Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.

(1)

ABSTRAK

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Di Kecamatan Depok

Oleh:

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto NIM : 121134031

Pendidikan di Indonesia masih banyak menilai pencapaian hasil belajar peserta didik dengan menggunakan ujian tertulis seperti Ulangan Akhir Semester. Saat ini UPTD Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta belum melakukan analisis butir soal untuk Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif non-experimental. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah 49 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok yang mengimplementasikan Kurikulum 2006/KTSP, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 27 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok. Instrumen penelitian adalah check list. Soal dan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk dokumen menjadi data penelitian yang diambil pada tanggal 8-13 Juni 2015. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif untuk menganalisis validitas isi, sedangkan secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh dengan bantuan Software Item and Test Analysis (ITEMAN) for windows

version 3.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas butir soal Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok sebagai berikut: (1) semua butir soal UAS dinyatakan valid karena sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). (2) koefisien Alpha sebesar 0,694 menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas sedang. (3) tingkat kesukaran butir soal UAS yaitu 90% mudah, 10% sedang, dan 0% sukar. (4) daya pembeda butir soal UAS yaitu 50% sangat baik, 25% cukup baik, 20% minimum, 5% jelek. (5) efektifitas pengecoh butir soal UAS belum memenuhi kriteria soal yang baik.


(2)

ABSTRACT

Analysis The Choice In Term Of Multiple Choice Test For The Final Even Semester In Year Of 2014/2015 Social Science For Grade III (Three) Elementary School At Depok Subdistrict

By:

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto NIM: 121134031

Education in Indonesia has many ways in scoring the achievement result of study using written test like Final Test in semester. Now, UPTD of Depok Subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta does not analyze the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 yet . The aim of this reasearch is to analyze the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 Social Science for Grade III (three) Elementary School at Depok Subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta which includes validity, reliability, prop.correct, point.biser, and prop.endorsing.

The research is kind of non-experimental descriptive quantitative research. The research is using documentation technique in order to collec the data. The population in this research are 49 (forty nine) Elementary Schools of Depok Subdistrict which implemented 2006 curriculum (KTSP), whereas the sample of the research are 27 (twenty seven) Elementary Schools of Depok Subdistrict. The instrument of the research is check list. The question and the result of students’ work in a form of document which is becoming analysis data of the research taken on 8-13 of June 2015. The technique of data analysis in the research is done by qualitative to validate the content, then quantitative is done to analyze reliability, difficulty level, distinguish, and trap effectivity which helping by Software Item and Test Analysis (ITEMAN) for windows version 3.00.

The result of the research shows that the quality of the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 Social Science for Grade III (three) Elementary School at Depok Subdistrict as follow: (1) all of the choices in term of multiple choice test are valid because it appropriates with standard competence and basic competence. (2) Coefficient Alpha is 0,694 shows that the reliability level is moderate. (3) Prop.correct level of the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester are 90% easy, 10% moderate, 0% difficult. (4) Point.biser of the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester are 50% very good, 25% good enough, 20% minimum, 5% poor. (5) Prop.endorsing the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester is not fulfil the good criteria of the question yet.


(3)

i

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015 MATA PELAJARAN IPS KELAS

III SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto 121134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia Kedua orang tua saya Bernadus I Wayan Durmanto dan Maria Nyoman Rapini yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, dan dukungan baik moril maupun materiil

Adek saya Sesilia Dwi Laura yang selalu memberikan doa dan semangat Keluarga besar saya yang berada di Pulau Dewata Bali

Sahabat dan teman-teman PGSD kelas A dan C maupun di luar PGSD

Sahabat dan teman-teman

seperjuangan di tim UKM dan UKF Bola Basket Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

MOTTO

“ NON SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS “

(Kita Belajar Bukan Untuk Sekolah Melainkan Untuk Hidup)

(Secena, 4 seb. M-65)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 02 Februari 2016 Peneliti

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Antonius Ade Prayudi Ardiyanto

Nomor Mahasiswa : 121134031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN IPS KELAS

III SD DI KECAMATAN DEPOK

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2015 Yang menyatakan


(10)

viii

ABSTRAK

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Di Kecamatan Depok

Oleh:

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto NIM : 121134031

Pendidikan di Indonesia masih banyak menilai pencapaian hasil belajar peserta didik dengan menggunakan ujian tertulis seperti Ulangan Akhir Semester. Saat ini UPTD Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta belum melakukan analisis butir soal untuk Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif non-experimental. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah 49 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok yang mengimplementasikan Kurikulum 2006/KTSP, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 27 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok. Instrumen penelitian adalah check list. Soal dan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk dokumen menjadi data penelitian yang diambil pada tanggal 8-13 Juni 2015. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif untuk menganalisis validitas isi, sedangkan secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh dengan bantuan Software Item and Test Analysis (ITEMAN) for

windows version 3.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas butir soal Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok sebagai berikut: (1) semua butir soal UAS dinyatakan valid karena sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). (2) koefisien Alpha sebesar 0,694 menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas sedang. (3) tingkat kesukaran butir soal UAS yaitu 90% mudah, 10% sedang, dan 0% sukar. (4) daya pembeda butir soal UAS yaitu 50% sangat baik, 25% cukup baik, 20% minimum, 5% jelek. (5) efektifitas pengecoh butir soal UAS belum memenuhi kriteria soal yang baik.


(11)

ix

ABSTRACT

Analysis The Choice In Term Of Multiple Choice Test For The Final Even Semester In Year Of 2014/2015 Social Science For Grade III (Three)

Elementary School At Depok Subdistrict

By:

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto NIM: 121134031

Education in Indonesia has many ways in scoring the achievement result of study using written test like Final Test in semester. Now, UPTD of Depok Subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta does not analyze the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 yet . The aim of this reasearch is to analyze the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 Social Science for Grade III (three) Elementary School at Depok Subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta which includes validity, reliability, prop.correct, point.biser, and prop.endorsing.

The research is kind of non-experimental descriptive quantitative research. The research is using documentation technique in order to collec the data. The population in this research are 49 (forty nine) Elementary Schools of Depok Subdistrict which implemented 2006 curriculum (KTSP), whereas the sample of the research are 27 (twenty seven) Elementary Schools of Depok Subdistrict. The

instrument of the research is check list. The question and the result of students’

work in a form of document which is becoming analysis data of the research taken on 8-13 of June 2015. The technique of data analysis in the research is done by qualitative to validate the content, then quantitative is done to analyze reliability, difficulty level, distinguish, and trap effectivity which helping by Software Item and Test Analysis (ITEMAN) for windows version 3.00.

The result of the research shows that the quality of the choice in term of multiple choice test for the Final Even Semester in year of 2014/2015 Social Science for Grade III (three) Elementary School at Depok Subdistrict as follow: (1) all of the choices in term of multiple choice test are valid because it appropriates with standard competence and basic competence. (2) Coefficient Alpha is 0,694 shows that the reliability level is moderate. (3) Prop.correct level of the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester are 90% easy, 10% moderate, 0% difficult. (4) Point.biser of the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester are 50% very good, 25% good enough, 20% minimum, 5% poor. (5) Prop.endorsing the choice in term of multiple choice of the Final Even Semester is not fulfil the good criteria of the question yet.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian serta menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Di Kecamatan

Depok”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi. 2. Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

yang telah memberikan kesempatan dan dukungan peneliti untuk melakukan penelitian.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan dukungan kepada sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, dan pikiran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, tenaga, pikiran, dan kesabaran sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

6. Pihak sekolah yang memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Keluarga peneliti tercinta, Bernadus I Wayan Durmanto, Maria Nyoman Rapini, Sesilia Dwi Laura yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman seperjuangan Tim UKM dan UKF Bola Basket yang senantiasa mendukung dan memberi semangat hingga selesainya skripsi ini.


