4
tentang teknik mencetak body gitar menggunakan tanah seperti yang dilakukan di Pondok.
Peneliti tertarik untuk mengetahui kualitas gitar yang dihasilkan melalui proses pencetakan body menggunakan tanah. Apakah kualitas
yang dihasilkan lebih baik atau memiliki karakteristik khusus. Mengingat para gitaris professional pada umumnya lebih memilih gitar yang dibuat
secara manual atau handmade.
B. Fokus penelitian
Dalam penelitian ini banyak aspek yang dapat dikaji, namun agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan mendalam, penelitian di fokuskan
pada: 1.
Teknik pembuatan gitar secara tradisional menggunakan cetakan tanah 2.
Kualitas gitar yang dibuat menggunakan cetakan tanah
C. Tujuan
Tujuan yang dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan teknik pembuatan gitar
menggunakan cetakan tanah di dusun Pondok Sukoharjo 2.
Untuk mengetahui kualitas gitar yang dibuat melalui cetakan tanah di dusun Pondok Sukoharjo
5
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran atau wawasan yang ilmiah
terhadap proses pembuatan gitar dengan cetakan berupa tanah. Penelitian ini disertai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi playability gitar.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan dalam proses pembuatan gitar menggunakan cetakan tanah. Karena penelitian ini
disertai pula penjelasan melalui gambar alat alat yang digunakan dalam proses pembuatan gitar menggunakan cetakan tanah.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi teori
1. Kualitas gitar
Kualitas dari suatu produk akan sangat mempengaruhi minat konsumen. Seorang konsumen yang cerdas adalah mereka yang dapat
mengukur kualitas dari suatu barang yang kemudian akan disesuaikan dengan harga barang tersebut. Menurut Garvin 1984: 30 bahwa kualitas
memiliki 8 dimensi yaitu performa, fitur, keandalan, kesesuaian, ketahanan, serviceability, estetika, dan persepsi kualitas.
Gitar merupakan alat musik yang memiliki bermacam macam jenis yang masing masing memiliki kelebihan serta kekurangan. Menurut
French 2001: 40 “The instrument should stay in tune, be comfortable to play,
sustain notes well, be quick to respond, have a wide dynamic range, maintain a consistent sound across the pitch range, and
have a pleasing sound for the player and perhaps an audience. “ Dari pendapat yang dikemukakan oleh French yang mengatakan
bahwa alat musik yang baik adalah alat musik yang tune, nyaman digunakan, memiliki sustain yang baik, responsive, stabil, memiliki suara
yang memuaskan bagi pendengarnya. Menurut pendapat Gavin mengenai kualitas meliputi performa, fitur, keandalan, kesesuaian, ketahanan,
serviceability, estetika, dan persepsi kualitas, jika kedua pendapat tersebut
7
diaplikasikan secara bersamaan maka gitar yang berkualitas adalah gitar yang dapat dimainkan dengan teknik apapun, sesuai dari segi ukuran,
memiliki nilai estetika, memiliki body yang kokoh dan awet, serta nada yang dihasilkan pada tiap fret tidak fals.
Penelitian ini menilai kualitas gitar yang dibuat menggunakan cetakan tanah di dusun Pondok Sukoharjo. Adapun aspek yang dinilai
adalah sebagai berikut: a.
Kualitas finishing Finishing merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembuatan gitar. Menurut Mashek 2015: “…..A guitar may play like a dream and sound like Thors
hammer, but if it has a terrible finish itll get regulated to studio work where nobody will ever see the horror of its
appearance……Dont ask me why most guitar players are vain this
way; we need our guitar to look great” Dari apa yang dikemukakan oleh Mashek dapat diketahui bahwa
sebaik apapun suara yang dihasilkan oleh gitar, jika buruk hasil finishing- nya maka gitar tersebut tidaklah menarik. Dengan alasan tersebut peneliti
ingin mengetahui tanggapan dari beberapa orang untuk menilai hasil finishing yang dibuat secara tradisional.
