75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Hasil analisis yang dilakukan peneliti pada pemberitaan tentang kebebasan pers terkait berita pemblokiran situs Islam yang terbit di Republika Online dalam
rentang waktu bulan Maret sampai April 2015 berdasarkan analisis framing Gamson dan Modigliani, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam hal ini kaitan kebebasan pers berdasarkan berita pemblokiran situs
Islam ialah pers tidak boleh dibredel karena pers telah dilindungi oleh Undang-Undang Pers dan kebebasan mengemukakan pendapat pada
UUD 1945 pasal 28 F. Begitu juga sistem pemerintahan Indonesia yang telah menganut sistem demokrasi. Apabila pers melakukan kesalahan,
hendaknya melalui Dewan pers, bukan dilakukan pemlbokiran secara sepihak. Dalam hal ini, pemblokiran situs Islam sendiri seharusnya tidak
boleh dilakukan karena menghambat kebebasan pers. 2.
Makna yang dibangun Republika Online dalam membingkai berita pemblokiran situs Islam ialah pemblokiran situs Islam terjadi atas
kekeliruan tindakan pemerintah, yaitu Kemenkominfo dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris BNPT yang melakukan pemblokiran
situs Islam secara sepihak, terburu-buru dan semena-mena. Hal ini karena tidak adanya pemahaman agama yang kuat dalam diri sendiri,
khususnya para pemerintah. Selain itu, Republika Online juga menonjolkan bahwa situs Islam bukanlah situs radikal yang mengarah
kepada hal negatif seperti pada anggapan pemerintah, namun pemerintah melakukan pemblokiran situs Islam untuk menghindari isu terkait
kebijakan pemerintah itu sendiri. 3.
Dalam memberitakan kasus pemblokiran situs Islam ini, ideologi yang dibangun pada Republika Online yaitu memihak kepada situs Islam dan
memberikan citra buruk bagi pemerintah dengan menggunakan perkataan beberapa narasumber yang mendukung. Republika Online memberikan
76
dukungan penuh terhadap situs Islam yang bukan merupakan situs radikal.
IV.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran, diantaranya:
1. Secara teoritis, analisis framing merupakan kajian menganalisis media
massa untuk mengetahui aspek-aspek apa yang ditonjolkan dalam sebuah teks berita. Peneliti harus cermat dan memerlukan wawaan yang luas
dalam menilai berita di media massa karena tidak semua media sama dalam meberitakan suatu peristiwa. Analisis framing memiliki berbagai
model analisis, namun pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seperti apa pemberitaan media massa mengenai suatu isu.
2. Secara akademis, peneliti menyarankan agar lebih sering dilakukan
pembahasan mengenai analisis media. Kebebasan pers hendaknya menjadi rujukan akan betapa pentingnya pers bagi kehidupan. Mahasiswa
yang berkonsentrasi dibidang jurnalistik harus menyadari bahwa tugas pers ialah bertanggung jawab terhadap khalayak. Kemudian, mahasiswa
harus mengetahui bagaimana menggunakan media massa secara profesional, mengetahui penggunaan kebebasan pers, dan penerapannya
dalam menilai sebuah berita agar tidak langsung memblokir media tertentu, seperti yang dilakukan pemerintah terhadap media Islam. Jika
melihat media zaman dulu dengan sekarang, kita dapat menemui banyak perbedaan. Untuk itu, perlu juga untuk mengetahui perkembangan media
massa dari masa ke masa sebagai perbandingan. Hal ini berguna untuk mencetak alumni Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang paham
benar dalam mencermati media sebagai dasar literasi media. 3.
Secara praktis, setiap media menampilkan naskah berita sesuai dengan ideologi yang terdapat pada medianya. Tidak semua media massa sama
dalam memberitakan suatu isu. Berita yang tampil di halaman media massa tidak lepas dari sebuah konstruksi yang dilakukan oleh wartawan.
Untuk itu, khalayak harus memiliki kesadaran dalam mencermati sebuah
77
naskah berita sebelum membuat pemahaman tertentu atas informasi yang didapat dari media massa demi kelengkapan informasi yang kadang tidak
terdapat pada media tertentu.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
II. 1 Paradigma