Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

(1)

Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD di Kecamatan Depok. Oleh :

Maria Stefani Mustida Nugraha (121134042)

Perencanaan yang baik dapat dinilai melalui evaluasi berupa analisis butir soal. Kecamatan Depok belum pernah melakukan analisis butir soal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal pilihan ganda UAS genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok ditilik dari 1) validitas, 2) reliabilitas soal, 3) tingkat kesukaran, 4) daya pembeda, dan 5) efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non experimental. Populasi penelitian ini adalah semua Sekolah Dasar (SD) Sekecamatan Depok yang mengimplementasikan KTSP, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 27 SD di Kecamatan Depok. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan daftar check list dan pedoman wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan 1) analisis kualitas ditilik dari validitas, 2) analisis kuantitatif meliputi a. reliabilitas soal, b. analisis butir soal, meliputi (1) tingkat kesukaran butir soal, dan (2) daya pembeda butir soal, dan efektivitas pengecoh bantuan software MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ditinjau dari validitas isi 100% valid, 2) reliabilitas soal koefisien Alpha 0,759, 3) tingkat kesukaran butir soal mudah 30%, sedang 50%, dan sukar 20%, dan 4) daya pembeda butir soal sangat baik 50%, cukup baik 16,67%, sedang 16,67%, dan buruk 16,67% dan 5) efektivitas pengecoh berfungsi 66,7%, dan tidak berfungsi 33,3%.

Kata kunci : analisis butir soal, Iteman


(2)

Year 2014/2015 Grade 5 Elementary School in District of Depok By :

Maria Stefani Mustida Nugraha (121134042)

A proper planning can be rated through an items’ analysis. Depok had never

conducted an items’ analysis before. This study is aimed to analyze the second semester final examination multiple-choice items in social science subject academic year 2014/2015 of 5th grade elementary school in Depok, judged from 1) validity, 2)

items’ reliability, 3) level of difficulty, 4) distinguishing powers, and 5) detractor’s effectiveness.

This research is non experimental descriptive quantitative type. The study population is all elementary schools in Depok implementing KTSP, while the samples are 27 elementary schools in Depok. The data collection techniques used in this study are documentation and interviews. The research instruments used in this study are a check list and interview guides. Data analysis techniques used in this study are 1) quality analysis judged from the validity, 2) quantitative analysis, such as: a. items’ reliability, b. analysis of items including (1) the difficulty level of items, and (2)

items’ distinguishing powers, and the detractor’s effectiveness, generated from Iteman MICROCAT software version 3.00.

The study’s results reveal that 1) in terms of the content validity, 100% valid, 2) items’ reliability Alpha coefficient is 0.759, 3) level of difficulty of items is 30% easy, 50% moderate, and 20% hard, 4) items’ distinguishing powers are 50% very good, 16.67% almost good, 16.67% moderate and 16.67% poor and 5) the

detractor’s effectiveness are 66.7% function well, and 33.3% do not function well.


(3)

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Stefani Mustida Nugraha NIM: 121134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Stefani Mustida Nugraha NIM: 121134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

ANAISIS BUT】

R SOAL PILIIIAN GANDA ULANGAN AKIIIR

SEMESTER Cm TAIIx PELAJARAN2014/2015 MAL

PELAJARAN

ⅢS■硬

LAS V SD DIXECAMATAN DEPOIK

Oleht

Maria Stefani VIustida Nugraha

26 Januari 2016


(6)

PELAJARAN藤

"S KELAS V SD DI KECttIATAN D勝

OK

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Anggota I

Anggota II

Ang〔 狩ta IⅡ

02 Fcbruari 2016

Fakultas Keguruan dan 111■u Pcndidikan anda Panitia Penguli

Nama

Ketua


(7)

iv Karya tulis ilmiah ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan

terima kasih kepada :

Tuhan Yesus Kristus sumber pengharapanku

Papah, Mamah, kakakku yang selalu mendukung setiap langkahku

Saudara dan teman-temanku yang selalu membantu dan menyemangatiku


(8)

v Iman Tanpa Perbuatan adalah Mati

Yak 2: 14-26

Semua Mimpimu akan Terwujud Asalkan Kamu Punya Keberanian untuk

Mengejarnya

Walt Disney

Bukan seberapa lama kita hidup, namun sebermanfaat apa hidup kita


(9)

Saya menyatakan dellgan sesungguhnya ballwa skripsi yallg saya tulis ini tidak

mcllluat karya atau bagian karya orang lain,kccuali yang tdah discbutkan dalaln

kutipan dall da■ar refcrensi,sebagaimana layakl■ya karya tulis ilmiah.

Yogyakatta,2 Febman 2016

Maria Stefani Mustida Nugraha


(10)

UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ

IIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nal■■a : Maria Stefani Mustida Nugraha Nomor WIahasiswa :121134042

Demi pengel■ bangan illnu pengetahuan, saya membc五 kan kepada pcrpustakaan

Universitas Sanata Dharlna karya ilmiah saya yang bettudul:

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA

PELAJARAN IPS KELAS V SD DI KECAPIATAN DEPOK

Dellgan dclnikian saya mcmbenkan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharlna untuk menyimpan,mengalihkal■ dalam bcntuk mcdia lain,mengelolanya

dalarn bentuk pangkalan data, mcndistribusikan sccara terbttas, dalll

mempublikasikannya di intcrllct atau media lain ulltuk kepentingan akadelnis

tal■pa perlu melninta ttin dm Saya maupun memberikall roplti kcpada saya

sclal■a tetap rnencantumkan nalna saya sebagai penulis.

Demikian pcrllyataan ini saya buat dengan sёbenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal:2 Fёbruan 2016 Yang menyatakan,

Maria Stefani Mustida Nugraha


(11)

viii

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD di Kecamatan Depok.

Perencanaan yang baik dapat dinilai melalui evaluasi berupa analisis butir soal. Kecamatan Depok belum pernah melakukan analisis butir soal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal pilihan ganda UAS genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok ditilik dari 1) validitas, 2) reliabilitas soal, 3) tingkat kesukaran, 4) daya pembeda, dan 5) efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non experimental. Populasi penelitian ini adalah semua Sekolah Dasar (SD) Sekecamatan Depok yang mengimplementasikan KTSP, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 27 SD di Kecamatan Depok. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan daftar check list dan pedoman wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan 1) analisis kualitas ditilik dari validitas, 2) analisis kuantitatif meliputi a. reliabilitas soal, b. analisis butir soal, meliputi (1) tingkat kesukaran butir soal, dan (2) daya pembeda butir soal, dan efektivitas pengecoh bantuan software MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ditinjau dari validitas isi 100% valid, 2) reliabilitas soal koefisien Alpha 0,759, 3) tingkat kesukaran butir soal mudah 30%, sedang 50%, dan sukar 20%, dan 4) daya pembeda butir soal sangat baik 50%, cukup baik 16,67%, sedang 16,67%, dan buruk 16,67% dan 5) efektivitas pengecoh berfungsi 66,7%, dan tidak berfungsi 33,3%.


(12)

ix Multiple Choice Items Analysis of Social Subject Final Examination Academic

Year 2014/2015 Grade 5thElementary School in District of Depok

A proper planning can be rated through an items’ analysis. Depok had never conducted an items’ analysis before. This study is aimed to analyze the second semester final examination multiple-choice items in social science subject academic year 2014/2015 of 5th grade elementary school in Depok, judged from 1) validity, 2) items’ reliability, 3) level of difficulty, 4) distinguishing powers, and 5) detractor’s effectiveness.

This research is non experimental descriptive quantitative type. The study population is all elementary schools in Depok implementing KTSP, while the samples are 27 elementary schools in Depok. The data collection techniques used in this study are documentation and interviews. The research instruments used in this study are a check list and interview guides. Data analysis techniques used in this study are 1) quality analysis judged from the validity, 2) quantitative analysis, such as: a. items’ reliability, b. analysis of items including (1) the difficulty level of items, and (2) items’ distinguishing powers, and the detractor’s effectiveness, generated from Iteman MICROCAT software version 3.00.

The study’s results reveal that 1) in terms of the content validity, 100% valid, 2) items’ reliability Alpha coefficient is 0.759, 3) level of difficulty of items is 30% easy, 50% moderate, and 20% hard, 4) items’ distinguishing powers are 50% very good, 16.67% almost good, 16.67% moderate and 16.67% poor and 5) the detractor’s effectiveness are 66.7% function well, and 33.3% do not function well.


