Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Teoritis

ratio DER terhadap variable dependen return saham. Berdasarkan uraian dan serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Assets ROA, Return On Equity ROE dan Debt to Equity Ratio DER Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini adalah “ apakah Return On Assets ROA, Return On Equity ROE dan Debt to Equity Ratio DER berpengaruh terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? “.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER secara simultan terhadap Return saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. b Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER secara parsial Universitas Sumatera Utara terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir penulis dalam menganalisis tentang return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran mengenai return saham. Faktor – faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manejemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan berapa besar return saham yang dapat diperoleh dalam satu periode. 3. Bagi investor Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan dipasar modal. Diharapkan faktor – faktor yang telah diteliti penulis dapat memberikan gambaran kepada investor dalam menganalisis berapa besar return saham yang dapat diperoleh jika dihubungkan dengan faktor – faktor yang telah diteliti di atas. 4. Bagi akademis Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Return On assets ROA

Return On Asset ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset Kasmir, 2003. Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut : Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar Brigham, 2001:90. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena dapat memberikan keuntungan return yang besar bagi investor. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap return Saham yang akan diterima oleh investor.

2. Return On Equity ROE

Return on Equity ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income Kasmir, 2003. Adapun rumus ROE adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan return yang tinggi pula bagi para investor. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap return Saham yang akan diterima oleh investor.

3. Debt to Equility Ratio DER

Merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Adapun rumus DER adalah sebagai berikut :

4. Saham

Saham dapat didefenisikan sebagi surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahan Brigham, 2006:58. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi Universitas Sumatera Utara kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut. Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa common stock dan saham preferen prefered stock Anoraga, 2003:54. Saham biasa common stock adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham preferen prefered stock adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor Darmadji, 2006:7. Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.

a. Return Saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi realized return dan return ekspektasi expected return Jogiyanto,2000;107. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Universitas Sumatera Utara Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun diharapkan akan terjadi. Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi. Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return total sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya. Hartono,2000: 107 menyatakan bahwa return abnormal abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang diterima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Deviden yang dibagikan dapat berupa deviden tunai maupun dividen saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi realized return yang merupakan capital gaincapital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini Pt dengan harga saham pada periode sebelumnya Pt-1. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut Jogiyanto, 2003:110 : Dimana : = harga saham pada periode = harga saham pada periode Universitas Sumatera Utara Apabila harga saham sekarang Pt lebih tinggi dari harga saham periode lalu Pt-1 maka terjadi keuntungan modal capital gain, dan sebaliknya apabila harga saham sekarang Pt lebih rendah dari harga saham periode lalu Pt-1 maka terjadi kerugian modal capital loss.

b. Manfaat Kepemilikan Saham

Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Sedikit banyaknya jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya memberikan manfaat. Secara umum terdapat dua faktor yang yang bisa diperoleh dari pembelian saham, yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis Anoraga, 2003:60. a. Manfaat Ekonomis, meliputi : 1. Deviden dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham stock dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Capital Gain Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. b. Manfaat Non-Ekonomis Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.

c. Resiko Kepemilikan Saham

Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko tinggi” high risk, high return. Artinya, saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat Weston dan Van Horne, 2004:16. Adapun resiko yang dihadapi oleh investor atas kepemilikan sahamnya, antara lain Darmadji, 2006:13-15 : a. Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Universitas Sumatera Utara b. Capitall Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Investor juga dihadapkan pada resiko capital loss apabila ia menjual sahamnya dengan harga jual lebih rendah dari harga belinya.

c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

d. Saham Dikeluarkan dari Bursa Delisting

Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai Peraturan Pencatatan Efek di Bursa. Saham yang di-delist tentu saja tidak dapat lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya. e. Saham Dihentikan Sementara Suspensi Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga Universitas Sumatera Utara suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa men- suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

5. Harga Saham

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan yang begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan yang dimasukkan ke system JATS Jakata Autonomated Trading System. Pada lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat 400 terminal computer di mana para floor tracker dapat memasukkan pesanan yang diterimanya dari nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau perdangangan saham, tertera beberapa istilah harga saham, yaitu Darmadji, 2006:131 : a. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. b. Open atau Opening Price menujukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi. Universitas Sumatera Utara c. High atau Higest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdangangan pada hari tersebut. d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdangangan pada hari tersebut. e. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga yang terjadi. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada saat akhir sesi II, yaitu jam 16.00 sore.

6. Pengaruh ROA, ROE, DER terhadap Return Saham

Husnan 1998:48 mengemukakan bahwa return saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham. a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham berflutuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi. b. ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran total aktiva. Untuk menaikan ROA, suatu perusahaan bisa memilih dengan menaikkan profit margin dan mempertahankan perputaran total aktiva. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan akan mengakibatkan harga saham perusahaan juga akan meningkat sehingga semakin tinggi pula return saham yang diperoleh. c. ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan oleh investor pemegang saham, sehingga Universitas Sumatera Utara semakin tinggi ROE, maka semakin besar pula return saham yang diperoleh perusahaan. d. DER mengukur kemampuan perusahaan dalam membandingkan total kewajiban dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin baik bagi perusahaan, dan investor lebih yakin dan percaya dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. e. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi perekonomian stabil maka investor yakin dan percaya terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil. f. Harga saham juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut – ikutan membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat inflasi, permintaan dan pernawaran dan sebagainya. Resmi 2002:76 mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian atau keuntungan perusahaan serta hak – hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor – faktor lainnya. Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan Universitas Sumatera Utara dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Pertumbuhan Laba, Return on Asset, Return on Equity, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Loan to Deposit Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia

1 76 125

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 75

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return On Equity Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 45 96

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 41 129

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 2 15