8
b. Kualitas suara
Kualitas suara termasuk dalam aspek yang akan diamati dalam penelitian ini. Jansson 2002: 19 mengatakan bahwa:
“all guitar players answered that volume, carrying power, strength etc. are desirable. Tone length and timbre should
be the second most important, as six gave answers relating to these properties
.” Oleh kerena itu, kualitas suara diamati mulai dari volume,
panjang nada dan warna suara. Peneliti menyimpulkan kualitas suara dari gitar yang dibuat menggunakan cetakan tanah dari beberapa
pendapat narasumber dan expert. c.
Playability Kenyamanan dalam memainkan alat musik sangatlah penting.
Hal ini terkait dengan kualitas permainan sesorang. Sebaik apapun kemampuan seorang pemain gitar, ketika tidak nyaman dengan gitar
yang digunakan maka permainannya tidak akan maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Murray 2013 bahwa,
“However, an instrument that sounds great but is difficult to play will cause unnecessary struggle for a beginning
player. Obviously, the best scenario is to have a guitar that
sounds great and is easy to play.” Oleh karena itu gitar tidak hanya memerlukan kualitas finishing
dan kualitas suara yang baik, namun harus memiliki playability. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya;
ketinggian senar dari fretboard, ketebalan neck, ukuran body gitar dan
9
lebar fretboard. Pemain gitar yang bertubuh kecil tidak akan nyaman memainkan gitar dengan body yang besar, begitupula sebaliknya.
d. Kualitas material
Kemampuan seorang pembuat gitar bukan satu satunya alasan yang dapat menyebabkan gitar tersebut berkualitas. Material yang
berkualitas baik akan menghasilkan gitar yang memuaskan. Bahan baku pembuatan gitar yang utama adalah kayu, namun tidak semua
kayu dapat digunakan untuk bahan pembuatan gitar. Menurut Danar seorang expert dalam bidang gitar klasik, kualitas material yang baik
dapat menghasilkan tone yang berkarakter.
2. Konstruksi gitar klasik
Dalam membuat sebuah alat musik yang berkualitas, dibutuhkan konstruksi yang baik. Perbedaan dalam konstruksi gitar
dapat berpengaruh besar kepada kualitas suara yang dihasilkan. Hal tersebut berkaitan pula dengan karakter yang dihasilkan. Bagian
terpenting dalam merancang gitar adalah desain body. Dalam body gitar terdapat bagian yang bernama bracing. Bracing adalah salah satu
bagian gitar yang paling penting untuk menghasilkan kuat lemahnya suara dan nada yang dihasilkan Yamaha guitar essential knowledge
2010: 8. Bracing adalah kayu tipis yang melekat pada body gitar bagian atas. Kayu tersebut disusun dengan berbagai macam posisi.
10
Gambar 1: lattice bracing Sumber:
http:www.luth.orgback_issueal093-096al094.html Selain bracing, gitar yang berkualitas harus memperhatikan
keakuratan dari tiap tiap anatomi yang akan dibuat. Desain gitar sudah diperhitungkan oleh para ahli. Berikut adalah desain gitar yang biasa
digunakan oleh pengrajin.
Gambar 2: desain konstruksi gitar klasik Sumber:
http:www.crane.gr.jp
11
3. Proses pembuatan gitar
Gitar yang dibuat di Sukoharjo melalui proses yang sistematis mulai dari pemilihan bahan hingga finishing. Seperti yang dikatakan
oleh Widodo pengrajin gitar akustik senior di Sukoharjo bahwa untuk menghasilkan gitar yang baik diperlukan proses yang panjang.
