Alternatif Kebijakan dan program

GG PP AA NN LL OO ET IN E T IN Halaman 21

C. Akar Permasalahan dalam Pengembangan Rotan

Dari issue-issue strategis dan analisis SWOT tersebut di atas, selanjutnya ditemu-kenali akar masalah yang melingkupi pengembangan rotan di Indonesia, yaitu: 1 rotan masih dianggap sebagai produk inferior; 2 rendahnya kepastian hak kelola usaha pemungutan dan pemanfaatan rotan; 3 lemahnya informasi yang dimiliki pemerintah dalam hal potensi rotan alam dan tanaman dan kebutuhan bahan baku industri rotan; 4 inisiatif-inisiatif masyarakat petani, pengusaha, dan LSM untuk menjamin pasokan bahan baku belum diakomodir secara maksimal; 5 rendahnya endowment petani dan ketiadaan kemampuan petani untuk menentukan harga optimal sesuai korbanan sumberdaya ekonominya; 6 rendahnya stabilitas kebijakan, kepastian hukum dan standar biaya pelayanan; dan 7 kurangnya fasilitasi pemerintah dan asosiasi untuk peningkatan kemampuan intelijen pemasaran, membangun outlet dan promosi di luar negeri.

D. Alternatif Kebijakan dan program

Dari masalah yang teridentifikasi, kebijakan dan program yang perlu ditetapkan oleh Departemen Kehutanan dalam rangka mendorong pengembangan rotan adalah: 1. Pengarusutamaan rotan sebagai komoditi mandiri, dengan program-program: Jangka pendek: Memanfaatkan wacana revisi UU No 41 tahun 1999 dan PP 34 tahun 2002 untuk mereposisi rotan menjadi komoditi mandiri sejajar dengan kayu Jangka menengah : Memperbaiki struktur organisasi Dephut yang memungkinkan tumbuh kembangnya sinergi antara pembudidayaan rotan, pemanfaatanpemungutan, pengembangan industri, perdagangan dan pemasaran, dan Litbang. Jangka panjang : Pemantapan dan pengembangan peran komoditi rotan sebagai andalan ekonomi Indonesia

2. Penguatan kepastian hak kelola usaha pemungutan dan pemanfaatan rotan, dengan program-program ::

Jangka pendek: ¡· Memanfaatkan wacana revisi UU No 41 tahun 1999 dan PP 34 tahun 2002 untuk penguatan kepastian hak dan hukum pengusahaan rotan. ¡· Melakukan inventarisasi areal yang memiliki potensi rotan alami dan berpotensi untuk budidaya rotan tanaman termasuk jenis yang cocok dan bernilai tinggi. ¡· Membangun kelembagaan property rights, jurisdiction boundaries dan rules of representation pengusahaan rotan yang mendorong pada budidaya dan pengelolaan lestari tanpa menambah biaya transaksi. ¡· Sosialisasi dan promosi pengusahaan rotan lestari. Jangka menengah: ¡· Membangun kemitraan industri petani rotan. ¡· Pemantapan kelembagaan pengusahaan rotan yang mendorong pada budidaya dan pengelolaan lestari. Jangka panjang: ¡· Intensifikasi budidaya rotan ¡· Membuka keran ekspor seluas-luasnya 3. Penguatan informasi potensi rotan alam dan tanaman dan kebutuhan bahan baku industri rotan, dengan program- Program : Jangka pendek: ¡· Reaktualisasi data dari berbagai sumber ¡· Melaksanakan inventarisasi intensif untuk mengetahui potensi, jenis, sebaran dan mutu rotan. Jangka menengah: ¡· Membangun basis data yang akurat dan mudah diakses. ¡· Pemantapan data dan informasi. Jangka panjang: ¡· Membangun pusat data dan informasi rotan Indonesia. ¡· Menetapkan kebijakan yang terintegrasi dan holistik dalam pengembangan rotan, terutama yang berpihak kepada petani rotan. 4. Fasilitasi inisiatif-inisiatif masyarakat petani, pengusaha, dan LSM untuk menjamin pasokan bahan baku, dengan Program--program : Jangka pendek: ¡· Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya Forum Bersama ASMINDO APPRI ¡· Menggali potensi-potensi kemitraan antara petani industri rotan Jangka menengah: ¡· Memantapkan kelembagaan Forum Bersama ASMINDO -APPRI. ¡· Memantapkan kelembagaan kemitraan petani industri rotan.