Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulis skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya mengenai penggunaan kata yang bersinonim seperti mawaru dan meguru. Pembahasannya lebih difokuskan kepada analisis perbedaan nuansa dan makna dari kedua kata yang bersinonim diatas. Dan juga tidak menutup kemungkinan melihat persamaan-persamaan pemakaian kedua kata tersebut dalam struktur kalimat. Untuk masing-masing verba mawaru dan verba meguru akan dibahas dalam contoh kalimat yang diambil dari kalimat-kalimat bahasa Jepang yang diambil dari internet, buku-buku bacaan bahasa Jepang, seperti buku Japanese For Today, Intermediate Japanese An Intergrated course, tabloid bahasa Jepang seperti Nipponia, lagu bahasa Jepang dan berbagai artikel bahasa Jepang lainnya yang mendukung penelitian ini. Sebelum Bab pembahasan, Penulis menjelaskan juga tentang pengertian verba, jenis-jenis verba, fungsi verba, pengertian verba mawaru dan meguru jenis- jenis makna dalam semantik, sinonim dan permasalahanya serta pemilihan kata.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka Menurut Abdul Chaer 1994: 1 menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengkaji tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu penulis menggunakan konsep atau defenisi yang berkaitan dengan linguistik, terutama dalam bidang semantik atau makna. Bahasa terdiri dari kosakata-kosakata yang membentuk kalimat. Dalam setiap kosakata mengandung makna. Salah satu jenis kosakata adalah sinonim. Sinonim menurut Zgusta dalam buku Linguistik Umum Chaer, Abdul 1998: 2 merupakan kata-kata yang memiliki bentuk berbeda tetapi arti yang hampir sama. Dalam bahasa Jepang juga terdapat sinonim. Menurut Akimoto 2004: 112 dalam bukunya yang berjudul Yoku Wakaru Goi bahwa sinonim terbagi atas 3 jenis yaitu: 1. Housetsu kankei suatu arti kata termasuk kedalam arti lain 2. Sisateki Tokuchoo sepadan dalam arti namun memiliki perbedaan 3. Dougigo Arti dan makna yang sama atau sepadan Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang verba mawaru dan meguru yang memiliki makna yang berbeda namun terkadang bisa saling menggantikan pada kalimat-kalimat tertentu. Mawaru adalah sesuatu yang bergerak dari suatu poros seperti gambar sebuah lingkaran atau berpindah ke tempat khusus, dan dapat juga bermakna bekerja keras atau bekerja dengan cukup sampai mendapatkan tujuan Umesoa, Tadao 1995 : 144. Meguru adalah adalah bergeraknya suatu hal atau materi yang berpusat dari satu tempat bergerak mengitari tempat lain dan kembali ke tempat asal atau berbentuk lingkaran dan bermakna berpindah kesana kemari Shibata, Takeshi dkk 2002: 373. Baik mawaru ataupun meguru sama-sama berarti melakukan pergerakan berkeliling namun pada struktur kalimat tertentu tidak dapat saling menggantikan. b. Kerangka Teori Sesuai dengan pembahasan skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis makna verba mawaru dan meguru adalah pendekatan linguistik dalam kajian semantik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya. Sebagai ilmu linguistik beberapa bidang kajian yang menyangkut struktur-struktur dasar tertentu salah satunya yaitu bidang kajian makna semantik. Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu sema kata benda yang berarti ”tanda” dan ”lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti ”menandai” atau ”melambangkan”. Menurut Koizumi dalam buku Kihon Doushi yohoo Jiten 1989: 2 semantik imiron adalah mengungkapkan makna dari sebuah kata. Sedangkan menurut Sutedi 2004:103 semantik adalah salah satu cabang linguistik genggogaku yang mengkaji tentang makna. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan makna atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan ilmu tentang makna atau arti Ferdinand De Saussure dalam Chaer, 1961:2. Selanjutnya menurut Parera 2004:16 secara umum teori makna dibedakan atas: 1. Teori Refrensial atau Korespondensi 2. Teori Kontekstual 3. Teori Mentalisme 4. Teori Formalitas Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik salah satu makna yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas adalah Teori Kontekstual.Teori makna Kontekstual adalah sebuah makna leksem atau kata kata yang berbeda dalam suatu konteks, termasuk juga dapat berkenaan dengan situasinya Abdul Chaer, 1994:2001. Teori kontekstual merupakan teori yang digunakan dalam penulisan skripsi dengan cara menganalisis verba berdasarkan konteks kalimat dalam satu paragraf agar menemukan makna atau nuansa yang ditimbulkan dengan menggunakan verba mawaru atau meguru. Sesuai dengan Teori Kontekstual penulis juga menggunakan pemilihan kata yang disesuaikan dengan kaidah yang sudah ditetapkan oleh pemakai bahasa pertama atau bahasa ibu. Seperti yang diutarakan oleh Robert Lado dalam buku Pengajaran Analisis Kontrasitif yang ditulis oleh Tarigan: Unsur-unsur yang sama didalam bahasa ibu dengan bahasa asing yang sedang dipelajari sangat menunjang pengajaran untuk bahasa yang sedang dipelajari; sebaliknya unsur-unsur yang berbeda menyebabkan timbulnya kesulitan belajar. Tarigan, Hendri Guntur 1985 : 23. Berdasarkan teori makna diatas, maka penulis akan menginterpretasikan makna verba mawaru dan meguru sesuai dengan konteks kalimatnya

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian