Teknik sinus lifting ini secara umum dibagi menjadi dua teknik yaitu teknik External sinus lifting atau lebih dikenal dengan teknik Lateral Window Approach dan
teknik Internal sinus lifting. Teknik External sinus lifting telah digunakan untuk mengaugmentasikan
tulang pada sinus maksilaris dengan derajat kesuksesan yang cukup tinggi dan hasil yang mudah diprediksi. Namun demikian, teknik ini melibatkan prosedur
pembedahan yang relatif lama dengan insiden terjadinya komplikasi yang cukup tinggi juga seperti terjadinya pembengkakan, sakit, terjadi perforasi membran
Schneiderian dan lain-lain. Karena hal inilah diciptakan suatu modifikasi dari teknik ini, yaitu teknik Internal sinus lifting. Berbeda dengan teknik External sinus lifting
yang dapat melihat membran Schneiderian secara langsung, teknik ini tidak dapat melihat membran Schneiderian secara langsung. Teknik ini menggunakan osteotome
yang menimimalisir kemungkinan terjadinya perforasi membran Schneiderian karena keterbatasannya dalam pengangkatan dasar sinus. Teknik ini juga dapat dilakukan
dengan flep mukoperiosteal yang lebih kecil dibandingkan dengan teknik External sinus lifting dan komplikasi seperti adanya rasa sakit, terjadinya pembengkakan dan
rasa tidak nyaman lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
mengalami defisiensi, terutama pada bagian posterior maksila. Sinus Lifting juga merupakan prosedur pembedahan yang relatif aman dan memiliki prevalensi
komplikasi yang cukup rendah serta relatif mudah dilakukan dengan hasil yang bisa diprediksi.
2,3,4
BAB 2 IMPLAN
Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah membuka banyak kesempatan bagi para pasien yang kehilangan satu gigi atau
beberapa gigi. Dental implan memiliki arti bahwa pasien-pasien yang telah kehilangan satu gigi atau lebih masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pengganti gigi geligi mereka yang sama seperti yang mereka miliki dulu, dengan demikian, dental implan dapat meningkatkan kembali kualitas hidup mereka.
1
Pasien yang mengalami kehilangan gigi abutmen posterior, yang biasanya memerlukan perpanjangan basis dari gigi tiruan sebagian lepasan, kini sudah bisa
menikmati kenyamanan dari keuntungan gigi tiruan yang cekat seperti implan. Begitu pula bagi pasien yang mengalami kehilangan gigi geligi dan kehilangan tinggi atau
lebar tulang akibat trauma. Bahkan bagi pasien yang hanya kehilangan satu gigi juga dapat menerima restorasi implan. Hal ini menggambarkan keuntungan dari dental
implan dan merupakan pilihan yang mudah dilakukan pada kasus kehilangan gigi geligi yang pada saat ini telah menjadi standar perawatan bagi dokter gigi.
3
2.1 Pengertian
Dental implan adalah suatu alat atau benda yang diletakkan di antara gusi dan tulang alveolar pada maksila atau mandibula, yang dapat dipasangkan secara
permanen atau sebagai gigi tiruan untuk mendukung rekonstruksi prostetik yang dapat dilepaskan satu per satu atau keseluruhan. Dental implan merupakan pilihan
yang ideal bagi mereka dengan keadaan rongga mulut yang sehat namun kehilangan satu gigi atau lebih yang disebabkan oleh penyakit periodontal, terluka atau
kecelakaan, atau alasan-alasan lainnya. Secara umum, hanya ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam dental implan, yaitu fungsi dan estetik dari gigi geligi
pasien. Maka dari itu, perkembangan dental implan tidak dapat dipisahkan dari sejarah dari ilmu kedokteran gigi yang mengutamakan fungsi dan estetik dari gigi
geligi pasien.
1,2,5
2.2 Tujuan
Implan
Implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini ditemukan pertama kali oleh seorang ahli arkeolog yang menemukan bahwa rakyat Mesir kuno
dan peradaban Amerika Selatan telah bereksperimen dalam hal mengganti gigi yang telah hilang dengan gading yang dipahat atau bahkan dengan kayu. Pada abad ke-18