Hasil dan Pembahasan 1 Analisis Berita 1:

72

IV.2 Hasil dan Pembahasan

Setelah analisis data di atas, berita mengenai pemblokiran situs Islam terkait kebebasan pers dapat diketahui framing berita, yaitu : Framing berita pertama diatas yaitu Pemerintah sengaja melakukan pemblokiran situs Islam tanpa melakukan analisis media terlebih dahulu. Berita juga mengarah pada pemblokiran situs Islam yang terjadi secara terburu-buru dilakukan untuk mengalihkan isu. Dengan dilakukannya pemblokiran situs Islam, maka akan tercipta isu kontroversial sehingga isu-isu lain mengenai kebijakan negara menjadi tidak dipedulikan oleh masyarakat. Teks tersebut dapat dilihat di paragraf terakhir yaitu: “Bisa saja kebijakan ini untuk mengalihkan isu dari sejumlah kebijakan lain yang lebih strategis. Kan selalu begitu, pemerintah menciptakan isu kontroversial untuk mengamankan kebijakan yang lebih substansial. Atau memang ada kekuatan asing yang sedang mempermainkan Indonesia. Kemarin nama Muhammad dan Ali diblokir di imigrasi bandara, sekarang giliran situs Islam diberangus, “ujar dia.” Berita kedua berisi tindakan pemerintah dalam mencegah paham radikalisme bukan dilakukan dengan memblokir situs Islam. Tetapi banyak cara lain yang harus dilakukan. Frame berita tersebut memberikan solusi kepada pemerintah dalam mencegah radikalisme yaitu dengan memberikan solusi akademik. Dari hasil pembingkaian berita diatas, peneliti juga menemukan kaitan antara Kebebasan Pers dengan berita Pemblokiran Situs Islam di Republika Online yang dilihat dari sisi kebebasan pers, bahwa dalam berita pemblokiran situs Islam menekankan bahwa Pers tidak boleh dibredel, seperi yang terdapat pada berita pertama. Kemudian berita diatas mengaitkan perlindungan pers yang terdapat pada Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999 dan Undang- Undang mengenai kebebasan pers, kebebasan berpendapat dan memperoleh 73 informasi juga telah dilindungi oleh Undang-Undang yaitu pada UU 1945 pasal 28 F, yaitu: “Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk megembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. Dalam framing teks berita diatas, pemblokiran situs Islam yang dilakukan secara terburu-buru tidak dbenarkan dalam memblokir sebuah situs. Pemerintah harus menganalis media terlebih dahulu. Sejak zaman Soeharto, pemerintah memblokir situs dengan alasan pemberitaan yang diterbitkan pada media telah menyinggung pemerintah. Namun, saat ini pemerintah Indonesia telah menetapkan kebebasan pers. Seperti pada teks diatas, apabila terdapat pemberitaan yang memberatkan pemerintah hal ini dapat dilakukan melalui jalur mediasi dengan Dewan Pers ataupun jalur hukum. Kedua berita tersebut sama-sama menyalahkan pemerintah, yaitu Kemenkominfo dan BNPT yang memblokir situs Islam secara semene-mena. Menururt Stuart Hall, media secara aktif membentuk bingkai masalah, yakni hal-hal apa saja yang dianggap sebagai masalah dalam masyarakat. Perbuatan, sikap atau nilai yang menyimpang bukanlah sesuatu yang alamiah, yang terjadi dengan sendirinya melainkan dikonstruksi. Lewat konstruksi media secara akrif mendefinisikan peristiwa dan realitas sehingga membentuk kenyataan apa yang layak, apa yang baik, apa yang sesuai, dan apa yang dipandang menyimpang Eriyanto, 2015: 232. Media memainkan peranan yang sangat penting dalam memberitakan suatu peristiwa. Melalui headline yang sensasional, bombastis, maupun kata- kata pilihannya lainnya. Media secara aktif mengkonstruksi fakta yang terjadi sesuai dengan apa yang dianggap benar ataupun salah, apa yang dianggap boleh ataupun tidak boleh. Namun, media memiliki cara pemberitaan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan media tersebut. Media memiliki 74 kecenderungan untuk memihak ataupun pro dan kontra terhadap sesuatu. Berita yang tersaji merupakan hasil dari konstruksi realitas untuk membenarkan peristiwa tertentu agar dapat dipercaya oleh masyarakat dan menganggap sesuatu yang menjadi “musuh media” folk devis menjadi berbahaya bagi orang kebanyakan. Dalam hal ini yang menjadi folk devils Republika Online ialah pemerintah, termasuk didalamnya Badan Nasional Penaggulangan Teroris BNPT dan Kementerian Komunikasi dan Informasi Kemenkominfo. Hal ini seperti terdapat dalam teks berita diatas, seperti: “KWPSI juga menilai penutupan situs Islam oleh Kemenkominfo atas dasar permintaan Badan Nasional Penanggulangan Teroris BNPT juga bagian dari pelanggaran undang-undang kebebasan pers dan mengerdilkan Islam” “Penutupan situs Islam seharusnya tidak terjadi jika pemerintah lebih persuasi dan tidak semena-mena. Pada dasarnya, penguasa memiliki andil yang kuat dalam mempegaruhi berita di media massa. Namun sebagai insan pers, pers memiliki tanggung jawab dimana hati nuraninya berorientasi terhadap kepentingan khalayak. Karena suatu informasi akan mendatangkan penilaian dan dampak penerimaan yang harus dipertanggungjawabkan. 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan