan, itu disebabkan oleh adanya minat.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu:

1) Faktor Intern

a) Faktor Biologis

Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat sebagai totalitas


(50)

14

karakteristik individu. Faktor biologis ini seperti: kesehatan jasmani dan rohani.

b) faktor Psikologis

Keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri seperti: perhatian, kesiapan, dan bakat atau intelegensi.

2) Faktor Ekstern

a) Faktor Lingkungan Keluarga

Minat belajar siswa biasanya dipengaruhi oleh keluarga seperti: cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar yang kondusif yang bersifat formal yaitu lingkungan sekolah.

c) Lingkungan masyarakat

Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat siswa khususnya dalam minat belajar.11

Penjelasan di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. Adapun untuk mendukung siswa memiliki keberhasilan dalam belajar adalah didukung dengan minat yang tinggi. Untuk itu, minat tidak datang dengan sendirinya, banyak faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi faktor biologis dan faktor psikologis . faktor biologis seperti seseorang siswa yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan tentang mata pelajaran sosiologi yang harus dipertimbangkan adalah faktor biologis harus mendukung untuk mudah belajar dan mendapatkan hasil yang baik pula. Sedangkan faktor psikologis hal ini akan membantu anak atau siswa dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat .

Faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor lingkungan keluarga seperti dalam kegiatan belajar seorang anak memerlukan bimbingan orang tua, suasana rumah

11


(51)

yang kondusif dan fasilitas-fasilitas belajar yang memadai seperti: buku dan alat tulis lainnya.. kemudian faktor lingkungan sekolah yakni lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat, dan karena di lingkungan itu minat anak dikembangkan secara intensif. Sedangkan faktor lingkungan masyarakat meliputi apabila siswa bergaul dengan anggota masyarakat yang baik, maka akan baik pula siswa tersebut. Begitupun sebaliknya apabila pergaulan di masyarakat tidak baik, maka tidak baik pula siswa tersebut.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Manusia yang hidup di dunia pada awalnya ini terlahir dalam keadaan kosong atau seperti kertas kosong, yaitu tidak memiliki ilmu pengetahuan apapun. Untuk mengisi keadaan kosong tersebut maka harus diisi dengan ilmu pengetahuan yaitu dengan proses belajar.

Jika manusia ingin berubah, maka manusia itu harus mau belajar. Karena dengan belajar manusia itu akan memiliki ilmu dan pengalaman serta akan mengerti keadaan dirinya yang sebenarnya. Dengan demikian dia akan berusaha untuk melakukan perubahan demi untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Martinus Yamin berpendapat “belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan. Kemudian belajar dapat dikatakan pula merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi yang seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.12 Sedangkan pengertian belajar menurut Ali Imron dalam pengertian yang umum atau popular, belajar adalah

Mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru .Dalam belajar, pengetahuan tersebut

12 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), cet. 2, h. 97, 105


(52)

16

dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan juga orang yang tidak berpengetahuan di pandang sebagai orang yang tidak belajar.13

Pendapat lain menurut Asep Hery Hernawan bahwa konsep belajar di atas dapat dikaitkan bahwa “belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar”.14 Adapun menurut H. C. Witherington mengatakan “belajar merupakan suatu perbuatan yang dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh manuasia”.15.

Definisi lain dikatakan oleh Abdurrahman Shaleh bahwa “belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.16 Bisa dikatakan belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived).

Penjelasan di atas bahwa belajar membuat suatu perubahan yang relatif lama pada individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga untuk bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penghargaan, penyesuaian diri, intinya mengenai segala aspek organisme atau siswa. Karena itu seseorang yag belajar tidak sama lagi dengan sebelum

13 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), Cet. 1, h. 2-3

14 Asep Herry Hernawan, dkk., Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung, UPI Press, 2007), cet. 1, h. 2

15 H. C. Witherington, dkk., Teknik-teknik Belajar dan Mengajar, (Bandung, Jemmars, 1986), cet. 3, h. 9-10


(53)

belajar, ia lebih mampu menghadapi kesulitan dalam memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan.

Menurut Zikri Neni Iska “belajar merupakan proses perubahan dari yang belum mampu menjadi mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu.17 Kemudian menurut Sardiman belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar”.18

Definisi lain dikatakan oleh Zikri Neni bahwa Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang terjadi yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.19

Penjelasan di atas Diperkuat menurut Morgan dalam buku

Introduction of Psychology, yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”.20

Pendapat Zikri Neni mengenai Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik (baik pengaruh obat-obat berbahaya, seperti psikoaktiva maupun karena kecelakaan atau penyakit tertentu) mungkin saja sebab-sebab lain perubahan-perubahan non permanen seperti lelah, ngantuk, dan lain sebagainya.21

Menurut hal di atas menjelaskan bahwa belajar adalah membawa siswa pada perubhan-perubahan positif bukan pada perubahan negatif. Disamping itu juga belajar bisa diperoleh dari pengalaman-pengalaman khususnya pengalaman pada suatu hal yang baik .

