Komponen Jaringan Syaraf Tiruan Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

a. Himpunan node-node yang dihubungkan dengan jalur koneki. b. Suatu node penjumlah yang akan menjumlahkan masukan-masukan sinyal yang sudah dikalikan dengan bobotnya. c. Fungsi aktivasi yang menentukan apakah sinyal dari input neuron akan diteruskan ke neuron lan ataukah tidak. Neuron dalam jaringan syaraf tiruan sering diganti dengan istilah simpul. Setiap simpul tersebut berfungsi untuk menerima atau mengirim sinyal dari atau ke simpul-simpul lainnya. Pengiriman sinyal disampaikan melalui penghubung. Kekuatan hubungan yang terjadi antara setiap simpul yang saling terhubung dikenal dengan nama bobot.

2.4.2 Komponen Jaringan Syaraf Tiruan

Pada umumnya JST memiliki komponen dua lapisan, yaitu input layer dan output layer. Tetapi pada perkembangannya, JST memiliki satu lapisan lagi yang terletak diantara input layer dan output layer. Lapisan ini disebut dengan hidden layer. Berikut penjelasan mengenai komponen JST: 1 Input layer Input layer berisi node-node yang masing-masing menyimpan sebuah nilai masukan yang tidak berubah pada fase pelatihan training dan hanya bisa berubah jika diberikan nilai input baru. Node-node input tersebut menerima pola inputan dari luar yang menggambarkan suatu permasalahan. Banyak node atau neuron dalam input layer tergantung pada banyaknya input dalam model dan setiap input menentukan satu node. 2 Hidden layer Node-node pada hidden layer disebut node-node tersembunyi, dimana outputnya tidak dapat diamati secara langsung. Akan tetapi semua proses dam fase training dan fase testing dijalankan di lapisan ini. Jumlah lapisan ini tergatung dari arsitektur yang dirancang., tetapi pada umumnya terdiri atas satu lapisan hidden layer. 3 Output layer Universitas Sumatera Utara Output layer merupakan solusi dari jaringan syaraf tiruan terhadap suatu permasalahan yang menampilkan hasil perhitungan sistem oleh fungsi aktivasi pada lapisan hidden layer berdasarkan input yang diterima.

2.4.3 Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

Arsitektur jaringan syaraf tiruan digolongkan menjadi tiga model yaitu: 1. Jaringan layar tunggal Single layer Pada lapisan layar tunggal single layer node input yang menerima sinyal dari luar terhubung ke node output tetapi tidak terhubung ke node input lainya, dan node-node output yang terhubung ke node output lainnya. Seperti terlihat pada gambar brikut ini: Gambar 2.1 Arsitektur jaringan layar tunggal single layer Keterangan: x 1 , x i , x n : Nilai input ke 1 sampai ke n y 1 , y j , y m : Nilai output hasil pembangkitan nilai output oleh suatu fungsi aktivasi w i : Bobot atau nilai Pada Gambar 2.1 diperlihatkan bahwa arsitektur jaringan layar tunggal single layer dengan n buah input x 1 , x i , x n dan m buah output y 1 , y j , y m . Dalam jaringan ini semua node input dihubungkan dengan semua node output. 2. Jaringan layar jamak multilayer Universitas Sumatera Utara Jaringan layar jamak multi layer memecahkan masalah yang lebih rumit dari single layer. Pada jaringan tidak hanya terdiri dari ini terdiri dari input layer, hidden layer dan output layer. Sebagi contoh terlihat pada gambarberikut: Gambar 2.2 Arsitektur jaringan layar jamak multilayer Pada Gambar 2.2 memperlihatkan jaringan layar jamak multilayer dengan n buah input x 1 , x i , x n , hidden layer yang terdiri dari p buah node z 1 , z j , z p dan m buah output y 1 , y j , y m . Pada jaringan layar jamak multilayer kadangkala proses trainingnya lebih rumit. 3. Jaringan reccurent Model jaringan reccurent mirip dengan jaringan layar tunggal single layer ataupun jaringan layar jamak multilayer. Hanya saja, ada node output yang memberikan sinyal node input feedback loop. Dengan kata lain sinyalnya mengalir dua arah yaitu maju dan mundur. Seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 2.3 Arsitektur jaringan reccurent

2.4.4 Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation