Alat dan Bahan yang Digunakan Pembuatan Pereaksi Pembakuan NaOH 0,02 N Pemeriksaan Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh perebusan dan penggorengan terhadap kadar protein dan NPN di dalam belut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2011-7 Desember 2011.

3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan adalah blender, buret 50 ml pyrex, cawan porselin, desikator, erlenmeyer pyrex, kertas saring whatman No. 4, kompor gas, labu kjeldahl, mortir, neraca analitik AND GF-200, oven, pendingin liebig pyrex, stamper, tabung reaksi pyrex. Jika tidak dinyatakan lain bahan pereaksi yang digunakan adalah yang berkualitas pro analisis E. Merck, NaOH, H 2 SO 4 98, katalisator campuran K 2 SO 4 dengan CuSO 4 .5H 2 O, indikator mengsel. Dan sebagai pelarut menggunakan aqua destilata.

3.2 Pembuatan Pereaksi

Pereaksi yang digunakan adalah NaOH 40, H 2 SO 4 0,02 N, NaOH 0,02 N, indikator campuran K 2 SO 4 dan CuSO 4 .5H 2 O, indikator mengsel, larutan asam trikloroasetat 10. Universitas Sumatera utara NaOH 40 diperoleh dengan melarutkan 40 g pellet NaOH di dalam aquadest bebas CO 2 hingga 100 ml. H 2 SO 4 0,02 N yaitu dengan mencampurkan 1,4 ml H 2 SO 4 98 dan aquadest di dalam labu hingga 2,5 liter. NaOH 0,02 N dibuat dengan melarutkan 0,8 g NaOH dengan aquadest bebas CO 2 di dalam labu 1 liter Sudarmadji dan Suhardi, 1989. Indikator campuran merupakan campuran dari 100 g K 2 SO 4 dan 20 g CuSO 4 .5H 2 O. Pembuatan indikator mengsel yaitu dengan melarutkan 0,5 g metil biru dan 0,45 g metil merah dengan aquadest di labu 500 ml Sudarmadji, 1989. Larutan Asam Tri Kloro Asetat ATA 10 dibuat dengan cara sebanyak 100 g ATA dilarutkan dalam air suling secukupnya hingga 1 liter Silalahi, 1994.

3.3 Pembakuan NaOH 0,02 N

Ditimbang seksama 100 mg Kalium Bifthalat kemudian dilarutkan dalam air bebas CO 2 sebanyak 30 ml. Ditambah 2 tetes indikator fenolftalein, dititrasi dengan NaOH hingga terjadi warna merah muda mantap. Dilakukan perlakuan yang sama tiga kali dan dihitung normalitas larutan. 1 ml NaOH 1 N ∞ 204,2 mg kalium bifthalat. Normalitas NaOH = Berat K −Bifthalat mg Volume NaOH ml x BE K −Bifthalat 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan cara sampling purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana sampel Universitas Sumatera utara ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang sedang diteliti Sudjana, 2001.

3.4.2 Pengolahan sampel

Bagian yang digunakan adalah bagian tubuh belut kecuali kepala, tulang, dan ekor. Pengolahan dilakukan dengan cara belut segar dibeli dari pajak Kampung Lalang, bagian kepala, tulang, dan ekor dibuang, dibersihkan dari kotoran yang melekat kemudian dicuci dengan air bersih, lalu belut digiling hingga halus menggunakan blender. Kemudian belut yang telah digiling halus ini dikeringkan pada oven dengan suhu ± 55ºC hingga berat konstan. Hasil pengeringan ini yang dijadikan simplisia kering sebagai sampel untuk analisa penentuan kadar protein. Untuk hasil olahan belut belut rebus, setelah dibersihkan dan dicuci kemudian direbus pada suhu 100ºC selama ± 20 menit berwarna kuning pucat dan wangi, dinginkan, lalu digiling halus menggunakan blender. Untuk proses selanjutnya diberi perlakuan yang sama dengan belut segar. Untuk hasil olahan belut belut goreng, setelah dibersihkan dan dicuci kemudian digoreng dengan penggorengan dengan minyak banyak deep fat frying pada suhu 180ºC selama ± 5 menit berwarna kecoklatan dan wangi, dinginkan, lalu digiling halus menggunakan blender. Untuk proses selanjutnya diberi perlakuan yang sama dengan belut segar.

3.4.3 Analisis Data Secara Statistik

Menurut Gholib dan Rohman 2007, data perhitungan kadar dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Rumus yang digunakan adalah: SD = 1 2 − − ∑ n X X Universitas Sumatera utara untuk menentukan data diterima atau ditolak digunakan rumus: t hitung = n SD X X − Data diterima jika t tabel t hitung t tabel pada interval kepercayaan 95 dengan nilai α = 0,025 Keterangan: SD = Standart deviationsimpangan baku X = Kadar dalam satu perlakuan X = Kadar rata-rata dalam satu sampel n = Jumlah Perlakuan untuk mencari kadar sebenarnya dengan α = 0,025, dk = n-1, dapat digunakan rumus: µ = X ± t x SD n Keterangan: µ = Kadar sebenarnya X = Kadar Sampel n = Jumlah Perlakuan t = Harga t tabel sesuai dengan derajat kepercayaan dk = derajat Kebebasan. Universitas Sumatera utara

3.4.4 Penentuan Kadar Air

Menurut Sudarmadji dan Suhardi 1989, prosedur penentuan kadar air yaitu: Timbang teliti 5 g sampel di dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya, kemudian keringkan di oven pada suhu 55ºC sampai diperoleh berat yang konstan. Kadar air dihitung dengan rumus berikut: Kekurangan bobot setelah pengeringan Berat sampel x 100

3.5 Pemeriksaan Kualitatif

Dilakukan dengan menggunakan metode reaksi Xantoprotein dan reaksi Biuret. Disediakan dua tabung reaksi. Masing-masing ke dalam tabung dimasukkan sampel belut yang telah digiling. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan HNO 3 p reaksi Xantoprotein. Bila terjadi warna kuning, menunjukkan hasil positif mengandung protein. Pada tabung reaksi kedua ditambahkan larutan CuSO 4 dan NaOH reaksi Biuret. Masing-masing tabung reaksi diamati perubahan warna yang terjadi. Bila terjadi warna kuning pada tabung pertama dan warna ungu pada tabung kedua maka menunjukkan hasil positif mengandung protein Sudarmadji dan Suhardi, 1989.

3.6 Penetapan Kadar Protein Kasar Dengan Metode Kjeldahl Mikro