Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online di Indonesia.

Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang minim mengakibatkan seseorang itu tidak berpikir panjang untuk melakukan perbuatan termasuk halnya perbuatan judi ini. 4. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran: kalau sekarang belum menang pasti di kesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya . 56 5. Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilankemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan yang dimilikinya. Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena ketrampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai hampir menang, sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan. 57

B. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online di Indonesia.

Bentuk hambatan pihak berwajib dalam menanggulangi perjudian online di kalangan masyarakat. Dalam segala lapangan yang dapat dipikirkan senantiasa terdapat masalah, dan tidak jarang di dalam melakukan suatu pekerjaan kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang sebelumnya belum pernah terbayangkan. Untuk itu, upaya penanggulangan tindak pidana judi online itu terdiri dari : 56 Ibid.,2011 diakses tanggal 19 April 2017 57 Ibid.,2011 diakses tanggal 19 April 2017 Universitas Sumatera Utara 1. Upaya Penal Dalam perkara tindak pidana perjudian, upaya penal yang dilakukan sesuai dengan penerapan Pasal 303 danatau 303 bis KUHP kepada pelaku-pelakunya kemudian memeriksa mereka menurut KUHAP dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, serupa dengan tindak pidana perjudian melalui jaringan internet online yang telah jelas diatur pada Pasal 27 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 1 Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Tugas polisi 58 dalam hal ini dimulai dengan adanya laporan dari masyarakat setempat bahwa telah terjadi suatu peristiwa yang diduga perjudian baik itu perjudian melalui internet online ataupun perjudian pada umumnya. Setelah mendengar dan menerima laportan tersebut, beberapa anggota kepolisian langsung melakukan penyelidikan. Kebanyakan laporan yang diterima oleh pihak kepolisian ialah berupa laporan lisan ataupun melalui ponsel jaringan telepon, dan sesuai dengan ketentuan yang ada pada Pasal 103 ayat 2 KUHAP, maka laporan tersebut kemudian dicatat oleh penyelidik dan ditandatangani oleh pelapor dan penyelidik. 59 58 Wawancara dengan bapak Bripka Asrul Zainal Rambe,SH pada Polsek Percut Sei Tuan 59 Wawancara dengan bapak Bripka Asrul Zainal Rambe,SH pada Polsek Percut Sei Tuan Dalam melakukan penyelidikan, polisi segera terjun ke lokasi kejadian untuk mencari tahu apakah laporan masyarakat itu benar, mengenai telah terjadinya tindak pidana perjudian, maka selanjutnya polisi melakukan penangkapan terhadap orang- orang yang terlibat dalam tindak pidana perjudian itu dan kemudian mengumpulkan barang-barang bukti serta para saksi. Dalam hal ini pelaku perjudian tertangkap tangan. Yang dimaksud dengan tertangkap Universitas Sumatera Utara tangankedapatan berbuat sebagaimana diatur pada Pasal 1 ayat 19 KUHAP adalah : a. Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan. b. Tertangkapnya seseorang apabila sesaat kemudian ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu. Segera setelah tersangka ditangkap dan barang bukti beserta saksi telah dikumpulkan, tersangka beserta barang bukti yang ada kemudian diserahkan kepada penyidik guna kepentingan penyidikan. Masalah yang ditemukan dalam melaksanakan penanggulangan terhadap kejahatan melalui jalur penal menitikberatkan pada sifat repressive penindasanpenumpasanpemberantasan sesudah kejahatan itu terjadi. Dengan kata lain seseorang dapat dihukum setelah ia terbukti melakukan suatu kejahatan tersebut. Dua masalah sentral dalam kebijakan kriminal dengan menggunakan upaya Penal hukum pidana ialah masalah penentuan: 60 a. Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana dan; b. Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada si pelanggar. 60 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana,Bandung : Citra aditya Bakti 1996 ,hal .32 Universitas Sumatera Utara Masalah menentukan perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan suatu perbuatan yang semula bukan tindak pidana tidak di pidana menjadi suatu tindak pidana perbuatan yang dapat dipidana. Hakikatnya kebijakan kriminalisasi merupakan bagian dari kebijakan kriminal kriminal policy dengan menggunakan sarana hukum pidana penal dan oleh karena itu termasuk bagian dari kebijakan hukum pidana penal policy. 61 Penggunaan hukum pidana sebagai suatu upaya untuk mengatasi maslaah sosial kejahatan termasuk dalam bidang penegakan hukum khususnya penegakan hukum pidana. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa politik atau kebijakan hukum pidana merupakan bagian dari kebijakan penegakan hukumlaw enforcement policy. Upaya penanggulangan terhadap tindak pidana haruslah senantiasa dilakukan, kebijakan hukum pidana yang selama ini ditempuh selama ini tidak lain merupakan langkah yang terus menerus digali dan dikaji agar upaya penanggulangan kejahatan tersebut mampu mengantisipasi secara maksimal tindak pidana yang secara faktual terus meningkat. 62 Selanjutnya barda nawawi arief mengungkapkan sebagai berikut : Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa politik kriminal pada hakikatnya juga merupakan bagian integral dari politik sosial. 63 “Usaha penanggulangan kejahatan lewat pembuatan undang-undang hukum pidana pada hakekatnya juga merupakan bagian integral dari usaha perlindungan masyarakat dan usaha mencapat kesejahteraan masyarakat. Dan oleh karena itu wajar pulalah apabila kebijakan atau politik hukum pidana juga merupakan bagian integral dari kebijakan atau politik sosial. Kebijakan sosial dapat diartikan sebagai segala usaha yang rasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Jadi di 61 Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung : Citra Aditya Bakti 2003 , hal. 24 62 Barda Nawawi Arief , Op.Cit, 1996 , hal.26 63 Ibid, hal.27 Universitas Sumatera Utara dalam pengertian “social policy” sekaligus tercakup didalamnya “social welfare policy” dan “social defence policy”. Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan perjudian, pada hakekatnya merupakan bagian intergral kesejahteraan masyarakat social welfare. Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa tujuan akhir atau tujuan utama dari politik kriminal ialah “perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat”. Kebijakan hukum pidana penal policy atau penal-law enforcement policy operasionalisasinya melalui beberapa tahap yaitu tahap formulasi kebijakan legislatif, tahap aplikasi kebijakan yudikatifyudisial dan tahap eksekusi kebijakan eksekutif administratif. Dari ketiga tahap tersebut, tahap formulasi merupakan tahap yang paling strategis dari upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan melalui kebijakan hukum pidana. Kesalahankelemahan kebijakan legislatif merupakan kesalahan strategis yang dapat menjadi penghambat upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan pada tahap aplikasi dan eksekusi. 64 Maka didalam pemberantasan tindak pidana judi online di dalam masyarakat sangat dibutuhkan adanya kebijakan hukum pidana penal policy. Kebijakan tersebut harus dikonsentrasikan pada dua arah, yang pertama mengarah pada kebijkan aplikatif yaitu kebijakan untuk bagaimana mengoperasionalisasikan peranturan perundang-undangan hukum pidana yang berlaku pada saat ini dalam rangka mengenai masalah perjudian melalui jaringan internet online. Sedangkan yang kedua adalah kebijakan formulatif atau kebijakan yang mengarah pada pembaharuan hukum pidana penal law enforcement yaitu kebijakan untuk bagaimana merumuskan peraturan pada undang-undang hukum pidana yang baru. 64 