Keamanan Lingkungan Konsep Keamanan .1 Defenisi

pencegahan kebakaran, dan beberapa tindakan pencegahan yang berhubungan dengan bahaya pada usia tertentu. 8. Faktor Lingkungan Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan karpet yang terpasang dengan baik, permukaan bathtub atau shower yang tidak licin, alarm asap yangberfungsi dan terletak strategis, serta pengetahuan mengenai rute penyelamatan diri apabila terjadi kebakaran. Pencahayaan yang adekuat, baik di dalam maupun di luar rumah, dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

2.3.3 Keamanan Lingkungan

Di dalam komunitas, lingkungan yang aman adalah suatu lingkungan dimana kebutuhan dasar terpenuhi, bahaya fisik berkurang, penyebaran kuman patogen berkurang, polusi terkontrol, dan sanitasi dapat dipertahankan. 1. Kebutuhan dasar Kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum merupakan kebutuhan fisiologis yang akan mempengaruhi keamanan sesorang Potter Perry 2005. 2. Pengurangan bahaya fisik Bahaya fisik yang ada di dalam komunitas dapat menyebabkan klien beresiko mengalami cedera. Jatuh merupakan penyebab utama kematian akibat kecelakaan pada klien yang berusia 75 tahun atau lebih. Banyak bahaya fisik, khususnya yang mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui pencahayaan yang adekuat, pengurangan bahaya fisik, Universitas Sumatera Utara pengontrolan bahaya yang mungkin ada di kamar mandi, dan tindakan pengamanan. a. Pencahayaan yang adekuat Pencahayaan yang adekuat akan mengurangi bahaya fisik dengan cara menerangi tempat klien bekerja dan bergerak. Pencahayaan yang adekuat di sepanjang trotoar harus ada. Di dalam rumah, tangga, gang, dan ruangan individu harus diberikan pencahayaan yang adekuat sehingga penghuninya dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dengan aman. Pencahayaan buatan harus berupa cahaya yang lembut dan tidak menyilaukan mata, karena cahaya yang menyilaukan adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh lansia Ebersole dan Hess, 1994 dalam Potter Perry 2005. b. Mengurangi penghalang fisik Keset yang ada di tangga dan lantai, noda basah di lantai, kain yang kusut di samping meja, lemari dinding, bagian atas kulkas, dan lemari buku merupakan benda-benda yang ada di rumah yang dapat menyebabkan cedera. Risiko jatuh karena berbagai penghalang ini dapat dialami oleh seluruh kelompok usia. Lansia mengalami resiko ini lebih besar daripada kelompok usia lain. Faktor ekstrinsik penghalang fisik ini dapat menjadi satu-satunya penyebab jatuh. Penghalang fisik harus dipindahkan dari gang dan tempat lalu lalang lainnya untuk mengurangi risiko cedera. Benda-benda yang dibutuhkan, misalnya seperti kacamata, jam, tisu, atau obat-obatan harus tetap diletakkan di meja samping tempat tidur dalam jangkauan klien tetapi tidak dapat Universitas Sumatera Utara dijangkau anak-anak. Keset harus dilindungi dengan alas yang tidak licin atau bahan perekat yang tahan licin. Keset dan alasnya tidak boleh digunakan di tangga. Karpet pada tangga harus dilindungi dengan paku karpet. Perawatan juga harus dilakukan untuk memastikan bahwa ujung meja telah aman dan meja mempunyai kaki meja yang stabil dan lurus Potter Perry 2005. c. Mengontrol bahaya yang ada di kamar mandi Pegangan yang mudah terlihat dan aman serta perekat yang bewarna dan tidak licin yang ada di dasar bak mandi berguna untu mengurangi risiko jatuh dalam bak mandi. Tempat duduk toilet yang ditinggikan dengan pegangan tangan dan alas yang tidak licin pada lantai depan toilet juga sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi Potter Perry 2005. d. Mengamankan rumah Tindakan pencegahan untuk mengamankan rumah dari penyeludup perlu dilakukan dengan cara mengevaluasi keberadaan dan kualitas kunci pintu dan jendela. Kerjasama dengan petugas keamanan di sekitar rumah sangat diperlukan Potter Perry 2005. 3. Pengurangan transmisi patogen Patogen adalah setiap mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit. Teknik aseptik dalam mencuci tangan merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk membatasi penyebaran patogen. Pemberian imunisasi dapat mengurangi bahkan pada beberapa kasus dapat mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang lain. Penyebaran Universitas Sumatera Utara penyakit juga dikontrol melalui pembuangan sampah manusia yang adekuat ke dalam tempat yang tepat, serta perbaikan pembuangan air dan drainase Potter Perry 2005. 4. Pengontrolan polusi Lingkungan yang bebas polusi merupakan lingkungan yang sehat. Polusi terdiri dari polusi udara, air, suara dan tanah. Polusi udara adalah kontaminasi terhadap atmosfir dimana pemaparan yang lama terhadap polusi udara akan meningkatkan terjadinya penyakit paru-paru. Polusi air adalah kontaminasi terhadap danau, sungai, dan aliran air. Polusi udara terjadi bila tingkat bunyi pada lingkungan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuni di lingkungan tersebut. Pembuangan radiokatif dan sampah bioaktif yang tidak tepat dapat menyebabkan polusi tanah Potter Perry, 2005.

2.3.4 Keamanan Lansia di Rumah