Analisa Perhitungan Kehilangan Prategang

P = 28233.617 0.091 + 169414.043 kg P = 171.983 x 10 3 Dengan demikian pada balok tepi direncanakan kawat baja bertegangan tinggi dimana: Diameter kawat d = 5 mm kg Luas kawat = 19.65 mm Tegangan tarik mencapai = 170 kg mm 2 Ditegangkan sampai = 155 kg mm 2 Jumlah kawat yang dibutuhkan = ���� ��������� ������ ����� � ���� �������� �� 2 = 171.983 � 10 3 19.65 � 155 = 56.466 Kawat Gunakan kawat = 58 Kawat Maka jumlah kawat yang dibutuhkan adalah 58 kawat dengan balok tepi 500 x 250 mm 2 Ac = 0.125 m 2

4.5 Analisa Perhitungan Kehilangan Prategang

Kehilangan prategang sangat perlu diperhitungkan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap desain balok prategang yang didesain. Analisa kehilangan pada balok tepi ini dihitung dengan asumsi balok sebagai pratarik Pre- tension Universitas Sumatera Utara

4.5.1 Kehilangan Akibat Deformasi Beton

∆f pES Pada kehilangan tegangan beton akibat deformasi maka perlu diketahui : Gaya prategang P = 171.983 x 10 3 b lebar beton = 250 mm kg h tinggi beton = 500 mm Luas Beton A = 250 x500 = 125000 mm Momen inersia I = 250 � 500 3 12 = 2,604167 x 10 2 9 mm Tanpa e eksentrisitas e = 0 4 Kuat Tekan Beton Prategang fc’ = 45 Mpa Modulus Elastisitas baja E s = 2,1 x 10 6 kgcm 2 = 2,1 x 10 5 Modulus Elastisitas beton E Mpa c = 5700 √fc′ = 5700 √45 = 38236.762 Mpa Rasio modulus α e = � � � � = 2,1 x 10 5 Mpa 38236 .762 Mpa R Kawat ditegangkan sampai = 155 kg mm = 5.49 Tegangan pada beton, fc = { 171.983 �10 3 12.5 �10 4 } + { 171.983 �10 3 x 0 2.604167 �10 9 } 2 = 1.375 kg mm 2 Kehilangan tegangan akibat deformasi elastis beton : = α e = 5.49 x 1.375 x fc = 7.549 kg mm 2 Universitas Sumatera Utara Persentase kehilangan pada baja akibat deformasi elastis beton : = 7.549 x 100 155 = 4.9 .

4.5.2 Kehilangan Akibat Penyusutan Beton ∆fpSH

Tegangan awal pada kawat diberikan = 155 kg mm 2 Regangan susut sisa total = 300 x 10 -6 Modulus Elastisitas baja E satuan untuk pratarik s = 2,1 x 10 6 kgcm Jadi kehilangan tegangan = 300 x 10 2 -6 E s = 300 x 10 -6 2,1 x 10 6 = 630 kgcm 2 = 6,3 kgmm Jadi persentase kehilangan tegangan = 6,30 x 100 155 = 4,06 . 2

4.5.3 Kehilangan Akibat Rangkak Beton ∆fpCR

Gaya prategang P = 171.983 x 10 3 b lebar beton = 250 mm kg h tinggi beton = 500 mm Luas Beton A = 250 x500 = 125000 mm Momen inersia I = 250 �500 3 12 = 2,604167 x 10 2 9 mm Tanpa e eksentrisitas e = 0 4 Universitas Sumatera Utara Kuat Tekan Beton Prategang fc’ = 45 Mpa Modulus Elastisitas baja E s = 2,1 x 10 6 kgcm 2 = 2,1 x 10 5 Modulus Elastisitas beton E Mpa c = 5700 √fc′ = 5700 √45 = 38236.762 Mpa Rasio modulus α e = � � � � = 2,1 x 10 5 Mpa 38236 .762 Mpa R Kawat ditegangkan sampai = 155 kg mm = 5.49 Koefisien Rangkak ϕ 2 i = 4.0 Pada saat kondisi kering = 1.5 Pada saat situasi berair Diambil Koefisien Rangkak ϕ i Regangan rangkak ultimit Є = 1.6 cc = 48 x 10 -6 mmmm per N mm 2 = 48 x 10 Pratarik -5 mmmm per kg mm = 36 x 10 2 -6 mmmm per N mm 2 Tegangan pada beton, fc = { 171.983 �10 3 12.5 �10 4 } + { 171.983 �10 3 x 0 2.604167 �10 9 } Pasca tarik = 1.375 kg mm 2 a. Dengan menggunakan metode regangan rangkak ultimit Kehilangan tegangan pada baja = Є cc x fc x E = 48 x 10 s -5 x 1.375 x 2,1 x 10 = 13.86 kg m 4 b. Dengan menggunakan metode koefisien rangkak 2 Kehilangan tegangan pada baja = ϕ x fc x α e = 12.078 = 1.6 x 1.375 x 5.49 Universitas Sumatera Utara Digunakan dengan menggunakan metode regangan rangkak ultimit Jadi persentase kehilangan tegangan = 13.86 x 100 155 = 8.94 .

4.5.4 Kehilangan Akibat Relaksasi Pada Tegangan Baja ∆fpR

Kehilangan akibat relaksasi pada tegangan baja diperoleh dari tabel dengan diluruskan lebih dahulu relaksasi rendah BS-2691 sebesar 2. Jadi total kehilangan yang terjadi pada balok tepi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Total kehilangan Pada Beton Prategang Kehilangan Persentase Akibat Deformasi Beton 4.9 . Akibat Penyusutan Beton 4,06 . Akibat Rangkak Beton 8.94 . Akibat Relaksasi Pada Tegangan Baja 2 Total Kehilangan 19.9 19.9 Universitas Sumatera Utara

4.6 Analisa Perhitungan Ketebalan Minimum Kubah