Barda Nawawi Arief,Masalah Penegakan Hukum dan kebijakan penanggulangan kejahatan,Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001 , hal. 75 Universitas Sumatera Utara Kemudian, penanggulangan cyber crime melalui sarana penal itu sendiri tidak mudah karena adanya hambatan-hambatan sebagaimana diakui dalam dokumen Kongres PBB X2000, antara lain: 65 a. Perbuatan kejahatan yang dilakukan berada di lingkungan elektronik. Olehkarena itu, penanggulangan cyber crime memerlukan keahlian khusus,prosedur investigasi dan kekuatandasar hukum yang mungkin tidakbersedia pada aparat penegak hukum di negara yang bersangkutan. b. Cyber crime melampaui batas-batas negara, sedangkan upaya penyidikan dan penegakan hukum selama ini dibatasi dalam wilayah territorial negaranya sendiri. c. Struktur terbuka dari jaringan komputer internasional memberi peluang kepada pengguna untuk memilih lingkungan hukum negara yang belum mengkriminalisasikan cyber crime. Keterbatasankelemahan hukum pidana dalam menanggulangi cyber crime juga dapat dilihat dari pendapat Aman Nursusila, sebagaimana dikutip Widodo, 66 a. Kendala yuridis, yaitu belum ada peraturan perundang-undangan yangsecara khusus mengatur tentang cyber crime, terbatasnya pengertianalat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, dan belum adanya kewenangan penyidik untuk menggeledah sistem komputer yang diduga menjadi alat atau sasaran kejahatan. yang mengemukakan bahwa Polri menghadapi kendala yuridis dannonyuridis dalam melakukan penyidikan cyber crime sebagai berikut: b. Kendala non yuridis, yaitu keterbatasan kemampuan dan jumlahanggota Polri yang menguasai bidang teknologi komputer, barangbukti dalam cyber crime mudah dihilangkan atau dihapus, adanyakesulitan mendeteksi kejahatan di bidang perbankan yang menggunakan sarana komputer. Kesulitan pendeteksian kejahatantersebut disebabkan oleh kurang tersedianya peralatan yang memadai,keengganan dari beberapa korban untuk melapor kepada Polisi, sistem keamanan dari pemiliki assetsistem yang relatif lemah, sulit melacakkeberadaandomisili pelaku kejahatan. 65 Barda Nawawi Arief,Tindak Pidana Mayantara, Perkembangan Kajian Cyber crime di Indonesia”, Jakarta : Rajagrafindo Persada , 2006, hal . 9 66 Widodo, Sistem Pemidanaan dalam Cyber crime, Alternatif Ancaman Pidana Kerja Sosial dan Pidana Pengawasan Bagi Pelaku Cyber crime,Yogyakarta : Laksbang Mediatama, 2009, hal . 31. Universitas Sumatera Utara 2. Upaya Non-Penal Sesuai dengan keberadaan peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian, ditemukan masalah dan hambatan di dalamnya, hambatan itu terbagi menjadi 3 bagian besar yakni: a. Dalam menerapkan sanksi pidana yang berat terhadap terdakwa selalu dihadapkan dengan usia muda dan perekonomian yang rendah, b. Belum terdapatnya keseragaman tindakan dalam melakukan penanggulangan perjudian sehingga ada kalanya antara aparat penegak hukum tidak jarang berbeda pendapat dalam penerapan mengenai pasal dari peraturan pemerintah tersebut. c. Selama ini di dalam masyarakat kita memang ada semacam dua sikap dalam memandang perjudian. Sikap pertama sebagaimana terwakili oleh kalangan berwajib atau kepolisian, memandang pelaku adalah pelanggar hukum maka mereka dicurigai, jika perlu ditangkap, masyarakat yang terwakili oleh kalangan medis memandang pelaku perjudian adalah orang yang sakit dan perlu diobati. Bentuk upaya yang dapat dilakukan dalam upaya non-penal adalah : a. Upaya pencegahan Preventif Sejak di canangkannya perang terhadap perjudian, yang dalam hal ini peran dari kepolisian perlu lebih ditingkatkan agar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 67 67 Mulyana W. Kusumah, Kejahatan Dan Penyimpangan,suatu perspektif kriminologi, Jakarta : Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,1988, hal. 45 Universitas Sumatera Utara Penanggulangan masalah perjudian online yang sangat membahayakan perekonomian masyarakat secara