23
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.   Karakter Morfologi dan Fisiogis Aksesi Kamerun
Untuk  melihat  gambaran  secara  umum  dari  seluruh  aksesi  yang  diamati dari  masing
–  masing  region,  maka  dilakukan  analisa  statistik  pendahuluan dengan  metode  analisis  deskriptif.  Dari  hasil  analisis  statistik  secara  deskriptif
diperoleh  nilai  rerata  untuk  masing –  masing  variabel  karakter  morfologi  dan
fisiologi sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif Karakter Morfologi dan Fisiologi
Variabel Nilai Rerata  Std. Deviasi
Jumlah Data Analisis
Tinggi Tanaman cm 65,81
6,45 47
Panjang Rachis cm 162,55
10,35 47
PCS cm2 5,37
0,65 47
Jumlah Total Daun 159,24
6,92 47
Leaf area cm 1,20
0,14 47
Klorofil a mgl 2,53
0,24 47
Klorofil b mgl 1,14
0.22 47
Dari  hasil  analisis  deskriptif  diperoleh  bahwa  nilai  rerata  dari  masing –
masing aksesi untuk setiap karakter cukup bervariasi dalam nilai simpangan baku standarnya  dengan  karakter  jumlah  total  daun  yang  memiliki  nilai  perbandingan
standar  deviasi  terhadap  nilai  rerata  terkecil  sebesar  6,92  4,34  dan  leaf  area yang memiliki standar deviasi terbesar dengan nilai 0,14 11,7. Untuk karakter
fisiologis  yakni  kandungan  klorofil  a  dan  klorofil  b  memiliki  simpangan  baku standar yang relatif cukup rendah yaitu 0.24 dan 0.22.
Universitas Sumatera Utara
24 Untuk  melihat  perbedaan  letak  geografis  dari  masing
–  masing  aksesi secara  statistik  digunakan  metode  analisis  sidik  ragam  satu  arah  pada  taraf  5
persen, yang dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Sidik Ragam Satu Arah Untuk Region Asal Aksesi
Kamerun
Region Deskriptif
Statistik tinggi
tanaman cm
panjang rachis
cm jumlah
total daun
leaf area
m
2
m
2
pcs cm2
klorofil a
mgl klorofil
b mgl
3 Rerata
70,76a
169,61
a
163,86
a 1,31a
5,88a 2,67a
1,26a
Maksimum 75,50
190,50 173,63
1,46 6,97
2,92 1,72
Minimum 65,55
146,67 151,44
1,09 4,63
2,44 1,01
Standar Deviasi
2,97 11,12
6,88 0,12
0,73 0,16
0,24 CV
2,44 1,97
1,60 9,15
14,51 14,99
39,10
4 Rerata
68,99a
166,72
a
159,01
ab 1,29a
5,46ab 2,49a
1,12a
Maksimum 79,10
184,75 169,16
1,52 5,94
2,80 1,40
Minimum 63,22
156,90 149,80
1,11 4,95
2,04 0,84
Standar Deviasi
6,14 9,99
6,23 0,13
0,35 0,28
0,20 CV
3,59 1,90
1,57 9,92
10,88 21,41
40,31
5 Rerata
62,66b
158,18
b
157,25
b 1,12b
5,12b 2,49a
1,09a
Maksimum 72,70
180,55 171,60
1,39 6,35
2,87 1,44
Minimum 51,30
145,00 144,80
0,95 4,21
1,70 0,61
Standar Deviasi
5,91 7,88
6,34 0,11
0,55 0,24
0,20 CV
3,88 1,77
1,60 9,43
14,47 19,54
41,24 Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada tiap kolom Rerata peubah
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf 5.
Dari  hasil  analisa  sidik  ragam  Lampiran  7  dapat  dilihat  bahwa  hasil analisa sidik ragam  menunjukkan ada perbedaan  yang nyata pada taraf 5 antar
region  untuk  setiap  aksesi  pada  setiap  karakter  morfologi  dan  fisiologi  yang diamati.
Universitas Sumatera Utara
25 Hasil  analisa lanjutan uji jarak berganda  Duncan  dengan software SPSS
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata untuk region 3 dan 4 dengan 5 untuk karakter  morfologi  tinggi  tanaman,    panjang  rachis  pelepah,    leaf  area  namun
tidak ditemui adanya perbedaan nyata untuk seluruh karakter di atas antar region 3 dan  4.  Untuk  variabel  jumlah  total  daun  dan  petiole  cross  section  tidak  ditemui
adanya  perbedaan  yang  nyata  antar  region  3  dan  4  serta  4  dan  5  namun  ada perbedaan yang cukup nyata antar region 3 dan 5.
