Pembuatan Peta Indentifikasi daerah rawan kebakaran berdasarkan bahan bakaran hutan skala 1 : 250.000 yang telah dilaksanakan di Pusat Inventarisasi dan Perpetaan Hutan yaitu , Propinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan .
III. PENGGUNA INFORMASI SPBK
A. MANGGALA AGNI 2002 5 Propinsi
21 Daerah Operasi Daops ; 1.080 orang, 72 regu, 15 orang Sumut 3 Daops,Riau 5 Daops,Jambi 4 Daops
Kalbar 5 Daops, Kalteng 4 Daops B.
MANGGALA AGNI 2005 3 Propinsi 8 Daerah Operasi
Sumsel 4 Daops, Kalsel 2 Daops,Sulsel 2 Daops
IV. PENUTUP
Pencegahan kebakaran hutan dan lahan merupakan kegiatan yang terpenting dalam pengendalilan kebakaran dan merupakan pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus. Seringkali pencegahan kebakaran merupakan cara yang lebih
ekonomis untuk mengurangi kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran tanpa harus menggunakan peralatan yang mahal.
Tersedianya Peta Identifikasi Rawan Kebakaran berdasarkan kelas bahan bakar diharapkan dapat melengkapi basis data spasial kehutanan dalam penanggulangan bahaya kebakaran, dimana informasinya dapat digunakan oleh petugas di lapangan
dalam melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan kebakaran hutan lahan di Indonesia.
1
DALAM RANGKA PENERAPAN SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN SPBK HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA YANG MERUPAKAN IMPELEMENTASI KERJA SAMA DEPARTEMEN KEHUTANAN, DENGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DAN BADAN
METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TENTANG PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN SPBK DALAM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA
2 Watty Karyati Fungsional Perencana Muda Badan Planologi Kehutanan
GG PP
AA NN
LL OO
ET IN
E T
IN
Halaman
19
Sumber : Ditjen PHKA, 2006
GG
PP LL
AA NN
LL OO
B U
L ET
IN B
U L
E T
IN
Halaman
20
Tulisan ini disajikan untuk melihat berbagai kendala, arah kebijakan dan peluang pengembangan hasil hutan non kayu di Indonesia saat ini yang disarikan dari Hasil Kajian Para Pakar yang difasilitasi oleh Pusat Rencana dan
Statistik Kehutanan. Berdasarkan hasil kajian, para pakar telah merumuskan berbagai formulasi meliputi langkah-langkah yang perlu dilakukan baik untuk jangka panjang, menengah maupun jangka pendek
dalam bentuk program dan kegiatan
I. PENDAHULUAN