keseluruhan hampir sama dengan penanggulangan perjudian layaknya di dalam masyarakat Indonesia didasarkan pada cara-cara sebagai berikut: Tujuan dari metode preventif adalah memberikan motivasi bimbingan serta pengarahan pada masyarakat terutama mengenai akibat-akibat perjudian demikian juga mengenai perundang-undangannya sehingga masyarakat memahami dan menyadarinya. Tujuan dari preventif adalah mencegah atau melindungi masyarakat luas dari perjudian serta menyadarkan mereka tentang dampak yang ditimbulkan dari bahaya dari perjudian tersebut. Dalam metode ini yang dimaksudkan adalah bagaimana cara-cara mencegah timbulnya sarana perjudian sebelum perjudian itu sendiri terjadi. Pengawasan dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu control untuk menekan timbulnya atau menjalarkan perjudian tersebut dalam suatu lingkungan kehidupan sosial yang sudah mapan. Seperti halnya dalam dunia kedokteran, kita sering dianjurkan untuk mencegah timbulnya penyakit daripada mengobatinya. Justru itu dalam hal ini apa yang seharusnya kita lakukan sebelum perjudian tersebut berjangkit dan mewabah, tentunya sebelum kita berbuat terlebih dahulu kita mengadakan terapi dan diagnosa penyebab-penyebabnya. Untuk itulah dalam hal menguraikan metode ini dikenal suatu prinsip yang kelak akan menjadi pegangan pokok yaitu suatu prinsip prevensi. Adapun yang dimaksudkan prinsip ini yaitu suatu prinsip yang penekanannya bahwa perjudian harus di cegah sebelum ia semakin meluas. Bagaimanapun usaha preventif pencegahan ini Universitas Sumatera Utara adalah lebih utama daripada usaha repressive penindakan. Dikarenakan itulah banyak benih-benih penyakit masyarakat tersebut ada bersemi di tengah-tengah masyarakat maka usaha pencegahan ini ditemui dan direalisir dalam masyarakat juga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk merealisir metode ini adalah antara lain : 1 Menekan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Masalah pertumbuhan penduduk dan urbanisasi adalah suatu masalah yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan.Untuk itu pertumbuhan penduduk perlu ditekan serendah mungkin sehingga keseimbangan dengan pertambahan produksi pangan sebagai bahan yang dibutuhkan. Cara seperti ini adalah dengan cara mengefektifkan program KB Keluarga Berencana yaitu dengan cara memberikan penyuluhan pada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak dan jumlah kehamilan secara sengaja dalam keluarga yang bersifat manusiawi dan tidak bertentangan dengan hukuman agama maupun dengan hukum Negara. Urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan maksud untuk memperbaiki taraf kehidupan yang telah diiringi anggapan bahwa mencari uang di kota lebih mudah. 2 Meningkatkan usaha pendidikan Pendidikan yang merupakan sarana perngembangan kualitas manusia perlu ditingkatkan. Manusia yang berpendidikan akan tumbuh harga dirinya sehingga tidak mungkin terpikirkan olehnya untuk mengadu hidup dengan Universitas Sumatera Utara judi. Tindak lanjut dari pendidikan tersebut adalah melahirkan keterampilan sebagai bekal untuk kehidupan mandiri. Kita sering kehilangan real capacitykapasitas asli karena kita tidak mempunyai tenaga ahli untuk mengolah potensi yang kita miliki dan lain sebagainya. 3 Memperluas lapangan pekerjaan Masalah lapangan kerja yang kian terbatas telah lama menjadi permasalahan baik di Negara maju maupun di Negara yang belum maju. Khususnya di Indonesia dimana angka pengangguran tiap tahun kian bertambah. Apabila mentalitas budaya bangsa kita cenderung untuk menjadi pegawai negeri atau dengan kata lain masih cenderung untuk menjadi upahan. 