Aspek Afektif AspekPsikomotor PENILAIAN 1. AspekKognitif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRPP Nama Sekolah : SMK MUH 2BANTUL Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas Semester : XI I Pertemuan : 1 kali pertemuan Alokasi Waktu : 2 x 45 menit STANDAR KOMPETENSI 4. Menerapkan budaya hidup sehat KOMPETENSI DASAR 10.1 Menganalisis dampak seks bebas INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI  Mengidentifikasi penyakit yang sering ditimbulkan akibat perilaku seks bebas  Mengklasifikasikan perilaku seks bebas  Mengkategorikan faktor-faktor penyebab seks bebas

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

i. Siswa dapat mengidentifikasikan penyakit yang sering ditimbulkan akibat perilaku seks bebas ii. Siswa dapat mengklasifikasikan perilaku seks bebas iii. Siswa dapat mengkategorikan faktor-faktor penyebab seks bebas iv. Siswa dapat mengetahui cara untuk menghindari perilaku seks bebas

E. MATERI PEMBELAJARAN

Dampak seks bebas menimbulkan PHS penyakit hubungan kelamin

F. METODE PEMBELAJARAN

i. Ceramah ii. Diskusi atau Tanya Jawab

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pendahuluan

5. Guru mempresensi siswa yang hadir 6. Guru memeriksa kelengkapan siswa 7. Guru memimpin do’a 8. Guru memberikan apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran.

5. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru menjelaskan materi

Pendidikan Seks

a. Pengertian Pendidikan Seks

Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin, dan sebagainya. Pendidkan seks juga diartikan sebagai sex play yang hanya perlu diberikan kepada orang dewasa. Adapun pengertian pendidikan seks secara umum adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti,fungsi, dan tujuan seks, sehinggaia dapat menyalurkannya secara baik,benar dan legal. Pendidikan seks mempunyai ruang pembahasan yang kompleks. Pendidikan seks bukan hanya mengenai penerangan seks dalam arti heterosexual seseorang yang mempunyai keinginan seks hanya pada lawan jenisnya, dan bukan semata- mata menyangkut masalah biologis atau fisiologis, melainkan juga meliputi psikologi,sosio-kultural, agama, dan kesehatan.Dalam pendidikan seks dapat dibedakan antara sex instruction dan eeducation in sexuality. Sex instruction ialah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin, dan mengenai biologi dari reproduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan kelamin untuk mempertahankan jenisnya. Termasuk didalamnya juga pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Adapun education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, psikologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai individu seksual, serta mengadakan hubungan interpersonal yang baik. Karena sex instruction tanpa adanya education in sexuality akan dapat menyebabkan promiscuity pergaulan dengan siapa saja, serta hubungan-hubungan seks yang menyimpang.

b. Tujuan Pendidikan Seks