Adanya  perbedaan  ini  menunjukkan  lebih  jagurnya  pertumbuhan  aksesi yang berasal dari region 3 yang berlokasi di dataran tinggi plateau dibandingkan
dengan  yang  berasal  dari  hutan  hujan  bi  modal  yang  berlokasi  di  dataran  yang lebih  rendah.  Jagurnya  aksesi  ini  dimungkinkan  oleh  karena  saat  aksesi  ini
ditanam  di  dataran  rendah  Adolina  memperoleh  intensitas  sinar  matahari  yang lebih tinggi dibandingkan sewaktu ditanam di dataran tinggi.
Untuk karakter fisiologi yaitu kadar klorofil a dan b tidak berbeda nyata untuk semua region. Hal ini berkebalikan dengan seluruh karakter morfologi yang
menunjukkan  adanya  perbedaan  yang  nyata  baik  antara  region  3  dan  4,  3  dan  5, maupun 4 dan 5.
Nilai  rerata  tertinggi  untuk  karakter  morfologi  tinggi  tanaman,  panjang rachis, leaf area, jumlah total daun dan petiole cross section terdapat pada aksesi
yang berada di region 3 yaitu: 70,76 cm, 169,61cm 1,31m
2
m
2
, 163,86 lembar dan 5,88  cm
2
.  Nilai  rerata  terendah  untuk  semua  karakter  morfologi  atas  diperoleh
oleh  aksesi  yang  berada  pada  region  5  dengan  yaitu:  62,66  cm,  158,18  cm,  1,09
m
2
m
2
, 157,25 lembar dan 5,12 cm
2
.
Universitas Sumatera Utara
26 Meskipun tidak ditemui perbedaan  yang nyata pada aksesi antar seluruh
region,  namun  nilai  rerata  tertinggi  untuk  jumlah  Klorofil  a  dan  b  ditemui  pada aksesi  di  region  3  dengan  nilai  rerata  2,67  mgl  dan  1,26  mgl.    Nilai  rerata
terendah  untuk  klorofil  a  seragam  pada  region  4  dan  5  yaitu  2,49  mgl,  namun untuk  kadar  klorofil  b  nilai  rerata  terendah  diperoleh  pada  region  5  yaitu  1,09
mgl. Nilai  koefisien  keragaman  CV  terendah  terdapat  pada  variabel  jumlah
total daun pada seluruh aksesi di region 4 dengan nilai 1,57 dan nilai koefisien keragaman  tertinggi  terdapat  pada  karakter  fisiologis  kadar  klorofil  a  dan  b
dengan  nilai  masing –  masing  21,41mgl  pada  region  4  dan  41,24  mgl  pada
region 5. Karakter  morfologis  dari  masing
– masing aksesi yang berasal dari tiga region  menunjukkan  perbedaan  yang  nyata  secara  statistik  hal  ini  sesuai  dengan
Rafii  et  al  2002  menemukan  bahwa  ada  perbedaan  yang  sangat  nyata  antar lokasi terhadap parameter vegetatif seperti petiole cross section, leaf area, jumlah
total daun, panjang rachis dan tinggi tanaman dari beberapa percobaan pengujian keturunan yang terletak di berbagai lokasi di  Malaysia.
Untuk  karakter  fisiologi  yang  dalam  penelitian  ini  diwakili  oleh  kadar klorofil a dan b tidak menunjukkan adanya perbedaan  yang nyata secara  statistik
antar regionnya. Penelitian Susilo 2012 menemukan bahwa kadar klorofil nyata secara
statistik dipengaruhi
oleh interaksi
antara kadar
air media
lingkunganlokasi  dan  genotipa  dari  tanaman  kelapa  sawit.  Namun  demikian dijumpai beberapa genotipa yang mengalami penurunan jumlah klorofil total yang
paling  rendah.  Peranan  genotipa  dari  aksesi  yang  diteliti  dalam  penelitian  ini
Universitas Sumatera Utara
27 terbukti  memiliki  peranan  yang  penting  untuk  kadar  klorofil  sebagai  salah  satu
parameter fisiologis.
2. Analisis Keragaman Genetik