BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah auditor BPK-RI Perwakilan Medan yang menjalankan proses audit, yaitu yang melakukan pemeriksaan terhadap laporan
keuangan. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pemeriksa yunior dan pemeriksa senior termasuk pemeriksa yang diperbantukan dalam unsur
penunjang. Penggunaan pemeriksa pada unsur penunjang digolongkan sebagai pemeriksa yang belum berpengalaman dikarenakan pemeriksa tersebut belum sering
melakukan pemeriksaan namun memiliki sertifikat sebagai pemeriksa. Alasan pemilihan tersebut adalah auditor Perwakilan BPK-RI di Medan melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan memberikan pendapat atas dasar hasil pemeriksaan tersebut, sehingga mereka terlibat dalam penentuan kualitas audit.
Karena jumlah populasi relatif sedikit, maka seluruh populasi dijadikan sampel, jadi penelitian ini bersifat sensus.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dari penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan data primer, yakni data yang diperoleh dari para akuntan di BPK Perwakilan Medan.
Alat yang digunakan adalah kuesioner, yang berisi berbagai pertanyaan yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Instrumen pengumpulan data jumlah pengetahuan dari subyek mengikuti instrumen interralated reliability yang berupa
penyebutan kembali secara bebas unsconstrained free recall task. Unconstrained free recall task adalah suatu mode untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan
seseorang mengenai suatu kawasan pengetahuan dalam suatu cara yang tak mendesakan pendapat dan tidak dimaksudkan untuk menirukan suatu situasi yang
berkaitan dengan kerja. Dengan memakai instrument seperti ini maka probabilitas waktu, dan urutan akan ditentukan oleh organisasi ingatan subyek dan strategi
pengungkapannya sendiri dan akan tidak dipengaruhi oleh isi dan struktur suatu daftar yang disajikan.
3.3 Pengukuran variabel
Pengukuran variabel yang dilakukan peneliti dalam penulisan ini merupakan adobsi dari peneliti-peneliti sebelumnya, ukuran ordinal terhadap variabel
pengalaman akuntan pemeriksa digunakan oleh Hermanto 1997 yang menggunakan penilaian obyek eksperimen terhadap pernyataan ordinal dari tidak berpengalaman
hingga sangat pengalaman. Ukuran tahun pengalaman untuk mengukur pengalaman dipakai oleh Frederick dan Libby 1986 dan Nelson 1993. Ukuran pengembangan
intuisi yang dipakai dalam penelitian ini merupakan pengambangan dari Sularso 1999 dengan mengawalinya melalui pemahaman atas intuisi untuk memperoleh
indikator penggunaan intuisi dengan pengalaman dalam pekerjaan. Indikator ini juga
Universitas Sumatera Utara
sejalan dengan hasil penelitian Wally dan Baum 1994 yang menunjukkan bahwa penggunaan intuisi yang lebih besar akan mempercepat waktu pengambilan
keputusan. Dalam variabel penelitian ini terdapat beberapa variabel yang digunakan
yaitu: a.
Variabel Pengalaman Variabel pengalaman dalam penelitian merupakan variable independen. Variabel
pengalaman auditor bisa diukur dengan ukuran ordinal, jenjang jabatan, tahun pengalaman, dan hubungan antara jenjang jabatan dengan tahun pengalaman.
Penggunaan jenjang jabatan auditor untuk mengukur variable pengalaman antara lain dilakukan oleh Ashton 1991 yang memakai jenjang jabatan auditor mulai
dari staf hingga partner untuk membedakan tingkat pengalaman. Ukuran tahun pengalaman untuk mengukur pengalaman dipakai antara lain oleh
Nelson 1993 memakai auditor yang berpengalaman lebih dari dua tahun untuk mengukur auditor yang berpengalaman.
b. Variabel Penggunaan Intuisi
Memahami intuisi sebagai suatu proses penalaran yang berasal dari pengungkapan pengalaman dan ingatan masa lalu untuk menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi. Diagnosa dan pemecahan masalah secara intuitif berlangsung sangat cepat dan tidak mampu menjelaskan bagaimana keputusan
terjadi. Indikator penggunaan intuisi berupa kecepatan pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan penelitian yang diambil dalam penelitian ini, indikator kecepatan pengambilan keputusan diperoleh dari waktu subyek bisa mengidentifikasi
kekeliruan yang benar dalam kasus yang ditelaah subyek. Subyek yang memakan waktu sedikit dipandang menggunakan intuisi yang lebih besar dan sebaliknya.
c. Variabel Pendeteksian Kekeliruan Variabel diukur dengan melihat kemampuan auditor BPK dalam mendeteksi
adanya kekeliruan dan ketidakberasan dalam laporan keuangan yang mereka periksa.
Berikut ini adalah ringkasan defenisi operasional dan pengukuran variabel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Defenisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Dependen Kekeliruan
Kemampuan auditor dalam mendeteksi adanya kekeliruan
dan ketidakberasan dalam laporan keuangan yangmereka
periksa Kekeliruan diukur berdasarkan persepsi
mereka tentang kemampuan mereka dalam mendeteksi adanya kekeliruan
dalam laporan keuangan yang mereka periksa. Variabel ini diukur dengan
skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukannya dengan
skor 5 SS= sangat setuju, skor 4 S= setuju, skor 3 TT= tidak tahu, skor 2
TS= tidak setuju dan skor 1 STS=sangat tidak setuju tetapi
pernyataan yang negatip skor akan dibalik.
Interval
Independen Pengalaman
Pengalaman auditor dalam memeriksa laporan keuangan
auditee Pengalaman diukur berdasarkan
persepsi mereka tentang lamanya dan banyaknya pengalaman yang mereka
miliki selama ini. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu mengukur
sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap
pernyataan yang diajukannya dengan skor 5 SS= sangat setuju, skor 4 S=
setuju, skor 3 TT= tidak tahu, skor 2 TS= tidak setuju dan skor 1
STS=sangat tidak setuju tetapi pernyataan yang negatip skor akan
dibalik Interval
Intervening Intuisi
Penalaran auditor yang berasal dari pengungkapan pengalaman
dan ingatan masa lalu untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi. Intuisi diukur berdasarkan persepsi
mereka tentang kemampuan intuisi yang mereka miliki berdasarkan
pengalaman mereka selama melakukan proses pemeriksaan. Variabel ini diukur
dengan skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukannya dengan
skor 5 SS= sangat setuju, skor 4 S= setuju, skor 3 TT= tidak tahu, skor 2
TS= tidak setuju dan skor 1 STS=sangat tidak setuju tetapi
pernyataan yang negatip skor akan dibalik
Interval
Universitas Sumatera Utara
3.4 Pengujian Reliabilitas dan Validitas Data