4 Peningkatan usaha penerangan dan pengawasan. Upaya untuk menghindarkan perbuatan judi, dapat kiranya dilakukan pemberian informasi yang up to date terbaru dan konkrit serta penyuluhan-penyuluhan tentang berbagai hal yang menyangkut realitas dan kejadian kehidupan yang terjadi dan perkiraan yang mungkin akan terjadi. Apa yang dikemukakan dalam metode preventif ini hanyalah sebagian kecil saja yang masih banyak hal lain lagi yang dapat kita perbuat untuk menghindari timbulnya atau bertambahnya jumlah para pelaku perjudian baik online ataupun perjudian pada umumnya. Tetapi yang paling utama dalam hal ini adalah faktor manusianya juga. Kehidupan memang bukan sehari tetapi ia merupakan jalan panjang yang Universitas Sumatera Utara memerlukan berbagai bekal untuk melaluinya atau setidak-tidaknya nasehat untuk melihat kearah mana jalan yang harus ditempuh sehingga ia tidak terjerumus ke kehidupan yang gelap. Sebagai tindak lanjut dari metode preventif ini maka pihak kepolisian berupaya untuk menanggulangi menjalarnya perjudian tersebut dengan cara misalnya meningkatkan ketaatan beragama, dan meningkatkan kesadaran hukum. b. Upaya Penanggulangan Repressive Yang dimaksud dalam metode ini adalah bagaimana caranya dan usaha-usaha apa yang mesti dilakukan agar mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat untuk hidup layak dan manusiawi sebagaimana sebelumnya. Dalam rangka penanggulangan penyakit masyarakat ini secara reformasi pihak yang terkait telah membuat program penanggulangan dengan usaha repressive yang meliputi : 1 Razia Razia dalam hal ini merupakan penindakan secara hukum terhadap pelaku perjudian online untuk selanjutnya diproses dengan ketentuan yang berlaku. Dimana dalam razia ini dilakukan operasi rutin oleh aparat penegak hukum terkhususnya polisi terhadap warung internet yang ada, 2 Pemblokiran situs-situs Judi online Dalam hal ini pemblokiran situs-situs judi online dinilai merupakan cara yang sangat ampuh dalam mengurangi angka kriminalitas dibidang Transaksi elektronik yakni di bidang tindak pidana perjudian online , dimana membuat situs-situs perjudian online tersebut tidak dapat diakses Universitas Sumatera Utara merupakan suatu tindakan yang dinilai sangat efektif untuk mengurangi angka perjudian online di Indonesia , namun seiring perkembangan jaman, semakin canggih pemerintah untuk menggalang pemblokiran terhadap situs-situs perjudian tersebut, semakin banyak dan canggih pula sistem ataupun aplikasi yang digunakan untuk membuka pemblokiran tersebut yang membuat dapat diaksesnya situs-situs tersebut. 3 Pemberian Keterampilan Perjudian tumbuh dan berkembang pada dasarnya ditujukan bagi pencarian uang secara cepat dan fleksibel dengan cara mengadu nasib. Hal ini ditopang dengan sebab ekonomi yang pas-pasan. Kehidupan perekonomian yang pas-pasan tersebut dikarenakan belum adanya mata pencaharian yang tetap dan juga tidak ada keterampilan sehingga dengan hal tersebut perlu dilakukan pemberian keterampilan agar perjudian sebagai bentuk perwujudan ingin cepat kaya menjadi terhalang karena pelakunya telah memiliki keterampilan, sehingga ia dapat bekerja secara layak. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIANONLINE DI INDONESIA BERDASARKAN PUTUSAN PN.BINJAI NO.268PID.B2015PN.BNJ A. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Judi Online Di Indonesia Berdasarkan Putusan PN.Binjai No.268Pid.B2015Pn.Bnj 1. Kasus Posisi Tommy T Afung adalah seorang laki – laki, berumur 27 tahun, pekerjaan sales kosmetik, kebangsaan indonesia, agama Kristen, bertempat tinggal di jalan dewi sartika No.14 Lingkungan II Kelurahan Pekan Binjai Kecamatan Binjai Kota. Kesatu; Bahwa ia terdakwa TOMMY T Als AFUNG pada hari Kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul 16.30 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam bulan April tahun 2015, bertempat di Jl. Seroja Lingk. VII Kel. Pahlawan, Kec. Binjai Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Binjai, dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut: a. Bahwa pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekitar pukul 17.00 wib bertempat di jln. Seroja Lingkungan VII, Kel. Pahlawan, Kec. Binjai Utara, Kota Binjai melakukan permainan judi