Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tes

15 kriteria tertentu. Hasil evaluasi selanjutnya digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Evaluasi pendidikan merupakan proses mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai, sehingga berguna dalam membuat keputusan dalam dunia pendidikan.

2.1.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, karakteristik sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik siswa. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mulyasa 2011: 22 mengatakan bahwa terdapat dua tujuan diterapkan KTSP, yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, yaitu untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus, yaitu untuk: 1 meningkatkan mutu pendidikan; 2 meningkatkan kepedualian warga sekolah dan masyarakat melalui pengambilan keputusan bersama, serta 3 meningkatkan kompetensi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

2.1.3 Tes

Menurut Purwanto 2014: 65, tes adalah sekumpulan butir soal untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, dan bakat yang dalam pengerjaannya siswa didorong untuk memberikan kemampuan maksimalnya. Tes merupakan salah satu alat evaluasi dalam pembelajaran di sekolah. Menurut 16 Arikunto 2013: 162, kegunaan tes dalam pembelajaran yaitu untuk menentukan kemampuan siswa, mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, memeroleh suatu nilai, mendiagnosis ketidakmampuan siswa, dan menentukan tempat siswa. Tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar siswa dibagi menjadi enam golongan, yaitu tes seleksi, tes awal, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Tes seleksi, digunakan untuk memilih calon siswa yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Tes awal, digunakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan telah dikuasai siswa. Tes akhir, digunakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai dengan baik oleh siswa. Tes diagnostik, digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapai. Tes formatif, digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes sumatif, digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap semua materi pembelajaran yang telah disampaikan dalam satu semester Sudijono, 2012: 68-72. Dilihat dari peranannya, penulis menganggap tes sumatif memiliki peranan paling besar dalam program pembelajaran. Di sekolah, tes sumatif dikenal dengan istilah ulangan akhir semester UAS. Hasil UAS digunakan untuk mengisi rapor dan atau ijazah. Pada umumnya, UAS berisi pertanyaan tentang materi pelajaran yang telah diberikan selama satu semester. Tujuan utama UAS yaitu untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan siswa setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, nilai UAS sangat menentukan siswa dalam mengikuti program pembelajaran berikutnya. 17 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes sumatif atau UAS merupakan salah satu bentuk alat evaluasi yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk program berikutnya. Keputusan akan lebih tepat mengenai sasaran apabila butir soal UAS didukung dengan instrumen evaluasi yang memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh, sehingga dapat mengukur setiap kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa pada semester tersebut.

2.1.4 Karakteristik Soal Objektif