PT Summarecon Agung, Tbk PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

tempo pada tanggal 12 Juli 2011. Dalam rangka penerbitan obligasi ini, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

26. PT Summarecon Agung, Tbk

PT Summarecon Agung, Tbk didirikan sesuai dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri tanggal 26 November 1975. Ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Pada tanggal 25 Juni 2008, Perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp100.000.000, dengan tingkat bunga tetap sebesar 14,10 per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 tiga bulan di belakang. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2013.

27. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Jakarta-Tokyo Leasing berdasarkan Akta No. 179 tanggal 23 Maret 1982. Ruang lingkup kegiatan perusahaan dalam bidang lembaga pembiayaan meliputi: sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan kartu kredit. Pada tanggal 29 Mei 2007, perusahaan menerbitkan Obligasi IV WOM Finance Tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp. 1000.000 yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi IV ini merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi IV Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp. 225.000 dengan tingkat bunga tetap Universitas Sumatera Utara sebesar 11,25 per tahun, Obligasi IV Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp. 185.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,625 per tahun dan Obligasi IV Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp. 590.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00. Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Hasil Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai data penelitian. Statistik deskriptif data sampel keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Hasil Analisis Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Yield to Maturity 272 5.72 29.55 12.3468 2.53550 Tingkat Suku Bunga 272 6.26 8.61 6.7912 .72506 Ukuran Perusahaan 272 11.74 14.40 12.9992 .62031 Pertumbuhan Perusahaan 272 .23 7.18 1.6230 1.25746 Rasio Hutang 272 .32 13.75 3.1463 2.98374 Valid N listwise 272 Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Tabel 4.1. diatas menunujukkan statistik deskriptif untuk variabel dependen dan independen. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat dari 34 obligasi korporasi konvensional yang diamati selama 8 delapan triwulan rata-rata memiliki yield to maturity YTM sebesar 12,3468 dengan standar deviasi sebesar 2,53550. Yield to maturity terkecil sebesar 5,72 dan terbesar yaitu 29,55. Hal ini menunjukkan bahwa obligasi merupakan salah satu alternatif investasi yang menarik karena investor bisa mendapatkan keuntungan yield keuntungan yang lebih besar dibandingkan investasi pada SBI dimana nilai rata-rata yield to maturity obligasi lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat suku bunga SBI. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat suku bunga SBI adalah sebesar 6,7912 dengan standar deviasi sebesar 0,7526. Dengan standar deviasi yang kecil ini tersebut menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI cukup stabil. Bank Indonesia dalam menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga SBI dilakukan atas pertimbangan terhadap kondisi inflasi pada saat itu. Jika tingkat inflasi tinggi, maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI dan sebaliknya. Dengan menaikkan tingkat suku bunga SBI, Bank Indonesia berupaya untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dimana masyarakat diharapkan tertarik untuk berinvestasi pada SBI. Pada variabel ukuran perusahaan, semakin besar nilainya berarti perusahaan tersebut semakin besar karena mempunyai nilai total asset LnSize yang lebih besar. Nilai yang terkecil adalah sebesar 11,74 dan nilai yang terbesar adalah sebesar 14,40. Hal ini berarti nilai LnSize yang dimiliki oleh perusahaan paling kecil adalah sebesar 11,74 dan yang paling terbesar adalah 14,40. Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan adalah 12,9992 menunjukkan bahwa LnSize yang dimiliki oleh perusahaan rata-rata sebesar 12,99. Standar deviasi sebesar 0,62031 menunjukkan bahwa terdapat variasi yang kecil pada variabel ukuran perusahaan. Pada variabel pertumbuhan perusahaan, semakin besar nilai pertumbuhan perusahaan berarti semakin bertumbuh perusahaan tersebut. Berdarkan Tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan perusahaan adalah sebesar Rp. Rp.1,6230. Artinya rata-rata perusahaan mampu meningkatkan setiap Rp.1 ekuitas modal yang dimilikinya menjadi sebesar Rp.1,6230, dimana angka ini akan Universitas Sumatera Utara tercermin pada nilai pasar perusahaan. Standar deviasi sebesar 1,25746 menunjukkan variasi dari pertumbuhan perusahaan penerbit obligasi dimana nilai pertumbuhan perusahaan berkisar antara Rp. 0,23 – Rp. 7,18. Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa rata-rata rasio hutang adalah sebesar Rp.3,1463. Standar deviasi rasio hutang adalah sebesar 2,98374 menunjukkan variasi dari variabel rasio hutang dimana rasio hutang terendah adalah sebesar Rp.0,32 dan yang tertinggi sebesar Rp.13,75. Rasio hutang menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas, dimana semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa hutang perusahaan melebihi ekuitas modal sendiri perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa investor dapat merasa tidak aman dalam investasi pada obligasi yang diterbitkan oleh emiten. 4.1.3. Analisis Statistik Inferensial 4.1.3.1. Hasil Pengujiaan Asumsi Klasik Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kriteria BLUE best linear unbiased estimator. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.1.3.1.1. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis statistik One-Sample Kolmogorov- Smirnov Uji K-S pada uji non parametrik non parametric test. Adapun hasil Universitas Sumatera Utara analisis menggunakan grafik histogram dan normal probability plot dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 sebagai berikut: Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Histogram Grafik histogram pada Gambar 4.1 diatas menunjukkan pola distribusi normal sebab memperlihatkan grafik mengikuti sebaran kurva normal ditunjukkan dengan kurva berbentuk lonceng. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas P-P Plot Grafik normal probability plot pada Gambar 4.2. diatas menunjukkan pola distribusi normal dimana data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Uji K-S sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 272 Mean .0000000 Normal Parameters a,,b Std. Deviation 2.46577495 Absolute .071 Positive .071 Most Extreme Differences Negative -.057 Kolmogorov-Smirnov Z 1.170 Asymp. Sig. 2-tailed .129 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Diolah Berdasarkan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2. di atas, menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,170 dan tidak signifikan pada 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang mengindikasikan data residual terdistribusi normal, dimana hasil uji ini konsisten dengan analisis grafik histogram dan normal probability plot. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.1.3.1.2. Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinierisitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat colliniearity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinierisitas terjadi apabila 1 nilai tolerance Universitas Sumatera Utara Tolerance 0,10 dan 2 Variance inflation faktor VIF10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.3. di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Constant Tingkat Suku Bunga .936 1.069 Ukuran Perusahaan .929 1.076 Pertumbuhan Perusahaan .861 1.161 1 Rasio Hutang .869 1.151 a. Dependent Variable: Yield to Maturity Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF tertinggi yaitu sebesar 1,161. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala multikolonieritas antar variabel independen.

4.1.3.1.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas grafik scatterplot Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.3. diatas menunjukkan bahwa titik-titik pada gambar menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang ada terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan grafik, heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan analisis statistik, dimana salah satu caranya adalah dengan uji glejser, yaitu dengan menguji hubungan antara absolut residual model selisih Y Observasi dengan Y Prediksi dengan setiap variabel independennya. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.4. dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constant .089 .216 .413 .680 Tingkat Suku Bunga -.067 .076 -.055 -.881 .379 Ukuran Perusahaan .014 .012 .075 1.194 .234 Pertumbuhan Perusahaan -.006 .011 -.038 -.584 .560 1 Rasio Hutang .001 .008 .011 .173 .863 a. Dependent Variable: ABSut Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan tidak terdapat variabel independen yang signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi yang ada terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

4.1.3.1.4. Hasil Uji Autokorelasi

Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin -Watson DW. Menurut Ghozali 2005 untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin -Watson DW. Berdasarkan Tabel 4.5., terlihat nilai DW sebesar 1,910 dimana dari tabel DW nilai dL = 1,53, dan dU = 1,7. Nilai 4-dl dan nilai 4-du masing-masing adalah sebesar 2,47 dan 2,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1,7 1,910 2,3 yang artinya tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW hitung berada di kisaran interval 1,7 dan 2,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi autokoralasi positif maupun negatif. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.2. Hasil Analisis Regresi Berganda

Hasil pengujian kelayakan model goodness of fit dan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Koefisien Determinasi R Square

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

5 27 97

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI , MATURITY, LIKUIDITAS DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 105

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 10

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 9

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 31

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 3

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 8

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, DEBT TO EQUITY RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 13

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, DEBT TO EQUITY RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 2 13