pada pasien diabetes dengan dialisis. Oleh karena itu, menurut rekomendasi, dislipidemia pada pasien-pasien dengan gagal ginjal sebaiknya diterapi.
Tingginya kadar trigliserida, rendahnya HDL, dan tingginya lipoprotein a dapat terlihat pada pasien-pasien dengan hemodialisis dan peritoneal dialisis.
Namun, hemodialisis dapat menurunkan keadaan dislipidemia ini, kadang-kadang menghasilkan kadar kolesterol total dan LDL yang normal dengan atau tanpa
peningkatan kadar lipoprotein aterogenik Gambar 2.1.
1,8
1,3,6,8
Oxidative modification Generation of reactive of LDL oxygen species
Uremic Dyslipidemia
↓HDL ↑TG
↓HL Activity
↑Lpa
More Atherogenic Lipid fraction
↑ Progression of CKD
Accelerated atherosclerosis
Gambar 2.1. Mekanisme Uremik Dislipidemia pada Gagal Ginjal Kronik.
6
2.2 Mekanisme interaksi antara penyakit ginjal dan dislipidemia
Beberapa hipotesis menganggap adanya hubungan antara ekskresi albumin urin, penyakit ginjal dan abnormalitas lipid. Penyakit ginjal dapat meningkatkan
kadar lipid dan keadaan abnormal lipid berhubungan dengan penyakit ginjal ini dapat menyebabkan komplikasi pada kardiovaskular. Pada pasien-pasien dengan
penyakit ginjal, peningkatan total kolesterol, LDL, dan lipoprotein a dapat terjadi secara sekunder karena kehilangan protein dari urin. Bahkan penyakit
ginjal tahap awal dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada lipoprotein yang bersifat aterogenik. IDL yang meningkat pada penyakit ginjal bersifat aterogenik
karena ukurannya dan kemampuan untuk penetrasi arterial intima. Selain hal diatas, keadaan lipid yang abnormal juga dapat berperan pada
kerusakan ginjal. Dengan adanya penyakit ginjal, lipoprotein dapat berperan
1
Universitas Sumatera Utara
dalam terjadinya kerusakan ginjal melalui suatu cara yang sama dengan pengaruhnya terhadap aterosklerosis. Kemungkinan hal ini didukung oleh
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa fungsi ginjal yang membaik dengan pemberian obat-obat yang menurunkan kadar lipid. Data eksperimental
mendukung hipotesis bahwa dislipidemia berperan pada kerusakan glomerulus dan interstitial parenkim ginjal. Sel-sel glomerulus mesangial dan sel otot polos
pembuluh darah memiliki kesamaan yaitu bahwa akumulasi lipid di dalam sel mesangial, analog dengan proses aterosklerotik pada sel otot polos, dapat
menyebabkan glomerulosklerosis. LDL menyebabkan monosit berikatan dengan sel endotel, dan ikatan ini merupakan faktor penting pada proses inflamasi
glomerular.
1,9
2.3. Lipid pada Pasien Hemodialisis
Dialisis sangat efektif untuk mengurangi gejala uremik dan tampilan klinis dari toksisitas uremik. Mulainya terapi pengganti ginjal dapat mempengaruhi
karakteristik dari dislipidemia pada pasien dengan gagal ginjal tahap akhir Tabel 2.1.
2
Pasien-pasien hemodialisis biasanya terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida, menurunnya kadar HDL, dan peningkatan konsentrasi lipoproteina
dan LDL yang teroksidasi. Nilai kolesterol total dan LDL dalam batas normal atau berkurang pada pasien-pasien ini, dimana lipoprotein yang mengandung
apolipoprotein B biasanya didominasi partikel LDL yang kecil Gambar 2.
3,8
Tabel 2.1. Efek Gagal Ginjal dan Terapi Pengganti Ginjal terhadap Lipid Profile.
3
LDL-C sdLDL
TRG HDL-C
Lpa
Predialysis CKD
↔ OR ↓ ↑
↑ ↓
↑
Nephrotic syndrome
↑ ↑
↔ OR ↑ ↓ OR ↔ OR ↑ ↑
Hemodialysis
↔ OR ↓ ↑
↑ ↓
↑
Peritoneal Dialysis
↑ ↑
↑ ↓
↑
Renal Transplantation
↑ ↑
↑ ↑
↓
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Gambaran Bentuk Lipoprotein pada Subjek yang Normal, Pasien dengan Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis.
8
Patofisiologi mekanisme yang mendasari perubahan metabolisme lipoprotein pada pasien hemodialisis umumnya sama dengan individu gagal ginjal
sebelum dialisis. Namun, prosedur dialisis dapat menghasilkan gangguan tambahan terhadap homeostasis lipid seperti peningkatan kecepatan katabolisme
dari apolipoprotein AI. Meskipun efek netral dialisis terhadap profil lipid, dialisis tertentu mempengaruhi metabolism lipoprotein dan memodifikasi tampilan
dislipidemia pada pasien-pasien hemodialisis. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan membran high-flux polysulfone atau cellulose triacetate menurunkan
kadar trigliserida serum, juga meningkatkan apolipoprotein AI dan HDL dibandingkan dengan membran low-flux. Selain itu, tipe dialisat dapat juga
memperngaruhi kadar lipoprotein pada pasien hemodialisis, dimana penggunaan dialisat bikarbonat dapat menyebabkan peningkatan kadar HDL dibandingkan
menggunakan dialisat asetat. Faktor lain yang dapat mempengaruhi metabolism lipoprotein pada pasien
hemodialisis adalah penggunaan berulang heparin sebagai antikoagulan. Heparin membebaskan lipoprotein lipase dari permukaan endotel, sehingga penggunaan
kronik dapat menghasilkan kekurangan lipoprotein lipase dan terjadi gangguan terhadap katabolisme lipoprotein yang kaya akan trigliserida. Namun, hal ini
masih kontroversi karena beberapa studi yang menguji penggunaan heparin pada
3
Universitas Sumatera Utara
pasien hemodialisis yang menginduksi dislipidemia menyatakan hasil yang berlawanan. Penelitian terakhir menyatakan bahwa penggunaan pengikat fosfat
phosphate binder yaitu sevelamer hydrochloride menurunkan konsentrasi kolesterol total dan apolipoprotein B secara signifikan pada pasien hemodialisis.
3
2.4 Tahap awal Penyakit Ginjal Kronik dan pengaruhnya pada kardiovaskular