PENDAHULUAN PENYUSUNAN PETA IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN

GG PP LL AA NN LL OO B U L ET IN B U L E T IN Halaman 18

I. PENDAHULUAN

Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan termasuk salah satu kebijakan prioritas Departemen Kehutanan pada periode 2005 2009, dimana salah satu kegiatan pokoknya yaitu Penanggulangan kebakaran hutan. Dalam upaya menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, Departemen Kehutanan telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT dan Badan Meteorologi dan Geofisika BMG, dan pada tanggal 30 Oktober 2003 disepakati Perjanjian Kerjasama dalam Penerapan Teknologi Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran SPBK untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran SPBK pada dasarnya merupakan sistem untuk memprediksi potensi dan resiko terjadinya kebakaran melalui pengamatan dan evaluasi secara sistematis terhadap kondisi cuaca dan bahan bakar vegetasi yang tersedia pada suatu wilayah. Perjanjian kerjasama ini dilandasi oleh keinginan bersama antara Departemen Kehutanan, BPPT dan BMG untuk berperan serta dalam rangka pemanfaatan hasil kerjasama antara Kanada dan Indonesia mengenai proyek South East Asia Fire Danger Rating system SEA FDRS: Indonesia Initiative Perjanjian kerjasama ini dimaksudkan sebagai landasan bagi Departemen Kehutanan, BPPT dan BMG untuk melakukan kegiatan terpadu dalam penerapan teknologi SPBK untuk mendukung kegiatan pengendalian kebakaran lahan dan hutan. di Indonesia. Sebagai langkah awal dalam implementasi kerjasama tersebut, Departemen Kehutanan ,Badan Planologi Kehutanan Cq. Pusat Inventarisasi dan Perpetaan Kehutanan telah membuat Peta Identifikasi Daerah Rawan Kebakaran berdasarkan bahan bakar hutan. I

I. PENYUSUNAN PETA IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN

A. KLASIFIKASI KELAS TYPE BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN PETA IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN Bahan bakar diklasifikasikan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam mengidentifikasi potensi dan peluang terjadinya kebakaran dan merupakan suatu system yang menghubungkan antara aspek vegetatif atau ekologi dari suatu tutupan dengan perilaku api yang ditentukan oleh bahan bakar dan cuaca. Klasifikasi type bahan bakar dikelompokkan berdasarkan kemudahan dan keseringan terbakar serta tingkat kesulitan dalam pengendalian. Type bahan bakar dikelompokan atas 4 kelas type yaitu : 1. Areal terbuka Serasah dan ranting, alang alang, semak belukar tanah kering, semak belukar rawa 2. Tebas tebang Perladanganpertanian tanah kering, Perladangan pertanian rawa, Areal Penyiapan Lahan HTI - Tanah kering, Areal Penyiapan Lahan HTI rawa, Areal Penyiapan lahan Perkebunan - Tanah kering, Areal Penyiapan lahan Perkebunan rawa . 3. Hutan konversi Logged Over Area-Tanah kering, Logged Over Area rawa, Hutan terganggu tanah kering, Hutan terganggu rawa . 4. Hutan Alam Mangrove,Dataran rendah, Pegunungan, Gambut B. PEMETAAN BAHAN BAKARAN BERDASARKAN KLASIFIKASI BAHAN BAKAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT Jika kegiatan pemetaan klasifikasi bahan bakar untuk seluruh wilayah Indonesia dilakukan dengan hanya berpedoman pada hasil penelitian lapangan maka akan dibutuhkan waktu yang sangat lama, biaya yang sangan mahal dan dibutuhkan tenaga yang tidak sedikit, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan cara yang cepat, mudah , murah dan dengan akurasi yang baik yaitu dengan menggunakan teknik pengenderaan jauh dengan menggunakan sumber data citra satelit. Klasifikasi bahan bakar dengan menggunakan citra satelit dapat dilakukan secara digital maupun secara visual on screen digitation. Klasifikasi secara visual dilakukan dengan mendeleniasi citra secara langsung pada screenlayer dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti warna gelapterang, struktur kerapatan objek- rapattidak, tekstur kasarhalus, pola bentuk obyek, tempatsite Lokasi obyek- keringbasah, generalisasi obyek dan asosiasinya. Pembuatan Model Peta 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam pemetaan bahan bakaran ini yaitu Peta Penutupan Lahan skala 1 : 250.000 yang dibuat oleh Badan Planologi Kehutanan berdasarkan analisa Citra landsaat tahun 19992000 dan 2003, Peta Land system dar seri RePPProT regional Phyesical Planning Programme for Transmigration skala 1 : 250.000 dan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan skala 1 : 250.000 2. Tahapan kegiatan › · Pengumpulan data dan penyusunan klasifikasi › · Analisis spasial › · Penyesuaian klasifikasi berdasarkan sumber data › · Penyusunan model peta identifikasi kawasan hutan yang rawan terbakar berdasarkan bahan bakaran › · Pencetakan model peta identifikasi kawasan hutan yang rawan terbakar berdasarkan bahan bakaran PENYUSUNAN PETA DIGITAL IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN BERDASARKAN BAHAN BAKARAN HUTAN SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM 1 PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL 2 Oleh : Ir. Watty Karyati Pembuatan Peta Indentifikasi daerah rawan kebakaran berdasarkan bahan bakaran hutan skala 1 : 250.000 yang telah dilaksanakan di Pusat Inventarisasi dan Perpetaan Hutan yaitu , Propinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan .

III. PENGGUNA INFORMASI SPBK