Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD di Kecamatan Depok.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA

PELAJARAN PKn KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK

Oleh: Feriza Anggraeni NIM: 121134174

Kualitas tes dapat diketahui melalui analisis pada setiap butir soalnya. Akan tetapi tidak semua alat tes sudah melalui tahap analisis butir soal seperti yang terjadi di SD di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn Kelas III SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif non eksperimental. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah 49 SD di Kecamatan Depok dan sampel pada penelitian ini adalah 24 SD di Kecamatan Depok. Instrumen yang digunakan berupa check list. Teknik analisis data menggunakan software MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa butir soal UAS memiliki validitas isi yang sebagian besar valid dengan hasil persentase sebesar 95%. Koefisien reliabilitas rendah sebesar 0,215. Tingkat kesukaran dalam kategori mudah 20% dan 80% kategori sulit. Daya beda dalam kategori baik sebesar 50%. Sedangkan efektifitas pengecoh berfungsi dengan baik dengan hasil 62,5%.


(2)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF MULTIPLE CHOICE ITEMS IN THE LAST SEMESTER’S FINAL TEST OF THE ACADEMIC YEAR 2014/2015 ON CIVIC SUBJECT GRADE 3 ELEMENTARY SCHOOL IN DEPOK DISTRICT

By: Feriza Anggraeni NIM: 121134174

The quality of a test can be detected by analyzing on each item from the questions. However, not all assays have been through the stages of analysis items as occurs in elementary school in Depok district. Therefore, the aim of this research was to know about the content validity, reliability, level of difficulty, different power, and the effectiveness of the test’s humbug in a multiple choice test in the last semester’s final test of the academic year 2014/2015 on civic subject grade 3 elementary school in Depok district.

The type of this research was descriptive survey quantitative non exsperimental. The techniques for gathering the data use documentation and interview techniques. The population for this research was 49 Elementary Schools and the sample was 24 Elementary Schools in Depok district. The instrument which was used in this research is check list. The researcher used ITEMAN software 3.00 version to analyze the data.

The result showed that the test items of last semester final test had a validity which largely valid with the percentage 95%. A low reliability with reliability coefficient 0,215. A level of difficulty in the category of easy with the percentage 20% and category difficulty with the percentage 80%. Level of

different power in a good category with the percentage 50%. Had a level of test’s humbug which had a good function with the percentage 53,3%.


(3)

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA

PELAJARAN PKn KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Feriza Anggraeni

121134174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

ANALISIS BUTIR SOAL PILHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA

PELAJARAN PKn KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Feriza Anggraeni

121134174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

ii


(6)

iii


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus Tuhan dan Pengantaraku Bunda Maria Penolongku

Santa Angela Merici Pelindungku

 Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan dan doa

 Adikku Merryta Puspaningrum yang selalu memberi semangat

 Teman-teman PGSD kelas D ’12 yang luar biasa

 Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan semangat


(8)

v

MOTTO

‘Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali yang belum kita capai’

(Schopenhauer)

‘Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah’

(Thomas Alva Edison)

‘Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan,entah mereka menyukainya atau tidak’


(9)

vi


(10)

vii


(11)

viii

ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA

PELAJARAN PKn KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK

Oleh: Feriza Anggraeni NIM: 121134174

Kualitas tes dapat diketahui melalui analisis pada setiap butir soalnya. Akan tetapi tidak semua alat tes sudah melalui tahap analisis butir soal seperti yang terjadi di SD di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn Kelas III SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif non eksperimental. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah 49 SD di Kecamatan Depok dan sampel pada penelitian ini adalah 24 SD di Kecamatan Depok. Instrumen yang digunakan berupa check list. Teknik analisis data menggunakan software MicroCat Iteman versi 3.00.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa butir soal UAS memiliki validitas isi yang sebagian besar valid dengan hasil persentase sebesar 95%. Koefisien reliabilitas rendah sebesar 0,215. Tingkat kesukaran dalam kategori mudah 20% dan 80% kategori sulit. Daya beda dalam kategori baik sebesar 50%. Sedangkan efektifitas pengecoh berfungsi dengan baik dengan hasil 62,5%.


(12)

ix

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF MULTIPLE CHOICE ITEMS IN THE LAST SEMESTER’S FINAL TEST OF THE ACADEMIC YEAR 2014/2015 ON CIVIC SUBJECT GRADE 3 ELEMENTARY SCHOOL IN DEPOK DISTRICT

By: Feriza Anggraeni NIM: 121134174

The quality of a test can be detected by analyzing on each item from the questions. However, not all assays have been through the stages of analysis items as occurs in elementary school in Depok district. Therefore, the aim of this research was to know about the content validity, reliability, level of difficulty, different power, and the effectiveness of the test’s humbug in a multiple choice test in the last semester’s final test of the academic year 2014/2015 on civic subject grade 3 elementary school in Depok district.

The type of this research was descriptive survey quantitative non exsperimental. The techniques for gathering the data use documentation and interview techniques. The population for this research was 49 Elementary Schools and the sample was 24 Elementary Schools in Depok district. The instrument which was used in this research is check list. The researcher used ITEMAN software 3.00 version to analyze the data.

The result showed that the test items of last semester final test had a validity which largely valid with the percentage 95%. A low reliability with reliability coefficient 0,215. A level of difficulty in the category of easy with the percentage 20% and category difficulty with the percentage 80%. Level of

different power in a good category with the percentage 50%. Had a level of test’s humbug which had a good function with the percentage 53,3%.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala penyertaan, kesehatan, terang Roh KudusMu, dan berkatMu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN

PKn KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak lain. Oleh sebab itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah mengizin peneliti untuk melakukan penelitian skripsi. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dorongan, arahan, waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi kepada peneliti sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dorongan, arahan, waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi kepada peneliti sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar.

6. Para Dosen dan Staf Sekretariat Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan melayani. 7. Pihak UPT, Bappeda, dan pihak Sekolah Dasar yang telah memberikan


(14)

xi


(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang ... 2

B Pembatasan Masalah ... 5

C Rumusan Masalah ... 5

D Tujuan Penelitian ... 6

E Manfaat Penelitian ... 7


(16)

xiii

Halaman

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A Kajian Teori ... 10

1 Evaluasi ... 10

2 Instrumen Tes ... 16

3 Analisis Butir soal ... 17

4 Validitas Isi ... 18

5 Reliabilitas ... 20

6 Tingkat Kesukaran ... 21

7 Daya Beda ... 22

8 Efektivitas pengecoh ... 23

9 Pilihan Ganda ... 24

10 PKn ... 27

11 Ulangan Akhir Semester ... 29

12 ITEMAN ... 29

13 Kecamatan Depok ... 31

B Penelitian yang relevan ... 32

C Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A Jenis Penelitian ... 40

B Waktu Penelitian ... 40

C Populasi dan Sampel ... 41

1 Populasi ... 41

2 Sampel ... 43

D Variabel Penelitian ... 46


(17)

xiv

Halaman

F Instrumen Penelitian ... 47

G Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A Deskripsi Penelitian ... 54