17 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1, h. 76

18 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), cet. 10, h. 21

19 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1, h. 76

20 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu…, (Jakarta, Kencana, 2004), cet. 1, h. 210

21 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi


(54)

18

Beberapa definisi tentang belajar menurut para ahli antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Cronbach memberikan definisi: Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience.

2.Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. 3.Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a

result of practice22.

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Belajar itu akan lebih baik jika subjek tersebut berinteraksi langsung melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik sehingga siswa dapat meningkatkan minatnya. Menurut W.S. Winkel “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap”23.

Pendapat Gagne yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh ia mengatakan “belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.24

Definisi lain menurut Bower dan Hilgard yang dikutip oleh Asep Herry Hernawan “belajar diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan”.25

22 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), cet. 10, h. 21

23 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), cet. 4, h. 53 24 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu…, h. 210

25 Asep Herry Hernawan, dkk., Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung, UPI PRESS, 2007), cet. 1, h. 2,28


(1)

Lampiran 25

REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 5,60

Simpang Baku= 3,74 KorelasiXY= 0,86 Reliabilitas Tes= 0,93 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 25

Nama berkas: I:\ SIKLUS II.

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 100,00 Sedang 0,873 Sangat Signifikan

2 2 85,71 Mudah 0,782 Sangat Signifikan 3 3 71,43 Mudah 0,736 Sangat Signifikan 4 4 57,14 Mudah 0,667 Sangat Signifikan 5 5 100,00 Sedang 0,873 Sangat Signifikan 6 6 85,71 Sukar 0,700 Sangat Signifikan 7 7 100,00 Sedang 0,846 Sangat Signifikan 8 8 100,00 Sedang 0,846 Sangat Signifikan 9 9 100,00 Sedang 0,870 Sangat Signifikan 10 10 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 11 11 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 12 12 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 13 13 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 14 14 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 15 15 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 16 16 100,00 Sukar 0,748 Sangat Signifikan 17 17 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 18 18 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 19 19 0,00 Sangat Sukar NAN NAN


(2)

20 20 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 21 21 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 22 22 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 23 23 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 24 24 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 25 25 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 26 26 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 27 27 14,29 Sangat Sukar 0,301 - 28 28 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 29 29 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 30 30 0,00 Sangat Sukar NAN NAN

RELIABILITAS TES ================ Rata2= 5,60

Simpang Baku= 3,74 KorelasiXY= 0,86 Reliabilitas Tes= 0,93 Nama berkas: I:\ SIKLUS II.

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 X1 5 5 10

2 2 X2 5 5 10

3 3 X3 5 5 10

4 4 X4 6 5 11

5 5 X5 5 5 10

6 6 X6 5 4 9

7 7 X7 5 5 10

8 8 A 5 3 8

9 9 X9 5 3 8

10 10 X10 5 3 8


(3)

12 12 X12 4 2 6

13 13 X13 4 2 6

14 14 A 4 2 6

15 15 X15 3 2 5

16 16 X16 3 2 5

17 17 X17 1 2 3

18 18 X18 1 2 3

19 19 X19 1 2 3

20 20 X20 1 1 2

21 21 X21 0 1 1

22 22 X22 0 0 0

23 23 X23 0 0 0

24 24 X24 0 0 0


(4)

Lampiran 22

Tabel

Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

Responden Butir Soal X

1 5 7 8 9 11 13 16 17 18 23

A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

A2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

A3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

A4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

A5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

A6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

A7 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9

A8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10

A9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9

A10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10

A11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10

A12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9

A12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9

A13 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9

A15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 8

A16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8

A17 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 5

A18 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4

A19 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3

A20 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

A22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P 16 19 20 5 21 18 6 17 16 15 13 166


(5)

Lampiran 23

Tabel

Uji Realibilitas Instrumen Siklus II

Responden Butir Soal X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 16

A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9

A8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8

A9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8

A10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8

A11 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

A12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

A12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

A13 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

A15 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5

A16 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6

A17 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

A18 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

A19 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

A20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2

A21 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

A22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(6)

A24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P 16 19 20 21 16 6 10 10 14 7 140


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176