(13)

x Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas tuntunan, kasih, berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Penulis menyusun skripsi dengan judul : “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD di Kecamatan Depok”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan dukungan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S. S., M. Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

PGSD.

5. Maria Melani Ika Susanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritik, ide, semangat, dorongan, dan pikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan penelitian.

6. Irine Kurniastuti, S. Psi., M. Psi. selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritik, ide, semangat, dorongan, dan pikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan penelitian.

7. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah berkenan menguji saya.

8. Pihak UPTD Kecamatan Depok, kepala sekolah, dan guru yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD Negeri maupun Swasta di Kecamatan Depok.


(14)

Robertus Mustisa Nugraha yang telah memberikan doa, semangat, dan

dukungan baik materi maupun moral dan saudara-saudaraku terkassih yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

10.Teman-teman satu payung yang telah berjuang bersama dan sahabat-sahabatku yang telah membantu dan memotivasi saya

11.Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2072 yang telah bersama-sama berjuang selama kurang lebih tiga setengah

tahun

di

kampus tercinta Universitas Sanata Dharma terima kasih unfuk

dukungannya.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dan penulis tidak dapat menyebutkan satu persafu.

Penulis menyadari bahwa skripsi

ini

masih

jauh

dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang manbangun agar skripsi

ini

menjadi

lebih baik.

Semoga skripsi

ini

dapat bermanfaat sebagaimana

mestinya.

Maria Stefani lstida Nugraha Penulis,


(15)

xii

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Manfaat Penelitian... 10

F. Definisi Operasional... 12

BAB II LANDASAN TEORI... 14

A. Kajian Pustaka... 14

1. Evaluasi... 14

2. Instrumen Penilaian... 15

3. Tes ... 16


(16)

xiii

6. Analisis Butir Soal... 23

7. Validitas………... 24

8. Reliabilitas……….………... 27

9. Tingkat Kesukaran... 29

10. Daya Pembeda... 32

11. Efektivitas Pengecoh... 34

12.Software MicroCat Itemanversi 3.00 ……….. 36

13. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)………. 37

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 39

C. Kerangka Berpikir... 44

D. Hipotesis Penelitian... 46

BAB III METODE PENELITIAN... 48

A. Jenis Penelitian... 48

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 49

C. Populasi dan Sampel... 51

D. Variabel Penelitian... 53

E. Teknik Pengumpulan Data... 54

F. Instrumen Penelitian... 56

G. Teknik Analisis Data... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 69

A. Deskripsi Penelitian... 69

B. Hasil Penelitian... 70

1. Hasil Analisis Validitas ....……… 70

2. Hasil Analisis Reliabilitas………. 74

3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran... 75

4. Hasil Analisis Daya Pembeda... 79

5. Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh... 83

C. Pembahasan... 107

1. Validitas ………... 107


(17)

xiv

4. Daya Pembeda... 113

5. Efektivitas Pengecoh... 116

6. Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh dalam Butir Soal………...………….………... 117

BAB V PENUTUP... 120

A. Kesimpulan... 120

B. Keterbatasan Penelitian... 121

C. Saran... 122

DAFTAR REFERENSI... 123


(18)

xv

Tabel 2.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan KoefisienAlpha…………... 28

Tabel 2.2 Kategori Tingkat Kesukaran………... 31

Tabel 2.3 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 32

Tabel 2.4 Kategori Daya Pembeda………... 33

Tabel 2.5 SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Semester Genap... 38

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ……… 49

Tabel 3.2 Populasi Penelitian………... 51

Tabel 3.3 Sampel Penelitian………... 53

Tabel 3.4 Daftar Centang (check list).………... 57

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara ………... 58

Tabel 3.6 Output Itemanpada Alpha……….. 62

Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Alpha………. 62

Tabel 3.8 Output Iteman padaProp. Correct……… 64

Tabel 3.9 Kategori Tingkat Kesukaran………... 64

Tabel 3.10 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 65

Tabel 3.11 Output Itemanpada Point Biser……… 66

Tabel 3.12 Kategori Daya Pembeda Butir Soal………. 67

Tabel 3.13 Output Itemanpada Prop. Endorsing………... 68

Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Isi………... 71

Tabel 4.2 Persentase Butir Soal Valid dan Butir Soal Tidak Valid………. 74

Tabel 4.3 Reliabilitas ditunjukkan oleh koefisienAlpha………. 75

Tabel 4.4 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal……….. 76

Tabel 4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal UAS Genap Mata Pelajaran IPS Kelas V………... 76

Tabel 4.6 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kategori Tingkat Kesukaran………... 77

Tabel 4.7 Proporsi Tingkat Kesukaran………... 78

Tabel 4.8 Kategori Daya Pembeda………... 79 Tabel 4.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal UAS Genap Mata


(19)

xvi Tabel 4.10 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kategori Daya Pembeda

Butir Soal………... 81 Tabel 4.11 Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Butir Soal UAS Genap

Mata Pelajaran IPS Kelas V………... 83 Tabel 4.12 Persentase Jumlah Butir Soal berdasarkan Keefektivan

Pengecoh………... 105 Tabel 4.13 Pembuktian Daya Pembeda Berdasarkan Jawaban Benar

Peserta didik Berprestasi Atas dan Peserta didik Berprestasi

Rendah ……… 114


(20)

xvii Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan……….. 42 Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir Analisis Butir Soal……….. 45 Gambar 4.1 Diagram Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal…………... 78 Gambar 4.2 Diagram Persentase Kategori Daya Pembeda Butir

Soal……...……….………... 82

Gambar 4.3 Diagram Persentase Jumlah Butir Soal


(21)

xviii

Lampiran 1 Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian……….. 127

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………... 128

Lampiran 3 Nama Mahasiswa………... 129

Lampiran 4 Paket Soal Pilihan Ganda UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Di Kecamatan Depok……… 130

Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda UAS Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Di Kecamatan Depok………. 134

Lampiran 6 Lembar Jawaban Salah Satu Siswa Kelas V... 135

Lampirab 7 Daftar Centang (check list)……… 136

Lampiran 8 Hasil Wawancara………... 137

Lampiran 9 Tabel Analisis Kesesuaian Butir Soal dengan SK danKD ... 138

Lampiran 10 Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian………... 148

Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data Menggunakan MicroCat Iteman Versi 3.00………..……… 157


(22)

BAB I PENDAHULUAN

Bab I pada penelitian ini membahas tentang enam sub bab, yaitu (A) latar belakang masalah, (B) pembatasan masalah, (C) rumusan masalah, (D) tujuan penelitian, (E) manfaat penelitian, dan (F) definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di era globalisasi ini menjadi salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kegiatan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, beserta keterampilan yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Pendidikan membuat seseorang dari tidak bisa menjadi bisa dan mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dalam hal ini pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional, perlu adanya susunan perencanaan pembelajaran yang baik.


(23)

Kunandar (2014: 3) berpendapat bahwa guru memiliki kewajiban untuk menyusun suatu perencanaan pembelajaran sebelum dilaksanakannya suatu proses kegiatan belajar mengajar. Beberapa hal yang harus disusun oleh guru pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran antara lain adalah program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan perencanaan yang baik akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik dapat kita ketahui dari perolehan penilaian melalui pemberian evaluasi.

Stark & Thomas (dalam Widoyoko, 2009: 4) berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi suatu program yang dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Evaluasi inilah yang merupakan suatu bagian terpenting dalam sistem pendidikan. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, evaluasi diatur dalam Bab XVI Pasal 58 ayat 1 merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan atau memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa yang sudah dicapai. Evaluasi ini merupakan salah satu kegiatan untuk mengadakan penilaian. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam melakukan penilaian, pengukuran, adalah melalui evaluasi dengan memberikan tes kepada peserta didik.

