Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

47 sedangkan penelitian ini menyoroti aspek-aspek lain yang berkaitan dengan muatan lokal membatik dan pengembangan kearifan lokal di sekolah.

F. Kerangka Berpikir

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya di wariskan secara genetis. Di era globalisasi yang melanda hampir seluruh kehidupan masyarakat dunia menjadi tantangan tersendiri bagi budaya-budaya lokal. Dengan demikian bila suatu negara mempunyai identitas lokal tertentu, dalam hal ini kearifan lokal atau budaya lokal, tidak mungkin lepas dari pengaruh globalisasi ini sehingga kearifan lokal harus tetap hidup dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Globalisasi berpengaruh positif terhadap perkembangan negara Indonesia sendiri, tapi salah satu efek samping dari globalisasi itu adalah krisis budaya ini. Krisis budaya saat ini adalah tidak adanya ketertarikan dan kemauan dari bangsa sendiri untuk kembali mempelajari budaya lokal yang sudah mulai ditinggalkan. Kalau hal ini terus berlanjut, bisa-bisa tidak sedikit budaya negeri tercinta kita ini disebut sebagai 48 budaya yang hilang atau The Lost Culture karena tidak ada lagi yang menguasai dan mewariskan budaya tersebut. Krisis budaya lokal berdampak pada masyarakat terutama peserta didik karena pendidikan saat ini sangat minim pengetahuan tentang cara mengembangkan kearifan lokal di daerah. Untuk itu pemerintah Kabupaten Bantul melakukan upaya untuk menanggulangi krisis budaya yaitu dengan cara mengeluarkan kebijakan tentang muatan lokal membatik karena daerah Bantul sendiri merupakan salah satu daerah penghasil batik. Agar industri batik di Bantul bisa tetap hidup dan para generasi muda bisa ikut serta menciptakan batik maka pemerintah Kabupaten Bantul mewajibkan muatan lokal membatik bagi sekolahmadrasah di Kabupaten Bantul. Sekolah Menengah di Kabupaten Bantul yang melaksanakan pembelajaran muatan lokal membatik salah satunya adalah SMA Negeri 1 Bantul. Dengan adanya pembelajaran muatan lokal membatik, siswa dapat mengembangkan kearifan lokal dengan menuangkan ide kreatifnya untuk membuat sketsa batik mereka. Sikap dan nilai budaya pada siswa juga meningkat dengan adanya muatan lokal membatik ini. Budaya membatik memberikan kesan positif bagi siswa. Nilai-nilai yang terkandung dalam batik seperti nilai seni dan mempunyai kekhasan tersendiri mampu meningkatkan sikap siswa untuk menghargai dan melestarikan kebudayaan batik. 49 Gambar 1. Kerangka Berpikir Faktor Penghambat 1. Kurangnya guru muatan lokal membatik 2. Kurangnya wadah untuk berkarya Mengembangkan Kearifan Lokal Faktor Pendukung 1. Pendanaan 2. Sarana Prasarana membatik Muatan Lokal Membatik SK Bupati Bantul No.05A Tahun 2010 tentang Penetapan Membatik sebagai Muatan Lokal Wajib Krisis Budaya Lokal Budaya Metode Tugas Proses Pembelajaran Metode Ceramah Hasil Membatik Metode Pendampingan 50

G. Pertanyaan Penelitian