BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1.
Bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman keji beling yaitu sebanyak 12 isolat. 2.
Isolat AJ1 memiliki zona hambat tertinggi sebesar 11,5 mm terhadap Aspergillus flavus.
3. Isolat AJ5 dan AJ7 mampu menghambat semua pertumbuhan bakteri dan jamur
patogen uji. 4.
Ekstrak metanol isolat AJ5 memiliki diameter zona hambat tertinggi terhadap Escherichia coli
pada konsentrasi 40 dan konsentrasi 60 sebesar 10 mm sedangkan ekstrak metanol isolat AJ7 memiliki diameter zona hambat tertinggi
terhadap Salmonella typhii pada konsentrasi 60 sebesar 14 mm, terhadap Streptococcus mutans
pada konsentrasi 40 sebesar 8,4 mm dan terhadap Aspergillus flavus
pada konsentrasi 100 sebesar 6,6 mm.
5.2. Saran
Adapun saran untuk penelitian ini yaitu: 1. Perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui senyawa aktif metabolit
sekunder yang terkandung dalam ekstrak AJ5 dan AJ7. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memperoleh media pertumbuhan bakteri
endofit dalam menginduksi dan menghasilkan metabolit sekunder yang lebih maksimal.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut lain dalam mengekstrak bakteri endofit.
Universitas Sumatera Utara
alternatif pengendalian secara biologi untuk menekan pertumbuhan mikroba patogen dan untuk mendapatkan isolat awal bakteri endofit dari tanaman tersebut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keji Beling Strobilanthes crispus
Keji beling Gambar 2.1 adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak. Batang pohonnya berdiameter antara
0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun berbentuk bulat telur, pada tepinya
bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun tanpa tangkai berkisar antara 5 - 8 cm ukuran normal dan lebar
daun kira-kira 2 - 5 cm LIPI, 2009. Akar utama keji beling berbentuk tunggang, berwarna putih kekuningan dan berfungsi dalam menyerap air dan memperkuat
tanaman. Kulit batangnya berwarna serta memiliki bulu halus.
Gambar 2.1. Keji Beling LIPI, 2009 Tanaman ini merupakan tanaman obat yang memiliki efek farmakologi yang
dapat menghancurkan senyawa berbahaya dalam tubuh. Selain itu tanaman keji beling mengandung zat kalium, natrium, kalsium, asam silikat dan sebagainya.
Tumbuhan ini juga memiliki rasa yang pahit Sulaksana Jayusman, 2005. Tanaman keji beling ini berasal dari daerah Madagaskar. Perkembangan dan proses
Universitas Sumatera Utara
penyebarannya hingga ke Indonesia belum diketahui secara pasti. Kemungkinan besar keji beling dibawa ke Indonesia oleh para pedagang rempah-rempah yang
berkeliling dunia berabad-abad yang lalu. Di Indonesia, keji beling bisa tumbuh hampir di seluruh wilayah kepulauan Nusantara.
2.2. Bakteri Endofit