Tes adalah salah satu cara untuk memperoleh penilaian. Basuki dan Hariyanto (2014: 21) mengemukakan bahwa tes adalah suatu cara untuk melaksanakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau pertanyaan dan harus dikerjakan oleh


(24)

peserta didik. Kegiatan tes tersebut akan menghasilkan nilai atau prestasi yang dicapai peserta didik dan menunjukkan kemampuan peserta didik dalam munguasai materi pelajaran. Salah satu tes yang dilakukan di SD adalah tes pada UAS. Tujuan dilaksanakannya UAS adalah untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diberikan selama satu semester. Soal yang dikerjakan peserta didik pada saat UAS merupakan soal yang disusun oleh guru. Salah satu tipe yang dibuat oleh guru pada UAS adalah tipe soal pilihan ganda. Penyusunan butir soal pilihan ganda pada soal UAS harus memenuhi syarat tes pilihan ganda yang baik, sehingga dapat menghasilkan butir soal yang dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran yang berkualitas.

Suatu butir soal dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat tes pilihan ganda yang baik, menurut Kunandar (2014: 201) yaitu suatu tes pilihan ganda harus memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, selain itu setiap butir soal memiliki daya pembeda yang baik, dan memiliki tingkat kesukaran dengan proporsi 30% butir soal dengan kategori mudah, 50% butir soal kategori sedang, dan 20% butir soal kategori sukar, serta tes pilihan ganda yang baik adalah mudah diadministrasikan. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Djiwandono (2008: 163) yang menyatakan bahwa syarat butir soal yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sementara itu, Basuki dan Hariyanto (2014: 138) menambahkan bahwa syarat tes pilihan ganda yang baik yaitu butir soal harus memiliki tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Kualitas butir soal dapat diketahui melalui kegiatan analisis butir soal.


(25)

Kubiszyn dan Borich (dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 259) analisis butir soal bertujuan mengetahui atau memeriksa dan mengidentifiikasi butir-butir soal yang kurang baik dan sudah baik dalam suatu tes menggunakan teknik tertentu sehingga guru dapat melakukan perbaikan butir-butir soal yang kurang baik tersebut. Analisis butir soal terdiri dari dua cara, yaitu dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pendapat ini diperkuat oleh Basuki dan Hariyanto (2014: 131) yang berpendapat bahwa terdapat dua cara dalam melaksanakan proses analisis butir soal yaitu dengan analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis validitas soal terutama validitas isi, sedangkan pada analisis kuantitatif meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

Analisis validitas soal bertujuan untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan soal dengan apa yang ingin diukur. Arifin (2009: 247) menyatakan bahwa tes dikatakan valid apabila dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Arikunto (2012: 82) berpendapat bahwa validitas dibagi menjadi empat, yaitu validitas isi, validitas kontruksi, validitas “ada sekarang” atau empiris, dan validitas prediksi.

Analisis reliabilitas soal bertujuan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi soal. Jihad & Haris (2012: 180) mengemukakan bahwa relibilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Arifin (2009: 258) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Tes yang dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi apabila hasil yang diperoleh relatif sama walaupun diujikan berulang kali.


(26)

Analisis tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kategori butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran menurut Arikunto (2012: 222) mengatakan bahwa bilangan yang menunjukkan sukar/mudahnya sesuatu soal. Soal yang terlalu mudah tidak membuat peserta didik berusaha lebih tinggi dalam memecahkan soal tersebut, sedangkan soal yang terlalu sukar membuat peserta didik menjadi putus asa untuk menyelesaikan soal tersebut.

Analisis daya pembeda butir soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan peserta didik yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Kusaeri dan Suprananto (2012: 175) berpendapat bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan peserta didik yang telah menguasai materi dan peserta didik yang belum menguasai materi pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik adalah butir soal yang mampu membedakan antara peserta didik yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi.

Analisis efektivitas pengecoh memiliki tujuan untuk mengetahui keberfungsian pilihan jawaban selain kunci jawaban pada butir soal pilihan ganda. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Uno dan Koni (2012: 157) yang mengatakan bahwa tujuan melaksanakan analisis pengecoh butir soal adalah untuk mengetahui keefektivan atau keberfungsian setiap pengecoh pada masing-masing butir soal.


(27)

Guru sebagai tim penyusun soal perlu memperhatikan beberapa hal dalam proses penyusunan butir soal. Butir soal yang disusun akan menghasilkan butir soal yang baik dengan memperhatikan kelima analisis tersebut, sehingga mampu mengukur kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan.

Berdasarkan pertimbangan yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa analisis perlu dilakukan. Pada saat penyususnan soal guru harus memiliki keterampilan dalam menganalisis butir soal. Peneliti sebagai calon guru ingin memiliki keterampilan tersebut, sehingga dapat melakukan analisis butir soal guna untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Perumusan kelima analisis tersebut, membantu peneliti dalam memilih untuk menganalisis butir soal pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya pada kelas V.

Hasil wawancara dengan pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), beberapa kepala sekolah dan guru, selama ini belum ada penelitian butir soal pada Ujian Akhir Semester (UAS) melalui tahap analisis yang meliputi vaiditas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas V pada mata pelajaran IPS. Susanto (2014: 6) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari pengetahuan tentang manusia dalam masyarakat dan ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya.


(28)

Kecamatan Depok merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok memiliki beberapa SD favorit yang menjadikan sekolah di Kecamatan Depok cukup diminati. Kecamatan Depok juga dikelilingi oleh universitas seperti Universitas Sanata Dharma, UNY, UGM, dan lain sebagainya, hal ini berdampak pada kesadaran orangtua terhadap pentingnya pendidikan dan cita-cita anaknya.

Berdasarkan masalah yang telah diuraian sebelumnya, bahwa belum pernah adanya penelitian mengenai analisis butir soal UAS, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini karena ingin mengetahui validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh pada setiap butir soal UAS. Peneliti ingin mengetahui soal UAS yang telah dibuat sudah memenuhi criteria atau belum, peneliti juga ingin belajar untuk menganalisis soal agar mampu membuat soal yang lebih baik dikemudian hari. Ketertarikan ini yang membuat peneliti memilih judul “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS Kelas V SD di Kecamatan Depok.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibuat untuk menganalisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS kelas V. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS kelas V SD di


(29)

Kecamatan Depok ditilik dari validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

2. Analisis validitas dalam penelitian ini menganalisis validitas isi, dengan cara menganalisis kesesuaian butir soal dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada KTSP. Analisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh dianalisis dengan menggunakan software Micro Cat Iteman versi 3.00.

3. Penelitian dilakukan pada SD Negeri dan SD Swasta di Kecamatan Depok, Sleman, kelas V Tahun Pelajaran 2014/2015 yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di Kecamatan Depok terdapat 49 SD yang mengimplementasikan KTSP. Namun, dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada 27 SD. Hal tersebut dikarenakan dari 49 SD yang memberikan ijin hanyalah 27 sedangkan 18 SD tidak memberikan ijin untuk digunakan sebagai tempat penelitian. Tidak hanya kesulitan dalam memberikan ijin namun juga mengalami kendala, yaitu kurangnya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru yang menyebabkan dokumen lembar jawab peserta didik sudah dibagikan sehingga tidak dapat melaksanakan penelitian di SD tersebut.


(30)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini perlu disederhanakan dalam sebuah rumusan masalah, yaitu

1. Bagaimanakah validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok?

2. Bagaimanakah reliabilitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok?

3. Bagaimanakah tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok?

4. Bagaimanakah daya pembeda butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok?

5. Bagaimanakah efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok?


(31)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

2. Untuk mengetahui reliabilitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

3. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

4. Untuk mengetahui daya pembeda butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

5. Untuk mengetahui efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis


(32)

a. Memberikan informasi dan manfaat pada kualitas soal pilihan ganda pada Ulangan Akhir Semester (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V SD di Kecamatan Depok.

b. Mengembangkan evaluasi pembelajaran khususnya dalam bidang mata pelajaran IPS pada butir soal pilihan ganda UAS.

c. Sebagai referensi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat : a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui kualitas soal dengan cara menganalisis butir soal dan dapat menyusun soal dengan baik menurut standar penyusunan soal.

b. Bagi Guru

Guru dapat lebih baik dalam meyusun soal dengan baik menurut standar penyusunan soal.

c. Bagi UPT

Penelitian ini memberikan masukan terkait kebijakan evaluasi UAS analisis butir soal pilihan ganda di tingkat Kecamatan Depok.


