BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi yang identik dengan perdagangan bebas menjadikan persaingan bisnis antar perusahaan menjadi sangat ketat. Industry bisnis saling
berlomba- lomba untuk merebut pasar global demi memaksimalkan profit dan nilai perusahaan. Pada era globalisasi ini, hanya perusahaan yang mampu
memanfaatkan sumber- sumber ekonomi yang dimiliki secara efektif dan efesiensilah yang dapat memenangkan persaingan tersebut melalui berbagai
strategi aktivitas bisnis yang berdaya saing. Menurut Wei 2006 dalam Arifin 2008: 91, salah satu langkah yang menyelesaikan permasalahan tadi adalah
dengan menjaga kebijakan yang mendukung persaingan usaha yang sehat guna terciptanya alokasi sumber daya yang efektif dan efisien. Salah satu kebijakan
yang dianggap paling penting adalah kebijakan pendanaan. Menurut Sugehen 2003: 12 bahwa kebijakan pendanaan merupakan salah
satu kunci dalam menentukan nilai perusahaan. Menurut teori struktur modal, kebijakan pendanaan dalam menentukan struktur modal bertujuan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan cerminan dari kinerja aktivitas-aktivitas bisnis yaitu: kemampuan manajemen pendanaan
dalam menentukan target struktur modal aktifitas pendanaan, kemampuan manajemen investasi dalam mengaktifkan penggunaan aktiva aktifitas investasi
dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisiensikan proses produksi dan distribusi aktivitas operasi. Kebijakan pendanaan yang baik akan meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
nilai perusahaan apabila manajemen perusahaan mampu menggunakan sumber – sumber ekonomi yang mereka miliki dengan efektif dan efesien.
Aktivitas bisnis lainnya yang cukup penting dalam menentukan nilai perusahaan adalah aktivitas perusahaan adalah aktivitas investasi. Aktivitas
investasi merupakan kegiatan perencanaan dan pelaksanakan kebijakan investasi dengan tujuan mengupayakan efektivitas dan efesiensi penggunaan aktiva
perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Aktivitas investasi juga memprediksi berapa modal yang diperlukan oleh perusahaan dalam pemakaian
dan penambahan aktiva perusahaan untuk kegiatan produksi. Semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut,
sehingga nilai perusahaan semakin baik. Dengan demikian, nilai perusahaan adalah cerminan kinerja keuangan yang berasal dari hasil aktivitas – aktivitas
bisnis. Kemampuan manajemen dalam menggunakan factor produksi yang dimiliki aktivitas investasi dapat diukur melalui rasio aktivitas, yang
menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya, diantaranya tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran
aktiva tetap dan tingkat perputaran total aktiva. Alternatif kebijakan pendanaan yang cukup penting adalah dengan
leverage keuangan pendanaan dengan utang. Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai keuntungan, yaitu dapat mengurangi jumlah pembayaran
pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang, berbeda dengan pembayaran deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di sisi lain,
penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkrutan. Menurut teori pertukaran trade off teory yang
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan oleh Modigliani dan Miller MM, bila keuntungan pajak lebih besar dari biaya keagenan dan kebangkrutan, maka sebaiknya perusahaan
menggunakan utang untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Teori ini juga menyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat sejalan dengan penggunaan
utang, selama posisi utang dalam struktur modal masih berada dibawah target struktur modal optimal. Karena menurut teori struktul modal, jika posisi struktur
modal telah berada di atas target struktur modal, maka setiap pertambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Listy Widyaningrum 2009, Hubungan
antara leverage keuangan dengan tingkat aktivitas investasi perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
adalah secara simultan leverage keuangan secara signifikan terhadap aktivitas investasi perusahaan. Secara parsial leverage keuangan berpengaruh secara
signifikan terhadap aktivitas investasi perusahaan. Selain penggunaan sumber dana dengan pinjaman yang bila dikelola
dengan baik dapat menaikkan nilai perusahaan, maka ukuran perusahaan juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, dimana dengan ukuran perusahaan yang
besar akan memberikan indikasi perkembangan perusahaan sangat pesat. Adapun alat ukur atau indikator ukuran perusahaan yang digunakan yaitu jumlah aktiva
perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh Munawir 2000: 19 bahwa “perusahaan- perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk
menyajikan tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan
dipandang dengan lebih kritis oleh para investor”. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zahroh Naimah dan Siddharta Utama 2006
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan fenomena bahwa peningkatan ukuran perusahaan belum sepenuhnya meningkatkan nilai laba perusahaan, dimana hal ini berarti
peningkatan laba belum menjamin peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu Kasmir 2008: 107 “dengan besarnya ukuran perusahaan dilihat dari
jumlah aktiva yang banyak memungkinkan perusahaan mengembangkan operasinya di berbagai bidang dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
dimiliki dengan tujuan memperoleh laba yang maksimal agar dapat berkembang secara berkesinambungan. Namun demikian ukuran perusahaan yang besar belum
dapat memastikan perolehan laba yang tinggi apabila pihak manajemen tidak dapat meminimalkan pengeluaran biaya dalam operasinya”.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh leverage keuangan dan
ukuran perusahaan terhadap profitabilitas terhadap perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
1.2 Perumusan masalah