Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Cacing Gelang Asca ris lumbricoides , Linn. Penyakit ini bersifat kosmopolit yakni terdapat hampir di seluruh dunia, banyak ditemukan di daerah yang beriklim panas dan lembab Rasmaliah, 2001. Wilayah yang beresiko tinggi terkena askariasis adalah Asia, Afrika, Amerika Latin dan USSR Jamsheer, 2001. Di antara infeksi cacing lainnya, askariasis merupakan infeksi yang paling sering terjadi, dengan prevalensi berkisar 25 atau 0,8 – 1,22 milyar orang di dunia David, 2008; Kazura JW, 2008. Di Indonesia sendiri, askariasis terjadi pada hampir semua anak berusia 1-10 tahun, sedangkan pada orang dewasa angka kejadiannya mencapai 60 Rampengan, 2007. Asca ris lumbricoides , Linn tergolong Soil Tra nsmitted Helminths karena telur cacing ini menggunakan tanah sebagai media perkembangan telur menjadi bentuk infektif Sudoyo dkk, 2006. Infeksi Asca ris lumbricoides , Linn dalam jumlah kecil tidak menunjukkan gejala klinis yang berarti. Namun infeksi askariasis dalam jumlah besar sangat merugikan manusia. Pada stadium larva dapat menyebabkan gejala ringan di hati, dan larva Asca ris di paru-paru menyebabkan pneumonia askariasis yang menimbulkan gejala berupa Sindroma Loeffler Laskey, 2007. Askariasis berat pada anak-anak menyebabkan gangguan penyerapan makanan ma la bsorbtion yang berlanjut commit to user 2 menjadi penyakit kurang gizi, sedangkan pada orang dewasa dapat terjadi ileus obstructivus yang mempengaruhi kesehatan fisik dan produktivitas kerja Gandahusada dkk., 2000. Maka dari itu pengobatan yang tepat sangat dibutuhkan untuk memberantas larva maupun cacing dewasa. Obat-obat antihelmintik adalah obat yang digunakan untuk mengeradikasi atau menghilangkan parasit cacing dari saluran atau jaringan intestinal dalam tubuh. Mebenda zole, a lbenda zole dan pyrantel pa moate merupakan obat-obat cacing pilihan pertama terhadap askariasis. Sedangkan obat alternatifnya adalah pipera zine ataupun leva misole Tjay dan Rahardja, 2002; Katzung, 2004. Walaupun demikian, masih terdapat banyak kekurangan pada obat-obat antihelmintik di atas. Kekurangan tersebut antara lain, harganya yang relatif mahal. Selain itu askariasis ini dapat berlangsung sepanjang tahun, maka pemakaian obat juga harus dilakukan berulang kali yang dapat menimbulkan residu obat dalam jaringan tubuh Beriajaya, 1997b. Obat-obat antihelmintik ini juga mempunyai efek samping pada penggunaannya. Seperti pyrantel pa moate mempunyai efek samping mual, diare, insomnia, dan pusing Ganiswara, 2007. Pemakaian leva misole dosis rendah dapat menyebabkan efek samping ringan pada saluran cerna dan SSP Ganiswara, 2007. Di Indonesia terdapat beragam tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Tanaman-tanaman obat kemudian diramu menjadi obat tradisional yang layak dikonsumsi. Obat tradisional tersebut lebih digemari masyarakat karena relatif lebih aman dan memiliki efek samping yang commit to user 3 minimal Kustoro, 2007. Selain itu, obat tradisional juga murah dan mudah didapat karena dapat dijumpai di mana-mana, serta dapat mengikutsertakan masyarakat untuk mengurangi subsidi pemerintah Herawati, 2000. Oleh sebab itu, obat-obat tradisional yang mengandung zat antihelmintik perlu dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk pemberantasan penyakit cacing di Indonesia. Di antara berbagai macam obat tradisional di Indonesia, ada beberapa obat yang mengandung zat kimia yang mempuyai efek antihelmintik. Zat kimia tersebut antara lain ta nnin yang terdapat pada Biji Lamtoro dan Biji Lamtoro Gung yang sudah lama digunakan masyarakat sebagai obat cacing Anwar, 2005 . Ta nnin mempunyai efek vermifuga, yakni secara langsung berefek pada cacing melalui perusakan protein tubuh cacing Harvey dan John, 2004; Duke, 2009a . Daun Teh Ca mellia sinensis, Linn juga mengandung ta nnin yang kadarnya justru lebih tinggi daripada ta nnin pada Biji Lamtoro dan Biji Lamtoro Gung Duke, 2009b. Namun demikian, belum banyak orang yang mengetahui bahwa Daun Teh mempunyai zat aktif antihelmintik yang bisa digunakan sebagai obat cacing. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti apakah infusa Daun Teh memiliki pengaruh terhadap kematian Cacing Gelang. Cacing Gelang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asca ris suum , Goeze yang terdapat dalam usus babi. Peneliti menggunakan Cacing Asca ris suum , Goeze karena tidak dimungkinkannya mengambil Asca ris lumbricoides , Linn dalam keadaan hidup secara langsung pada kondisi yang commit to user 4 prima dari tubuh penderita askariasis. Selain itu secara morfologi Asca ris suum , Goeze hampir sama dengan Asca ris lumbricoides , Linn bahkan cacing tersebut disebut juga Ascaris lumbricoides suum . Cacing Asca ris suum , Goeze ini dapat menginfeksi manusia walaupun tidak menimbulkan manifestasi klinis yang berarti Laskey, 2007; Miyazaki, 1991.

B. Rumusan Masalah