(13)

xi

9. Sahabat-sahabatku Sinta, Titis, Erlin, Moay, Stefi, Yosi, Tina, Intan, Arum, Lia, Riza, Wawan, Boni, Yayan, Nanda, Stefani, Gek Indah, Kelvin, Vincen, Ardi, Deo, Veny, Teteh Rita, Nyimas Intan, Abel, Clara, Indah Jrs, Ruth, Purwati semua terima kasih buat dukungan, ejekan, dan semangat kalian skripsi ini dapat selesai.

10.Teman-teman PGSD’12 Kelas A dan E atas kebersamaan dan keceriannya. 11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian dan penyusunan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 25 Januari 2016 Peneliti


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Evaluasi ... 11

2. Penilaian ... 12

3. Pengukuran ... 13

4. Instrumen Penelitian ... 13

5. Ulangan Akhir Semester (UAS) ... 21


(15)

xiii

7. Analisis Butir Soal ... 23

8. Validitas ... 25

9. Reliabilitas ... 30

10.Tingkat Kesukaran ... 34

11.Daya Pembeda ... 35

12.Efektifitas Pengecoh ... 37

13.Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 37

14.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 42

15.Iteman ... 43

B. Penelitian Yang Relevan ... 43

C. Kerangka Berpikir ... 47

D. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 51

C. Populasi dan Sampel ... 51

D. Variabel Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Instrumen Penelitian ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 58

H. Langkah Penelitian ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Deskripsi Penelitian ... 62

B. Hasil Penelitian ... 63

1. Hasil Analisis Validitas Isi ... 64

2. Hasil Analisis Reliabilitas ... 71

3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 73

4. Hasil Analisis Daya Pembeda ... 77

5. Hasil Analisis Efektifitas Pengecoh ... 82

C. Pembahasan ... 99

1. Validitas Isi ... 100


(16)

xiv

3. Tingkat Kesukaran ... 103

4. Daya Pembeda ... 105

5. Efektifitas Pengecoh ... 107

6. Keterkaitan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektifitas Pengecoh ... 112

BAB V PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Keterbatasan Penelitian ... 115

C. Saran ... 116

DAFTAR REFERENSI ... 117


(17)

xv


(18)

xvi

Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 35

Tabel 2.2 Kriteria Tingkat Daya Pembeda ... 36

Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran IPS Kelas III SD ... 42

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 52

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 53

Tabel 3.3 Daftar Nama Sekolah Dasar yang telah menyerahkan Soal, Kunci Jawaban, dan Lembar Jawaban ... 56

Tabel 3.4 Pedoman Pertanyaan Wawancara ... 57

Tabrl 3.5 Langkah-Langkah Menjalankan ITEMAN ... 60

Tabel 3.6 Hasil analisis statistik tes/skala dengan program ITEMAN ... 60

Tabel 4.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran IPS Kelas III SD ... 65

Tabel 4.2 Analisis Validitas Isi Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/15 Mata Pelajaran IPS Kelas III ... 66

Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Isi Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/15 Mata Pelajaran IPS Kelas III ... 70

Tabel 4.4 Persentase Hasil Analisis Validitas Isi Butir Soal ... 71

Tabel 4.5 Kriteria Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Guilford (dalam Jihad, 2012 : 181) ... 72

Tabel 4.6 Hasil Analisis Reliabilitas Soal ... 72

Tabel 4.7 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 73

Tabel 4.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 74

Tabel 4.9 Persentase Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 76

Tabel 4.10 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ... 78

Tabel 4.11 Hasil Analisis Daya Beda (Point Biser) ... 79

Tabel 4.12 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kualitas Daya Pembeda Butir Soal ... 80


(19)

xvii

Tabel 4.13 Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh ... 82

Tabel 4.14 Persentase Hasil Analisis Tingkat Efektifitas Pengecoh Butir Soal ... 96

Tabel 4.15 Rekapan Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektifitas Pengecoh Butir Soal Pilihan Ganda UAS Genap Mata Pelajaran IPS Kelas III Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 97

Tabel 4.16 Contoh Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 104

Tabel 4.17 Contoh Hasil Tingkat Daya Pembeda Butir Soal... 106

Tabel 4.18 Contoh Efektifitas Pengecoh Butir Soal ... 108


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan ... 47 Gambar 4.1 Diagram Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 77 Gambar 4.2 Diagram Persentase Kualitas Paya Pembeda Butir Soal ... 81


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Surat Perijinan... 119 Lampiran 1b. Daftar Nama Mahasiswa ... 120 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 121 Lampiran 3. Soal Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015

Mata Pelajaran IPS Kelas III SD di Kecamatan Depok ... 122 Lampiran 4. Kunci Jawaban Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran

2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD di Kecamatan

Depok ... 124 Lampiran 5. Contoh Jawaban Siswa Ulangan Akhir Semester Genap Tahun

Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD di

Kecamatan Depok ... 125 Lampiran 6. Daftar Nama SD yang menyerahkan Soal, Kunci, dan Lembar

Jawaban Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD di Kecamatan

Depok ... 126 Lampiran 7. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata

Pelajaran IPS Kelas III SD ... 127 Lampiran 8. Pedoman Wawancara ... 128 Lampiran 9. Output Iteman ... 129 Lampiran 10. Rekapan Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan

Efektifitas Pengecoh Butir Soal Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas III SD di Kecamatan Depok ... 133


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah tempat dimana anak-anak dapat memperluas ilmu pengetahuannya dan mempelajari hal-hal yang baru di sekitarnya dengan fasilitas yang telah disediakan agar siswa mengenyam pendidikan yang berkualitas dan berguna bagi masa depan. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang. Pendidikan wajib ditempuh setiap orang selama 9 tahun. Pendidikan merupakan suatu hak yang didapatkan oleh seseorang untuk menjadi pribadi yang baik di lingkungannya.

Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas selalu diawali dengan merancang rencana pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan tersebut adalah tujuan/kompetensi sebagai target yang


(23)

2

diharapkan dari proses belajar mengajar dan cara bagaimana tujuan proses belajar mengajar tersebut dapat dicapai dengan efektif, maka diperlukan evaluasi pembelajaran (Majid, 2014 : 31). Menurut Arikunto (2013 : 3) evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai, dengan langkah mengukur terlebih dahulu baru menilai. Evaluasi menurut Susilo (2007 : 162) dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi oleh pihak dalam seperti guru dan pengelola sekolah yang selanjutnya disebut dengan evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar seperti badan independen atau badan akreditasi sekolah. Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup program, proses, dan hasil.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian ini proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Oleh sebab itu, penilaian penting sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2009 : 3).

Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Seorang siswa yang pandai, tidak dapat dengan mudah dibedakan dari siswa lain hanya dengan


(24)

3

melihat siswa itu sendiri dan kepandaian itu tidak dapat disaksikan dari luar (Arikunto, 2013 : 20). Untuk dapat menentukan peserta didik mana yang lebih pandai dari yang lain, maka dapat diukur dengan soal-soal tes yang diberikan oleh guru di sekolah yang dapat berupa soal pilihan ganda ulangan akhir semester.

Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur yaitu valid, reliabel, objektif, praktis, dan ekonomis (Arikunto, 2013 : 72). Valid jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan tes tersebut menghasilkan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan objektifitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi dan berpegang pada ketetapan sistem skor. Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas tinggi apabila tes tersebut mudah dilaksanakan, mudah diperiksa, dan lengkap. Sebuah tes dikatakan ekonomis bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama (Arikunto, 2013 : 72-77). Agar mendapat tes yang berkualitas harus melakukan teknik analisis butir soal yang terdiri dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh (Endrayanto & Harumurti, 2014 : 259).

Pendidikan di Indonesia masih banyak menilai pencapaian hasil belajar peserta didik dengan menggunakan ujian-ujian tertulis, misalnya ulangan


(25)

4

akhir semester (UAS). Permendiknas nomor 20 tahun 2007 mengatakan Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di setiap akhir semester. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi acuan sehingga sesuai dengan penelitian hasil belajar.

Pilihan ganda merupakan salah satu tipe tes objektif yang digunakan dalam memecahkan masalah (Azwar, 2015 : 19). Pilihan ganda juga dirancang dengan seksama dengan memperhatikan batasan isi tes serta ditulis sesuai dengan tujuan ukur menurut tingkat kompetensi yang tinggi tidaklah dapat dijawab oleh peserta didik yang mempunyai kompetensi taraf rendah. Oleh karena itu, dipilih tipe tes objektif berupa soal pilihan ganda yang mempunyai variasi tingkat penguasaan paling luas, mulai dari yang sederhana sampai yang paling tinggi. Soal pilihan ganda yang digunakan adalah soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) yang mencakup seluruh SD di Kecamatan Depok.

Mengembangkan peserta didik untuk terus mampu berpikir, harus dijadikan landasan pelaksanaan pengajaran dan pendidikan, termasuk pada pengajaran IPS (Sumaatmadja, 1984 : 3). Peneliti melihat realita saat ini bahwa gejala dan masalah sosial yang dialami peserta didik sehari-hari dapat dijadikan bahan perangsang bagi mereka untuk berpikir.

Peneliti akhirnya tertarik melakukan “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata


(26)

5

kualitas butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap dilihat dari kesesuaian validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh. Peneliti melihat bahwa saat ini UPTD Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta belum ada yang melakukan analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka batasan masalah penelitian ini adalah, sebagai berikut: Penelitian ini dibatasi pada analisis butir soal yang meliputi validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh. Penelitian ini dilakukan di SD Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada mata pelajaran IPS kelas III SD Tahun Pelajaran 2014/2015.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana tingkat validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok ?

2. Bagaimana tingkat reliabilitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok ?


(27)

6

3. Bagaimana tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok ?

4. Bagaimana tingkat daya pembeda butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok ?

5. Bagaimana tingkat efektifitas pengecoh butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui tingkat validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.

2. Mengetahui tingkat reliabilitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.

3. Mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.


(28)

7

4. Mengetahui tingkat daya pembeda butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.

5. Mengetahui tingkat efektifitas pengecoh butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas III SD di Kecamatan Depok.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.

b. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis butir soal.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat membuka wawasan baru mengenai analisis butir soal.

Dapat menjadi pengalaman baru yang dapat peneliti terapkan untuk membuat soal yang baik dan berkualitas.

b. Bagi Kepala Sekolah

Sekolah mendapatkan sumbangan yang baik dalam perbaikan proses pembelajaran pada gurunya.


(29)

8

Sekolah dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

c. Bagi UPTD

Memberikan bagaimana pentingnya membuat soal yang baik dan berkualitas yang ditinjau dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh.

d. Bagi Guru

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru-guru untuk mengetahui pentingnya melakukan analisis butir soal pilihan ganda khususnya di SD Negeri dan SD Swasta di Kecamatan Depok.

e. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan siswa alat evaluasi soal yang berkualitas sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan tingkat perkembangan siswa.

F. Definisi Operasional

Sub bab ini memaparkan batasan pengertian yang digunakan dalam penelitian ini. Dua belas batasan pengertian tersebut adalah:

1. Analisis butir soal adalah suatu proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi yang berasal dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian.

2. Evaluasi adalah suatu proses mengukur dan menilai keefektifitasan dalam pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan peserta didik.


(30)

9

3. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan dan penguasaan pengetahuan dengan diperolehnya data-data dengan tepat dan cepat.

4. Pilihan ganda adalah salah satu tipe tes objektif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar secara langsung.

5. Ulangan akhir semester adalah alat ukur berupa soal-soal objektif dan subjektif yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di setiap akhir semester.

6. Validitas isi adalah cara untuk mengukur dan menilai sebuah soal-soal tes dengan materi yang sesuai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tanpa menggunakan panel ahli.

7. Reliabilitas adalah indeks yang telah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan apabila pengukuran tersebut diulangi dua kali atau lebih.

8. Tingkat kesukaran adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui mudah dan sukarnya suatu soal.

9. Daya pembeda adalah pengukuran terhadap sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang pandai (kelompok atas) dengan peserta didik yang bodoh (kelompok bawah).

10.Efektifitas pengecoh adalah alternatif jawaban yang tersedia selain kunci jawaban didalam setiap butir soal.


(31)

10

11.ITEMAN adalah suatu program komputer yang digunakan untuk menganalisis data yang meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh.

12.Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang berada di sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang tergabung dalam pelajaran ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ilmu politik, dan sebagainya.


(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian landasan teori ini dibahas beberapa kajian teori terkait dengan penelitian. Kajian ini dibagi menjadi empat bagian yaitu: kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi sejumlah pemikiran dari para ahli yang mendasari tindakan pemecahan masalah yang akan dilakukan dan dideskripsikan.

1. Evaluasi

Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Arikunto, (2013 : 3) berpendapat bahwa evaluasi merupakan mengukur dan menilai, dengan langkah mengukur terlebih dahulu baru menilai. Menurut Susilo, (2007 : 162) juga mengatakan bahwa evaluasi merupakan bagian dari proses peningkatan mutu kinerja sekolah atau pencapaian kompetensi siswa secara keseluruhan. Evaluasi menurut Tyler (dalam Arikunto, 2013 : 3) adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Sedangkan Cronbach & Stufflebeam (dalam Arikunto, 2013 : 3) mengatakan bahwa evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk


(33)

12

membuat keputusan. Pendapat lain dari Arifin, (dalam Majid, 2014 : 33) menyebutkan evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk), hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai maupun arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai atau arti itu adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai usaha untuk mengklasifikasikan objek, situasi siswa, kondisi, dan lain-lain sesuai dengan kriteria kualitas tertentu (Basuki & Hariyanto, 2014 : 222). Pelaksanaan evaluasi akan memberi informasi apakah situasi atau kondisi yang dievaluasi tersebut berharga, cocok, baik, valid, legal, dan lain sebagainya.

Jadi, dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses mengukur dan menilai keefektifitasan dalam pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan peserta didik. 2. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran, atau sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh seorang siswa tentang bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya (Basuki & Hariyanto, 2014 : 153). Pendapat dari Russel (dalam Endrayanto & Harumurti, 2014 : 289) mengatakan bahwa penilaian berarti proses penentuan kualitas prestasi atau hasil belajar siswa berdasarkan penilaian tunggal dan berbagai


(34)

13

teknik serta instrumen penilaian selama periode tertentu yaitu selama satu semester baik formal maupun informal.

Jadi, berdasarkan dari pendapat dua ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penilaian merupakan sebuah cara untuk mengukur dan menilai keberhasilan suatu proses dalam pembelajaran. 3. Pengukuran

Guilford (dalam Majid, 2014 : 36) mengatakan bahwa pengukuran merupakan proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Cangelosi (dalam Majid, 2014 : 36) juga berpendapat bahwa pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Pendapat lain dari (Suprananto, 2012 : 16) mengatakan bahwa pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel.

Jadi, berdasarkan pada pendapat tiga ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pengukuran merupakan salah satu cara untuk membandingkan sesuatu dengan dasar ukuran tertentu.

4. Instrumen Penelitian a. Pengertian Tes

Overton (dalam Basuki & Hariyanto, 2014 : 21) menyatakan bahwa tes merupakan suatu metode untuk menentukan kecakapan siswa dalam menyelesaikan sesuatu tugas atau mempertunjukkan


(35)

14

penguasaan keterampilan atau penguasaan pengetahuan sesuatu bahan ajar. Nurkencana (dalam Basuki & Hariyanto, 2014 : 21) juga berpendapat bahwa tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan. Menurut Indrakusuma (dalam Basuki & Hariyanto, 2014 : 22) tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Arikunto (2013, 216) juga berpendapat bahwa tes merupakan suatu alat untuk mengukur sesuatu sehingga memberikan gambaran hasil seperti yang diharapkan.

Jadi, dari empat pendapat ahli tersebut peneliti merumuskan bahwa tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan dan penguasaan pengetahuan dengan diperolehnya data-data dengan tepat dan cepat.

b. Ciri-ciri Tes

Suatu tes yang baik diketahui memiliki ciri-ciri pokok antara lain, dapat dipercaya (reliable), sah atau valid, objektif, serta praktis (Basuki & Hariyanto, 2014 : 22-25).


(36)

15

1. Reliabilitas Tes. Suatu tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap.

2. Validitas Tes. Valid artinya sah atau cocok, atau benar. Tes yang valid artinya benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan gambaran tentang apa yang diinginkan untuk diukur.

3. Objektifitas. Suatu tes dikatakan objektif jika pendapat atau pertimbangan dari pemeriksa (scorer) tes tidak ikut berpengaruh dalam proses penentuan angka (grading) atau proses pemberian skor (scoring). Maksudnya, tidak ada unsur-unsur subjektif dari pemeriksa di dalam menentukan skor jawaban tes. Dengan kata lain, jika hasil tes tersebut diperiksa oleh pemeriksa lain, hasil skornya akan tetap sama.

4. Praktikabilitas. Apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya maka dikatakan bahwa tes tersebut memiliki praktikabilitas tinggi. Sebaliknya, tes yang rumit dan sukar pengadministrasiannya dikatakan sebagai tes yang praktikabilitasnya rendah. Tes yang baik harus bersifat praktis. c. Tujuan Tes

Basuki & Hariyanto (2014 : 27) mengatakan bahwa ada tujuh tujuan dari tes terdiri yaitu:


(37)

16

1. Memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran. Hasil pengukuran dari suatu tes dapat digunakan sebagai umpan balik, baik bagi guru maupun siswa peserta tes, ataupun pihak sekolah. Bagi guru, hasil tes memberikan indikasi efektivitas pembelajarannya, sehingga berdasarkan hasil tes guru dapat memperbaiki proses pembelajaran serta memahami sampai sejauh mana kemampuan siswa menafsirkan dan menguasai bahan ajar. Bagi siswa, hasil tes memberi indikasi sejauh mana tingkat pembelajarannya. Bagi sekolah, hasil tes dari sejumlah bidang studi memberikan indikasi seberapa efektif pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut.

2. Memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Pihak sekolah tahu tentang seberapa efektif pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, sehingga sekolah melakukan refleksi diri yang menyangkut tentang perbaikan kurikulum.

3. Meningkatkan motivasi peserta didik. siswa yang kompeten dan sadar tugasnya sebagai pelajar, sehingga hasil tes akan meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar. Jika siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa akan mencoba bangkit agar mencapai atau bahkan melebihi KKM. Bagi siswa yang sudah mencapai KKM juga akan memberikan motivasi untuk minimal mempertahankannya, bahkan jika bisa melebihi prestasi yang sudah dicapainya.


(38)

17

4. Melaksanakan diagnosis dan remedial. Hasil tes dapat dipergunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi tertentu, sehingga siswa dapat memperbaiki penguasaan atau kemampuan siswa. Sementara itu, guru memperbaiki program pembelajarannya. Misalnya yaitu memperbaiki metode mengajarnya dengan metode pengajaran yang variatif, atau menambah wawasan pengetahuannya tentang aspek bidang pengetahuan tertentu.

5. Melakukan penempatan. Tes penempatan dilakukan di kursus-kursus. Misalnya yaitu kursus bahasa Inggris. Siswa yang sudah cakap ditempatkan di kelas yang advanced, yang rata-rata ditempatkan di kelas intermediate, sedangkan yang kurang cakap ditempatkan di kelas yang elementary.

6. Melakukan seleksi. Jenis tes ini dilaksanakan jika jumlah kursi yang tersedia di suatu lembaga hanya terbatas, sementara peminatnya melebihi kapasitas yang telah ditetapkan. Misalnya yaitu seleksi masuk ke SMPN, SMAN, atau perguruan tinggi ternama.

7. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu tertentu, utamanya yang terkait dengan pendidikan dan psikologi berkembang, di antaranya dengan cara memanfaatkan hasil tes. Psikometri adalah cabang dari psikologi yang memanfaatkan hasil tes. Dalam pendidikan, evaluasi


(39)

18

pendidikan berkembang karena hasil-hasil pengukuran, tes, dan penilaian yang berkesinambungan.

d. Macam-macam Tes

Secara umum, bermacam-macam tes dapat diklasifikasikan menurut enam macam aspek (Basuki & Hariyanto, 2014 : 29-34) yaitu:

1. Menurut Sifat Tes

a. Tes Verbal (verbal test), yaitu tes yang menggunakan bahasa sebagai alat medianya, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Tes Non-Verbal (non-verbal test), yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa, atau jika menggunakan bahasa amat terbatas dan tidak berperan penting.

c. Tes Kinerja (performance test), yaitu tes yang terdiri dari tugas-tugas untuk melakukan sesuatu.

d. Tes Kertas dan Pena (paper and pencil test), yaitu tes yang menggunakan kertas dan pensil atau pulpen sebagai alat media.

e. Tes Individu (individual test), yaitu tes yang pada pelaksanaannya seorang penguji dalam waktu yang sama hanya menguji seorang testee saja.


(40)

19

f. Tes Kelompok (group test), tes yang pada pelaksanaannya dalam waktu yang sama seorang penguji menguji kelompok

testee.

2. Menurut Tujuan Penggunaannya

a. Tes Bakat (aptitude test), yaitu suatu jenis tes baku yang bertujuan untuk mengukur kecakapan seseorang dalam mengembangkan keterampilan atau memperoleh pengetahuan.

b. Tes Prestasi (achievement test), yaitu suatu jenis tes baku yang dirancang untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang dalam bidang studi tertentu.

c. Tes Diagnostik (diagnostic test), yaitu tes yang diujikan secara individual dan dirancang untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

d. Tes Penempatan (placement test), yaitu tes yang bertujuan untuk menempatkan siswa peserta tes sesuai dengan kelompok hasil tes.

3. Menurut Pembuatannya

a. Tes Baku (standardized test), yaitu tes yang pembuatannya telah melalui proses standarisasi, baik mengenai reliabilitas maupun validitasnya.


(41)

20

b. Tes Buatan Guru (teacher-made test), yaitu tes yang dibuat guru seperti ulangan-ulangan, baik formatif maupun sumatif.

4. Menurut Pelaksanaannya

a. Pra-tes (pre-test), yaitu suatu tes pendahuluan yang dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa serta kesiapan siswa menghadapi suatu pengalaman belajar. b. Pos tes (post-test), yaitu suatu tes yang diberikan kepada

siswa setelah selesainya suatu program pembelajaran. 5. Menurut Keruntutan Pelaksanaannya

a. Tes Formatif yaitu kegiatan tes yang dilakukan secara periodik/runtut untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan suatu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

b. Tes atau Ulangan Sumatif yaitu suatu proses yang merupakan bagian dari evaluasi final untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran seperti yang digariskan dalam kurikulum terpenuhi.

6. Menurut Acuannya

a. Tes Acuan Norma (norm referenced test), yaitu suatu tes yang menggunakan acuan perbandingan hasil kerja siswa dengan hasil kerja para siswa peserta tes yang lain.


(42)

21

b. Tes Acuan Kriteria (criterion referenced test), yaitu suatu tes yang menggunakan acuan perbandingan hasil kerja siswa dengan kriteria yang ditetapkan atau disepakati sebelumnya.

5. Ulangan Akhir Semester (UAS)

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 menyebutkan Ulangan Akhir Semester (UAS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di setiap akhir semester. Cakupan ulangan merepresentasikan semua standar kompetensi dan kompetensi dasar pada semester tersebut, sehingga sesuai dengan persyaratan instrumen penelitian hasil belajar.

Jadi, dari pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa ulangan akhir semester merupakan alat ukur berupa soal-soal objektif dan subjektif yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di setiap akhir semester.

6. Tes Pilihan Ganda

1. Pilihan Ganda. Pendapat dari Kunandar (2014 : 183) mengatakan bahwa soal tes tertulis bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik yang bersifat kognitif (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi). Soal bentuk pilihan ganda adalah suatu soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari


(43)

22

pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Azwar (2015 : 19 & 75) mengemukakan pendapat bahwa pilihan ganda merupakan salah satu tipe tes objektif yang digunakan dalam memecahkan masalah. Pilihan ganda juga dirancang dengan seksama dengan memperhatikan batasan isi tes serta ditulis sesuai dengan tujuan ukur menurut tingkat kompetensi yang tinggi tidaklah dapat dijawab oleh peserta didik yang mempunyai kompetensi taraf rendah.

Jadi, dari dua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan soal objektif yang memiliki kurang lebih lima (5) alternatif jawaban untuk mengetahui tingkat prestasi pada peserta didik.

2. Kelebihan Tes Pilihan Ganda

Azwar (2015 : 75) mengatakan bahwa terdapat enam kelebihan tes pilihan ganda yaitu:

a. Komprehensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak item.

b. Pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya mudah dan cepat. c. Penggunaan lembar jawaban tes efesien dan hemat bahan. d. Kualitas aitem dapat dianalisis secara empirik.

e. Objektifitasnya tinggi.


(44)

23 3. Kelemahan Tes Pilihan Ganda

Azwar (2015 : 75) mengatakan bahwa ada tiga kelemahan dalam tes pilihan ganda yaitu:

a. Pembuatannya sulit dan memakan banyak waktu dan tenaga. b. Tidak mudah ditulis untuk mengungkapkan tingkat kompetensi

tinggi.

c. Ada kemungkinan jawaban benar semata-mata karena tebakan. 7. Analisis Butir Soal

a. Pengertian Analisis Butir Soal

Endrayanto & Harumurti (2014 : 259) mengemukakan pendapat bahwa analisis butir soal (item analysis) merupakan informasi yang amat berguna untuk perbaikan butir soal yang terhimpun dalam tes. Basuki & Hariyanto (2014: 129) juga berpendapat bahwa analisis butir soal (item analysis) adalah cara yang berharga serta relatif mudah pengerjaannya.

Jadi, dari dua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa analisis butir soal merupakan suatu proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi yang berasal dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian.

b. Teknik Analisis Butir Soal

Kubiszyn & Borich (dalam Endrayanto & Harumurti, 2014 : 259) membagi teknik analisis butir soal dibagi menjadi dua yaitu:


(45)

24

1. Analisis Kualitatif (qualitative items analysis). Analisis butir soal secara kualitatif disebut juga validitas logis (logical

validity). Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah seluruh

butir soal dalam tes sehingga tes memiliki validitas isi (content

validity) baik sebelum tes maupun setelah tes digunakan.

Telaah butir soal menggunakan teknik kualitatif meliputi kualitas materi, konstruksi butir soal, dan bahasa. Dari kualitas materi, telaah dilakukan dengan menganalisis apakah setiap butir soal dalam tes sesuai dengan bahan/materi pembelajaran atau kompetensi yang memang diujikan. Analisis konstruksi berkaitan teknik penulisan butir soal sesuai jenis soal yang disajikan. Setiap jenis soal memiliki teknik penulisan yang berbeda-beda, misalnya yaitu butir soal menjodohkan ditulis ringkas, di mana pokok soal ditempatkan di kiri, sedangkan pilihan jawaban ditempatkan pada bagian kanan dimana penyajiannya harus homogen. Dari segi bahasa, telaah dilakukan untuk melihat apakah penulisan butir soal sudah sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Analisis Kuantitatif (quantitative items analysis). Analisis butir soal secara kuantitatif merupakan telaah butir soal berdasarkan data empiris dari setiap butir soal yang telah diujikan. Analisis butir soal menggunakan metode kuantitatif meliputi: tingkat


(46)

25

kesukaran, tingkat daya beda, dan efektivitas pengecoh

(distractor). Tingkat kesukaran butir soal dilakukan untuk

menelaah apakah suatu butir soal berhasil dijawab dengan benar oleh mayoritas peserta didik atau berhasil dijawab oleh beberapa peserta didik saja. Analisis daya beda merupakan analisis jawaban benar dari siswa yang termasuk kelompok atas (prestasi belajar tinggi) dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (prestasi belajar rendah).

8. Validitas

a. Pengertian Validitas

Ebel dan Fesbie (dalam Endrayanto & Harumurti, 2014 : 281) validitas merupakan kesahihan yang menunjukkan pada konsistensi atau keakuratan dari suatu tes. Endrayanto & Harumurti (2014: 282) juga berpendapat bahwa validitas merupakan interpretasi hasil tes, bukan tes itu sendiri atau instrumennya, dan kesimpulan berdasarkan bukti yang ada, bukan yang diukur. Pendapat dari Majid (2014 : 43) mengatakan bahwa validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa validitas merupakan cara untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen tes.


(47)

26

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Validitas

Menurut Gronlund (dalam Arifin, 2009 : 247) mengemukakan ada tiga faktor yang memengaruhi validitas hasil tes yaitu:

1. Faktor Instrumen Evaluasi. Mengembangkan instrumen evaluasi memang tidaklah mudah, apalagi jika seorang evaluator tidak atau kurang memahami prosedur dan teknik evaluasi itu sendiri. Jika instrumen evaluasi kurang baik, maka dapat berakibat hasil evaluasi menjadi kurang baik. Untuk itu, dalam mengembangkan instrumen evaluasi, seorang evaluator harus memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi validitas instrumen dan berkaitan dengan prosedur penyusunan instrumen, seperti silabus, kisi-kisi soal, petunjuk mengerjakan soal dan pengisian lembar jawaban, kunci jawaban, penggunaan kalimat efektif, bentuk alternatif jawaban, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan sebagainya.

