Identitas Lembaga Mandat Dan Wilayah Kerja Sasaran

44 1 Instruksi Presiden RI no 2 tahun 1989 tentang pemberian kesejahteraan anak. 2 Instruksi Presiden RI no 3 tahun 1997 tentang penyelenggaraan pembinaan kualitas anak. Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Sosial no 81HUK1997 dan hasil keputusan konferensi Internasional dan Lokakarya Nasional tentang Anak Jalanan yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1997 tersebut diatas, BKKKS memprakarsai semiloka Pembentukan LPA di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selaras dengan konvensi PBB terhadap Hak anak, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Sedunia, serta hasil kesepakatan Forum Perlindungan Anak Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 2 dan 3 Februari 1999, maka dibentuk Lembaga Perlindungan Anak sebagai wahana masyarakat yang independen guna ikut memperkuat mekanisme nasional untuk mewujudkan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perlindungan anak di Indonesia demi masa depan yang lebih baik.

c. Identitas Lembaga

LPA DIY merupakan lembaga independent yang dipilih setiap 3 tahun sekali oleh Forum Daerah LPA sebagai forum tertinggi untuk menyelenggarakan perlindungan bagi anak-anak untuk memenuhi hak-hak mereka sesuai dengan masa tumbuh kembangnya dan memegang prinsip- prinsip Konvensi Hak Anak yakni non diskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi anak, menghargai hidup, tumbuh kembang anak dan partisipasi anak dalam berpendapat. 45

d. Mandat Dan Wilayah Kerja

LPA DIY mempunyai jaringan yang luas di setiap provinsi, termasuk dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak. Kami bekerja di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk isu perlindungan anak dan bekerja sama dengan siapa saja yang mempunyai visi sama terhadap perlindungan anak. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, bermoral, dan sejahtera. Dalam hal ini, Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang sama terhadap penyelenggaran perlindungan anak.

e. Sasaran

Di dalam Undang-undang tentang Perlindungan Anak No.23 tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Demikian pula secara khusus kategori anak yang disebutkan dalam Undang-undang Perlindungan Anak. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu, kami juga melakukan perlindungan khusus pada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak tereksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban 46 penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik danatau mental, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.

f. Visi