2 Base Price Harga Dasar
Harga dasar suatu saham perusahaan sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham perusahaan, karena harga dasar
suatu saham merupakan harga pada penawaran perdananya dalam bursa efek. Harga dasar saham dapat dipergunakan sebagai
perhitungan indeks harga saham. 3
Market Price Harga Pasar Harga pasar adalah harga yang paling mudah untuk ditentukan,
karena harga
pasar merupakan
harga suatu
saham saat
berlangsungnya penawaran dalam pasar. Apabila penawaran saham dalam pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
pada saat penutupannya closing price. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham suatu perusahaan.
Menurut Husaini 2012 nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Apabila suatu perusahaan dapat mencapai prestasi yang
baik, maka saham dari perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh investor. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga
saham pada saat penutupan pada 30 Maret di tahun berikutnya, dengan asumsi laporan tahunan dan laporan keuangan diterbitkan 90 hari setelah
tutup buku 31 Desember. Harga saham pada saat penutupan tersebut akan diukur dengan menggunakan rumus persamaan rasio perubahan
harga saham.
4. Kinerja Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan
kemampuan kerja. Sedangkan kinerja keuangan menurut Sanjaya 2014 adalah sesuatu yang telah diraih oleh perusahaan yang menggambarkan
setiap hasil ekonomi pada periode tertentu untuk menghasilkan keuntungan
secara efektif
dan efisien
melalui aktivitas-aktivitas
perusahaan yang dapat diukur perkembangannya dengan cara melakukan analisis terhadap data-data yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan seperti: Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity
dan Debt to Equity Ratio.
5. Net Profit Margin NPM
Menurut Brigham dan Houston 2010 Net Profit Margin NPM merupakan bagian dari rasio profitabilitas, rasio ini mengukur laba bersih
per dolar penjualan yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.
Rasio profitabilitas
adalah rasio
yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Dita, 2013. Semakin besar NPM, maka semakin produktif pula kinerja dari perusahaan,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi atau menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut.
Sianipar dalam Hutami 2012 mengatakan bahwa NPM yang tinggi
dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, karena perusahaan dapat
menghasilkan laba
bersih yang
besar melalui
aktivitas penjualannya. Oleh karena itu, saham perusahaan dengan persentase
NPM yang tinggi banyak diminati oleh investor yang selanjutnya dapat menaikkan harga saham dari perusahaan tersebut.
Korelasi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih menggambarkan
kemampuan manajemen
dalam menjalankan
perusahaan secara berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya
untuk menanggung suatu resiko Rinati, 2010. Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan cara membandingkan laba setelah
bunga dan setelah pajak dengan total penjualan Putri, 2013. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan persentase laba bersih atas penjualan.
6. Return On Assets ROA
ROA adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu
Zuliarni, 2012. Menurut Raharjo dan Muid 2013 rasio ROA digunakan sebagai
pengukur tingkat efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya sebagai kegiatan operasional perusahaan.
Lestari dan Sugiharto dalam Rinati 2010 mengungkapkan bahwa ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih
yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin besar
ROA, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada para investor. Seorang investor dalam berinvestasi saham hendaknya perlu mempertimbangkan ROA, karena pada dasarnya
ROA berperan
sebagai indikator
efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan asetnya untuk memperoleh laba Darnita, 2013.
Menurut Dewi dan Hidayat 2014 dalam menggunakan ROA tentu terdapat keunggulan dan kelemahan yang dihadapi. Keunggulan dalam
menggunakan ROA menurut Anthony dalam Dewi dan Hidayat 2014 adalah sebagai berikut:
a Mendorong manajer agar memfokuskan hubungan antara penjualan,
beban, dan investasi, seperti yang diharapkan dari manajer pusat investasi;
b Mendorong manajer agar fokus pada efisiensi;
c Mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi dalam pengelolaan
aktiva operasi. Sedangkan
kelemahan dalam
menggunakan ROA
menurut Munawir dalam Dewi dan Hidayat 2014 antara lain sebagai berikut:
a ROA menyebabkan munculnya perhatian pada profitabilitas
divisional yang sempit atas beban profitabilitas secara keseluruhan dalam perusahaan;
b ROA mendorong manajer untuk memperhatikan kepentingan jangka
pendek atas beban jangka panjang.