12
2.2.1.4 Return Loss
Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban antena, sehingga tidak semua daya yang
diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan kembali. Return loss menunjukkan adaya perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap
amplitudo gelombang yang dikirimkan [2]. Nilai return loss
dapat dicari dengan cara memasukkan koefisien tegangan [Г] ke dalam Persamaan 2.8:
������ ���� = 20 Log
10
│г│ 2.8 Nilai return loss yang baik adalah dibawah -9,54 dB, sehingga dapat dikatakan
nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dalam
keadaan matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.
2.2.1.5 Pola Radiasi
Pola radiasi didefenisikan sebagai sebuah fungsi matematika atau representasi grafik dalam fungsi koordinat ruang dari sifat radiasi antena. Sifat radiasi dapat dilihat
pada Gambar 2.3[1] yang meliputi kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya sifat dari radiasi yang sangat penting ialah persebaran secara tiga
dimensi atau dua dimensi dari energi yang diradiasikan antena.
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2.3 Bentuk grafis pola radiasi antena [1]
2.2.1.6 Directivity
Keterarahan dari sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan rasio intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata
pada satu arah. Intensitas radiasi rata-rata sama dengan jumlah daya yang diradiasikan oleh antena dibagi dengan 4π. Dengan demikian, keterarahan dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.9. � =
� �
=
4 ��
�
���
2.9 Jika arah tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi
maksimum yang didapat dengan Persamaan 2.10. � = �
=
�
���
�
=
4 ��
���
�
���
2.10 dimana :
D = keterarahan
D = keterarahan maksimum
U = intensitas radiasi
U
max
= intensitas radiasi maksimum
Universitas Sumatera Utara
12
U = intensitas radiasi pada sumber isotropik
P
rad
= daya total radiasi Keterarahan biasanya dinyatakan dalam dB, yaitu 10 Log D
dB. Dimana D
o
merupakan maximum directivity dari sebuah antena. Directivity sebuah antena isotropis adalah 1, karena daya yang diradiasikan ke segala arah sama. Untuk antena
yang lain, directivity akan selalu lebih dari satu, dan ini adalah figure of merit relatif yang memberikan sebuah indikasi karakteristik pengarahan antena dibandingkan
dengan karakteristik pengarahan antena isotropis.
2.2.1.7 Impedansi Masukan