Definisi dan Perkembangan Komposisi dan Klasifikasi

BAB 2 RESIN KOMPOSIT

Pencapaian estetik dan tidak dipakainya merkuri merupakan karakteristik yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para dokter gigi. Saat ini terdapat banyak jenis resin komposit. Resin komposit tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis dan ukuran bahan pengisi serta kandungannya yang dapat mempengaruhi prosedur perawatan dan sifat fisik bahan-bahan resin komposit. 1, 8-11

2.1 Definisi dan Perkembangan

Resin komposit merupakan sebuah bahan tumpatan warna, yang dikenal dengan tambalan putih. Resin komposit diperkenalkan pertama kali pada tahun 1957, dimana resin komposit dibatasi hanya digunakan pada gigi depan karena resin komposit tidak kuat untuk menerima tekanan dari gigi posterior. Sejak saat itu, resin komposit dikembangkan secara signifikan dan sukses digunakan pada gigi posterior. Resin komposit tidak hanya digunakan untuk menutup karies, tetapi juga digunakan sebagai bahan kosmetik untuk memperbaiki senyum dengan mengubah warna gigi atau membentuk anatomi gigi. 12,13 Walaupun resin komposit mulai dikembangkan pada akhir tahun 1960-an, namun amalgam masih banyak juga digunakan sebagai restorasi. Hal ini dikarenakan pada saat itu, estetika belum menjadi salah satu pertimbangan utama. Dilaporkan pada tahun 1979, di Amerika Serikat diperkirakan telah digunakan 157 juta tambalan 4 Universitas Sumatera Utara amalgam. Namun, jumlah tersebut terus menurun menjadi 66 juta tambalan amlagam pada tahun 1999. Pada akhir tahun 1990, sebagian besar tambalan amalgam diganti dengan tambalan resin komposit. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya permintaan restorasi yang mempertimbangkan estetika, makin berkurangnya insiden karies gigi, semakin berkembangnya bahan resin komposit dan meningkatnya kemampuan dokter gigi dalam menggunakan restorasi resin komposit. 12

2.2 Komposisi dan Klasifikasi

Resin komposit merupakan restorasi yang paling sering digunakan di klinik dokter gigi. Secara umum, komposisi resin komposit terdiri dari tiga bagian besar, yakni : 15-17 a. Matriks resin, terdiri dari : ¾ Monomer Bis-GMA bisphenol A-Glycidil methacrylate. ¾ Urethane Dimethacrylate. b. Partikel pengisi, terdiri dari: ¾ Glass kaca ¾ Quartz ¾ Koloid silika c. Bahan Coupling, seperti organo silanes yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia antara partikel pengisi dan matriks resin. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik resin dan 5 Universitas Sumatera Utara mempertahankan stabilitas hidrolitik resin dengan cara mencegah air masuk ke dalam ruang yang terdapat antara partikel pengisi dan resin. d. Bahan tambahan lainnya, seperti: ¾ Inhibitor seperti hidrokuinon yang berfungsi untuk mencegah polimerisasi yang prematur pada saat penyimpanan resin komposit. ¾ UV absorber yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas warna resin komposit. ¾ Pigmen warna yang membuat resin komposit memiliki warna yang menyerupai gigi. ¾ Opacifiers seperti titanium dioksida dan aluminium oksida yang berfungsi membuat warna resin komposit terlihat opak. 15-17 Resin komposit dapat diklasifikasikan ke berbagai jenis. Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, jenis resin komposit dibagi empat, yakni : 13,14 • Traditionalmakrofiller • Mikrofiller • Partikel kecil • Hibrid Sifat fisik masing-masing jenis resin komposit di atas berbeda-beda. Di bawah ini dijelaskan mengenai sifat fisik dari keempat jenis resin komposit diatas tabel 1. 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Sifat fisik keempat jenis resin komposit. 13 Sifat Fisik Makrofiller Mikrofiller Partikel kecil Hibrid Kekuatan kompresif Compressive strength MPa 250-300 250-300 350-400 300-350 Kekuatan tensil Tensile strength MPa 50-65 30-50 75-90 70-90 Modulus elastisitas Elastic Modulus GPa 8-15 3-6 15-20 7-12 Koefisien pemuaian panas Thermal Expansion 10 -6 ºC 25-35 50-60 19-26 30-40 Kekerasan Knoop Knoop Hardness 55 5-30 50-60 50-60 Namun, saat ini jenis resin komposit berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi diperbarui menjadi : 13,14 • megafill : 0.5–2 millimeters • macrofill : 10–100 microns • midifill : 1–10 microns • minifill : 0.1–1 microns • microfill : 0.01–0.1 microns • nanofill : 0.005–0.01 microns 13,14 7 Universitas Sumatera Utara Gambar 1: Skala perbandingan antara jenis ukuran bahan pengisi resin komposit. Disamping klasifikasi berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, resin komposit juga dapat diklasifikasikan menurut mekanisme polimerisasi, yakni: 13 a. Resin yang diaktifkan secara kimia. Resin jenis ini terdiri dari dua pasta yakni base paste berupa benzyl peroxide initiator dan catalyst paste berupa tertiary amine activator. Pengunaanya : saat kedua pasta di atas dicampurkan, tertiary amine activator akan bereaksi dengan benzyl peroxide initiator sehingga radikal bebas akan menyebabkan reaksi polimerisasi. 13 b. Resin yang diaktifkan dengan sinar. Ada dua jenis sinar yang dipakai pada resin ini, yakni: ¾ Sistem aktivasi dengan menggunakan sinar ultra violet UV. Sinar UV digunakan untuk merangsang pembentukan radikal bebas yang dibutuhkan untuk memulai polimerisasi. Sinar UV memiliki 8 Universitas Sumatera Utara penetrasi yang kurang baik sehingga tidak efektif pada resin komposit yang tebal. 13 ¾ Sistem aktivasi dengan menggunakan cahaya tampak. Cahaya tampak memiliki panjang gelombang 468 nm dan mampu penetrasi sampai ketabalan 2 cm. Sistem ini terdiri dari pasta yang mengandung photo inisiator berupa camphoroquinone 0,25 dan amine accelerator berupa diethyl amino ethyl methacrylate 0,15 . 13

2.3 Biokompatibilitas