online dengan menggunakan laptop. b. Bahwa permainan itu dilakukan dengan cara: apabila ada orang membeli nomor angka tebakan togel, pembeli bukan datang langsung membeli Universitas Sumatera Utara kepada terdakwa, pembeli harus mendaftar terlebih dahulu di Situs ION4D.com milik ANDI Dpo, lalu pembeli mengisi deposit dengan cara mengirim nomor angka tebakan undian togel yang diinginkannya di kotak taruhan website ION4D.com. Setelah memberpemasang, memang nomor angka tebakan itu, lalu nomor angka tebakan itu disuruh ANDI dpo untuk dipasangkan lagi ke situs BANDARLAMA.COM dan setelah itu terdakwa menunggu sampai pengumuman nomor Togel keluar pada pukul 17.45 wib, dan apabila nomor pasangan memberpemasang beruntung lalu terdakwa langsung menambah saldo memberpemasang sesuai kemenangan memberpemasang. c. Bahwa ketika terdakwa membuka laptop untuk melakukan permainan judi online datang saksi Julianto dan saksi Suyanto masing-masing anggota Polsek Binjai Utara melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan menyita barang bukti 1 unit Laptop merk Axioo, warna hitam, ukuran 14 inci, 1 unit modem untuk membuka situs internet, 1 buah kartu ATM BCA Cab. Binjai, nomor rekening: 1234-5678-90 untuk menarik dan mentransfer saldo memberpemasang, 1 buah tas laptop merek acer, warna hitam, uang tunai Rp.850.000,- Delapan ratus lima puluh ribu rupiah yangditarik dari sisa saldo deposit di situ bandar.com dari rekeningATM BCA Cab. Binjai milik tersangka Tommy T Als AFUNG dengan nomor rekening : 1234-5678-90. Selanjutnya membawa terdakwa dan barang bukti ke Polsek Binjai Utara. 68 68 Putusan No. 268Pid.B2015PN.Bnj, hal. 3 Universitas Sumatera Utara Kedua : Bahwa ia terdakwa TOMMY T Als AFUNG pada hari Kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul 17.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam bulan April tahun 2015, bertempat di Jl.Seroja Lingk.VII Kel. Pahlawan, Kec. Binjai Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Binjai, menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar kententuan Pasal 303, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : a. Bahwa pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekitar pukul 17.00 wib bertempat di jln. Seroja Lingkungan VII, Kel. Pahlawan, Kec.Binjai Utara, Kota Binjai melakukan permainan judi online dengan menggunakan laptop. b. Bahwa permainan itu dilakukan dengan cara: apabila ada orang membeli nomor angka tebakan togel, pembeli bukan datang langsung membeli kepada terdakwa, pembeli harus mendaftar terlebih dahulu di Situs ION4D.com milik ANDI Dpo, lalu pembeli mengisi deposit dengan cara mengirim nomor angka tebakan undian togel yang diinginkannya di kotak taruhan Website ION4D.com. Setelah memberpemasang, memasang nomor angka tebakan itu, lalu nomor angka tebakan itu disuruh ANDI dpo untuk dipasangkan lagi ke situ BANDARLAMA.COM.dan setelah itu terdakwa menunggu sampai pengumuman nomor Togel keluar pada pukul 17.45 wib, dan apabila nomor pasangan memberpemasang Universitas Sumatera Utara beruntung lalu terdakwa langsung menambah saldo memberpemasang sesuai kemenangan memberpemasang. 69 c. Bahwa ketika terdakwa membuka laptop untuk melakukan permainan judi online datang saksi Julianto dan saksi Suyanto masing-masing anggota Polsek Binjai Utara melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan menyita barang bukti 1 unit Laptop merk Axioo, warna hitam, ukuran 14 inci, 1 unit modem untuk membuka situs internet, 1 buah kartu ATM BCA Cab.Binjai, nomor rekening: 1234-5678-90 untuk menarik dan mentransfer saldo memberpemasang, 1 buah tas laptop merek acer, warna hitam, uang tunai Rp.850.000,- Delapan ratus lima puluh ribu rupiah yang ditarik dari sisa saldo deposit di situ bandar.com dari rekeningATM BCA Cab. Binjai milik tersangka Tommy T Als AFUNG dengan nomor rekening : 1234-5678-90. Selanjutnya membawa terdakwa dan barang bukti ke Polsek Binjai Utara. 70 2. Dakwaan Perbuatan terdakwa dalam hal ini diatur dan diancam pidana Pasal 303 ayat 1 ke-2 KUH Pidana yang berisi “dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu”. Perbuatan terdakwa juga di atur dan diancam pidana didalam Pasal 303 bis ayat 1 ke – 1 KUHP yang berisi “barang siapa mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar peraturan Pasal 303”. 69 Ibid, hal. 4 70 Ibid, hal. 5 Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini, terdakwa di ajukan ke persidangan oleh penuntut umum dengan dakwaan alternatif yaitu : Kesatu : Pasal 303 ayat 1 ke – 2 KUHP. Atau Kedua : Pasal 303 bis ayat 1 ke – 1 KUHP. 71 3. Tuntutan Dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum membacakan tuntutan sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Tommy T Als Afung bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi, atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara sebagaimana diatur dalam dakwaan Kesatu Pasal 303 ayat 1 ke-2 KUHP dalam dakwaan Penuntut Umum. b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 8 delapan bulan dikruangi selama terdakwa berada dalam tahanan. c. Menyatakan barang bukti : 1 satu unit Laptop Merk Axioo warna hitam Ukuran 14 Inci, 1satu unit modem, 1satu buah kartu ATM BCA Cab.Binjai. no. rek. 1234-5678-90, 1 satu buah tas Laptop Merek Acer warna hitam, dirampas untuk dimusnahkan, uang tunai sebesar Rp.850.000, ditarik dari rekening ATM BCA, Dirampas untuk Negara. 71 Ibid, hal. 12 Universitas Sumatera Utara d. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- dua ribu rupiah. 4. Putusan Didalam putusan ini dijelaskan bahwasanya, hakim dalam persidangan ini telah mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan dalam perkara ini, antara lain sebagai berikut : a. Hal-hal yang memberatkan: 1 Bahwa perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana perjudian; 2 Perjudian adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas sampai ke akar-akarnya karena menyengsarakan masyarakat; b. Hal-hal yang meringankan: 1 Terdakwa bersikap sopan selama dalam persidangan; 2 Terdakwa mengakui perbuatannya; 3 Terdakwa sangat menyesali perbuatannya; 4 Terdakwa belum pernah dihukum Setelah melihat pertimbangan tersebut maka majelis hakim menjatuhkan putusan sesuai dengan ketentuan lain dalam KUHP dan Peraturan – peraturan yang berkaitan dengan perkara ini: MENGADILI: a. Menyatakan terdakwa TOMMY T. AFUNG telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Turut serta dalam perusahaan permainan judi”; Universitas Sumatera Utara b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 6 Enam Bulan; c. Menetapkan lamanya masa penahanan yang dijalani terdakwa dikurangiseluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; d. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan; e. Menetapkan barang bukti dalam perkara ini berupa : 1 1 satu unit Laptop Merk Axioo warna hitam Ukuran 14 Inci; 2 1 satu unit modem; 3 1 satu buah kartu ATM BCA Cab.Binjai. no. rek. 1234-5678-90, 1 satu buah tas Laptop Merek Acer warna hitam;Dirampas untuk dimusnahkan; 4 Uang tunai sebesar Rp.850.000, ditarik dari rekening ATM BCA, Dirampas untuk Negara; 5 Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-. dua ribu Rupiah. 72

B. Analisis Kasus

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum Di Dalam Kuhp (Studi Putusan Ma No. 1914/K/Pid/2012)

2 116 124

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur (Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239/Pid.B/2007/PN-Binjai)

1 52 120

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ)

0 0 10

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ)

0 0 1

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ)

0 0 25

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ)

0 1 20

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ) Chapter III V

0 0 30

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ)

0 0 3