(33)

F. Definisi Operasional

Peneliti menyusun definisi operasional sebagai berikut : 1. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal adalah suatu tahap untuk mendefinisikan sebuah butir soal yang digunakan untuk melihat kualitas butir soal tersebut yang kurang berkualitas dan sudah berkualitas baik.

2. Validitas

Validitas adalah kesesuaian atau kecocokan suatu tes dengan tujuan yang ingin diukur.

3. Validitas Isi

Validitas isi adalah kesesuaian tes antara apa yang seharusnya diukur oleh suatu tes dan seberapa cermat tes tersebut diukur dengan menggunakan alat untuk mengukur kompetensi.

4. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan kekonsistenan alat atau instrumen dalam menilai, apabila diujikan berulang kali pada objek yang sama pada waktu yang berbeda hasilnya relatif sama.

5. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui proporsi seberapa mudah atau sukar soal yang diujikan, serta dapat digunakan untuk mengetahui kualitas soal tersebut mudah atau sukar untuk diberikan kepada peserta didik.


(34)

6. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal tes untuk membedakan siswa berprestasi tinggi yang sudah menguasai materi yang diujikan dengan siswa berprestasi rendah yang belum menguasai materi yang diujikan.

7. Efektivitas Pengecoh

Efektivitas pengecoh adalah pilihan jawaban pada soal pilihan ganda yang mempunyai kemiripan dengan jawaban yang benar, sehingga dapat mengecoh jawaban yang tidak sama dengan kunci jawaban yang benar. 8. Ulangan Akhir Semester (UAS)

Ulangan Akhir Semester (UAS) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pada akhir pada akhir semester.

9. Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda merupakan soal yang sudah disediakan beberapa pilihan jawaban yang diantara pilihan tersebut terdapat satu pilihan yang paling benar dan jawaban yang lain sebagai pengecoh yang dapat memungkinkan peserta didik memilih pengecoh tersebut jika tidak benar-benar menguasai materi pembelajaran.

10. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai salah satu anggota di dalam masyarakat, ditinjau dari segi sejarah.


(35)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II pada penelitian ini membahas tentang empat sub bab yaitu (A) kajian pustaka, (B) hasil penelitian yang relevan, (C) kerangka berpikir, dan (D) hipotesis. A. Kajian Pustaka

1. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Sukardi (2008: 1) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan, suatu tujuan yang telah disepakati sehingga dapat tercapai. Harjanto (2008: 277) mengemukakan bahwa evaluasi pengajaran adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Di sisi lain, Stark & Thomas (dalam Widoyoko, 2009: 4) berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi suatu program yang dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

Pada uraian di atas, disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang suatu program yang sudah dilaksanakan dan selanjutnya digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai, namun juga untuk pengambilan keputusan terhadap hasil belajar.


(36)

Evaluasi dalam kegiatan belajar memiliki peran yang penting. Evaluasi berfungsi sebagai alat dalam mengukur sejauh mana keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan guna memperbaiki dan menentukan langkah selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Tujuan Evaluasi

Widoyoko (2009: 6) mengemukakan bahwa evaluasi bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan obyektif mengenai suatu program. Arifin (2009: 15) mengemukakan bahwa evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan kompetensi yang telah ditentukan, mengetahui keunggulan dan kelemahan peserta didik, dan menentukan kenaikan kelas. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Instrumen Penilaian

Arikunto (2012: 40) berpendapat bahwa instrumen penilaian merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih berrguna dan tepat. Jihad dan Haris (2012: 67) mengemukakan tujuan penyusunan instrumen penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap pengusaan suatu materi atau pokok bahasan yang dapat dilakukan dengan cara tes dan nontes.


(37)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut mengenai definisi instrumen penilaian dapat diketahui bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai dalam rangka mengetahui kemampuan peserta didik. Instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan nontes.

Majid (2014: 38) berpendapat bahwa instrumen penilaian ada dua macam, yaitu tes dan non tes. Jihad dan Haris (2012: 67) menambahkan bahwa alat penilaian teknis tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Berdasarkan uraian mengenai instrumen penilaian, peneliti menyimpulkan bahwa instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan nontes. Sedangkan, pada penelitian ini peneliti menganalisis instrumen penilaian berupa tes. Hal ini dikarenakan soal UAS yang diujikan di Kecamatan Depok mata pelajaran IPS merupakan soal ulangan yang berbentuk tes tertulis.

3. Tes

a. Pengertian tes

Sudjana (2010: 35) tes merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Pada umumnya tes digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar peserta didik. Jihad dan Haris (2012: 67) menyatakan bahwa tes adalah suatu cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan baik secara individu maupun kelompok, sehingga menghasilkan suatu nilai


(38)

tentang tingkah laku atau prestasi peserta didik dan dapat dibandingkan dengan standar penilaian yang ditetapkan. Arikunto (2012: 46) yang menyatakan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang berfungsi mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli peneliti mengambil kesimpulan bahwa tes merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik dan harus dijawab oleh peserta didik baik secara lisan maupun tertulis untuk menilai pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Tes yang dapat diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kegiatan belajar mengajar.

b. Jenis-jenis Tes

Mardapi (2008: 68) mengatakan bahwa ditinjau dari tujuan tes yang digunakan di lembaga pendidikan, tes dibagi menjadi empat macam, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Pendapat senada dikemukakan oleh Gronlund dan Linn (dalam Purwanto, 2009: 67) yang membagi tes hasil belajar menjadi empat macam, yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, dan tes penempatan. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes dikategorikan ke dalam empat jenis, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.


(39)

1.) Tes Penempatan

Mardapi (2008: 68) menjelaskan bahwa tes penempatan merupakan tes untuk mengetahui tingkat kemampuan awal peserta didik. Tes penempatan dilaksanakan di awal tahun pelajaran baru. Tujuan dari tes penempatan ini digunakan untuk menempatkan peserta didik pada tingkat kemampuan yang sesuai dengan kemampuannya.

2.) Tes Diagnostik

Arikunto (2012: 48) menyatakan bahwa tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

3.) Tes Formatif

Basuki dan Hariyanto (2014: 32) mengemukakan bahwa tes formatif merupakan kegiatan tes yang dilakukan secara periodik yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Tes formatif diberikan pada akhir setiap program, misalnya ulangan harian.

4.) Tes Sumatif

Sudijono (2011: 72) mengatakan bahwa tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah serangkaian


(40)

program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif diberikan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Tujuan dilaksanakannya tes sumatif adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai peserta didik, yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik dalam satu semester. Pendapat senada juga disampaikan oleh Arikunto (2012: 53) yang menyatakan bahwa tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya sebuah program satu semester pembelajaran yaitu, dengan melaksanakan ulangan umum atau Ulangan Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan setiap akhir semester.

Berdasarkan jenis tes yang sudah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan terdapat empat jenis tes yang disesuaikan dengan tujuannya yaitu tes penempatan, tes diagnosis, tes formatif, dan tes sumatif. Jenis tes yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah tes sumatif. Tes sumatif adalah tes yang diberikan meliputi materi pembelajaran selama satu semester dan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan materi pembelajaran peserta didik yang dilaksanakan pada akhir semester dalam bentuk Ulangan Akhir Semester (UAS).

4. Ulangan Akhir Semester (UAS)

Ulangan Akhir Semester (UAS) dilaksanakan setelah peserta didik menempuh pembelajaran selama satu semester. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mulyasa (2007: 259) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan Ulangan


(41)

Akhir Semester (UAS) digunakan untuk mengetahui hasil atau kemampuan yang dicapai peserta didik dalam program pembelajaran selama satu semester. Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ulangan Akhir Semester (UAS) adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

5. Tes Pilihan Ganda

a. Pengertian Tes Pilihan Ganda

Djiwandono (2008: 41) mengungkapkan tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang masing-masing butir soalnya memiliki dua atau lebih pilihan jawaban. Kunandar (2014: 183) berpendapat bahwa tes bentuk pilihan ganda adalah suatu soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa pilihan jawaban yang telah disediakan. Pendapat ini diperkuat oleh Jihad dan Haris (2012: 81) yang menyatakan bahwa tes pilihan ganda adalah tes yang memiliki tiga sampai lima pilihan jawaban namun hanya ada satu jawaban yang tepat. Secara umum, pada setiap tes pilihan ganda terdiri dari soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Kunci jawaban merupakan jawaban yang paling benar, sedangakan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang untuk memilihnya jika tidak menguasai materi.