B Hasil Penelitian ... 55

C Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 90

A Kesimpulan ... 90

B Keterbatasan Penelitian ... 91

C Saran ... 92

DAFTAR REFERENSI ... 93

LAMPIRAN ... 97


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 28

Tabel 3.1 Daftar Nama SD di Kecamatan Depok ... 41

Tabel 3.2 Daftar Nama SD yang diteliti ... 33

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian check list ... 48

Tabel 3.4 Koefisien Reliabilitas ... 50

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 51

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Deskriminasi ... 52

Tabel 4.1 Tabel Validitas Isi ... 55

Tabel 4.2 Persentase Hasil Analisis Validitas Isi ... 57

Tabel 4.3 Kategori Koefisien Reliabilitas ... 59

Tabel 4.4 Reliability Statistic ... 59

Tabel 4.5 Rentang Tingkat Kesukaran ... 60

Tabel 4.6 Hasil Tingkat Kesukaran ... 62

Tabel 4.7 Persentase Tingkat Kesukaran ... 63

Tabel 4.8 Indeks Daya Beda ... 64

Tabel 4.9 Persentase Daya Beda ... 65

Tabel 4.10 Hasil Efektifvitas Pengecoh ... 66

Tabel 4.11 Persentase Efektivitas Pengecoh ... 72


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur Map ... 37

Gambar 4.1 Diagram Validitas Isi ... 58

Gambar 4.2 Hasil output dengan software microcat iteman ... 61

Gambar 4.3 Pie chart Tingkat Kesukaran... 63

Gambar 4.4 Pie Chart Daya Beda... 66


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN SKRIPSI

Halaman

Lampiran 1 Surat izin melakukan penelitian ... 97

Lampiran 2 Surat keterangan melakukan penelitian ... 98

Lampiran 3 Daftar nama mahasiswa ... 99

Lampiran 4 Soal pilihan ganda UAS genap ... 100

Lampiran 5 Lembar jawab siswa ... 103

Lampiran 6 Kunci jawaban UAS genap... 104


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis soal merupakan suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang akan kita susun (Arikunto, 2012: 220). Kualitas tes dapat diketahui melalui analisis pada setiap butir soalnya. Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi mengenai kualitas butir soal sehingga apabila butir soal kurang baik sehingga dapat diperbaiki. Apabila seluruh siswa memperoleh skor jelek, berarti soal yang disusun terlalu sukar. Sebaliknya apabila seluruh siswa memperoleh skor baik, berarti tes yang disusun terlalu mudah (Arikunto, 2012: 220). Ada empat cara untuk menilai tes (Arikunto, 2012: 220-222), yaitu: 1) cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut, 2) cara kedua adalah mengadakan analisis soal, 3) cara ketiga adalah mengadakan checking validitas. 4) cara keempat adalah dengan mengadakan checking reliabilitas.

Pada kenyataannya, butir soal tes yang diujikan belum dianalisis pada setiap butir soalnya, sehingga belum dapat diketahui kualitas soal yang


(22)

digunakan tersebut. Banyak alat tes yang belum melalui tahap analisis pada setiap butir soalnya. Seperti halnya yang terjadi di SD di Kecamatan Depok. Alat tes yang digunakan di Kecamatan Depok belum melalui tahap analisis butir soal. Dengan diadakannya analisis pada setiap butir soalnya maka akan diketahui apakah soal yang digunakan baik atau perlu diperbaiki. Ada beberapa manfaat mengadakan analisis soal (Arikunto: 220) antara lain: (1) membantu peneliti dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek; (2) memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut; (3) memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang peneliti susun.

Analisis kualitas tes berkaitan dengan karakteristik soal yang baik (Arifin, 2009: 246) ada tiga, yaitu: (1) validitas; (2) reliabilitas; dan (3) kepraktisan. Tes atau soal dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, (Arikunto, 2012: 72-77), yaitu memiliki: (1) validitas, sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur; (2) reliabilitas, sebuah tes dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap jika diujikan berulang-ulang; (3) objektivitas, sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada factor subjektif yang mempengaruhi; (4) praktikabilitas, sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis; (5) ekonomis, pelaksanaan tes tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok karena Kecamatan tersebut memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya adalah Kecamatan


(23)

Depok merupakan pusat pendidikan. Hal ini terlihat bahwa terdapat banyak Universitas Negeri maupun swasta yang berjumlah sekitar 23 universitas. SD di Kecamatan Depok berjumlah 49 sekolah. Dengan 37 SD berstatus negeri dan 12 SD berstatus swasta. Dengan banyaknya SD sehingga diharapkan hasil data yang diperoleh lebih akurat. Selain itu dari 49 SD di Kecamatan Depok 34 SD menerapkan kurikulum 2004 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berdasarkan wawancara dengan petugas UPTD kecamatan Depok, di kecamatan ini terdapat 9 gugus dan 3 kelompok belajar besar, yaitu Caturtunggal, Condongcatur, dan Maguwoharjo. Ibu Kepala UPTD juga mengatakan bahwa di Kecamatan Depok sangat sering digunakan sebagai obyek penelitian bagi mahasiswa. Hasil wawancara terhadap beberapa Kepala SD di Kecamatan Depok mengenai penelitian analisis setiap butir soal di SD se-kecamatan Depok mengungkapkan bahwa di SD Samirono pernah dilakukan penelitian analisis butir soal oleh mahasiswa UNY, namun sudah beberapa waktu yang lalu. Sedangkan di SD Muhamadiyah Kayen belum pernah ada penelitian seperti ini.

Salah satu butir soal yang jarang diminati peneliti untuk dianalisis yaitu butir soal mata pelajaran PKn. PKn merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Aryani, 2010: 18). Pada semester genap mata pelajaran PKn terdiri dari standar kompetensi 3 dan 4. Standar kompetensi 3 terdiri dari tiga kompetensi dasar dan standar kompetensi 4


(24)

terdiri dari dua kompetensi dasar. Jadi, kelas III semester genap terdiri dari dua standar kompetensi dan lima kompetensi dasar.

Analisis soal dilakukan pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran PKn kelas III. Alasan peneliti memilih soal pilihan ganda karena soal tersebut bersifat obyektif, artinya soal tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban sudah disediakan dan bersifat mutlak (Widoyoko, 2014: 94). Ulangan Akhir Semester (UAS) merupakan ulangan yang dilaksanakan setiap akhir semester dan dilaksanakan secara bersama-sama,baik tingkat rayon, kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Alasan peneliti memilih kelas III, karena usia kelas III (umur 9-10 tahun) masuk dalam kategori tahap operasional konkret, dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat mengembangkan operasi-operasi logis. Operasi tersebut bersifat reversibel, artiya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Pemikiran anak dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir seriasi, klasifikasi dengan l ebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilistis (Suparno, 2000: 69-70).

Peneliti mengangkat masalah ini untuk mengetahui kualitas soal yang baik. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian melalui lembar jawab siswa dengan menganalisis butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD di Kecamatan Depok ditinjau dari validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh. Dengan


(25)

adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan untuk pihak UPT, sekolah dan guru.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada analisis butir soal yang meliputi validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh. Penelitian dilakukan pada 24 SD di Kecamatan Depok yang terdiri dari 21 SD Negeri dan 3 SD Swasta. Peneliti melaksanakan penelitian hanya pada SD yang menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), karena dalam kurikulum tersebut mata pelajaran masih terpisah-pisah sehingga peneliti dapat melakukan analisis butir soal pada mata pelajaran PKn kelas III tahun pelajaran 2014/2015.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas isi pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok?

2. Bagaimana reliabilitas pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok?

3. Bagaimana tingkat kesukaran pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok?


(26)

4. Bagaimana daya beda pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok?

5. Bagaimana efektivitas pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui validitas isi pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok.

2. Untuk mengetahui reliabilitas pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok.

3. Untuk mengetahui tingkat kesukaran pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok.

4. Untuk mengetahui daya beda pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok.

5. Untuk mengetahui efektivitas pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III di Kecamatan Depok.


(27)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis butir soal.

b. Sebagai bahan acuan dalam evaluasi pembelajaran PKn supaya dapat mengembangkan kualitas evaluasi.

c. Untuk mengembangkan pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran PKn.

2. Manfaat praktis a. Bagi guru

Memberi masukan kepada guru dalam menyusun soal agar lebih memperhatikan kualitas soal yang akan diberikan kepada siswa.

b. Bagi sekolah

Memberi masukan bagi pihak sekolah supaya dapat lebih memperhatikan butir-butir soal yang akan diberikan kepada peserta didik.

c. Bagi UPT

Memberi tambahan arsip penelitian tentang analisis butir soal sehingga dapat memberi masukan dalam pelaksanaan UAS supaya lebih memperhatikan kualitas soal.

d. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman langsung mengenai cara menganalisis butir soal tentang validitas isi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran soal, dan efektivitas pengecoh suatu soal.


(28)

F. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengukur sejauh

mana kemampuan peserta didik dalam memenuhi kriteria hasil belajar yang telah ditetapkan

2. Instrumen tes adalah alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

3. Analisis butir soal adalah proses untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan baik atau tidak.

4. Validitas isi adalah pengujian validitas berdasarkan kesesuaian antara isi materi yang diberikan dengan kurikulum dengan cara mencocokkan soal dengan kisi-kisi soal.

5. Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur yang apabila diujikan dari waktu ke waktu hasilnya selalu reliabel atau ajeg.

6. Daya beda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan kelompok dengan pengetahuan yang tinggi dan kelompok dengan pengetahuan rendah.

7. Tingkat kesukaran adalah suatu pengukuran kesulitan pada setiap soal yang dinyatakan dalam indeks atau bilangan.

8. Efektivitas pengecoh adalah pilihan jawaban yang digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban yang sesuai dengan pemahaman materi.

9. Pilihan ganda adalah salah satu tipe tes objektif yang terdiri dari sebuah pertanyaan yang memiliki beberapa alternatif jawaban.


(29)

10. Mata Pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan untuk pembentukan diri sehingga menjadi warga negara yang berkarakter.

11. UAS adalah ulangan umum dengan bahan yang diujikan diambil dari materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar setiap semesternya.

12. Iteman adalah software yang digunakan untuk melakukan analisis butir soal dengan jumlah kapasitas responden mencapai 3000 responden.

13. Kecamatan Depok adalah salah satu kecamatan di Yogyakarta yang memiliki beberapa keistimewaan seperti pusat pendidikan dan sering digunakan sebagai penelitian.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Evaluasi

a. Pengertian

Menurut Basuki (2014: 222) evaluasi adalah usaha untuk

mengklasifikasikan objek, situasi, siswa, kondisi dan lain-lain sesuai dengan kriteria kualitas tertentu. Evaluasi juga diartikan sebagai prosedur yang digunakan untuk menetapkan apakah suatu objek (peserta didk) memenuhi kriteria yang ditetapkan sebelumnya atau tidak. Zainul dan Nasution (dalam Putra, 2013: 73) mengemukaan bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan instrumen tes maupun non-tes.

Evaluasi adalah pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki, artinya ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan dengan proses belajar mengajar dan pelaksanaannya arus berurutan (Tatang, 2012: 227). Menurut Arikunto (dalam Putra, 2013: 74) menjelaskan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.

Guba dan Lincoln (dalam Arifin, 2009: 5) mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan


(31)

menimbangnya dari segi nilai dan arti. Tyler (dalam Arikunto, 2012: 3) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.

Dari beberapa definisi para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses sistematis yang dilakukan untuk memperoleh keputusan dari hasil belajar yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Selain itu evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik sejauh mana mereka berhasil dalam memenuhi kriteria hasil belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Prinsip-prinsip dasar evaluasi

Cronbach (dalam Putra, 2013: 74) menguraikan mengenai prinsip-prinsip dasar evaluasi sebagai berikut:

1) Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.

2) Evaluasi merupakan suatu seni, dan tidak ada satu pun evaluasi yang sempurna, walaupun dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda.

3) Evaluasi merupakan suatu prosedur terus-menerus sehingga di dalam proses kegiatannya dimungkinkan untuk revisi bila dirasakan adanya sesuatu kesalahan.


(32)

Dalam evaluasi belajar prosedur dan teknik harus dilakukan dalam paduan prinsip. Prinsip-prinsip tersebut diuraikan Nurkacana, dkk dan dikutip oleh Dr. Basrowi (dalam Putra, 2013: 89) sebagai prinsip triangulasi, ada hubungan erat dengan tiga komponen berikut:

a) Tujuan pembelajaran. b) Kegiatan belajar atau KMB c) Evaluasi.

c. Tujuan evaluasi

Menurut Putra (2013: 82-83) tujuan evaluasi ada dua, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan secara umum meliputi: 1) Memperoleh data pembuktian dalam yang akan menjadi petunjuk

tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai berbagai tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2) Mengukur dan menilai efektivitas mengajar serta berbagai metode mengajar yang diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Sedangkan tujuan secara khusus meliputi:

1) Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi, gairah siswa tidak akan muncul untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya.


(33)

2) Mencari dan menemukan berbagai factor keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat menemukan jalan keluar.

Menurut Basrowi (2012) (dalam Putra, 2013: 83-84) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan digolongkan dalam empat kategori, yaitu:

a) Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dengan dan mengadakan program perbaikan (remedial) bagi siswa.

b) Menentukan angka kemajuan masisng-masing siswa yang antara lain dipakai sebagai pemberian laporan kepada orang tua.

c) Penentuan kenaikan tingkat atau status dan lulus tidaknya.

d) Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya dalam penentuan program studi atau jurusan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lain.

Tatang (2012: 241) mengemukakan bahwa tujuan evaluasi adalah melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi tiga hal penting, yaitu 1) input, adalah peserta didik yang telah dinilia kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. 2) transformasi, adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran, yaitu guru, media, dan baan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang, dan sarana administrasi. 3) output, adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

d. Fungsi evaluasi

Menurut Putra (2013: 84-86) fungsi evaluasi ada dua, yaitu fungsi secara umum dan fungsi secara khusus. Fungsi secara umum meliputi:


(34)

1) Mengukur kemajuan untuk mengetahui seberapa jauh atau sseberapa besar kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

2) Menunjang penyusunan rencana. Berdasarkan data yang hasil evaluasi dicari metode lain yang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan sehingga dimungkinkan adanya penyusunan ulang.

3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Apabila berdasarkan data evaluasi itu diperkirakan ada tujuan yang tidak akan dicapai sesuai rencana maka dilakukan perbaikan atau penyempurnaan untuk mencari jalan keluar dan melakukan berbagai perubahan.

Fungsi secara khusus dilihat dari tiga segi, yaitu:

1) Psikologi. Dari segi ini dapat disoroti dari dua sisi, yaitu peserta didik dan pendidik. Bagi pendidik, evaluasi dapat memberikan pedom,an atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenai kapasitas dan statusnya di tengah-tengah kelompok atau kelasnya.

2) Didaktik. Bagi pendidik evaluasi memiliki lima macam fungsi, yaitu: a) Memberikan landasan untuk hasil usaha (prestasi) yang telah

dicapai oleh peserta didiknya.

b) Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya. c) Memberikan bahan yang penting untuk memilih, kemudian

menetapkan status peserta didik.

d) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memerlukannya.


(35)

e) Memberikan petunjuk tentang seberapa jauh program pengajaran yang telah dicapai.

3) Administratif, evalusi ada tiga macam fungsi, yaitu: a) Memberikan laporan

b) Memberikan berbagai bahan keterangan (data) c) Memberikan gambaran.

Menurut Sanjaya (dalam Putra, 2013:88) mengemukakan bahwa ada enam fungsi evaluasi meliputi:

1) Sebagai umpan balik bagi siswa.

2) Untuk mengetahui proses ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.

3) Memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.

4) Digunakan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual, khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan pekerjaan.

5) Menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh para pengembang kurikulum.

6) Umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.

e. Jenis evaluasi

Ada beberapa jenis evaluasi (Tatang, 2014: 236-237), yaitu

1) Evaluasi formatif, adalah evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.


(36)

2) Evaluasi sumatif, adalah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan penentuan angka kemajuan atau hasil belajar siswa.

3) Evaluasi penempatan, adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya.

4) Evaluasi diagnotik, adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tertentu.

2. Instrumen Tes

Menurut Tatang (2012: 243) instrumen merupakan alat yang dilakukan untuk melakukan evaluasi yang meliputi 2 jenis, yaitu teknik non tes dan teknik tes. Teknik non tes meliputi kuesioner, check list, wawancara, dan observasi (Anzwar, 2013). Sedangkan teknik tes ada tiga macam tes dalam evaluasi pendidikan, yaitu:

a. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat (Arikunto, 2013: 48).

b. Tes Formatif

Tes formatif ini adalah tes yang diberikan pada akhir program/materi c. Tes Sumatif


(37)

3. Analisis Butir Soal a. Pengertian

Kusaeri dan Suprananto (2012: 173) menyatakan bahwa analisis butir soal sebagai proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan. Menurut Basuki (2014: 129) analisis butir soal adalah jawabanya. Analisis butir soal adalah cara yang berharga serta relatif mudah pengerjaannya, dan merupakan suatu prosedur yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan.

Analisis butir soal ingin menjawab pertanyaan seberapa baik suatu tes dapat membedakan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru (Basuki,2014: 130). Arikunto (2005: 206) mengatakan bahwa analisis butir soal merupakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat

diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soaldan ‘petunjuk’ untuk

mengadakan perbaikan. Sedangkan menurut Sudjana: 2012 135) mengartikan analisis butir soal merupakan pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan-pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis butir soal merupakan identifikasi soal untuk mengetahui seberapa baik suatu tes yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan.


(38)

b. Manfaat

Menurut Basuki (2014: 130) analisis butir soal memiliki sembilan manfaat, yaitu sebagai berikut:

1) Membantu para siswa pengguna tes dalam evaluasi terhadap tes yang digunakan.

2) Mendukung penulisan butir soal yang efektif. 3) Meningkatkan validitas dan reliabilitas soal.

4) Memberikan masukan kepada peserta didik tentang kemampuannya.

5) Memberikan masukan kepada guru tentang kesulitan-kesulitan siswa.

6) Memberikan masukan kepada guru tentang efektivitas pembelajaran.

7) Merevisi atau mengganti sama sekali butir soal yang dinilai tingkat kesukarannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang validitas dan reliabilitasnya rendah.

8) Meningkatkan keterampilan guru dalam penulisan soal.

9) Memberi masukan hal-hal tertentu yang bermanfaat bagi pengembangan kurikulum.

4. Validitas Isi

Validitas adalah kebenaran dari suatu pemikiran bahwa pemikiran tersebut benar-benar dilaksanakan (Sangadji, 2010: 147). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar dapat dipakai


(39)

untuk mengukur aspek yang akan diukur (Sukmadinata, 2007: 228). Validitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu content validity, contruct

validity, predictive validity, dan concurrent validity (Purwanto, 2009:

138).

Validitas isi merupakan validitas yang sangat penting. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu (Arifin,2009: 248). Sedangkan menurut Basuki (2014: 124) validitas isi bertujuan untuk menilai kemampuan tes merepresentasikan dengan baik ranah yang hendak diukur. Menurut Masidjo (1995: 243) validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 1995: 67).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa validitas isi merupakan kesesuaian suatu tes antara isi materi pelajaran yang diberikan dengan kurikulum sehingga dapat mengukur seberapa jauh peserta didik memahami materi yang telah disampaikan oleh gurunya.


(40)

5. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam suatu pengukuran (Sangadji, 2010: 145). Arifin (2009: 258) mengatakan reliabilitas merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Sedangkan menurut Azwar (1996: 180) selain mengartikan reliabilitas sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, dan kestabilan, reliabilitas juga memiliki arti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur yang mana hasil atau tingkat derajat menunjukkan keajegan dan hasilnya dapat dipercaya.

Instrumen dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek selama beberapa kali dan hasilnya relatif sama atau tetap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal essai karena soal essai dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar sampai level tinggi (Purwanto, 2009: 71). Tujuan utama mengukur reliabilitas adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes (Kusaeri,2012: 177). Menurut Kusaeri (2012: 177) ada lima faktor yang mempengaruhi skor tes, yaitu:

a. Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes. b. Semakin lama suatu tes, semakin ajek

c. Semakin sempit range butir soal, semakin besar keajekan. d. Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajekan.


(41)

e. Semakin objektif dalam pemberian skor, semakin besar keajekan.

Untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus Alpha (Riduwan, 2009: 115) sebagai berikut:

Keterangan :

r1 = reabilitas instrumen k = jumlah item

Si2 = jumlah varians skor tiap item

St2 = varians total

6. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa (Rahkmat, 2001: 190). Menurut Arifin (2009: 266) tingkat kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Sedangkan Kunandar (2013: 240) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar, yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran adalah pengukuran yang menunjukkan proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar.

Sebuah soal dikatakan sukar jika sebagian besar peserrta didik gagal menyelesaikannya, sebaliknya soal dikatakan mudah jika sebagian besar peserta didik mampu menyelesaikannya (Surapranata, 2004: 12). Salah satu cara sederhana untuk mengetahui tingkat kesukaran soal adalah


(42)

(1-dengan menghitung persentase jawaban benar yang diperoleh peserta didik dalam menyelesaikan soal (Rakmat, 2001: 191). Indeks kesukaran dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1 (Kusaeri, 2012: 174).

Berikut rumus untuk menghitung tingkat kesukaran yang dikemukakan oleh Arikunto (2012: 223):

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

7. Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah (Arikunto, 2012: 226). Daya beda adalah kemampuan butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diujikan (Kusaeri& Suprananto, 2012: 175). Sedangkan menurut Arifin (2009: 273) daya pembeda adalah sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Dari beberapa definisi diatas dapat


(43)

disimpulkan bahwa daya beda merupakan kemampuan suatu soal dalam membedakan peserta didik antara peserta didik yang menguasai materi dan yang belum menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat (D). Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto, 2012: 226). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus (Arifin,2009: 273-274), sebagai berikut:

Keterangan:

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah. WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n = 27% x N -> jumlah keseluruhan peserta tes

8. Efektivitas Pengecoh

Pengecoh merupakan jawaban pengecoh atau jawaban-jawaban salah (Sudijono, 2006: 409). Menurut Azwar (1996: 137) mengemukakan bahwa efektivitas pengecoh merupakan kemampuan soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mereka yang masuk kelompok tinggi) dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (diwakili oleh mereka yang termasuk dalam kelompok rendah). Dari dua definisi diatas disimpulkan bahwa efektivitas pengecoh


(44)

adalah penyebaran pilihan jawaban yang digunakan untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

Tujuan utama dari pemasangan distraktor pada setiap butir soal adalah agar para peserta didik yang mengikuti tes, tertarik untuk memilih dan menyangka bahwa itu jawaban benar (Sudijono, 2006: 410). Butir soal yang baik, distraktornya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah (Arifin, 2009: 279). Jawaban distraktor dikatakan berfungsi dengan baik (Kusaeri, 2012: 177) apabila: 1) distraktor paling tidak dipilih oleh 5% peserta tes atau pesserta didik, 2) distraktor lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum memahami materi yang diujikan.

Menurut Arifin (2009: 279) indeks distraktor dihitung dengan rumus:

Keterangan:

IP : Indeks distraktor

P : jumlah peserta didik yang memilih distraktor N : jumlah peserta didik yang ikut tes

B : jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n : jumlah alternatif jawaban (opsi)

1 : bilangan tetap

9. Pilihan Ganda

a. Pengertian Pilihan ganda

Pilihan ganda adalah suatu tes yang menyediakan tiga sampai lima jawaban atau pilihan tetapi hanya satu yang paling benar atau paling


(45)

baik daripada pilihan lainnya (Jihad, 2012: 81). Menurut Azwar (1996:80) pilihan ganda adalah aitem tes yang umumnya terdiri atas satu kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan, yang disebut stem, dan beberapa pilihan jawaban yang disebut alternatif atau options. Sedangkan Arikunto (2005: 168) mengatakan bentuk tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang terditi dari satu kalimat pernyataan atau pertanyaan dengan beberapa pilihan jaawaban, tetapi hanya ada satu jawaban yang benar.

b. Kelebihan Pilihan Ganda

Menurut Jihad (2012: 83) ada lima kelebihan butir tes pilihan ganda, yaitu:

1) Hasil belajar dari yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.

2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.

3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnotik,

4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban. 5) Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.

Sedangkan menurut Hamzah (2014: 37) ada enam kelebihan butir tes pilihan ganda, sebagai berikut:


(46)

2) Hasil penilaian bersifat objektif karena tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.

3) Ruang lingkup materi yang diujikan luas dan menyeluruh. 4) Jawaban yang benar sudah tertentu dan pasti.

5) Pemeriksaan bisa diserahkan ke orang lain. 6) Analisis butir tes dapat dilakukan dengan mudah. c. Kelemahan Pilihan Ganda

Ada empat kelemahan butir tes pilihan ganda (Jihad, 2012: 83), sebagai berikut:

1) Menyusunnya membutuhkan waktu lama. 2) Sulit menemukan pengacau.

3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresi ide.

4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik.

Sedangkan menurut Hamzah (2014: 37) butir tes pilihan ganda memiliki delapan kelemahan, yaitu:

1) Proses pembuatan soal sukar dan lama.

2) Proses berpikir siswa untuk menemukan jawaban lama. 3) Jawaban tidak dapat diukur.

4) Ada faktor menebak dari siswa.

5) Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses pengerjaan. 6) Kurang bisa menggambarkan daya pikir dan analisis siswa. 7) Biaya pengadaan relatif lebih mahal.


(47)

10. PKn

a. Pengertian PKn

Pendidikan kewarganegaraan merupakan materi yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Aryani, 2010: 18). Waite (dalam Erwin, 2011: 2) mengartikan PKn adalah ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sebagai pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang berhadapan dengan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani dengan menggunakan filsafat pancasila sebagai pisau analisisnya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar manusia untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter.

b. Tujuan pendidikan PKn

Erwin (2011: 6) mengemukakan tujuan pendidikan

kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia diupayakan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni sebagai manusia Indonesia yang religius berkemanusiaaan dan berkeadaban, yang memiliki nasionalisme, yang cerdas, yang berkerakyatan dan adil terhadap lingkungan sosial. Menurut


(48)

Dari dua tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan untuk jenjang sekolah dasar sangat penting karena dapat membentuk karakter peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Berikut ini merupakan tabel standar kompetensi dan kompetensi dasar

mata pelajaran PKn kelas III SD semester genap:

Tabel 2.1 Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Memiliki harga diri

sebagai individu

3.1 Mengenal pentingnya harga diri. 3.2 Memberi contoh bentuk harga diri,

seperti menghargai diri sendiri, merngakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan lain-lain.

3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri. 4. Memiliki kebanggaan

sebagai bangsa Indonesia

4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

4.2 Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia.

Pada tabel 2.1, dijelaskan bahwa kelas III SD pada semester genap terdiri dari standar kompetensi 3 dan 4. Standar kompetensi 3 terdiri dari tiga kompetensi dasar dan standar kompetensi 4 terdiri dari dua kompetensi dasar. Jadi, kelas III semester genap terdiri dari dua standar kompetensi dan lima kompetensi dasar.

11. Ulangan Akhir Semester

Menurut Mulyasa (2006: 245-246) UAS sering disebut juga ulangan umum dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:


(49)

a. Soal diambil dari materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar semester pertama.

b. Soal diambil dari gabungan materi standar, kompetensi dasar, dan kompetemsi dasar semester pertama dan kedua, dengan menenkankan pada materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar semester.

UAS dilaksanakan secara bersamaan untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilaksanakan secara bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/ kabupaten, maupun provinsi. Ini dilakukan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang diujikan (Mulyasa, 2006: 246).

12. ITEMAN

a. Pengertian

Item and Test Analysis (ITEMAN) merupakan perangkat lunak

(software) yang dibuat melalui bahasa pemrograman komputer yang diciptakan khusus untuk analisis statistik butir soal dan tes (Kusaeri dan Suprananta, 2012: 178). Program ini dibuat dengan pendekatan analisis statistik secara klasikal yang berguna untuk menentukan kualitas butir soal dan tes berdasarkan data empiris hasil uji coba. Program ITEMAN mampu menganalisis maksimal 250 butir soal dalam satu file dengan kapasitas 3000 responden. Hasil dari analisis mencakup informasi mengenai tingkat kesukaran, daya pembeda, dan statistik sebaran jawaban. Statistik hasil analisis ITEMAN dibedakan ke dalam 3 bagian,


(50)

yaitu: (1) statistik butir soal, (2) analisis butir soal yang diujikan, dan (3) skala statistik.

b. Output dari setiap butir soal

1) Sequence No adalah nomor urut soal dalam file data

2) Scale-Item adalah nomor urut butir soal dalam skala

3) Prop. Correct adalah proporsi siswa (peserta tes) yang menjawab

benar butir soal.

4) Biser adalah indeks daya pembeda soal dengan menggunakan

koefisien korelasi biserial.

5) Point Biser adalah indeks daya pembeda soal dan pilihan jawaban

(alternatif) dengan menggunakan koefisien korelasi point biser. 6) Prop. Endorsing menunjukkan proporsi alternatif jawaban yang

dijawab oleh peserta. c. Cara input data

020 O N 10

ACBBACCACBABCCCABCBC 33333333333333333333

YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY

001 ABBBACCACBBACCCABCBC 002 ABBBCCCACBAACCCABCBC Keterangan:

1) Baris pertama:

a) 020 = jumlah soal (maksimal 250) b) 0 = jawaban omit (kosong)


(51)

c) N = soal yang belum sempat dijawab

d) 10 = spasi antara nomor siswa dan jawaban siswa 2) Baris kedua: berisi kunci jawaban

3) Baris ketiga: berisi jumlah pilihan jawaban (option) 4) Beris keempat: soal yang dianalisis

d. Langkah-langkah menggunakan ITEMAN 1) Klik dua kali pada program ITEMAN

2) Pada tulisan ‘Enter the name of the input file:’ ketik nama hasil.txt 3) Pada tulisan ‘Enter the name of the output file:’ ketik nama

prestasi.txt

4) Pada tulisan ‘Do you want the scores written to a file? (Y/N)’ ketik Y

maka akan muncul tulisan ‘Enter the name of the score file:’ lalu

tulis hasill.txt

13. Kecamatan Depok

Berdasarkan wawancara dengan petugas UPTD Kecamatan Depok, Kecamatan Depok adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok terdapat 9 gugus dan 3 kelompok belajar besar, yaitu Caturtunggal, Condongcatur, dan Maguwoharjo. Kecamatan Depok memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya adalah Kecamatan Depok merupakan pusat pendidikan. Hal ini terlihat bahwa terdapat banyak Universitas Negeri maupun swasta yang berjumlah sekitar 23 universitas. SD di Kecamatan Depok berjumlah 49 sekolah. Dengan 37 SD berstatus


(52)

negeri dan 12 SD berstatus swasta. Dari 49 SD, terdapat 5 SD yang menerapkan kurikulum 2013 yaitu SD Negeri Babarsari, SD Negeri Nogopura, SD Muhammadiyah Condongcatur, SD Budi Mulia Dua Seturan, dan SD Budi Mulia Dua Pandeansari.

B. Penelitian yang relevan

Adiputra (2011) meneliti tentang analisis butir soal tes IPS Terpadu buatan MGMP IPS Kabupaten Gianyar Kelas VII Semester 1 Tahun ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas butir soal tes tersebut ditinjau dari relevansi antara kisi-kisi, SK, KD, dan Indikator mata pelajaran, validitas isi tes, validitas butir soal, reliabilitas tes, taraf kesukaran butir soal, daya beda butir soal, dan efektivitas pengecoh butir soal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian ex-post pacto dengan mengambil populasi seluruh hasil tes berupa lembar jawaban siswa kelas VII dari lima sekolah SMP terpilih di Kabupaten Gianyar yang bisa mewakili sekolah negeri dan swasta dari 45 SMP dilihat status sekolah yaitu RSBI, SSN, Sekolah Potensial, dan Sekolah Swasta. Sedangkan sampel yang digunakan adalah sebesar 1000 sampel dipilih. Analisis yang dilakukan adalah analisis tes dan analisis butir soal. Hasil penelitian menunjukkan relevansi antara Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dengan butir soal dari 60 butir soal terdapat 56 (93%) butir soal relevan dan 4 butir soal (7%) tdak relevan dengan indikator soal. Validitas isi yang diuji dengan Uji Gregory menunjukkan validitas yang sangat tinggi (0,933). Bila ditinjau dari validitas butir didapatkan 53 butir soal (88%) dinyatakan valid dan 7 butir soal (8%)


(53)

dinyatakan tdak valid. Reliabilitas tes didapatkan r11 = 0,860 dengan formula KR 20. Jika ditinjau dari taraf kesukaran tes didapatkan 23% butir soal kategori soal mudah, 62 % butir kategori soal sedang, dan 15 % butir kategori soal sukar. Dilihat dari daya beda, 82 % memiliki daya beda yang dapat diterima, yang memiliki daya beda kurang baik 13% dan yang buruk harus dibuang 5%. Dan jika ditinjau dari efektivitas pengecoh 85% memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik dan 15% tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Sartika (2013) meneliti tentang analisis soal ulangan tengah semester bahasa Indonesia kelas XII Mas Raudhatul Ulum Meranti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas soal ulangan tengah semester Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, berbentuk kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumenter. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kartu pencatatat, kartu telaah dan dokumen wawancara. Butir soal dari segi reliabilitas masih dikategorikan rendah yaitu 0,322. Butir soal dari segi tingkat kesukaran yaitu 5 soal dikategorikan sangat sukar, 3 sukar, 9 sedang, 12 mudah, dan 11 sangat mudah. Kualitas butir soal dari segi daya beda yaitu 8sangat jelek, 9 jelek sekali, 6 tidak mempunyai daya pembeda sama sekali atau 0, 8 cukup, dan 7 sangan baik dan 1 soal memiliki daya beda yang sangat baik. Butir soal dari segi materi, konstruksi dari bahasa soal sebagian diterima namun perlu diperbaiki.

Rahayu (2013) meneliti tentang analisis butir soal ujian sekolah Bahasa Jepang kelas XII di SMA Negeri 5 Magelang. Tujuan penelitian ini adalah


(54)

untuk mengetahui sejauh mana kualitas soal tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 5 Magelang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling dengan sampel sejumlah 28 siswa pada kelas XII IPS IV Tahun ajaran 2012/2013. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi berupa arsip tes butir soal Ujian Sekolah Kelas XII mata pelajaran Bahasa Jepang. Bentuk penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis butir soal dengan menggunakan daya pembeda dan taraf tingkat kesukaran yaitu tingkat kesukaran secara keseluruhan bahwa soal ujian sekolah tersebut dikatakan mudah karena hampir seluruh siswa bisa mengerjakan dengan mudah, dan berdasarkan daya beda pada soal ujian sekolah tersebut mengalami kesulitan untuk membedakan antara siswa pandai dan siswa kurang pandai.

Sofiana (2010) meneliti tentang analisis butir soal ulangan kenaikan kelas mata pelajaran kimia kelas X SMA N 8 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas soal ulangan kenaikan kelas mata pelajaran kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Sumber data berupa lembar soal ulangan kenaikan kelas mata pelajaran kimia kelas X SMA N 8 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, respon jawaban siswa, kisi-kisi penulisan soal, serta standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran kimia kelas X SMA N 8 Surakarta. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1)


(55)

ditinjau dari aspek materi, kontribusi dan bahasanya yaitu 6% tidak memenuhi aspek materi, 6% soal tidak memenui aspek kontribusi dan 20% soal tidak memenuhi aspek bahasa. (2) distribusi jenjang ranah kognitif taksonomi Bloom yang terukur yaitu C1 46%, C2 43&, C3 11%, C4 0%, C5 0% dan C6 0%. (3) ditinjau dari validitasnya tidak semua valid. (4) ketercapaian kompetensi dasar yaitu 56,5% telah mencapai kompetensi dasar mencapai kompetensi dasar pertama, 40,1% siswa telah mencapai kompetensi dasar kedua, 52,7% siswa mencapai kompetensi dasar ketiga dan 52,4% siswa telah mencapai kompetensi dasar keempat.

Rahmani (2015) meneliti tentang analisis kualitas butir soal buatan guru biologi kelas X SMA N 1 Tanah Pinoh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan distraktor butir soal buatan guru mata pelajaran biologi kelas X SMA N 1 Tanah Pinoh tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh. Instrument dalam penelitian ini adalah lembar soal ulangan harian buatan guru mata pelajaran biologi kelas X SMA N 1 Tanah Pinoh tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 20 soal pilihan ganda. Analisis validitas soal UH 1 menunjukkan 40% soal valid, reliabilitas sebesar 0,76 artinya memiliki keajegan tinggi; tingkat kesukaran butir soal 40% sukar; 55% sedang dan 5% mudah; daya beda 45% jelek, 35% cukup dan 20% baik; 80% pengecoh berfungsi. Pada UH 2, 60% soal valid, reliabilitas sebesar 0,78 artinya memiliki keajegan tinggi ; 35% soal sukar; 55% sedang dan 65% sedang; daya beda 30% jelek, 45% cukup dan 25% baik; 75% pengecoh berfungsi. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan


(56)

dilakukan oleh peneliti yaitu menganalisis validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh. Tujuan, jenis penelitian, dan teknik pengumpulan data juga memiliki persamaan yaitu jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu analisis dilakukan pada mata pelajaran PKn kelas III SD. Dengan demikian, kebaruan untuk penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini dilakukan pada analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD di Kecamatan Depok.

Literature Map dari penelitian yang relevan ini akan dipaparkan pada halaman


(57)

Bagan 2.1 Literature map penelitian-penelitian sebelumnya

Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa penelitian yang relevan

dengan penelitian ini terdiri dari lima judul penelitian. Penelitian tersebut memiliki beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang analisis butir soal dan mata pelajaran. Penelitian yang memiliki persamaan tentang analisis butir soal yaitu yang pertama berjudul analisis butir soal tes IPS Terpadu buatan MGMP IPS Kabupaten Gianyar Kelas VII Semester 1 Tahun ajaran 2011/2012. Kedua berjudul analisis butir soal ujian sekolah Bahasa Jepang kelas XII di SMA Negeri 5 Magelang. Dan yang

Adiputra (2011)

Analisis butir soal- IPS Terpadu

Rahayu (2013)

Analisis soal ujian sekolah – Bahasa Jepang

Yang perlu diteliti :

Analisis butir soal UAS- mata pelajaran PKn SD Kelas III

Rahmani (2015)

Analisis kualitas soal buatan guru – Biologi

Sartika (2013) Analisis soal UTS- Bahasa

Indonesia

Sofiana (2010)

Analisis butir soal kenaikan kelas - Kimia Analisis butir soal


(58)

ketiga berjudul analisis kualitas butir soal buatan guru biologi kelas X SMA N 1 Tanah Pinoh.

Persamaan selanjutnya pada penelitian ini yaitu tentang mata pelajaran yang ada pada penelitian yang relevan dengan judul analisis soal ulangan tengah semester bahasa Indonesia kelas XII Mas Raudhatul Ulum Meranti. Dan pada judul analisis butir soal ulangan kenaikan kelas mata pelajaran kimia kelas X SMA N 8 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Persamaan-persamaan yang terdapat pada penelitian yang relevan dapat dijadikan sumber referensi dan evaluasi bagi peneliti untuk dapat mengembangkan penelitian yang lebih baik.

C. Kerangka Berpikir

Evaluasi adalah pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki, artinya ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan dengan proses belajar mengajar dan pelaksanaannya arus berurutan (Tatang, 2012: 227). Kualitas suatu alat tes dapat dilakukan melalui analisis pada setiap butir soalnya. Analisis butir soal dapat dilakukan melalui analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh. Analisis butir soal merupakan suatu cara untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas soal itu baik atau tidak. Analisis butir soal menjawab pertanyaan seberapa baik suatu tes dapat membedakan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru (Basuki, 2014: 130). Arikunto (2005: 206) mengatakan bahwa analisis butir soal merupakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat


(59)

diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soaldan ‘petunjuk’ untuk

mengadakan perbaikan

Berdasarkan penjabaran di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas isi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan keberfungsian distraktor butir soal UAS semester genap mata pelajaran PKn kelas III SD Tahun Pelajaran 2014/2015 di Kecamatan Depok. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis butir soal menggunakan bantuan software ITEMAN. Dengan hasil yang diperoleh diharapkan dapat mengetahui apakah kualitas butir soal UAS semester genap termasuk baik atau tidak. Apabila kualitas jelek maka diharapkan para pembuat soal dapat memperbaiki butir soal tersebut.


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei dengan pendekatan kuantitatif non-eksperimental. Menurut Darmawan (2013: 37) Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.Penelitian dengan metode survei adalah metode penyelidikan tentang peluang kejadian, peristiwa, atau masalah dalam berbagai situasi dan lingkungan yang dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan faktual guna mendapat informasi tentang variabel dengan menggunakan instrumen, seperti kuesioner, wawancara, atau kadang observasi (Prastowo, 2014: 177). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas soal yang baik berdasarkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan keberfungsian distraktor dari butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran PKn kelas III SD se- Kecamatan Depok, Sleman.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 24 SD yang terdiri dari 21 SD Negeri dan 3 SD Swasta di Kecamatan Depok, Sleman. Waktu penelitian yang


(61)

digunakan yaitu 2 bulan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah soal dan lembar jawaban siswa kelas III mata pelajaran PKn di SD se-Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

Berikut merupakan daftar nama SD yang ada di Kecamatan Depok, Sleman.

Tabel 3.1 Daftar Nama SD di Kecamatan Depok

No. Nama SD No. Nama SD

1 SDN Adisucipto 1 26 SDN Kentungan 2 SDN Adisucipto 2 27 SDN Karangasem

3 SDN Ambarukmo 28 SDN Kalongan

4 SDN Babarsari 29 SD Muhammadiyah Kayen 5 SD Bopkri Demangan III 30 SD Muhammadiyah

6 SDN Bhaktikarya 31 SD Muhammadiyah

Gorongan 7 SD Budi Mulia Dua 32 SDN Mustokorejo


(62)

8 SD Budi Mulia Dua CT 33 SDN Maguwoharjo 1

9 SDN Corongan 34 SDN Nogopuro

10 SDN Condongcatur 35 SDN Nanggulan 11 SDN Caturtunggal 1 36 SDN Nolobangsan 12 SDN Caturtunggal 3 37 SDN Ngringin

13 SDN Caturtunggal 4 38 SDN Puren

14 SDN Caturtunggal 6 39 SDN Perumnas 3 15 SDN Caturtunggal 7 40 SDN Percobaan 2 16 SD Cahaya Bangsa Utama 41 SDN Perumnas CC 17 SDK Demangan Baru 1 42 SDN Ringinsari

18 SDN Depok 1 43 SDN Sengkan

19 SDN Depok 2 44 SDN Samirono

20 SDN Deresan 45 SDN Sarikarya

21 SDN Gejayan 46 SD Teruna Bangsa

22 SDN Gambiranom 47 SDN Tajem

23 SD Islam Al-Islam 48 SDN Timbulharjo

24 SDN Kledokan 49 SDK Tambakboyo

25 SDN Karangwuni 1

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Depok terdapat 49 SD. Dari 49 SD tersebut, 37 merupakan SD Negeri dan 12 SD Swasta. SD Negeri terdiri dari SDN Adisucipto 1, SDN Adisucipto 2, SDN Ambarukmo, SDN Babarsari, SDN Bhaktikarya, SDN Corongan, SDN Condongcatur, SDN Caturtunggal 1, SDN


(63)

Caturtunggal 3, SDN Caturtunggal 4, SDN Caturtunggal 6, SDN Caturtunggal 7, SDN Depok 1, SDN Depok 2, SDN Dertesan, SDN Gejayan, SDN Gambiranom, SD Islam Al-Islam, SDN Kledokan, SDN Karangwuni 1, SDN Kentungan, SDN Karangasem, SDN Kalongan, SDN Mustokorejo, SDN Nogopuro, SDN Nanggulan, SDN Puren, SDN Perumnas 3, SDN Percobaan 2, SDN Perumnas Condongcatur, SDN Ringinsari, SDN Samirono, SDN Sarikarya, SDN Tajem, dan SDN Timbulharjo. SD swasta terdiri dari SD Bopkri Demangan III, SD Budi Mulia Dua, SD Budi Mulia Dua Caturtunggal, SD Cahaya Bangsa Utama, SDK Demangan Baru 1, SD Muhammadiyah Kayen, SD Muhammadiyah, SD Muhammadiyah Gorongan, SD Kanisius Sengkan, SD Teruna Bangsa, dan SD Kanisius Tambakboyo.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 118) sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diamati yang dapat mewakili populasi. Menurut Darmawan (2013: 138) sampel adalah sebagian dari populasi, yang berarti bahwa tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Purwanto (2007: 47) berpendapat bahwa Pusposive sampling adalah pengambilan


(64)

sampel berdasarkan keperluan penelitian yang berarti bahwa setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan dengan pertimbangan tertentu. Alasan peneliti menggunakan

purposive sampling karena penelitian yang dilakukan peneliti hanya pada

SD yang yang menerapkan kurikulum 2006 (KTSP).

Peneliti mengambil sampel 24 SD dari 49 SD di Kecamatan Depok karena 5 SD menggunakan kurikulum 2013, sedangkan penelitian yang dilakukan hanya pada SD yang menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Selain itu, 20 SD tidak memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan juga karena adanya beberapa masalah seperti miskomunikasi antara kepala sekolah dengan wali kelas sehingga lembar jawaban siswa yang akan diteliti oleh peneliti sudah dibagikan kepada siswa. Jadi, sampel pada penelitian ini adalah analisis butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD pada 24 SD di Kecamatan Depok, Sleman.

Berikut merupakan daftar nama SD yang diteliti: Tabel 3.2 Daftar Nama SD yang Diteliti

No. Nama SD No. Nama SD

1 SDN Adisucipto 1 13 SD Islam Al-Islam

2 SDN Adisucipto 2 14 SDN Kalongan

3 SDN Ambarukmo 15 SDN Kledokan


(65)

5 SDN Corongan 17 SDN Ngringin

6 SDN Caturtunggal 3 18 SDN Nanggulan

7 SDN Caturtunggal 4 19 SDN Puren

8 SDN Caturtunggal 6 20 SDN Ringinsari

9 SDN Condongcatur 21 SDN Samirono

10 SDK Demangan Baru 1 22 SDN Sarikarya

11 SDN Deresan 23 SDN Tajem

12 SDN Gejayan 24 SD Teruna Bangsa

Dari tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa pada 24 SD di Kecamatan Depok di atas terdiri dari 21 SD Negeri dan 3 SD Swasta. SD Negeri terdiri dari SDN Adisucipto 1, SDN Adisucipto 2, SDN Ambarukmo, SDN Corongan, SDN Condongcatur, SDN Caturtunggal 3, SDN Caturtunggal 4, SDN Caturtunggal 6, SDN Deresan, SDN Gejayan, SD Islam Al- Islam, SDN Kledokan, SDN Kalongan, SDN Mustokorejo, SDN Nanggulan, SDN Puren, SDN Ringinsari, SDN Samirono, SDN Tajem. SD swasta terdiri dari SD Bopkri Demangan III, SDK Demangan Baru 1, dan SD Teruna Bangsa.

D. Variabel penelitian

Sugiyono (2014: 61) mengemukakan variabel merupakan atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini tidak memiliki variabel karena penelitian ini


(66)

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini tidak mengubah atau menggunakan perlakuan khusus terhadap hal yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu:

1. Dokumentasi

Arikunto (2012: 201) berpendapat bahwa metode dokumentasi adalah benda-benda tertulis seperti, buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan nilai raport, dan catatan harian. Menurut Sugiyono (2014: 329) dokumentasi merupakan metode untuk mengumpulkan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa instrumen soal, lembar jawaban siswa, dan kunci jawaban ulangan akhir semester tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD.

2. Wawancara

Basuki (2014: 61) mengatakan bahwa wawancara merupakan percakapan antar muka dalam kesempatan dimana seluruh pihak menggunakan keingintahuannya untuk saling berbagi pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu isu, topik, atau masalah yang menjadi minat


(67)

bersama. Menurut Effendi (2012: 207) wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung keadaan responden. Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur (unstructured interview) yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2014: 320). Dalam penelitian ini pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan yaing berkaitan dengan analisis butir soal di Kecamatan Depok. Informasi yang didapat peneliti dari kepala UPT dan Kepala SD di Kecamatan Depok, Sleman.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan dalam pengambilan data penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang diteliti (Sugiyono, 2012: 102). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa check list. Noor (2011: 139) mengemukakan check list sebagai instrumen yang berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom yang disediakan. Instrumen penelitian yang dibuat adalah tabel check list yang berisi daftar nama SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Selain itu, terdapat kolom dokumen berupa soal, lembar jawaban siswa dan kunci jawaban UAS genap mata pelajaran PKn kelas III tahun pelajaran 2014/2015.