2. Faktor Administrasi Evaluasi dan Penskoran. Dalam administrasi evaluasi dan penskoran, banyak sekali terjadi penyimpangan atau kekeliruan, seperti alokasi waktu untuk pengerjaan soal yang tidak proposional, memberikan bantuan kepada peserta didik dengan berbagai cara, peserta didik saling menyontek ketika ujian, kesalahan penskoran, termasuk kondisi fisik dan psikis peserta didik yang kurang menguntungkan.


(48)

27

3. Faktor dari Jawaban Peserta Didik. Dalam praktiknya, faktor jawaban peserta didik justru lebih banyak berpengaruh daripada dua faktor sebelumnya. Faktor ini meliputi kecenderungan peserta didik untuk menjawab secara cepat, tetapi tidak tepat, keinginan melakukan coba-coba, dan penggunaan gaya bahasa tertentu dalam menjawab soal bentuk uraian.

c. Jenis-jenis Validitas

Arifin (2009 : 249) juga mengatakan bahwa jenis-jenis validitas dibagi menjadi lima yaitu:

1. Validitas Permukaan. Validitas ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgment yang mendalam.

2. Validitas Isi. Validitas isi ini sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam penilaian hasil belajar, validitas isi ini


(49)

28

sering disebut juga validitas kurikuler dan validitas perumusan. Validitas kurikuler berkenaan dengan pertanyaan apakah materi tes relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Validitas perumusan berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek dalam soal-soal itu betul-betul tercakup dalam perumusan tentang apa yang hendak diukur.

3. Validitas Empiris. Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur di luar tes yang bersangkutan. Namun, kriteria itu harus relevan dengan apa yang akan diukur.

4. Validitas Konstruk. Konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur (measurable). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis (logical

validity). Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan

hingga mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, motivasi, minat, dan sebagainya.


(50)

29

5. Validitas Faktor. Dalam penilaian hasil belajar sering digunakan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan dimensi/indikator dari variabel yang diukur sesuai dengan apa yang terungkap dalam konstruksi teoritisnya. Meskipun variabel terdiri atas beberapa faktor, tetapi prinsip homogenitas untuk keseluruhan faktor harus tetap dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu faktor dengan faktor yang lain. Dengan demikian, kriteria yang digunakan dalam validitas faktor ini dapat diketahui dengan menghitung homogenitas skor setiap faktor dengan total skor, dan antara skor dari faktor yang satu dengan skor dari faktor lain.

Hamzah (2012 : 152) mengatakan jenis-jenis validitas terdiri dari empat yaitu:

1. Validitas Isi (content validity). Validitas isi berhubungan dengan kesanggupan tes untuk mengukur isi yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas isi menyatakan apakah tes sudah mencakup sampel yang representatif dari domain perilaku yang diukur.

2. Validitas Konstruk (construct validity). Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana suatu instumen mampu mengukur


(51)

30

pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang akan diukur.

3. Validitas Ramalan atau Prediksi (predictive validity).validitas ramalan atau prediksi menunjuk pada sejauh mana tes dapat menentukan atau meramalkan kriteria tertentu yang diinginkan. 4. Validitas Kesamaan (concurrent validity). Validitas kesamaan

menunjuk kepada sejauh mana tes memiliki kesamaan dengan tes yang sudah ada atau yang sudah dibakukan. Kesamaan yang dimaksud meliputi kemampuan yang diukur, objek yang diukur, dan waktu yang diperlukan.

Jadi, dari jenis-jenis validitas tersebut peneliti lebih menggunakan jenis validitas isi. validitas isi bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan tes merepresentasikan domain yang hendak diukur dengan baik. Validitas isi menggunakan prosedur dengan membandingkan tes dengan kisi-kisi tes berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS kelas III SD.

9. Reliabilitas

a. Pengertian Reliabilitas

Crocker & Algina (dalam Endrayanto & Harumurti, 2014: 271) mengatakan reliabilitas adalah tingkat konsistensi (keajegan) skor yang dihasilkan apabila suatu tes digunakan secara berulang pada individu atau sekelompok individu yang sama. Reliabilitas merujuk pada ketepatan/keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang


(52)

31

diinginkan yang berarti kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Hamzah, 2012 : 153). Jihad & Haris (2012 : 180) juga mengatakan bahwa reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau konsistenan suatu soal tes.

Jadi dari pendapat peneliti tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa reliabilitas merupakan indeks yang telah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan apabila pengukuran tersebut diulangi dua kali atau lebih.

b. Jenis-jenis Reliabilitas

Menurut Pearson (dalam Arifin, 2012 : 259) ada tiga jenis reliabilitas yaitu:

1. Koefisien Stabilitas (coefficient of stability). Jenis reliabilitas yang menggunakan teknik test and retest, yaitu memberikan tes kepada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda. Cara memperoleh koefisien stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang berbeda.

2. Koefisien Ekuivalen (coefficient of equivalence). Proses mengorelasikan dua buah tes yang pararel pada kelompok dan waktu yang sama. Metode yang digunakan untuk memperoleh koefisien ekuivalen adalah metode dengan menggunakan dua buah bentuk tes yang pararel (equivalen) atau equivalence


(53)

32

forms method atau disebut juga parallel or alternate-forms method. Syarat yang harus dipenuhi kedua tes adalah kriteria

yang dipakai pada kedua tes sama, masing-masing tes dikontruksikan tersendiri, jumlah item, isi, dan corak sama, tingkat kesukaran sama, petunjuk waktu yang disediakan untuk mengerjekan tes, dan contoh-contoh juga sama.

3. Koefisien Konsistensi Internal (coefficient of internal

consistency). Reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua. Teknik ini sering juga disebut split-half method. Split berarti membelah dan half berarti setengah atau separuh. Jadi,

split-half adalah tes yang dibagi menjadi dua bagian yang sama,

kemudian mengorelasikan butir soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama (x) dan yang bernomor genap dalam belahan kedua (y).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas

Gronlund (dalam Arifin, 2009 : 258) mengemukakan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas yaitu:

1. Panjang Tes (length of test). Panjang tes berarti banyaknya soal tes. Ada kecenderungan, semakin panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabilitas suatu tes, karena semakin banyak soal,


(54)

33

maka akan semakin banyak sampel yang diukur dan proporsi jawaban yang benar semakin banyak, sehingga faktor tebakan (guessing) akan semakin rendah.

2. Sebaran Skor (spread of scores). Besarnya sebaran skor akan membuat tingkat reliabilitas menjadi lebih tinggi, karena koefisien reliabilitas yang lebih besar diperoleh ketika peserta didik tetap pada posisi yang relatif sama dalam satu kelompok pengujian ke pengujian berikutnya.

3. Tingkat Kesukaran (difficulty indeks). Dalam penilaian yang menggunakan pendekatan penilaian acuan norma, baik untuk soal yang mudah maupun sukar, cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah. Hal ini disebabkan antara hasil tes yang mudah dengan hasil tes yang sukar keduanya dalam satu sebaran skor yang terbatas. Tingkat kesukaran soal yang ideal untuk meningkatkan koefisien reliabilitas adalah soal yang menghasilkan sebaran skor berbentuk genta atau kurva normal.

4. Objektifitas (obyektivity). Objektivitas di sini menunjukkan skor tes kemampuan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya. Peserta didik memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan suatu tes. Jika peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang sama, maka akan memperoleh hasil tes yang sama pada saat mengerjakan tes


(55)

34

yang sama. Objektifitas prosedur tes yang tinggi akan memperoleh reliabilitas hasil tes yang tidak dipengaruhi oleh prosedur penskoran.

