Identifikasi Variabel Penelitian Skala Variabel Cara Kerja

commit to user 29

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Konsentrasi bertingkat infusa Daun Teh Ca mellia sinensis , Linn. 2. Variabel tergantung Jumlah kematian semua cacing dalam tiap rendaman setelah pemberiaan perlakuan. 3. Variabel perancu a. Variabel perancu yang terkendali 1 Jenis cacing 2 Ukuran cacing 3 Konsentrasi larutan uji 4 Suhu percobaan b. Variabel perancu yang tidak terkendali 1 Umur cacing 2 Varias kepekaan cacing terhadap obat larutan yang diujikan 3 Umur Daun Teh

G. Skala Variabel

1. Kadar infusa Daun Teh Ca mellia sinensis , Linn : skala ordinal 2. Jumlah kematian cacing mati dan hidup : skala nominal commit to user 30

H. Definisi Operasional Variabel

1. Serbuk Daun Teh Serbuk Daun Teh adalah serbuk yang dihasilkan dari Daun Teh yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu 40 C kemudian dihaluskan dan diayak dengan pengayak nomor 40. 2. Infusa Daun Teh Infusa Daun Teh adalah infusa yang dihasilkan setelah serbuk Daun Teh dipanaskan dalam alat infundasi dengan suhu 90 C selama 15 menit. 3. Konsentrasi Infusa Daun Teh Konsentrasi infusa Daun Teh dibuat dengan jalan pelarutan infusa Daun Teh dengan satuan volume menurut konsentrasi yang telah ditentukan. 4. Waktu Kematian Cacing Waktu kematian cacing adalah waktu matinya semua cacing dalam tiap rendaman setelah pemberian perlakuan. Pengamatan dilakukan tiap 1 jam hingga semua cacing mati. Cacing dianggap mati apabila disentuh dengan pinset anatomis tidak ada respon gerakan. 5. Lama Pengujian Infusa Daun Teh Sebelum melakukan uji daya antihelmintik, dilakukan uji penelitian tahap persiapan tentang lama hidup Asca ris suum , Goeze dalam larutan garam fisiologis sebagai kontrol negatif dan dalam larutan pyra ntel pa moate 5 mgml sebagai kontrol positif. Perendaman dalam larutan fisiologis untuk mengetahui lama hidup Cacing Gelang di luar tubuh babi. commit to user 31 Lamanya waktu yang diperoleh ditetapkan sebagai waktu maksimal pengamatan penelitian pengaruh infusa Daun Teh. Sedangkan perendaman dalam larutan pyrantel pa moate untuk membandingkan daya antihelmintik infusa Daun Teh dengan obat untuk askariasis yang beredar di pasaran dengan merek dagang Comba ntrine . 6. Variabel Perancu Terkendali a. Jenis Cacing Jenis cacing yang digunakan adalah cacing pada usus halus babi Asca ris suum , Goeze. b. Ukuran Cacing Ukuran cacing dikendalikan dengan memilih cacing yang memiliki panjang antara 30 cm sampai 35 cm. c. Suhu Percobaan Suhu percobaan dikendalikan dengan inkubator bersuhu 37 C. 7. Variabel Perancu Tidak Terkendali a. Umur Cacing Umur cacing merupakan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan karena cacing yang didapat adalah cacing yang berasal dari usus babi yang tidak dapat dipastikan kapan babi tersebut terinfeksi cacing dan kapan telur cacing menetas menjadi cacing dewasa. commit to user 32 b. Variasi Kepekaan Cacing terhadap Larutan Obat yang Diujikan Variasi kepekaan cacing terhadap obat larutan yang diujikan merupakan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan karena pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor. c. Umur Daun Teh Umur Daun Teh merupakan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan karena infusa Daun Teh yang digunakan berasal dari satu atau beberapa tanaman teh, sedangkan tidak diketahui apakah tanamam- tanaman tersebut ditanam pada waktu yang bersamaan atau tidak. Pada penelitian ini Daun Teh yang digunakan dipilih dari tamanam teh yang siap panen.

I. Alat dan Bahan Penelitian

1. Cawan petri diameter 10 cm 2. Panci infusa 3. Kompor 4. Termometer 5. Kain flanel 6. Batang kaca pengaduk 7. Gelas ukur 8. Pinset anatomis 9. Labu takar 10. Toples untuk menyimpan cacing 11. Inkubator commit to user 33 12. Larutan garam fisiologis NaCl 0,9 13. Aquades 14. Tablet pyra ntel pa moate 125 mg 15. Larutan uji dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100

J. Cara Kerja

1. Pembuatan Infusa Daun Teh a. Pengambilan Bahan Daun Teh yang akan diinfus langsung didapat dari B2P2TO2T Tawangmangu. b. Pembuatan Serbuk Daun Teh Daun Teh segera dicuci bersih pada air mengalir, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang melekat. Kemudian Daun Teh dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40 C sampai kering, untuk mencegah terjadinya pembusukan oleh bakteri atau cendawan dan lebih mudah dihaluskan untuk diserbuk. Daun Teh yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk halus, diayak dengan ayakan nomor 40 lalu serbuk halus ditimbang. c. Infusa Daun Teh Infusa Daun Teh adalah infusa yang dihasilkan setelah serbuk Daun Teh dipanaskan dalam alat infundasi dengan suhu 90 C selama 15 menit. Pembuatan infusa dilakukan dengan cara sebagai berikut, daun dikeringkan menjadi bentuk simplisia. Kemudian simpilisia dihaluskan menjadi bentuk serbuk dan ditimbang sampai 100 gram. Serbuk commit to user 34 tersebut ditambah 100 ml air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90 C sambil sesekali diaduk. Infusa diserkai sewaktu masih panas dengan kain flanel. Jika volume akhir belum mencapai 100 ml, maka ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. 100 gram serbuk yang dilarutkan dalam 100 ml air akan menghasilkan infusa dengan konsentrasi 100. Selanjutnya, infusa 100 diencerkan dengan menggunakan aquades untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan Hargono dkk, 1986. 2. Penentuan Konsentrasi Larutan Uji yang Digunakan Penentuan larutan uji yang digunakan dilakukan berdasarkan kadar ta nnin yang terdapat dalam Ca mellia sinensis , Linn. Daun Teh memiliki kandungan ta nnin sebesar 33.800 sampai 270.000 ppm Duke, 2009b. Penelitian yang dilakukan Anwar 2005 mengenai perbandingan efek antihelmintik Biji Lamtoro dan Lamtoro Gung terhadap Asca ris suum , Goeze menggunakan konsentrasi terkecil ekstrak Biji Lamtoro dan Lamtoro Gung sebesar 25 menimbulkan kematian semua Asca ris suum , Goeze setelah 24 jam, dengan kadar ta nnin nya sebesar 68.000 ppm sedangkan pada Biji Lamtoro Gung kadar tannin sebesar 84.000 ppm Duke, 2009a. Dari keterangan tersebut diambil konsentrasi minimal untuk penelitian ini adalah 20 . Konsentrasi I : 5 ml infusa Daun Teh + 20 ml larutan NaCl 0,9 → Larutan infusa Daun Teh 20 Konsentrasi II : 10 ml infusa Daun Teh + 15 ml larutan commit to user 35 NaCl 0,9 → Larutan infusa Daun Teh 40 Konsentrasi III : 15 ml infusa Daun Teh + 10 ml larutan NaCl 0,9 → Larutan infusa Daun Teh 60 Konsentrasi IV : 20 ml infusa Daun Teh + 5 ml larutan NaCl 0,9 → Larutan infusa Daun Teh 80 Konsentrasi V : 25 ml infusa Daun Teh → Larutan infusa Daun Teh 100 3. Langkah Penelitian a. Tahap Penelitian Pendahuluan 1 Membuat larutan pyrantel pa moate dengan cara melarutan tablet pyrantel pa moate 125 mg ke dalam 25 ml larutan garam fisiologis. 2 Cawan petri sebanyak 7 buah disiapkan, diisi larutan garam fisiologis NaCl 0,9 sebanyak 25 ml, larutan pyra ntel pa moate sebanyak 25 ml, dan larutan uji dalam 5 konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100, dihangatkan terlebih dahulu pada suhu 37 C di dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit. 3 Ke dalam tiap cawan petri dimasukkan Asca ris suum , Goeze sebanyak 4 ekor. 4 Diinkubasi dengan inkubator pada suhu 37 C. 5 Untuk menentukan cacing tersebut mati atau hidup cacing-cacing tersebut disentuh dengan pinset. Jika sudah tidak bergerak, maka cacing dinyatakan mati. Pengamatan dilakukan tiap 30 menit. 6 Jumlah kematian pada uji ini akan menjadi dasar tahap penelitian. commit to user 36 b. Tahap Penelitian Akhir 1 Cawan petri sebnyak 7 buah disiapkan, masing-masing diisi larutan NaCl 0,9 kontrol negatif, larutan pyra ntel pa moate kontrol positif, dan larutan uji dalam 5 konsentrasi sebanyak 25 ml dan dihangatkan terlebih dahulu pada suhu 37 C di dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit. 2 Ke dalam tiap cawan petri dimasukkan Asca ris suum , Goeze sebanyak 4 ekor. 3 Diinkubasi dengan inkubator pada suhu 37 C. 4 Untuk menentukan cacing tersebut mati atau hidup cacing-cacing tersebut disentuh dengan pinset. Jika sudah tidak bergerak, maka cacing dinyatakan mati. Pengamatan dilakukan tiap 1 jam tahap pendahuluan. 5 Hasil pengamatan tiap jam yang diperoleh kemudian dicatat. 6 Penelitian direplikasi 4 kali.

K. Teknik Analisis Data