Parlemen Eropa Institusi Uni Eropa

38 mana hal itu dikembalikan kembali kepada negara-negara anggota secara individual untuk memutuskan bagaimana hukum tersebut dilakukan; 3. Decision, sebuah keputusan dapat ditujukan kepada negara-negara anggota, kelompok orang, atau bahkan individu. Hal ini mengikat secara keseluruhan. Keputusan yang digunakan misalnya, untuk memutuskan penyatuan beberapa perusahaan; 4. Recommendations and Opinions, tidak memiliki kekuatan yang mengikat. European Commission Directorate-General for Communication Citizens Information, 2014 Mekanisme undang-undang yang disahkan di dalam Uni Eropa, yakni setiap hukum Eropa didasarkan pada sebuah artikel perjanjian khusus, disebut sebagai ‘legal basis’. Hal itu menentukan prosedur legislatif yang harus diikuti. Perjanjian tersebut menetapkan proses pengambilan keputusan, termasuk usulan dari Komisi Eropa, successive readings oleh Dewan dan Parlemen, dan pendapat dari badan penasehat. Hal itu ditetapkan saat unanimity diperlukan, dan ketika qualified majority dirasa cukup untuk Dewan mengadopsi undang-undang tersebut. Sebagian besar dari undang- undang Uni Eropa diadopsi menggunakan ‘ordinary legislative procedure’. European Commission Directorate-General for Communication Citizens Information, 2014 Dalam prosedur ini, Parlemen dan Dewan berbagi kekuasaan legislatif. Prosedur dimulai dari Komisi Eropa. Ketika mempertimbangkan proposal, 39 Komisi sering meminta pendapat terkait topik yang diajukan kepada pemerintah, pebisnis, organisasi masyarakat sipil dan individu. Pendapat dikumpulkan sebagai daya tawar untuk diajukan ke dalam usulan Komisi yang akan disampaikan kepada Dewan dan Parlemen. European Commission Directorate-General for Communication Citizens Information, 2014 Kemudian tugas Dewan dan Parlemen adalah membaca usulan dari Komisi dan mendiskusikan proposal tersebut. Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai di kedua lembaga penting tersebut dilakukan pembacaan kedua. Dalam second reading, proposal diletakkan sebelum ‘conciliation committee’ yang terdiri dari jumlah yang sama dari wakil-wakil Dewan dan Parlemen. Perwakilan Komisi juga menghadiri pertemuan Komite dan berkontribusi dalam diskusi tersebut. Setelah Komite mencapai kesepakatan, teks yang telah disepakati dikirim ke Parlemen dan Dewan untuk third reading, sehingga akhirnya dapat diadopsi sebagai hukum. Dalam kebanyakan kasus, suara Parlemen pada proposal yang diajukan adalah simple majority. Sedangkan Dewan memiliki suara yang qualified majority, di mana setidaknya ada setengah dari jumlah anggota Uni Eropa, mempresentasikan sekitar dua pertiga dari penduduk, dan suara yang mendukung. Dalam beberapa kasus, pemungutan suara bulat diperlukan oleh Dewan. European Commission Directorate-General for Communication Citizens Information, 2014 Selain segitiga lembaga Komisi- Dewan-Parlemen, ada sejumlah badan penasehat yang harus memberikan 40 konsultasi ketika ada undang-undang yang diusulkan melibatkan bidang badan penasehat tersebut. Badan-badan ini adalah sebagai berikut: a. Komite Ekonomi dan Sosial Eropa the European Economic and Social Committee, yang mewakili kelompok-kelompok masyarakat sipil seperti pengusaha, serikat pekerja, dan kelompok kepentingan sosial; b. Komite Daerah the Committee of the Regions, yang menjamin bahwa suara pemerintah lokal dan regional terdengar. Selain itu, lembaga dan badan-badan lainnya dapat dikonsultasikan ketika proposal terkait dengan bidang badan tersebut. European Commission Directorate-General for Communication Citizens Information, 2014 41 FIRST READING SECOND READING 3. Opinions from the European Economic and Social Committee andor the Committee of the Regions when this is required 1. Proposal from the Commission 2. Opinions from national 4. First reading by the European Parliament: Parliament adopts a position amendments 5. Commission can amend its proposal 6. First reading by the Council 7. Council approves Parliament’s position. The act is adopted 8. Council and Parliament disagree on amendments. Council adopts position at first reading 9. Second reading by the Parliament: Parliament approves the Council’s position at first reading — the act is adopted in ‘early second reading’ — or proposes amendments 10. Commission opinion on Parliament’s amendments 11. Second reading by the Council 12. Council approves all Parliament’s amendments to the Council’s position at first reading. The act is adopted 13. Council and Parliament disagree on amendments to the Council’s position at first reading 14. Conciliation Committee is convened 15. Conciliation Committee agrees on a joint text 16. Parliament and Council agree with the proposal from the Conciliation Committee, and the act is adopted 17. Parliament andor Council disagree with the proposal from the Conciliation Committee, and the act is not adopted Gambar II-9 Ordinary Legislative Procedure 42

C. Prosedur Perluasan Keanggotaan Uni Eropa Enlargement Procedure

Uni Eropa memberlakukan prosedur persetujuan yang komprehensif untuk memastikan anggota baru dapat menunjukkan hal-hal berikut: 1. mematuhi semua standar dan aturan di dalam Uni Eropa 2. memiliki persetujuan dari lembaga Uni Eropa dan negara- negara anggota Uni Eropa 3. memiliki persetujuan dari warga negara mereka baik berupa persetujuan parlemen nasional atau melalui referendum. European Commission- Enlargement Policy, 2015 Integrasi Uni Eropa inilah yang sering disebut dengan istilah perluasan Uni Eropa. Perjanjian Uni Eropa menyatakan bahwa setiap negara Eropa dapat mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa apabila negara tersebut menghormati nilai-nilai demokratis Uni Eropa dan berkomitmen untuk memajukannya. Kriteria yang lebih spesifik dikenal sebagai Kriteria Copenhagen. Kriteria keanggotaan ini ditetapkan pada pertemuan Dewan Eropa Juni 1993 di Kopenhagen, Denmark. Kriteria Kopenhagen, 2010. Kriteria tersebut menyatakan bahwa suatu negara hanya dapat bergabung dengan Uni Eropa apabila secara politik, ekonomi, dan hukum memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Uni Eropa. Secara politik, negara yang akan bergabung ke Uni Eropa seharusnya memiliki lembaga-lembaga yang stabil dan dapat menjamin berjalanannya sistem demokrasi, menjalankan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Secara ekonomis, negara tersebut memiliki perekonomian pasar yang 43 berfungsi dan dapat mengatasi tekanan persaingan dan kekuatan pasar di dalam wilayah Uni Eropa. Secara hukum, negara tersebut menerima undang- undang dan praktik yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa, khususnya tujuan- tujuan utama tentang persatuan politik, ekonomi, dan moneter Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, 2009. Proses pemenuhan kriteria standar Uni Eropa Copenhagen Criteria terdiri atas sejumlah tahapan, pada setiap tahapan harus disetujui oleh semua negara anggota Uni Eropa yang ada. Awal mulanya sebuah negara diberikan prospek keanggotaan. Kemudian negara tersebut menjadi calon resmi negara anggota, berlanjut dengan negosiasi keanggotaan secara resmi. Dan ketika negosiasi dan reformasi yang terkait telah selesai dilakukan, maka negara tersebut dapat bergabung dengan Uni Eropa Kriteria Copenhagen, 2009. Dalam negosiasi keanggotaan, negara kandidat tidak dapat memulai negosiasi keanggotaan sebelum pemerintah Uni Eropa setuju. Hal itu dapat berupa unanimity dari Dewan Uni Eropa tentang kerangka kerja negosiasi dengan negara kandidat. Negosiasi berlangsung antara Menteri dan Duta Besar dari pemerintah Uni Eropa dan negara kandidat yang dilaksanakan dalam bentuk intergovernmental conference. Unsur-unsur yang terdapat di dalam setiap negosiasi, antara lain: European Commission- Enlargement Policy, 2015

a. Screening, Komisi melakukan pemeriksaan secara rinci

bersama dengan negara kandidat dalam setiap bab negosiasi untuk menentukan seberapa siap negara kandidat tersebut.