1. Mengidentifikasi masalah
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah
dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya. 2.
Mencari alternatif pemecahan Yang terpenting dalam mencari alternatif adalah dengan mengumpulkan
data untuk penyelesaian masalah sebanyak mungkin. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai
yang tidak diinginkan 3.
Memilih alternatif Setelah tersusun, barulah memilih alternatif. Setiap alternatif perlu diteliti
berdasarkan kelebihan dan kekurangan, tingkat resiko, dan tingkat efisiensi.
4. Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, laksanakan alternatif tersebut 5.
Evaluasi Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, untuk mengetahui keefektifan
hasil dari alternatif tersebut.
2.2.1 Pengambilan Keputusan Medis
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari suatu peristiwa yang meliputi diagnosa, seleksi tindakan dan implementasi Beach Connolly, 2005. Definisi
lain tentang pengambilan keputusan juga dikemukakan oleh Nigro dalam Ridho, 2003 bahwa keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif
yang memungkinkan dalam suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan. Perawatan medis sering disebut sebagai salah satu seni mengambil
keputusan tanpa informasi yang adekuat Sox, 1990. Para dokter sering memilih perlakuan kepada pasien, jauh sebelum para
dokter tersebut mengetahui jenis penyakit yang muncul. Bahkan ketika penyakit diketahui, dokter biasanya harus memilih dari beberapa pilihan tindakan
Universitas Sumatera Utara
pengobatan dan konsekuensi dari masing-masing pengobatan tidak dapat diramalkan dengan jelas, sehingga ketidakpastian menjadi salah satu faktor
intrinsik dalam praktek medis Sox, 1990. Para dokter mengalami kesulitan dalam membuat keputusan di dunia medis.
Ini disebabkan besarnya pengaruh etika di dalam proses tersebut. Untuk hal etika sendiri, hal ini mungkin berbeda-beda tergantung tempat dan zaman saat
dibutuhkannya pemikiran dalam menyelesaikan masalah tertentu. Di dalam beberapa situasi, dokter harus memutuskan untuk dirinya sendiri
apakah yang benar untuk dilakukan. Namun dalam mengambil keputusan tersebut, akan sangat membantu jika mereka mengetahui apa yang dilakukan
dokter lain dalam situasi yang sama. Kode etik dokter dan kebijakan yang berlaku merupakan konsensus umum bagaimana seorang dokter harus bertindak dan harus
diikuti kecuali ada alasan yang lebih baik mengapa harus melanggarnya. Pada umumnya dokter menganggap mereka bertanggung jawab terhadap
diri mereka sendiri, kepada kolega profesi kesehatan mereka, dan terhadap agama yang dianut, kepada Tuhan. Saat ini mereka memiliki tanggung jawab tambahan
– terhadap pasien mereka, kepada pihak ketiga seperti rumah sakit, organisasi yang
mengambil keputusan medis terhadap pasien, kepada pemegang kebijakan dan perijinan praktek, dan bahkan sering kepada pengadilan. Berbagai tanggung jawab
yang berbeda ini dapat saling bertentangan satu sama lain.
2.3 Matriks