BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kekeliruan
Pengaruh pengalaman dan pengetahuan sangat penting diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap tugasnya untuk memenuhi standar
umum audit. Pengetahuan seorang auditor dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk
memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.
Terdapat dua pandangan pokok mengenai keahlian Bedard, 1998. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada paradigma Einhorn.
Menurut pandangan ini diperlukan minimal tiga kondisi agar dikatakan sebagai seorang ahli;
a. Seorang ahli harus cenderung mengelompokkan variabel-variabel dalam cara
yang sama ketika mengidentifikasikan dan mengorganisasikan isyarat clues; b.
Dalam mengukur jumlah isyarat seorang ahli harus memperlihatkan keterandalan intra judge yang tinggi, keterandalan inter judge yang tinggi dan relatif bebas dari
judge bias; c.
Seorang ahli harus menimbang dan mengkombinasikan isyarat dalam cara yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, pandangan kognitif yang menjelaskan keahlian dari sudut pengetahuan. Pengetahuan bisa diperoleh lewat pengalaman langsung dan pengalaman tidak
langsung misalnya, pendidikan, buku. Hasil-hasil penelitian yang berpangkal pada pandangan perilaku menunjukkan
bahwa auditor yang berpengalaman tidak berperilaku berbeda dengan akuntan yang tidak berpengalaman. Kesimpulan tersebut mungkin tidak dapat diterima secara
umum dikarenakan diperlukan waktu yang lama bagi seorang akuntan untuk dapat menjadi seorang akuntan pengalaman. Hal ini dikarenakan kelemahan teori yang
mendukung penelitian-penelitian dengan memakai pandangan perilaku yaitu tidak sahihnya teori yang menjelaskan bahwa keahlian mempengaruhi variabel-variabel
judgment seperti consensus, stabilitas, self insight dan pentingnya isyarat. Setiap ahli dan peneliti menggunakan strategi yang berbeda dalam proses judgment sehingga
dampak keahlian terhadap variabel-variabel tidak seperti yang diduga. Menurut I Wayan Suwarta, 2006, berdasarkan penelitian bahwa
pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa auditor yang lebih berpengalaman tidak sensitif
terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal bukti yang bersifat negatif atau positif. Pengalaman auditor mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh
urutan informasi yang diterimanya. Dikatakan bahwa mekanisme telaah dapat mengurangi besaran bias, karena efek kekinian pada kasus evaluasi pada
pengendalian intern perusahaan berkurang dibandingkan dengan tanpa metode telaah.
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme telaah yang dilakukan secara kelompok juga dapat mengurangi besaran bias, karena efek kekinian pada kasus penilaian kelangsungan hidup perusahaan.
Wayan 2006 menandaskan, hasil penelitian itu memiliki manfaat bagi praktik audit yang sudah seharusnya kantor akuntan menekankan pada aspek telaah kepada setiap
staf auditor, sehingga pertimbangan yang dibuatnya bisa bebas dari faktor urutan bukti. Sularso dan Na’im 1999 menjelaskan berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan terhadap Kantor Akuntan Publik di Solo dan Jakarta menarik kesimpulan bahwa penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan
pemeriksaan sebagai satu-satunya ukuran keahlian adalah kurang tepat. Penelitian yang hampir sama dilakukan dilakukan oleh Putri Noviyani 2002 yang
menyimpulkan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang jenis kekeliruan. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa
program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa pelatihan yang dilakukan oleh
auditor akan meningkatkan keahlian mereka untuk melakukan audit. Keahlian audit merupakan suatu kemampuan untuk mengetahui kekeliruan yang merupakan salah
satu bagian dari kompetensi auditor. Auditor harus kredibel, mengetahui standar sistem yang berlaku di BPK-RI
serta relevan dan mampu melakukan penilaian terhadap kreteria dari pedoman yang digunakan. Auditor harus dapat berkomunikasi dengan jelas baik tertulis maupun
lisan. Auditor harus memiliki kombinasi kualifikasi dan pengalaman yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk memastikan kredibilitasnya. Auditor mudajunior harus memiliki latar belakang pendidikan formal dalam akuntansi dan telah pernah mengikuti pelatihan
pemeriksa yang diadakan baik oleh BPK-RI maupun pihak lainnya.
2.2 Pengaruh Pengetahuan Melalui Pengalaman Terhadap Kekeliruan