Karena gitar yang baik adalah gitar yang dibuat dengan tingkat ketelitian yang tinggi sehingga menghasilkan presisi yang tepat, suara
yang jernih, dan menarik secara visual. Sedangkan menurut May dalam Maton catalogue acoustic 2014: 2 mengungkapkan bahwa
presisi adalah hal yang paling penting dalam proses pembuatan gitar, sehingga kemampuan dari pengrajinnya sangat menentukan. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan gitar membutuhkan tingkat ketelitian dan waktu yang lama
untuk menghasilkan gitar yang presisi, dan memiliki suara yang baik. Proses pencetakan body gitar pada umumnya ialah
menggunakan cetakan bernama body jig. Body jig terbuat dari bahan kayu maple ataupun mahoni yang dibentuk menyerupai bentuk body
gitar. Awalnya kayu akan diletakkan dalam cetakan tersebut mengikuti bentuk tepi dari body jig kemudian selanjutnya direkatkan dengan
sebuah kerfing. Menurut Olson 2014, ”The top and back are held to the sides of the guitar with
linings made from a long wood strip with dozens of close kerf cuts that allow it to be bent around the perimeter of the guitar.
From the kerf cuts, lining gets its other name: kerfing”
12
Sehingga kerfing dapat diartikan sebagai kayu tipis dan panjang yang berfungsi untuk menahan body bagian atas dan bawah
terhadap sisi samping gitar. Kerfing yang sudah dilumuri lem akan direkatkan pada body bagian atas dan belakang untuk menjadi media
penghubung.
Gambar 3: body jig Sumber :
http:www.mike- land.comWoodworkingAcoustic_Guitar_Page_1BodyClamp2.JPG
13
Gambar 4: kerfing yang sudah direkatkan pada bagian dalam body Sumber :
http:osthoffguitars.comimagescust tamcoom12buildkerfing.jpg
Pada umumnya proses pembuatan gitar klasik melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut dimulai dari pemilihan bahan
baku, proses pencetakan hingga finishing. Berikut tahapan proses pembuatan gitar secara handmade :
a. Pemilihan bahan
Gitar yang berkualitas harus diimbangi dengan pemilihan bahan bahan yang berkualitas. Konstruksi yang sama namun bahan
baku yang berbeda dapat menghasilkan gitar yang berbeda dari segi kualitas dan karakter suara yang dihasilkan. Material yang digunakan
untuk tiap bagian gitar dapat bermacam-macam. Seperti neck gitar yang membutuhkan kayu bertekstur keras seperti rosewood,
mahogany, maple, walnut. Neck gitar sangat berpengaruh pada playability atau kenyamanan memainkannya baik dari segi bentuk,
tekstur, dan ketebalan. Seperti yang dimuat dalam Yamaha guitar
14
essensial knowledge 2014: 10, neck tidak hanya berpengaruh pada kenyamanan, neck juga berpengaruh dalam sustaine dan tone yang
dihasilkan. Bahan untuk membuat body gitar klasik menggunakan kayu
yang tipis dan lentur. Bahan baku pembuatan body secara umum dibagi menjadi dua yaitu solid dan laminate. Solid merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut kayu utuh sebagai bahan pembuatan gitar. sedangkan laminate merupakan kayu yang berlapis atau
biasanya disebut triplek. Body gitar yang menggunakan bahan solid memiliki kualitas
vibra yang lebih baik dibanding kayu laminate. Menurut beberapa expert gitar, kayu laminate memiliki karakter suara yang lebih cerah
dibanding solid namun buruk dalam hal vibrasi. Cox mengatakan dalam sebuah artikel bahwa :
“ There are a great many steps involved, including carefully steam bending the thin material on forms, which
can lead to cracking in the wood if you arent careful. Then you have to start over. To make laminated sides, you simply
lay up several layers of thin veneer, which are so thin that cracking is not a risk. These layers can all be glued
together into the shape of the curved side, at once.” Gitar berbahan solid memiliki harga yang lebih mahal
dikarenakan untuk melengkungkan kayu solid untuk side body lebih rumit dan cukup beresiko dibanding kayu laminate. Material untuk
membuat body gitar klasik yang pada umumnya berbahan spruce,
15
mahogany, cedar. Sedangkan Rangka dan bracing gitar menggunakan kayu yang bertekstur lunak seperti kayu sengon, dan pinus.
b. Pembuatan body ,pemasangan rangka, bracing dan kerfing.
