32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Lokasi penelitian
Kabupaten Sukoharjo berada sekitar 10 km sebelah selatan Kota Surakarta. Kabupaten sukoharjo memiliki luas wilayah sebesar
444, 666 km
2
. Secara geografis, kabupaten sukoharjo terletak pada 7
o
32’17” – 7
o
49’32” Lintang Selatan 110
o
42’06,79” – 110
o
57’33,7” Bujur Timur dan berada pada ketinggian 80 m
– 125 m di atas permukaan laut. Batas wilayah kabupaten sukoharjo adalah sebelah
utara adalah kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, sebelah timur kabupaten Karanganyar, sebelah selatan kabupaten Gunung Kidul
Provinsi DIY dan kabupaten Wonogiri, sebelah barat kabupaten Boyolali dan Klaten. Dalam penelitian ini, akan diambil setting lokasi
pada salah satu desa di kecamatan Baki kabupaten Sukoharjo yang bernama dusun Mancasan.
Dusun Mancasan merupakan sebuah desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin gitar. Penduduk
yang ada tidak hanya dapat memproduksi gitar namun dapat memproduksi beberapa alat musik lainnya seperti Biola, Bass, Cajon,
dan alat musik keroncong. Beberapa penduduk juga ada yang memiliki showroom alat musik yang juga menjual sparepart alat musik,
33
sehingga dusun Mancasan menjadi tujuan para pemusik yang membutuhkan aksesoris dan ingin memperbaiki alat musik.
2. Teknik cetakan tanah
Teknik membuat gitar menggunakan cetakan body berupa tanah sudah ada sejak tahun 70-an. Tidak diketahui siapa penemu dari
teknik tersebut namun Pengrajin gitar di kebupaten sukoharjo telah menggunakan teknik tersebut sejak dahulu kala.
Widodo adalah seorang pembuat gitar yang menguasai teknik tradisional tersebut. Peneliti memilih Widodo karena gitar akustik
yang dibuat oleh Widodo memiliki tingkat ketelitian tinggi dan sangat rapi dalam finishing-nya meskipun hanya menggunakan alat dan bahan
seadanya. Ketelitian Widodo dalam membuat gitar menggunakan teknik tradisional sudah tidak perlu diragukan lagi karena dalam gitar
yang digunakan dalam penelitian ini berhasil mendapatkan komentar positif dari beberapa narasumber yang salah satunya merupakan
pemain gitar professional bernama Rahmad raharjo. Menurut Widodo teknik tradisional awalnya digunakan oleh pengrajin gitar pada jaman
dahulu kala ketika belum mempunyai cetakan body yang bernama body jig. Setiap mendapat pesanan gitar akustik, mereka membuat
gambaran bentuknya pada sebuah papan ataupun triplek yang kemudian dibentuk menyerupai body gitar bagian belakang. setelah
terbentuk lalu diletakkan diatas tanah yang memiliki kepadatan yang cukup dan tidak lembab. Setelah itu tanah digali mengikuti bentuk
34
papan tersebut sehingga membentuk semacam kolong berbentuk body gitar. Kolong inilah yang nantinya akan digunakan untuk membentuk
lengkungan pada side body gitar. Hal ini dipertegas oleh pendapat dari Samiran salah seorang rekan dekat Widodo yang juga pernah
membuat gitar dengan teknik cetakan tanah tersebut. Menurut Samiran teknik tradisional semacam ini selain menghemat biaya, para pengrajin
pemula bisa belajar mengrajin gitar dengan cara dan alat yang sederhana. Keterbatasan alat dan bahan yang dialami oleh masyarakat
pengrajin gitar kala itulah yang menyebabkan terciptanya teknik ini.
3. Proses pencetakan Body