Berdasarkan uraian menurut para ahli mengenai tes pilihan ganda, peneliti menyimpulkan bahwa tes pilihan ganda adalah soal yang sudah disediakan beberapa pilihan jawaban yang diantara pilihan tersebut terdapat satu pilihan yang paling benar dan jawaban yang lain sebagai pengecoh


(42)

yang dapat memungkinkan peserta didik memilih pengecoh tersebut jika tidak benar-benar menguasai materi pembelajaran. Pada penelitian ini diketahui bahwa setiap butir soal pilihan ganda UAS genap mata pelajaran IPS kelas V SD memiliki empat pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d. Selain memperhatikan mengenai keberfungsian setiap pengecoh pada masing-masing butir soal pilihan ganda, hal lain yang perlu diketahui adalah syarat tes pilihan ganda yang baik.

b. Syarat Tes Pilihan Ganda

Kunandar (2014: 201) memaparkan beberapa syarat tes pilihan ganda yang baik sebagai berikut.

1) Memiliki validitas yang tinggi. Artinya suatu tes mampu mengungkapkan hasil belajar peserta didik secara tepat, sehingga mampu mengukur apa yang ingin diukur.

2) Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya suatu tes mampu memberikan gambaran hasil tes yang relatif sama dan konsisten tentang kompetensi yang dimiliki peserta didik walaupun tes dilakukan berulang kali.

3) Memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan pedoman proporsi tingkat kesukaran soal UAS yang telah ditentukan yaitu 30% soal mudah, 50% soal sedang, dan 20% soal sulit.

4) Setiap butir soal memiliki daya pembeda yang baik. Artinya setiap butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang


(43)

telah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum memahami materi.

5) Serta tes pilihan ganda yang baik adalah mudah diadministrasikan.

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Djiwandono (2008: 163) yang menyatakan bahwa syarat butir soal yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sementara itu, Basuki dan Hariyanto (2014: 138) menambahkan bahwa syarat tes pilihan ganda yang baik yaitu butir soal harus memiliki tingkat kesukaran (difficulty index), daya pembeda (discriminating power), dan efektivitas pengecoh (distractor). c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda

Menurut Widoyoko (2009: 52-59), kelebihan tes pilihan ganda adalah waktu mengerjakan sangat minimal, penskoran dapat dilakukan secara objektif, tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut kemampuan peserta tes membedakan berbagai tingkat kebenaran sekaligus. Kelebihan lain dalam tes pilihan ganda adalah pilihan yang disediakan melebihi dua sehingga mengurangi keinginan peserta tes untuk menebak, tingkat kesukaran butir soal dapat diatur dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban, dan informasi yang diberikan lebih banyak.

Meskipun banyak kelebihan, tes bentuk pilihan ganda ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan tes bentuk pilihan ganda antara lain


(44)

lebih sulit dalam penyusunan butir soal, serta pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil peserta.

6. Analisis Butir Soal

Arikunto (2012: 222) menyatakan bahwa analisis butir soal adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap soal-soal yang baik dan kurang baik, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai kekurangan sebuah soal untuk dapat diadakan perbaikan. Sementara itu, Basuki & Hariyanto (2014: 129) analisis butir soal adalah cara untuk menguji kecocokan atau kesesuaian, tingkat kesukaran, dan perbedaan kemampuan dari setiap soal yang diujikan kepada para peserta didik. Kubiszyn dan Borich (dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 259), analisis butir soal bertujuan memeriksa dan mengidentifiikasi butir-butir soal yang kurang baik dan sudah baik dalam suatu tes menggunakan teknik tertentu sehingga guru dapat melakukan perbaikan butir-butir soal yang kurang baik tersebut. Dari ketiga pendapat para ahli mengenai analisis butir soal, peneliti menyimpulkan bahwa analisis butir tes adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengetahui kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan tes, sehingga diperoleh tes yang berkualitas baik.

Basuki dan Hariyanto (2014: 131) berpendapat bahwa dalam melakukan proses analisis butir soal terdapat dua cara yaitu yang dapat dilakukan pada proses analisis butir soal yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pendapat tersebut diperkuat oleh Kubiszyn dan Borich (dalam Endrayanto dan Harumurti, 2014: 259) yang menyatakan bahwa terdapat dua cara analisis butir soal yaitu


(45)

analisis kualitatif untuk mencakup tujuan tes atau penilaian, serta berdasarkan kesesuaian materi yang terdapat pada butir soal yang diujikan dengan materi yang telah disampaikan. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis validitas soal terutama validitas isi, sedangkan pada analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

7. Validitas

a. Definisi Validitas

Siregar (2013 : 46) mengemukakan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur sesuatu yang ingin diukur. Uno dan Koni (2012 : 151) bahwa validitas tes merupakan hubungan antara ketepatan terhadap sesuatu yang mesti diukur oleh suatu tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya. Djiwandono (2008: 164) validitas adalah relevansi, kecocokan, atau kesesuaian antara suatu tes dengan jenis kemampuan yang merupakan tujuan dari pengukuran. Arifin (2009: 247) suatu tes dikatakan valid apabila dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan peneliti menyimpulkan bahwa validitas adalah kesesuaian atau kecocokan suatu tes dengan tujuan yang ingin diukur.


(46)

b. Jenis-jenis Validitas

Menurut Arikunto (2012: 82-84) validitas dibagi menjadi empat bagian yaitu validitas isi, validitas kontruksi, validitas “ada sekarang” atau empiris, dan validitas prediksi.

1) Validitas Isi

Arikunto (2012: 82) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Suraprana (2009: 51) mengemukakan bahwa validitas isi sering juga disebut dengan validitas kurikulum yang artinya, suatu alat ukur dikatakan valid apabila sesuai dengan kurikulum yang hendak diukur. Azwar (2015: 175) validitas isi menunjukkan sejauhmana butir soal dalam tes mencakup keseluruhan isi yang ingin diukur oleh tes tersebut. Pengujian validitas isi tidak perlu menggunakan analisis statistik tetapi menggunakan analisis rasional dengan membandingkan butir soal apakah sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Tujuan dilakukan uji validitas isi adalah untuk mengetahui kesesuaian antara materi yang ada pada butir soal dengan materi yang ingin diukur.

2) Validitas Kontruksi

Arikunto (2012: 83) validitas kontruksi adalah validitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran dianggap mencerminkan suatu konsep dalam teori psikologi. Kontruksi


(47)

psikologi adalah kualitas psikologis yang kita asumsikan ada, supaya dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku atau ciri-ciri tingkah laku. Kontruksi psikologis ini tidak dapat diukur langsung. Misalnya pengukuran kreativitas. Tes yang digunakan tidak dapat langsung mengukur kreativitas, tetapi hanya mengukur indikator-indikator dari kreativitas. Endrayanto dan Harumurti (2014: 285) mengatakan bahwa cara yang dilakukan guru untuk mendapatkan validitas kontruksi dengan menelaah tes hasil belajar peserta didik dengaan cara mencocokan pada ranah kognitif yang hendak diungkap berdasarkan KD dan indikator.

3) Validitas “ada sekarang” atau validitas empiris

Arikunto (2012: 83) sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya dengan pengalaman. Artinya dalam hal ini hasil tes dibandingkan dengan hasil tes yang telah diketahui. Pendapat tersebut diperkuat oleh Sudjana (2010: 15) yang menyatakan bahwa suatu tes dinyatakan valid dari segi validitas kesamaan apabila tes tersebut memiliki persamaan atau korelasi tinggi dengan tes sejenis yang telah ada.

4) Validitas Prediksi

Arikunto (2012: 64) sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan meramalkan yang akan terjadi dimasa datang. Pendapat tersebut diperkuat oleh Suraprana


(48)

(2009: 54) yang berpendapat bahwa suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila tes tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi sesuatu yang terjadi di masa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penelitian ini menganalisis butir soal untuk melihat tingkat validitas isi dari setiap butir soal. Hal ini dikarenakan validitas isi berhubungan dengan kesanggupan tes untuk mengukur isi yang seharusnya diukur. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tes yang disusun tidak boleh keluar dari isi materi pelajaran yang ada di dalam kurikulum. Dalam hal ini, peneliti meninjau kesesuaian materi yang diajarkan berdasarkan SK-KD pada materi IPS semester II dengan materi yang diujikan, dikarenakan peneliti tidak mempunyai kisi-kisi materi IPS dari Kecamatan Depok.

8. Reliabilitas

Siregar (2013: 55) bahwa reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, dengan melakukan pengukuran berulang dengan menggunakan alat ukur yang sama. Jihad dan Haris (2012: 180) mengatakan bahwa reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyangkut tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Arifin, (2009: 258) berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu instrumen. Tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hal yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda. Widoyoko (2009: 144) yang mengatakan bahwa


(49)

instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan kekonsistenan alat atau instrumen dalam menilai, artinya ketepatan hasil manakala alat penilaian tersebut diberikan berulang-ulang pada objek yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain, suatu tes dikatakan reliabel jika perolehan dari suatu tes selalu sama walaupun diberikan atau diujikan berkali-kali dalam waktu yang berbeda.

Guilford, (dalam Jihad dan Haris, 2012: 187) menjelaskan bahwa tingkat reliabilitas suatu soal dapat ditentukan dengan berpedoman pada koefisien Alpha

seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Tingkat Reliabilitas berdasarkan Koefisien Alpha

Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,90 <r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 <r11≤ 0,90 Tinggi

0,40 <r11≤ 0,70 Sedang

0,20 <r11≤0,40 Rendah

r11≤0,20 Sangat Rendah

(Sumber : Guilford, (dalam Jihad dan Haris, 2012: 187))

Berdasarkan tabel 2.1 mengenai Tingkat Reliabilitas dapat terlihat bahwa terdapat lima (5) koefisien pada tingkat reliabilitas yang berhubungan dengan masing-masing rentang koefisien. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa


(50)

koefisien dengan rentang 0,90 < r11 ≤ 1,00 menunjukkan tingkat reliabilitas

sangat tinggi, koefisien dengan rentang 0,70 < r11 ≤ 0,90 menunjukkan tingkat

reliabilitas tinggi, koefisien dengan rentang 0,40 < r11 ≤ 0,70 menunjukkan

tingkat reliabilitas cukup, koefisien dengan rentang 0,20 < r11 ≤ 0,40

menunjukkan tingkat reliabilitas rendah, dan koefisien dengan rentang r11≤0,20

menunjukkan tingkat reliabilitas sangat rendah. r11 pada kriteria tingkat

reliabilitas di atas menunjukkan koefisien reliabilitas. Berdasarkan pedoman tersebut, maka peneliti dapat mengetahui tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien.

9. Tingkat Kesukaran

Penyusunan sebuah tes, seorang guru harus memperhatikan aspek penyusunan tes, sehingga tes yang disusun menghasilkan kualitas yang baik. Salah satu ciri atau kriteria agar tes dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Sukardi (2008: 136) tingkat kesukaran item atau yang sering disebut sebagai indeks kesulitan item adalah angka yang menunjukan proporsi peserta didik yang menjawab betul dalam suatu soal tes yang dilakukan dengan menggunakan tes objektif. Arikunto (2012: 222) mengatakan bahwa soal yang berkualitas baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Hal tersebut diperkuat oleh Endrayanto dan Harumurti (2014: 261) yang mengemukakan bahwa butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak membuat peserta didik untuk mempertinggi usahanya dalam


(51)

memecahkan suatu soal dalam tes. Soal yang terlalu sukar juga akan membuat peserta didik putus asa untuk mencoba lagi menyelesaikan soalnya.

Uno dan Koni (2012: 156) analisis tingkat kesukaran digunakan untuk mengkaji soal yang mudah, sedang dan sukar, sehingga bisa menyeimbangkan pembagian atau proporsi soal yang mudah, sedang, dan sukar. Pendapat senada disampaikan oleh Kunandar (2014: 201) yang menyatakan bahwa proporsi jumlah soal dengan kategori tingkat kesukaran butir soal UAS adalah 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal dengan kategori sukar.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa analisis tingkat kesukaran butir soal adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui proporsi seberapa mudah atau sukar soal yang diujikan, serta dapat digunakan untuk mengetahui kualitas soal tersebut baik atau tidak untuk diberikan kepada peserta didik. Peneliti berpedoman pada pendapat ahli mengenai proporsi jumlah soal dengan kategori tingkat kesukaran butir soal UAS adalah 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal dengan kategori sukar.

Uno dan Koni (2012 : 157) pada tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut.

=

Keterangan :


(52)

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul T = total seluruh peserta tes

Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran butir soal maka akan diperoleh koefisien tingkat kesukaran butir soal. Berikut ini akan ditampilkan sebuah tabel yang berisi pedoman dalam menentukan kategori suatu butir tes berdasarkan koefisien tingkat kesukaran butir soal menurut Kusaeri dan Suprananto (2012: 175).

Tabel 2.2 Kategori Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Kategori Keputusan

0,7 – 1,00 Mudah Ditolak/direvisi

0,3 – 0,69 Sedang Diterima

0,0 – 0,29 Sulit Ditolak/direvisi

(Sumber : Kusaeri dan Suprananto (2012: 175))

Berdasarkan tabel 2.2 mengenai kategori tingkat kesukaran dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori tingkat kesukaran. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa tingkat kesukaran dengan koefisien 0,70 – 1,00 menunjukkan butir soal memiliki kategori mudah, tingkat kesukaran dengan koefisien 0,30 – 0,69 menunjukkan butir soal memiliki kategori sedang, dan tingkat kesukaran dengan koefisien 0,00 – 0,29 menunjukkan butir soal memiliki kategori sukar.

Perbaikan pada butir soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran pada butir soal UAS belum sesuai dengan pembagian kategori tingkat kesukaran. Kunandar (2014: 201) memaparkan proporsi tingkat kesukaran pada butir soal UAS seperti pada tabel berikut ini.


(53)

Tabel 2.3 Proporsi Tingkat Kesukaran Kategori Tingkat

Kesukaran Butir Soal

Persentase (%)

Mudah 30%

Sedang 50%

Sukar 20%

(Sumber : Kunandar (2014: 201))

Berdasarkan tabel 2.3 mengenai proporsi tingkat kesukaran pada suatu soal UAS dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran soal UAS dapat dikatakan baik apabila memiliki proporsi kategori soal mudah sebesar 30%, kategori soal sedang sebesar 50%, dan kategori soal sukar sebesar 20%. Oleh karena itu, perbaikan pada butir soal dapat dilakukan apabila proporsi tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

10. Daya Pembeda

Arifin (2009: 273) mengemukakan bahwa daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum /kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Pendapat lain dikemukakan olehh Uno dan Koni (2012: 157) berpendapat bahwa daya pembeda tes digunakan untuk mengkaji kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang mempunyai prestasi tinggi dan yang mempunyai prestasi rendah. Hal tersebut diperkuat oleh Azwar (2015: 137) berpendapat bahwa butir soal dapat dinyatakan memiliki daya pembeda baik apabila butir soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar peserta didik yang telah memahami


(54)

materi dan dijawab salah oleh semua atau sebagian besar peserta didik yang belum memahami materi yang diujikan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal tes untuk membedakan siswa berprestasi tinggi yang sudah menguasai materi yang diujikan dengan siswa berprestasi rendah yang belum menguasai materi yang diujikan.

Berikut ini adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung daya pembeda butir soal Azwar, (2015: 138)

= −

Keterangan :

DB = daya pembeda

niT = banyak peserta didik dari Kelompok Tinggi yang menjawab benar NT = banyak peserta didik dari Kelompok Tinggi

niR = banyak peserta didik dari Kelompok Rendah yang menjawab benar NR = banyak peserta didik dari kelompok Rendah

Berikut ini adalah tabel 2.4 yang menunjukkan kategori daya pembeda berdasarkan pendapat Kunandar, (2014: 241)

Tabel 2.4 Kategori Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda (DB) Kategori

0,40 atau lebih Sangat baik

(butir soal dapat diterima) 0,30 – 0,39 Butir soal cukup baik

(butir soal dapat diterima dengan perbaikan) 0,20 – 0,29 Sedang

(butir soal perlu pembahasan lebih lanjut dan perlu diperbaiki)

0,19 ke bawah Butir soal buruk

(butir soal ditolak atau dibuang dan diganti dengan butir lain)


(55)

Dari tabel 2.4 tersebut dapat dilihat, bahwa apabila hasil perhitungan terhadap daya pembeda menunjukkan bahwa soal dapat dikategorikan dengan kriteria yang sangat baik apabila memiliki koefisien daya pembeda dengan hasil perhitungan 0,40 atau lebih. Koefisien daya pembeda dengan rentang 0,30 – 0,39 menunjukkan kategori butir soal cukup baik. Koefisien daya pembeda dengan rentang 0,20 – 0,29 menunjukkan kategori butir soal sedang. Koefisien daya pembeda dengan rentang kurang dari 0,19 menunjukkan kategori butir soal jelek. 11. Efektivitas Pengecoh

Purwanto (2009: 108) mengemukakan bahwa pengecoh atau distractor

merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Sudijono (2011: 409) yang mengatakan bahwa pengecoh adalah jawaban-jawaban yang salah, kecuali kunci jawaban soal tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Djiwandono (2008: 225) yang mengemukakan bahwa kemiripan pengecoh dengan kunci jawaban harus diusahakan sedemikian rupa sehingga hanya dapat dikenali kekurangtepatannya melalui pemahaman dan telaah yang mendalam.

Tes juga dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik, apabila melalui tahap analisis efektivitas pengecoh. Uno dan Koni (2012: 157) mengemukakan bahwa analisis efektivitas pengecoh digunakan untuk menentukan apakah pengecoh (distractor) sudah berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pendapat senada dikemukakan oleh Endrayanto dan Harumurti (2014: 270) yang mengatakan bahwa untuk dapat mengetahui apakan pengecoh berfungsi atau tidak, seorang guru dapat menggunakan indeks efektivitas pengecoh.


(56)

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas pengecoh adalah pilihan jawaban pada soal pilihan ganda yang mempunyai kemiripan dengan jawaban yang benar, sehingga dapat mengecoh jawaban yang tidak sama dengan kunci jawaban yang benar. Pengecoh digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban soal. Pengecoh yang baik adalah yang mampu membuat peserta didik harus melakukan pemahaman terhadap pertanyaan dan jawaban yang benar.

Basuki dan Hariyanto (2014: 144) yang mengemukakan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut minimal dipilih oleh 5% peserta tes. Hal senada diungkapkan oleh Sudijono (2011: 411) yang mengatakan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes. Dari kedua pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut telah dipilih oleh peserta tes sekurang-kurangnya 5% dari keseluruhan peserta tes. Pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik direkomendasikan untuk direvisi. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa analisis efektivitas pengecoh adalah pilihan jawaban befungsi baik apabila telah dipilih 5% dari seluruh peserta tes.

Arifin (2009: 279) menuliskan efektivitas pengecoh dapat dihitung dengan rumus berikut ini:


(57)

=

( − )

( −1)

100%

Keterangan:

IP = indeks pengecoh

P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar pada setiap soal.

n = jumlah alternatif jawaban 1 = bilangan tetap

12.Software MicroCat Iteman versi 3.00(Iteman)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan Iteman versi 3.00. Iteman versi 3.00 merupakan suatu perangkat atau program untuk menganalisis kuantitatif butir soal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusaeri dan Suprananto (2012: 178) yang mengemukakan bahwa Item and Test Analysis (Iteman) merupakan perangkat lunak atau program yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrogaman komputer yang khusus digunakan untuk analisis statistik butir soal. Pada penelitian ini peneliti akan menganalisis hasil pengolahan data program

Iteman meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal. Pada reliabilitas dapat dilihat pada koefisien nilai Alphadari

Output Iteman. Prop. Correct dimaknai sebagai tingkat kesukaran butir soal.

Prop. Correct adalah proporsi peserta didik yang mengerjakan soal atau tes menjawab benar. Daya pembeda dalam software Itemandinyatakan dalam Point Biser. Point Biser adalah indeks daya pembeda soal dan pilihan jawaban dengan menggunakan koefisien korelasi point biser. Sedangkan pada efektivitas


(58)

pengecoh dalam software Iteman ditunjukkan pada Prop. Endorsing. Prop. Endorsing adalah proporsi alternatif jawaban yang dijawab oleh peserta tes. 13. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Nursid (1984: 7) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang-bidang keilmuwan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Susanto (2014: 6) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari pengetahuantentang manusia dalam masyarakat dan ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Peneliti menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai salah satu anggota di dalam masyarakat, ditinjau dari segi sejarah, geografi, dan sebagainya.

b. Tujuan IPS

Fraenkel (dalam Depdiknas, 2007: 46) membagi tujuan IPS dalam empat kategori yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) sikap, dan 4) nilai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memiliki pengetahuan dan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya dapat mengetahui adat atau tradisi di daerah masing-masing.


(59)

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, menemukan, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

4) Memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

c. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran IPS kelas V Semester Genap.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat bahwa, pada mata pelajaran IPS kelas V SD semester genap memiliki Standar Kompotensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh peserta didik. Berikut ini adalah tabel 2.5 yang menunjukkan SK dan KD yang tercantum pada Depdiknas (2006: 13).

Tabel 2.5 SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Semester Genap

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan

dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.


(60)

Berdasarkan tabel 2.5 mengenai uraian SK dan KD mata pelajaran IPS kelas V SD semester genap dapat diketahui bahwa pada SK 2 peserta didik harus menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada SK 2, terdapat 4 KD. Pertama pada KD 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Kedua pada KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Ketiga pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Keempat pada KD 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Pada soal UAS mata pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok terdiri dari tiga bentuk tes yaitu bentuk pilihan ganda, isian singkat, dan bentuk uraian. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis bentuk soal pilihan ganda saja mengingat penelitian ini adalah analisis butir soal pilihan ganda. Peneliti menganalisis 30 butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS kelas V di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang mengimplementasikan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Hasil Penelitian Relevan

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut ada beberapa penelitian relevan yang dapat dijadikan pandangan dalam penyusunan laporan


(61)

penelitian. Telah ada penelitian serupa yang ditilik dari beberapa aspek, seperti pada aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.

1. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Ariyana pada tahun 2011. Judul peneltiannya adalah “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Kelas IX SMP di Kabupaten Grobogan”. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur validitas logis, tingkat kesukaran, daya beda, efektifitas pengecoh, dan reliabilitas soal Ulangan Akhir Semester gasal kelas IX di Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan dokumentasi. Hasil analisis kuantitatif dari penelitian ini adalah soal Ulangan Akhir Semester gasal SMP kelas IX di Kabupaten Grobogan memiliki analsisi kualitatif sesuai materi, validasi logis, karena soal sudah sesuai dengan standar akan tetapi memerlukan perbaikan pada beberapa bagian soal, kategori realibalitas tinggi yaitu 0,711. Analisis tingkat kesukaran sedang dengan persentase 70%, memiliki daya beda yang baik dengan persentase 62%, dan memiliki efektifitas pengecoh yang 82% berfungsi. Analisis dilakukan pada soal Ulangan Akhir Semester gasal IPA kelas IX SMP di Kabupaten Grobogan memiliki kualitas yang sesuai standar.

2. Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Widayati, pada tahun 2012. Judul penelitiannya adalah “Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi di


(1)

Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00 Item analysis for data from file SKRIPSI.DAT

Item Statistics Alternative Statistics

--- ---Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key - -- - -- 1 0-1 0.531 0.485 0.386 A 0.177 -0.421 -0.286 B 0.531 0.485 0.386 * C 0.209 -0.135 -0.095 D 0.070 -0.246 -0.130 Other 0.014 -0.338 -0.102 2 0-2 0.968 0.337 0.137 A 0.004 -0.042 -0.008 B 0.009 -0.319 -0.081 C 0.968 0.337 0.137 * D 0.019 -0.311 -0.105 Other 0.001 -0.531 -0.062 3 0-3 0.514 0.589 0.470 A 0.111 -0.353 -0.213 B 0.238 -0.370 -0.269 C 0.131 -0.235 -0.148 D 0.514 0.589 0.470 * Other 0.006 -0.196 -0.044 4 0-4 0.694 0.550 0.419 A 0.694 0.550 0.419 * B 0.186 -0.392 -0.270 C 0.057 -0.349 -0.172 D 0.063 -0.388 -0.197 Other 0.000 -9.000 -9.000 5 0-5 0.431 0.329 0.261 A 0.193 -0.149 -0.103 B 0.431 0.329 0.261 * C 0.242 -0.160 -0.117 D 0.128 -0.204 -0.128 Other 0.006 0.229 0.051 6 0-6 0.357 0.580 0.452 A 0.348 -0.349 -0.271 B 0.069 -0.363 -0.191 C 0.357 0.580 0.452 * D 0.220 -0.155 -0.111 Other 0.006 0.387 0.086 7 0-7 0.520 0.560 0.447 A 0.094 -0.229 -0.132 B 0.198 -0.371 -0.259 C 0.181 -0.309 -0.212 D 0.520 0.560 0.447 * Other 0.007 -0.005 -0.001


(2)

Item Statistics Alternative Statistics

--- ---Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key - -- - -- 8 0-8 0.427 0.591 0.469 A 0.186 -0.231 -0.159 B 0.427 0.591 0.469 * C 0.327 -0.400 -0.308 D 0.053 -0.143 -0.069 Other 0.006 -0.575 -0.128 9 0-9 0.958 0.501 0.224 A 0.015 -0.496 -0.154 B 0.017 -0.466 -0.153 C 0.958 0.501 0.224 * D 0.007 -0.327 -0.078 Other 0.002 0.044 0.007 10 0-10 0.309 0.242 0.184 A 0.344 0.005 0.004 B 0.235 -0.140 -0.101 C 0.102 -0.258 -0.152 D 0.309 0.242 0.184 * Other 0.010 0.072 0.019

11 0-11 0.467 0.497 0.396 A 0.467 0.497 0.396 * B 0.154 -0.229 -0.151 C 0.269 -0.350 -0.260 D 0.100 -0.171 -0.100 Other 0.010 0.092 0.025 12 0-12 0.136 0.194 0.123 A 0.679 0.189 0.145 ? B 0.136 0.194 0.123 * CHECK THE KEY C 0.084 -0.309 -0.172 B was specified, A works better D 0.098 -0.374 -0.217 Other 0.004 0.207 0.038 13 0-13 0.217 0.293 0.209 A 0.217 0.293 0.209 * B 0.501 0.108 0.086 C 0.164 -0.335 -0.224 D 0.109 -0.237 -0.142 Other 0.009 -0.097 -0.024 14 0-14 0.772 0.599 0.431 A 0.067 -0.432 -0.224 B 0.068 -0.402 -0.210 C 0.084 -0.466 -0.259 D 0.772 0.599 0.431 * Other 0.010 -0.022 -0.006

15 0-15 0.875 0.598 0.372 A 0.049 -0.475 -0.224 B 0.059 -0.524 -0.262 C 0.875 0.598 0.372 * D 0.014 -0.283 -0.085 Other 0.002 -0.350 -0.054 16 0-16 0.826 0.593 0.402 A 0.085 -0.510 -0.285 B 0.826 0.593 0.402 * C 0.027 -0.371 -0.143 D 0.060 -0.400 -0.201


(3)

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key - -- - -- Other 0.001 -0.396 -0.046

17 0-17 0.947 0.613 0.296 A 0.947 0.613 0.296 * B 0.030 -0.483 -0.192 C 0.009 -0.389 -0.099 D 0.014 -0.655 -0.197 Other 0.001 -0.464 -0.054 18 0-18 0.978 0.514 0.185 A 0.004 -0.265 -0.048 B 0.015 -0.526 -0.163 C 0.978 0.514 0.185 * D 0.004 -0.414 -0.075 Other 0.000 -9.000 -9.000

19 0-19 0.446 0.643 0.511 A 0.147 -0.094 -0.061 B 0.446 0.643 0.511 * C 0.364 -0.531 -0.415 D 0.038 -0.402 -0.174 Other 0.005 0.028 0.006 20 0-20 0.306 0.621 0.473 A 0.126 -0.202 -0.126 B 0.504 -0.399 -0.318 C 0.306 0.621 0.473 * D 0.059 -0.074 -0.037 Other 0.005 -0.587 -0.120 21 0-21 0.277 0.233 0.175 A 0.277 0.233 0.175 * B 0.333 0.063 0.049 C 0.246 -0.267 -0.195 D 0.136 -0.039 -0.025 Other 0.009 -0.366 -0.093 22 0-22 0.274 0.577 0.431 A 0.219 -0.335 -0.239 B 0.184 -0.249 -0.171 C 0.315 -0.061 -0.047 D 0.274 0.577 0.431 * Other 0.009 -0.225 -0.057

23 0-23 0.211 0.454 0.322 A 0.211 0.454 0.322 * B 0.331 0.014 0.011 C 0.270 -0.208 -0.155 D 0.180 -0.246 -0.168 Other 0.007 -0.152 -0.036 24 0-24 0.635 0.549 0.428 A 0.195 -0.399 -0.278 B 0.081 -0.262 -0.144 C 0.635 0.549 0.428 * D 0.083 -0.335 -0.185 Other 0.006 -0.322 -0.072 25 0-25 0.928 0.412 0.218 A 0.021 -0.426 -0.150 B 0.022 -0.208 -0.075


(4)

Item Statistics Alternative Statistics

--- ---Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key - -- - -- C 0.026 -0.364 -0.138 D 0.928 0.412 0.218 * Other 0.002 -0.243 -0.038

26 0-26 0.604 0.413 0.325 A 0.136 -0.241 -0.153 B 0.180 -0.264 -0.180 C 0.604 0.413 0.325 * D 0.078 -0.234 -0.127 Other 0.002 -0.422 -0.065 27 0-27 0.756 0.637 0.465 A 0.078 -0.557 -0.303 B 0.126 -0.370 -0.231 C 0.756 0.637 0.465 * D 0.038 -0.488 -0.211 Other 0.002 -0.207 -0.032 28 0-28 0.772 0.564 0.406 A 0.772 0.564 0.406 * B 0.125 -0.431 -0.268 C 0.077 -0.406 -0.219 D 0.022 -0.374 -0.134 Other 0.005 -0.280 -0.057 29 0-29 0.465 0.471 0.376 A 0.191 -0.228 -0.158 B 0.196 -0.369 -0.257 C 0.465 0.471 0.376 * D 0.140 -0.081 -0.052 Other 0.007 -0.246 -0.059 30 0-30 0.294 0.548 0.414 A 0.240 -0.280 -0.204 B 0.217 -0.224 -0.160 C 0.238 -0.093 -0.068 D 0.294 0.548 0.414 * Other 0.011 -0.235 -0.066


(5)

Scale Statistics

Scale: 0 ---N of Items 30 N of Examinees 810 Mean 16.891 Variance 20.188 Std. Dev. 4.493 Skew 0.299 Kurtosis 0.164 Minimum 6.000 Maximum 30.000 Median 17.000 Alpha 0.759 SEM 2.207 Mean P 0.563 Mean Item-Tot. 0.347 Mean Biserial 0.493


(6)

Maria Stefani Mustida Nugraha adalah anak kedua

dari pasangan Nugraha Pratama dan Antonia Mustini.

Lahir

di

Karanganyar,

12

September

1993.

Pendidikan awal dimulai di TK Kristen Imanuel pada

tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan dasar di

SD Negeri 02 Bejen pada tahun 2000 – 2006.

Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Karanganyar pada tahun 2006 – 2009. Pada tahun 2009

– 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

1 Karanganyar. Tahun 2012 penulis, melanjutkan ke Universitas Sanata Dharma

(USD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di

Sekolah Dasar penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan seperti pramuka. Penulis

pernah mewakili Kabupaten Karanganyar dalam lomba Olimpiade MIPA-SD

tingkat Propinsi Jawa Tengah. Ketika di Sekolah Menengah Pertama penulis

masih aktif di pramuka, volley, dan basket. Ketika di bangku Sekolah Menengah

Atas peneliti aktif di kegiatan masyarakat. Pada saat masuk perguruan tinggi

peneliti aktif menjadi anggota Montessori. Peneliti juga aktif mengikuti

kepanitiaan, seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh Universitas.