10.Tingkat Kesukaran

Arikunto (2013 : 222) mengatakan bahwa tingkat kesukaran pada soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Miller (dalam Endrayanto & Harumurti, 2014 : 261) juga berpendapat bahwa tingkat kesukaran butir soal mengindikasikan persentase siswa yang menjawab benar butir soal yang disajikan.

Jadi, dari dua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kesukaran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui mudah dan sukarnya suatu soal.

Rumus : Menghitung Tingkat Kesukaran (Arikunto 2013 : 223)

Keterangan:

P = Tingkat Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria interpretasi tingkat kesukaran digunakan pendapat Arikunto (2013 : 225) dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:


(56)

35

Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Kesukaran (Arikunto, 2013 : 225)

Tingkat Kesukaran (p) Kategori

0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Sukar Sedang Mudah

Dari tabel 2.1 dapat dilihat bahwa kriteria tingkat kesukaran menurut (Arikunto, 2013 : 225) terdiri dari 3 kategori yaitu rentang 0,00 – 0,30 dikatakan sukar, rentang 0,31 – 0,70 dikatakan sedang, dan rentang 0,71 – 1,00 dikatakan mudah.

11.Daya Pembeda

Tingkat daya pembeda menurut Endrayanto & Harumurti (2014 : 264) yaitu kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi atau kelompok atas (upper group) dan siswa yang prestasi belajarnya rendah atau kelompok bawah (lower group). Arikunto (2013 : 226) juga mengatakan bahwa daya pembeda adalah sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Jadi, dari dua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa daya pembeda merupakan pengukuran terhadap sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang pandai (kelompok atas) dengan peserta didik yang bodoh (kelompok bawah).


(57)

36

Rumus: Menghitung Daya Pembeda (Arikunto, 2013 : 228)

Keterangan

J = Jumlah Peserta Tes

= Banyaknya peserta kelompok atas

= Banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyak kelompok atas yang menjawab soal benar = Banyak kelompok bawah yang menjawab soal benar = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi nilai Daya Pembeda mengacu pada pendapat Ruseffendi (dalam Jihad & Haris, 2012 : 181) dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria Tingkat Daya Pembeda

Daya Pembeda (dp) Kategori

0,40 – atau lebih 0,30 – 0,39 0,20 – 0,29 0,19 – ke bawah

Sangat Baik, Diterima Cukup Baik, Mungkin Perlu Perbaikan

Minimum, Perlu Perbaikan Jelek, Dibuang / Dirombak

Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa terdapat empat (4) kriteria menurut pendapat Ruseffendi (dalam Jihad & Haris, 2012 : 181) yaitu rentang 0,40 – atau lebih dikatakan sangat baik (diterima), rentang 0,30

– 0,39 dikatakan cukup baik (mungkin perlu perbaikan), 0,20 – 0,29 dikatakan minimum (perlu perbaikan), dan 0,19 – ke bawah dikatakan jelek (dibuang/dirombak).


(58)

37 12.Efektifitas Pengecoh

Pendapat lain dari Arifin (2009: 279) juga mengatakan bahwa distraktor adalah pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes (Arikunto, 2013 : 234).

Jadi, dari dua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa efektifitas pengecoh adalah alternatif jawaban yang tersedia selain kunci jawaban didalam setiap butir soal.

13.Mata Pelajaran IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Sapriya (2009 : 31) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial yang disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang

identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya (Sapriya, 2009 : 7). Pendapat dari Mulyono (1980 : 2) ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter disiplin dari pelajaran ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan


(59)

38

sebagainya. Nasution (dalam Mulyono, 1980 : 2-3) juga mengatakan bahwa IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupum dalam lingkungan sosialnya dan bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi.

Jadi, dari ketiga pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan mata pelajaran yang berada di sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang tergabung dalam pelajaran ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Susanto (2014 : 31-32) mengatakan tujuan IPS terdiri dari lima yaitu:

1. Pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya.

2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah nasional yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.


(60)

39

4. Kesadaran sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5. Kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

c. Jenis-jenis Pendekatan IPS

Hamalik (1992) mengatakan ada lima jenis pendekatan dalam IPS yaitu:

1. Pendekatan Monolitik. Yang meninjau IPS sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Tidak memerlukan bantuan dan dukungan dari ilmu-ilmu lainnya.

2. Pendekatan Mata Pelajaran. IPS diajarkan secara terpisah-pisah, Sejarah, Ilmu Bumi, Ekonomi, dan lain-lain, masing-masing diajarkan terpisah, tidak ada hubungan satu sama lain. 3. Pendekatan Ekologi. IPS berorientasi pada lingkungan.

Pengajaran IPS harus diorientasikan, diarahkan dan didasarkan pada lingkungan. Lingkungan itu sendiri bermacam-macam bentuknya seperti: biologis, kultur,ekologis, dan geo ekologis. 4. Pendekatan Interdisipliner. Berbagai disiplin ilmu yang

memiliki ciri-ciri yang sama diintegrasikan menjadi satu bidang studi. Jenis pedekatan ini yang dewasa ini diterapkan dalam pengajaran IPS sesuai dengan kurikulum SD 1975. Itu


(61)

40

sebabnya kita tidak mengenal lagi mata pelajaran sejarah, ekonomi, ilmu bumi dan sebagainya, sebagai mata pelajaran yang terpisah-pisah, melainkan diajarkan dalam bentuk unit IPS.

5. Pendekatan Sistem. Suatu sistem merupakan

kesatuan/keseluruhan dimana didalamnya terdapat berbagai sub sistem yang disebut komponen. Komponen-komponen tersebut saling bertautan dan saling mempengaruhi satu sama lain secara integral.

d. Nilai-nilai Fungsional IPS

Ilmu pengetahuan sosial mempunyai nilai-nilai fungsional yang dapat digolongkan kedalam lima golongan (Hamalik, 1992) yaitu: 1. Pengalaman Sosial. Fungsi utama dari pengajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah untuk memperkenalkan pengalaman sosial kepada para siswa. Sebelum masuk sekolah anak-anak telah mempunyai bermacam-macam pengalaman yang mereka peroleh dari rumah/keluarga. Di sekolah mereka mempunyai kesempatan yang baik untuk membentuk kelompok-kelompok dan hubungan satu sama lain dengan teman-temannya. Mereka diajarkan tentang keluarga, mesjid/lembaga keagamaan, Negara dan lain-lain. Berhasil atau tidak siswa belajar dalam lapangan Ilmu Pengetahuan Sosial ini tergantung pada kesanggupan anak dan keakhlian guru dalam memberikan bimbingan.


(1)

135

B 0.031 0.639 -0.257

C 0.019 0.684 -0.233

D 0.000 9.000 -9.000

Other 0.001 0.061 -0.007

19 0-19 0.981 0.592 0.202 A 0.981 0.592 0.202 *

B 0.015 0.623 -0.196

C 0.004 0.318 -0.059

D 0.000 9.000 -9.000

Other 0.000 9.000 -9.000

20 020 0.460 0.472 0.376 A 0.040 0.422 -0.185

B 0.460 0.472 0.376 *

C 0.497 0.375 -0.299

D 0.000 9.000 -9.000

Other 0.003 0.185 -0.029


(2)

136

MicroCAT (tm) Testing System Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems

Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file ANTON.DAT Page 4

There were 778 examinees in the data file.

Scale Statistics ---

Scale: 0 --- N of Items 20 N of Examinees 778 Mean 16.542 Variance 7.225 Std. Dev. 2.688 Skew -1.044 Kurtosis 1.206 Minimum 4.000 Maximum 20.000 Median 17.000 Alpha 0.690 SEM 1.498 Mean P 0.827 Mean Item-Tot. 0.375 Mean Biserial 0.614


(3)

137

Lampiran 10

Rekapan Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektifitas

Pengecoh Butir Soal Pilihan Ganda UAS Genap Mata Pelajaran IPS

Kelas III Tahun Pelajaran 2014/2015

No. Butir

Soal

Karakteristik Butir

Deskripsi Tingkat

Kesukaran

Daya Beda (Point.

Biser)

Efektifitas Pengecoh

1. 0, 591 0, 511 A 0, 153 Butir soal 1 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,30 - 0,70 yaitu sedang sehingga dapat diterima. Butir soal 1 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 1 memiliki efektifitas pengecoh A dan B berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh D tidak berfungsi.

B 0, 253 D 0, 000

2. 0, 902 0, 435 B 0, 063 Butir soal 2 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 2 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 2 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B dan C berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh D tidak berfungsi. C 0,063

D 0,000

3. 0, 747 0, 456 A 0,199 Butir soal 3 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi .

Butir soal 3 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 3 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan C berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh D tidak berfungsi. C 0, 051

D 0,000

4. 0, 857 0, 441 A 0, 080 Butir soal 4 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 4 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 4 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan C berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh D tidak berfungsi. C 0, 059

D 0,000

5. 0, 763 0, 499 B 0, 140 Butir soal 5 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 5 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 5 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B dan C berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh D tidak berfungsi. C 0, 093

D 0, 000

6. 0, 808 0, 401 A 0, 022 Butir soal 6 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 6 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 6 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B berfungsi dengan baik, pengecoh A harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi

B 0, 167 D 0, 000

7. 0, 969 0, 207 A 0, 021 Butir soal 7 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.


(4)

138

No. Butir Soal Karakteristik Butir Deskripsi Tingkat Kesukaran Daya Beda (Point. Biser) Efektifitas Pengecoh

B 0, 008 Butir soal 7 memiliki daya pembeda 0,20 – 0,29 sehingga memiliki kriteria minimum, perlu perbaikan.

Butir soal 7 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan B harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak Berfungsi. D 0, 000

8. 0, 796 0, 388 B 0, 159 Butir soal 8 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 8 memiliki daya pembeda 0,30 – 0,39 sehingga memiliki kriteria cukup baik, mungkin perlu perbaikan. Butir soal 8 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi.

C 0, 037 D 0, 000

9. 0, 928 0, 248 A 0, 049 Butir soal 9 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 9 memiliki daya pembeda 0,20 – 0,29 sehingga memiliki kriteria minimum, perlu perbaikan.

Butir soal 9 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan B harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi B 0, 019

D 0, 000

10. 0, 823 0, 389 A 0, 102 Butir soal 10 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi .

Butir soal 10 memiliki daya pembeda 0,30 – 0,39 sehingga memiliki kriteria cukup baik, mungkin perlu perbaikan. Butir soal 10 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan C berfungsi dengan baik, dan pengecoh D tidak berfungsi C 0, 075

D 0, 000

11. 0, 914 0, 164 A 0, 073 Butir soal 11 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 11 memiliki daya pembeda 0,19 – ke bawah sehingga memiliki kriteria jelek, dibuang/dirombak.

Butir soal 11 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi.

C 0, 009 D 0, 000

12. 0, 847 0, 447 A 0, 100 Butir soal 12 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 12 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 12 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh B harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi

B 0, 048 D 0, 000

13. 0, 812 0, 501 B 0, 168 Butir soal 13 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 13 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 13 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi

C 0, 018 D 0, 000

14. 0, 614 0, 444 A 0, 170 Butir soal 14 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,30 - 0,70 yaitu sedang sehingga dapat diterima.

Butir soal 14 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 14 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A C 0, 210


(5)

139

No.

Butir Soal

Karakteristik Butir

Deskripsi Tingkat

Kesukaran

Daya Beda (Point.

Biser)

Efektifitas Pengecoh

dan C berfungsi dengan baik, dan pengecoh D tidak berfungsi. 15. 0, 865 0, 430 A 0, 105 Butir soal 15 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 -

1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 15 memiliki daya pembeda 0,40 – atau lebih sehingga memiliki kriteria sangat baik.

Butir soal 15 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh B harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi.

B 0, 026 D 0, 000

16. 0, 933 0, 353 A 0, 050 Butir soal 16 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 16 memiliki daya pembeda 0,30 – 0,39 sehingga memiliki kriteria cukup baik, mungkin perlu perbaikan. Butir soal 16 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi.

C 0, 017 D 0, 000

17. 0, 982 0, 268 A 0, 006 Butir soal 17 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 17 memiliki daya pembeda 0,20 – 0,29 sehingga memiliki kriteria minimum, perlu perbaikan. Butir soal 17 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban A dan B harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi

B 0, 009 D 0, 000

18. 0, 949 0, 348 B 0, 031 Butir soal 18 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 18 memiliki daya pembeda 0,30 – 0,39 sehingga memiliki kriteria cukup baik, mungkin perlu perbaikan.

Butir soal 18 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B dan C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi C 0, 019

D 0, 000

19. 0, 981 0, 202 B 0, 015 Butir soal 19 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,70 - 1,00 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 19 memiliki daya pembeda 0,20 – 0,29 sehingga memiliki kriteria minimum, perlu perbaikan.

Butir soal 19 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban B dan C harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi C 0, 004

D 0,000

20. 0, 460 0, 376 A 0, 040 Butir soal 20 memiliki tingkat kesukaran berada diantara 0,30 - 0,70 yaitu mudah sehingga direvisi.

Butir soal 20 memiliki daya pembeda 0,30 – 0,39 sehingga memiliki kriteria cukup baik, mungkin perlu perbaikan. Butir soal 20 memiliki efektifitas pengecoh pilihan jawaban C berfungsi dengan baik, tetapi pengecoh A harus diganti atau direvisi, dan pengecoh D tidak berfungsi

C 0, 497 D 0, 000


(6)

140

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Antonius Ade Prayudi Ardiyanto merupakan anak

pertama dari pasangan Bernadus I Wayan

Durmanto dan Maria Nyoman Rapini. Lahir di

Denpasar, 25 Juni 1994. Pendidikan awal dimulai

di TKK (Taman Kanak Katolik) ST. Thomas

Aquino, Tuka, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali

pada tahun 2000. Penulis melanjutkan pendidikan

dasar di SDK ST. Thomas Aquino, Tuka, Dalung,

Kuta Utara, Badung, Bali pada tahun 2001-2006. Kemudian melanjutkan

ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMPK) ST. Thomas Aquino,

Padang Tawang, Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali pada tahun

2007-2009. Pada tahun 2010-2012 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Atas (SMAK) ST. Thomas Aquino, Tangeb, Abian Base, Kuta

Utara, Badung, Bali. Tahun 2012 penulis masuk ke Universitas Sanata

Dharma (USD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh

pendidikan di Sekolah Dasar penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan

seperti pramuka, bola basket, renang, bulutangkis, dan kegiatan gereja.

Ketika di sekolah menengah pertama penulis aktif di organisasi seperti

pramuka dan ekstrakurikuler bola basket. Ketika di bangku sekolah

menengah atas peneliti masih aktif di beberapa organisasi seperti osis dan

pramuka. Ketika masuk perguruan tinggi peneliti aktif dalam UKM Bola

Basket sebagai pemain aktif tahun 2013-2015 dan pengurus tahun

2014-2015. Peneliti juga aktif mengikuti seminar atau workshop yang

diselenggarakan oleh Universitas.