Setelah bahan yang dibutuhkan sudah siap maka tahap selanjutnya yaitu proses pembuatan body. Pembuatan body dimulai
dari melengkungkan sisi samping body atau biasa disebut side body menggunakan beberapa metode. Menurut Bogdanovic pada artikel
yang berjudul side bending, untuk melengkungkan kayu tipis untuk side body agar sesuai seperti desain yang diinginkan, menggunakan
dua metode dasar yaitu steam atau heat bender dan pelapisan kayu pada body jig atau disebut lamination. Kedua metode tersebut dapat
difungsikan pada gitar klasik ataupun gitar folk. Steam atau heat bender adalah alat berupa besi atau pipa yang mampu melengkungkan
kayu solid menggunakan metode dipanaskan pada suhu tinggi. Body jig melengkungkan kayu berbahan laminate tipis dengan menahannya
dari sisi luar side body hingga lem dan kerfing melekat sempurna pada tiap lapisannya.
Setelah side body selesai dicetak dan melengkung dengan presisi maka langkah selanjutnya adalah pemasangan kerfing pada sisi
dalam side body seperti pada gambar 4. Langkah selanjutnya adalah pemasangan top body menggunakan kayu berbahan tipis dan lentur.
Kayu yang biasa digunakan adalah solid spruce atau laminate spruce. Spruce yang sudah dipasangi bracing dan rangka seperti pada gambar
16
1 direkatkan menggunakan lem kayu sehingga menutupi side body. Setelah top body merekat dengan sempurna selanjutnya menutupan
bagian belakang menggunakan backside body yang sudah dipasangi kerangka. Backside biasanya menggunakan kayu berbahan mahogany,
ebony, spruce, dan lacewood. c.
Pemasangan neck, fret dan fingerboard Menurut artikel yang dimuat dalam Yamaha essential
knowledge 2014: 10, bahwa neck bisa menggunakan kayu berbahan solid yang keras seperti Honduras mahogany atau laminate tiga
lapisan kayu. Neck dipasang dengan membentuk semacam pola pengunci antara body dengan neck kemudian merekatkannya
menggunakan lem kayu.
Gambar 5: pola pengunci pada neck dan body Sumber:http:jsevy.comluthierieguitarmaking_guidedovetail_jointdove
tail_joint.ht
17
Ketika neck sudah terpasang dengan sempurna maka langkah selanjutnya pengeleman fingerboard dan pemasangan fret. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6: pemasangan fret Sumber:https:zimnickiclassicalconstruction.wordpress.co
m20120715classical-guitar-fretboard
Gambar 7: pemasangan fingerboard pada neck Sumber:https:zimnickiclassicalconstruction.wordpress.co
m20120715classical-guitar-fretboard
18
d. finishing
Ketika seluruh proses pembuatan mulai dari body hingga fret selesai, tahap selanjutnya adalah finishing. Pada awalnya gitar hanya
berwarna seperti kayu pada umumnya namun finishing bertujuan untuk memperindah dan membentuk suatu image tertentu pada gitar
tersebut secara visual. Finishing juga melindungi kayu agar tidak mudah rusak karena finishing mampu melindungi kayu dari
pelapukan. Artikel dalam walden catalog 2012: 5 mengatakan bahwa,
“A satin finish is also smoother than a glossy finish which can sometimes feel sticky, allowing the musician to play
with greater ease and speed.” Finishing tidak hanya mempengaruhi secara visual. Finishing
juga mempengaruhi kenyamanan memainkan gitar tersebut. Seperti beberapa pemain yang merasa kurang nyaman menggunakan gitar
berbahan glossy. Untuk mengantisipasi hal tersebut digunakanlah finishing berbahan satin.
4. Alat
Gitar merupakan alat musik yang pada umumnya berbahan dasar kayu. Sehingga dalam proses membuat gitar, diperlukan alat alat
yang sesuai untuk membuat kerajinan berbahan dasar kayu. Untuk mendapatkan peralatan yang sederhana, bisa didapatkan di toko alat
alat tukang kayu. Namun tidak semua alat yang digunakan untuk membuat gitar bisa didapatkan dengan cara membeli di toko. Menurut
Donahue 2002: 7, dalam membuat gitar diperlukan alat yang
19
beragam. Tidak hanya terdiri dari alat tukang kayu saja, namun juga meliputi alat alat yang dimodifikasi sendiri tergantung kebutuhan.
Alat alat yang beragam menurut Donahue, dimaksudkan untuk memperhalus atau membentuk beberapa bagian bagian tertentu pada
gitar. alat alat minimal yang harus dimiliki oleh seorang pengrajin gitar menurut Tauber 2013: 40 adalah sebagai berikut:
a. a vice of your choosing to hold nuts and saddles,
b. an X-Acto knife handle and saw blade,
c. a teardrop shaped needle file,
d. a standard single-cut bastard mill file
e. a standard woodworking file
f. a short 6” metal ruler and a 36” long metal ruler,
preferably calibrated in both inches and millimeters, g.
a standard set of feeler gauges, h.
0000 grade steel wool, i.
various grits of sandpaper - 80 to 600 j.
a home-made sanding block k.
Allen keys metric and inch and hexagonal socket wrenches for adjusting truss rods
l. and as an optional tool, a full or partial set of calibrated
nut files. Dari beberapa alat yang dikemukakan oleh Tauber, dapat
dikatakan bahwa alat dasar yang digunakan dalam membuat gitar merupakan alat yang digunakan oleh seorang tukang kayu pada
umumnya seperti pada poin b,c,d,e,f,g,h dan beberapa alat yang dimodifikasi sendiri seperti pada poin a, i, j, k, l.
20
B. Penelitian yang relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Gunawan Nurbeni yang dilakukan pada tahun 2012 dengan judul “Proses pembuatan dan teknik permainan alat musik
Sape’ kayaan di mandalam kabupaten Kapuas hulu”. Hasil dari penelitian ini adalah:
a. Proses pembuatan meliputi: Pemilihan bahan baku, Pembentukan
badan Sape’, Pengukiran motif, Finishing, Pelarasan nada pada laras Sape’
b. Teknik permainan Sape’: Tuning, Posisi badan, Teknik penjarian
tangan kiri dan kanan, Memproduksi nada 2.
Selain itu penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Nandhy Presetyo pada tahun 2012. Penelitian yang berjudul “Proses pembuatan
instrument Calung di desa jipang kecamatan Bantar kawung kabupaten Brebes tersebut berfokus pada proses pembuatan alat musik Calung
yang meliputi proses pengerjaan, penggunaan alat, bagian bagian Calung, serta fokus yang lain adalah mendeskripsikan teknik
permainan Calung dalam pertunjukan. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah:
a. Proses pengerjaan seperti: Pemotongan bambu, Pencucian bambu,
Pencucian bambu Mengurutkan bambu, Penyeteman, Finishing, Pembuatan rajutan, Perakitan
21
b. Teknik permainan: Teknik dithuthuk, Teknik dikleter, Teknik
digiling Kedua penelitian di atas dinilai relevan terhadap penelitian ini
karena memiliki kesamaan dalam objek penelitiannya yaitu proses pembuatan alat musik. Namun perbedaan terletak pada alat musik yang
dibuat. Jika Kedua penelitian tersebut meneliti tentang proses pembuatan alat musik beserta teknik memainkannya, penelitian ini
akan lebih difokuskan pada teknik membuat body gitar secara tradisional menggunakan cetakan yang berbeda yaitu melalui tanah
dan membandingkan kualitasnya dengan gitar buatan pabrik.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian