Pada bagian tugas akhir ini akan dilakukan simulasi pada pengeringan tipe wadah dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi pemanas udara
pengering.
2.2 Ubi Cassava
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang
pertanian atau bercocok tanam. Hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai
macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur- sayuran, cabai, ubi, dan singkong.
Sampel yang dipakai dalam penelitian adalah ubi kayu atau singkong cassava yang berkadar air 60 yang akan dikeringkan untuk mencapai kadar air
10, merupakan standar kering ubi kayu. Kemudian sampel di potong dadu 1cm x 1cm x 1cm agar mudah dalam menghitung luasan sampel. Aplikasi dari
pengeringan ubi kayu dapat berupa tepung tapioka dan juga tepung mocaf sehingga dapat menjadi nilai tambah dalam penjualan.
Ubi kayu cassava yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu adalah pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat
dimakan mentah. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar PTP, 2008.
Ubi kayu cassava Manihot utilissima menghasilkan umbi setelah tanaman berumur 6 bulan. Setelah tanaman berumur 12 bulan dapat menghasilkan
umbi basah sampai 30 tonha. Kerusakan yang biasa timbul pada ubi kayu adalah warna hitam yang disebabkan oleh aktivitas enzim polyphenolase atau biasa
disebut dengan kepoyoan. Akar-akaran dan umbi-umbian kandungan patinya tinggi dan
kenyataannya bahwa ditanam secara melimpah, akar-akaran dan umbi-umbian merupakan salah satu pangan pokok atau yang utama yang dimakan diberbagai
bagian Asia Tenggara. Di samping sayuran akar-akaran semacam itu seperti ubi
Universitas Sumatera Utara
kayu cassava, talas, kentang, ubi jalar, buah-buahan yang berpati seperti pisang untuk dimasak, sukun dan nangka dimasukkan dalam golongan pangan di atas.
Pangan tersebut merupakan sumber energi yang baik. Adapun komposisi kimia ubi cassava dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Daftar Komposisi Kimia Ubi Cassava 100 gr bahan
Komponen Kadar
Kalori kal 146
Protein gr 1.2
Lemak gr 0.3
Karbohidrat gr 34.7
Kalsium mg 33
Fosfor mg 40
Besi mg 0.7
Vitamin A S.I Vitamin B
1
mg 0.06
Vitamin C mg 30
Air gr 62.5
BDD 75
Sumber : Departemen Kesehatan R.I, 1992. Secara alami ada tiga jenis karbohidrat, yaitu monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida. Bentuk yang paling umum dari oligosakarida yaitu disakarida yang terdiri dari dua monosakarida. Contoh yang paling umum dari disakarida
yaitu sukrosa. Bahan monosakarida yang terdapat diperdagangan umumnya dibuat melalui proses hidrolisa bahan polisakarida. Bahan monosakarida untuk makanan
dan obat-obatan seperti glukosa dan fruktosa sering dibuat dari jagung, ketela pohon, ubi jalar dan lainnya.
Pengeringan cassava membutuhkan waktu pengeringan lebih kurang 46 jam atau dua hari hingga mendapatkan kadar air sebesar 14, dengan temperatur
pengeringan berkisar diantara 30
o
C sampai dengan 60
o
C . Konsep inilah yang digunakan sebagai acuan untuk menciptakan Solar Dryers. Berikut mesin
pengering tenaga surya solar dryers yang menggunakan ubi kayu cassava sebagai sampelnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Mesin Pengering
Mesin pengering tenaga surya solar dryers diatas menggunakan ubi kayu cassava sebagai sampelnya. Mesin diatas memiliki effisiensi 17,33 dan kadar
air akhir ubi kayu cassava 14.
2.3 Kolektor dan Jenis-Jenisnya