serta merta hasil pembuktian terdakwa yang menyatakan berhasil membukikan dengan sistem beban pembuktian terbalik diterima begitu saja. Hasil pembuktian
terdakwa tetap akan dinilai melalui pertimbangan-pertimbangan hakim, apakah hasil pembuktian terdakwa mampu mempengaruhi hakim dalam mengambil
keputusan bahwa tindak pidana yang dilakukan diyakini tidak terbukti sebagaimana hasil pembuktian terdakwa tersebut. Hal ini dikaitkan dengan pasal
37 ayat 2 yaitu yang menentukan bahwa terdakwa dapat membuktikan dan tidak dapat membuktikan, adalah hakim
110
2. Hal yang Kedua.
.
Disebut dengan sistem semi terbalik, karena dalam hal terdakwa didakwa melakukan tindak pidana korupsi selain suap menerima gratifikasi yang
sekaligus didakwa pula mengenai harta bendanya sebagai hasil korupsi atau ada hubungannya dengan korupsi yang didakwakan, maka beban pembuktian
mengenai tindak pidana dan harta benda terdakwa yang didakwakan tersebut, diletakkan masing-masing pada jaksa penuntut umum dan terdakwa secara
berlawanan dan berimbang. Karena beban pembuktian diletakkkan berimbang dengan objek pembuktian yang berbeda secara terbalik
111
110
Ibid., halaman 130.
111
Ibid., halaman 146.
. Dalam hal ini bahwa kewajiban terdakwa untuk memberikan keterangan
tentang seluruh hartanya sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 37A, yang selengkapnya adalah :
Terdakwa wajib memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suami dan harta benda setiap orang atau korporasi yang diduga
mempunyai hubungan dengan perkara yang didakwakan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal terdakwa tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber penambahan kekayaannya, maka
keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 digunakan untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 merupakan tindak pidana atau perkara pokok sebagaimana dimaksud pasal 2, pasal 3, pasal 4, pasal
13, pasal 14, pasal 15, pasal 16 Undang-Undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi dan pasal 5 sampai dengan pasal 12 Undang-Undang ini
sehingga penuntut umum tetap berkewajiban untuk membuktikan dakwaannya.
Ternyata mengenai kewajiban terdakwa untuk memberikan keterangan tentang harta kekayaannya tidak lagi menggunakan sistem pembuktian terbalik murni
sebagaimana dirumuskan dalam pasal 37. Apabila terdakwa tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilannya,
maka ketidakdapatan membuktikan itu digunakan untuk memperkuat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi atau perkara
pokoknya sebagaimana dimaksud pasal 2,3,4,13,14,15 dan 16 Undang-Undang Nomor: 31 Tahun 1999 dan pasal 5,6,7,8,9,10,11,dan 12 Undang-Undang Nomor:
20 Tahun 2001, maka penuntut umum tetap wajib membuktikan dakwaannya atau membuktikan bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi. Sistem
pembuktian yang demikian disebut sistem pembebanan pembuktian semi terbalik
112
Objek yang dibuktikan oleh terdakwa adalah tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suami dan harta benda setiap orang atau korporasi yang
diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang didakwakan bukan hasil dari korupsi atau tidak ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang
didakwakan. Caranya ialah membuktikan adanya keseimbangan antara harta bendanya dengan sumber penghasilannya atau sumber penambahan kekayaannya.
.
112
Adami Chazawi, op.cit.,halaman 125.
Universitas Sumatera Utara
Objek yang harus dibuktikan oleh jaksa penuntut umum adalah tindak pidana yang didakwakan dalam perkara pokok yang in casu semua unsur-unsurnya. Jaksa
penuntut umum berkewajiban membuktikan tentang telah terjadinya tindak pidana korupsi yang didakwakan, dan dilakukan oleh terdakwa serta terdakwa bersalah
karena melakukannya
113
3. Hal yang Ketiga.