Rugi-rugi dielektrik Rugi-rugi Konduktor Rugi-rugi Radiasi

12 L W h y o w f Radiating slot 1 Radiating slot 2 Substrate Ground plane Patch Gambar 2.8 Antena mikrostrip dengan pencatuan microstrip inset line

2.2.4 Rugi-rugi Saluran Mikrostrip

Rugi-rugi pada saluran mikrostrip terjadi pada substrat dan elemen peradiasi antena yang dinyatakan dalam faktor pelemahan α. Faktor pelemahan yang paling domain pada antena mikrostrip tergantung pada faktor geometri, sifat dielektrik dari substrat dan konduktor, serta frekuensi yang digunakan . Ada 3 jenis rugi-rugi yang utama yaitu rugi-rugi dielektrik, rugi-rugi konduktor, dan rugi-rugi radiasi [5].

2.2.4.1 Rugi-rugi dielektrik

Rugi-rugi dielektrik disebabkan oleh sifat konduktivitas dielektrik dan dinyatakan sebagai koefisien pelemahan dielektrik α d . Besarnya rugi-rugi dielektrik pada saluran mikrostrip dinyatakan dengan Persamaan 2.22. � � = 4,34 � � �� ��� � � ��� −1 � � −1 � � � � � ��� �� � � 2.22 Dimana: α d = rugi-rugi dielektrik dBcm σ d = konduktivitas dielektrik mhom ε eff = permitivitas dilektrik relatif efektif Fm ε r = permitivitas dielektrik relatif substrat Fm Universitas Sumatera Utara 12 ε o = permitivitas ruang hampa 8,854×10 -12 Fm µ o = permeabilitas ruang hampa 4π×10 -7 Hm

2.2.4.2 Rugi-rugi Konduktor

Suatu saluran mikrostrip yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah, maka sumber rugi-rugi utama diakibatkan tidak sempurnanya konduktor yang ada dan besarnya rugi-rugi konduktor dinyatakan dengan Persamaan 2.23 dan 2.24 � � = 8,686 �.� � � � ��� �� � � 2.23 � � = � �.�.� � � Ω 2.24 Dimana: α c = rugi konduktor dBcm R s = resistansi permukaan Ω Zo = impedansi karakteristik saluran Ω w = lebar saluran mikrostrip mm µ = permeabilitas bahan σ c = konduktivitas konduktor mhocm Berda sarkan persamaan diatas diperoleh besarnya koefisien pelemahan α merupakan penjumlahan antara rugi- rugi dielektrik α d dan rugi- rugi konduktor α c yang dinyatakan dengan Persamaan 2.25 � = � � + � � ��� �� � � 2.25 Universitas Sumatera Utara 12 Dengan: α = koefisien pelemahan dBcm α d = rugi-rugi dielektrik dBcm α c = rugi-rugi konduktor dBcm

2.2.4.3 Rugi-rugi Radiasi

Rugi-rugi radiasi sangat tergantung pada ketebalan dan konstanta dilektrik substrat. Rugi-rugi ini dinyatakan dalam bentuk rasio daya yang diradiasikan terhadap daya total yang diberikan ke saluran. Rasio daya yang diradiasikan oleh saluran microstrip open circuit dinyatakan oleh Persamaan 2.26 dan 2.27 : � ��� � � = 240. � 2 � � � ℎ � � � 2 � � ��� +1 � ��� − � ��� −1 2 � ��� �� ��� �� � �� ��� +1 �� ��� −1 �� 2.26 � ��� � � = � � � � 2.27 dari substitusi persamaan diatas, diperoleh Persamaan 2.28: � � = 240. � 2 � ℎ � � � 2 � � ��� +1 � ��� − � ��� −1 2 � ��� �� ��� �� � �� ��� +1 �� ��� −1 �� 2.28 dimana : R r = rugi-rugi radiasi dBcm P t = daya total yang diberikan saluran dB P rad = daya yang diradiasikan dB � o = panjang gelombang di udara m h = tebal substrat mm ε eff = permitivitas dielektrik relatif efektif Fm Universitas Sumatera Utara 12

2.3 Wireless Fidelity Wi-Fi

Wireless fidelity atau yang biasa disingkat wifi merupakan teknologi nirkabel yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data melalui sebuah jaringan komputer yang didasari pada standar IEEE 802.11. Jaringan nirkabel dibuat untuk membangun jaringan yang mudah di integrasikan dengan perangkat elektronik agar dapat digunakan dengan cepat dan portable sehingga menjadikannya sebagai alternatif teknologi yang paling ekonomis daripada membangun jaringan kabel. Penggunaan wifi juga dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan antar bangunan yang jaraknya sampai beberapa kilometer.

2.3.1 Protokol Wireless

Ada tiga protokol utama yang paling banyak digunakan, seperti Protokol 802.11a, Protokol 802.11b, serta Protokol 802.11g [10]

2.3.1.1 Protokol 802.11a

Dalam dunia wireless Protokol 802.11a bekerja pada frekuensi 5 GHz dan biasa disebut High Band Frekuensi. Tahun 1999, Protokol 802.11a pertama kali dirilis dengan menggunakan 52-subscriber OFDM Orthogonal Frequency-Division Multiplexing dengan maksimum transfer rate mencapai 54 Mbps [10], walaupun dalam sisi implementasi di lapangan realistisnya akan mencapai throughput dikisaran 20-an Mbps saja. Penggunaan frekuensi kerja pada 5 GHz merupakan sebuah keuntungan besar karena pada frekuensi ini belum banyak digunakan sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya interfensi. Universitas Sumatera Utara