(68)

Berikut merupakan instrumen dari penelitian ini:

Tabel 3.3 Instrumen penelitian check list

No.

Nama SD

Data yang telah didapat

Soal Kunci

Jawaban

Jawaban Siswa

1 SDN Adisucipto 1

2 SDN Adisucipto 2 3 SDN Ambarukmo 4 SD Bopkri Demangan

III

5 SDN Corongan 6 SDN Caturtunggal 3 7 SDN Caturtunggal 4 8 SDN Caturtunggal6 9 SDN Condongcatur 10 SDK Demangan Baru

1

11 SDN Deresan 12 SDN Gejayan 13 SDN Islam Al- Islam 14 SDN Kalongan 15 SDN Kledokan 16 SDN Mustokorejo 17 SDN Ngringin 18 SDN Nanggulan 19 SDN Puren 20 SDN Ringinsari 21 SDN Samirono 22 SDN Sarikarya


(69)

Berdasarkan tabel 3.3 berisi tentang nomor, nama SD yang akan diteliti, dan data yang telah diserahkan oleh pihak SD kepada peneliti. Data tersebut terdiri dari soal UAS, kunci jawaban UAS, dan jawaban siswa. Pada daftar di atas terdapat 24 SD yang akan diteliti. Pada instrumen penelitian

check list di atas apabila pihak SD telah menyerahkan data soal, jawaban

siswa, dan kunci jawaban UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran PKn kelas III SD maka peneliti memberikan tanda (√) pada kolom yang telah tersedia.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian menggunakan bantuan software MicroCat Iteman versi 3.00

1. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam suatu pengukuran (Sangadji, 2010: 145). Instrument dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek selama beberapa kali dan hasilnya relatif sama atau tetap. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal essai karena soal essai dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar sampai level tinggi (Purwanto, 2009: 71).

23 SDN Tajem 24 SD Teruna Bangsa


(70)

Berikut merupakan kriteria dari reliabilitas:

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas No. Koefisien reliabilitas Makna

1. 0,00 ≤ r ≤ 0,19 Korelasi amat

rendah

2. 0,20 ≤ r ≤ 0,39 Korelasi rendah

3. 0,40 ≤ r ≤ 0,69 Korelasi cukup

4. 0,70 ≤ r ≤ 0,89 Korelasi tinggi

5. 0,90 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi amat

tinggi Sumber: Basuki, 2014: 119

Berdasarkan tabel 3.4 menjabarkan mengenai kriteria reliabilitas suatu soal. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,00 ≤ r ≤ 0,19 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya amat rendah. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,20 ≤ r ≤ 0,39 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya rendah. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,40 ≤ r ≤ 0,69 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya cukup. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,70 ≤ r ≤ 0,89 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya tinggi. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,90 ≤ r ≤ 1,00 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya amat tinggi.


(71)

2. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa (Rahkmat, 2001: 190). proporsi tingkat kesukaran antara soal mudah, sedang, dan sukar dibuat 3-4-3, artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori sulit (Sulistyorini, 2009: 174) Menurut Azwar (2015: 151) menyatakan tingkat kesukaran pada output Iteman dinyatakan dalam Prop. Correct.

Berikut merupakan tabel kriteria indeks kesukaran: Tabel 3.5 Kriteria Indeks kesukaran

No. Range Indeks Kesukaran Kategori

1. 0,00 – 0,30 Sulit

2. 0,31- 0,70 Sedang

3. 0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Rakhmat, 2001: 192

Tabel 3.5 merupakan tabel untuk mengetahui kiteria dari indeks kesukaran dari suatu butir soal. Apabila suatu soal range indeks kesukaran antara 0,00 – 0,30 berarti soal tersebut masuk kategori sulit. Apabila suatu soal range indeks kesukaran antara 0,31 – 0,70 berarti soal tersebut masuk kategori sedang. Apabila suatu soal range indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00 berarti soal tersebut masuk kategori mudah.


(72)

Daya beda merupakan pengukuran butir soal untuk membedakan antara siswa yang memahami materi dengan siswa yang kurang memahami materi. Azwar (2015: 151) menyatakan daya beda pada Output Iteman dinyatakan dalam Point Biserial. Menurut Kusaeri dan Suprananta (2012: 176), pengujian daya beda adalah berkisar antara -1,00 sampai dengan + 1,00. Arikunto (2012: 226) menyatakan bahwa angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi.

Berikut merupakan tabel kriteria indeks diskriminasi: Tabel 3.6 Kriteria Indeks Diskriminasi

No. Range Indeks Diskriminasi Kategori

1. 0,00- 0,20 Jelek

2. 0,21- 0,40 cukup

3. 0,41- 0,70 baik

4. 0,71- 1,00 Baik sekali

Sumber: Arikunto (2005: 218)

Tabel 3.6 merupakan tabel kriteria indeks diskriminasi. Kriteria indeks deskriminasi dibagi dalam lima klasifikasi, yaitu: indeks deskriminasi berkisar antara 0,00- 0,20, maka daya beda pada butir soal jelek. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,20- 0,40, maka daya beda pada butir soal cukup. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,40- 0,70, maka daya beda pada butir soal baik. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,70- 1,00, maka daya beda pada butir soal baik sekali.


(73)

4. Efektivitas Pengecoh

Efektivitas Pengecoh adalah pilihan jawaban yang digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban. Kusaeri dan Suprananto (2012: 179) menunjukkan proporsi alternatif jawaban yang dijawab oleh peserta tes. Arikunto (2005: 220) mengatakan bahwa suatu pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes. Efektivitas pengecoh pada Output Iteman dinyatakan dalam


(74)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan keefektifan pengecoh. Analisis dilakukan pada soal pilihan ganda UAS genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD. Penelitian dilakukan pada 24 SD yang terdiri dari 21 SD Negeri dan 3 SD Swasta di Kecamatan Depok, Sleman.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar check

list. Check list berisi daftar nama-nama SD yang diteliti, baik SD Negeri

maupun SD Swasta di Kecamatan Depok, Sleman. Selain itu, juga terdapat kolom dokumen berupa soal, jawaban siswa, dan kunci jawaban UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD. Data penelitian ini dikumpulkan melalui dua metode, yaitu dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa instrumen soal, lembar jawaban siswa, dan kunci jawaban ujian akhir semester tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD. Sedangkan wawancara dilakukan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan narasumber, baik dengan kepala UPTD maupaun dengan pihak sekolah guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian analisis butir soal se-Kecamatan Depok.


(1)

(2)

Lampiran 6. Kunci jawaban UAS genap

1. A 11. A

2. C 12. B

3. B 13. C

4. B 14. C

5. A 15. C

6. C 16. A

7. C 17. B

8. A 18. C

9. C 19. B


(3)

(4)

(5)

(6)

CURRICULUM VITAE

Feriza Anggraeni merupakan anak pertama dari pasangan Slamet Tanto dan Yohana Fransiska Sugiyam. Lahir di Klaten pada tanggal 17 Febuari 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Bakti Siwi Duwet, Ngawen, Klaten tahun 1999-1999. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negri 1 Duwet, Ngawen, Klaten tahun 2000-2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Klaten pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Klaten pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada tahun 2012. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

No. Nama Kegiatan Peran

1. English Club Peserta

2. PPKM I dan II Peserta

3. Inisiasi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (INFISA) Peserta

4. KMD Peserta

5. Week-end Moral Peserta

6. Lektor Gereja St. Yusuf Senden Anggota

7. PIA dan PIR “Keluarga Kudus Mangsuran” Pendamping

8. Karang Taruna “DIRAMA” Sekretaris

9. Seminar “Learning from the past for a better future: We and

the 1965 tragedy” Peserta

10. “Una Seminar and workshop on antibias curriculum and

teaching” Peserta

11. Kuliah Umum:“Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan

Luar Biasa” Peserta

12. Kuliah Umum:”Mental Health in Children: Theory and

Research” Peserta

13. Kuliah Umun:” Diseminasi Hasil Magang Dosen: