BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Konsentrasi Mangan pada Air Sumur dengan Parkinson Like
Syndrome
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyebutkan
bahwa konsentrasi mangan maksimal yang diperbolehkan terdapat pada air minum adalah 0,4 mgL. Sumur-sumur di lokasi penelitian yang memiliki konsentrasi
mangan di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan tersebut, diperkirakan mendapatkan cemaran mangan tersebut dari mangan yang terdapat dalam kerak bumi
sehingga mempengaruhi kondisi air tanah. Hal tersebut disimpulkan karena di lokasi penelitian tidak terdapat industri-industri atau Tempat Pembuangan Akhir TPA
sampah yang berpotensi menimbulkan pencemaran mangan terhadap sumur-sumur penduduk di lokasi penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsentrasi mangan pada air sumur yang digunakan sebagai sumber
air minum dengan timbulnya Parkinson Like Syndrome. Hal tersebut disebabkan karena semakin besarnya paparan mangan menyebabkan akumulasi dari konsentrasi
mangan yang tersimpan dalam tubuh dan mempengaruhi metabolisme tubuh juga akan semakin meningkat, sehingga risiko untuk mengalami efek dari paparan mangan
tersebut berupa Parkinson Like Syndrome tentu akan lebih besar pula.
Universitas Sumatera Utara
Dengan nilai PR 18, maka dapat disimpulkan responden yang mengkonsumsi air dengan konsentrasi mangan yang melewati nilai ambang batas mepunyai peluang
18 kali lebih besar memiliki risiko terkena Parkinson Like Syndrome dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi air dengan konsenstrasi mangan yang tidak
melewati nilai ambang batas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ashar
2007 yang menyatakan terdapatnya hubungan antara konsentrasi mangan pada air minum yang dikonsumsi dengan tingkat kesehatan pada masyarakat Rawa Kucing,
Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.
5.2. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan
Parkinson Like Syndrome
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden dengan timbulnya Parkinson Like
Syndrome. Hal tersebut disebabkan oleh mekanisme paparan mangan tidak membedakan efek yang terjadi pada laki-laki dengan perempuan. Penelitian yang
dilakukan oleh Sandstrom 1986 mengindikasikan tidak adanya perbedaan tingkat absorbsi mangan pada laki-laki dan perempuan. Dari tujuh orang dewasa tanpa
memperhatikan jenis kelamin yang mengkonsumsi susu formula bayi yang mengandung mangan didapatkan rata-rata absorbsi mangan sebesar 8,4. Ditinjau
dari ilmu analisis risiko hal tersebut juga tidak bertentangan. Dalam penghitungan besar risiko menurut Kolluru, dkk 1996 variabel jenis kelamin memang tidak
dimasukkan ke dalam unsur-unsur yang berhubungan dengan besarnya tingkat risiko.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Hubungan Laju Asupan dengan