Manfaat Praktis MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi Pengembangan Teori

6 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah ada hubungan eksplorasi dan komitmen dengan spiritualitas? 2. Apakah ada hubungan empat status identitas dan spiritualitas dengan variabel demografis: jenis kelamin, usia, tingkatan kuliah, perasaan akan pentingnya menjadi religius, perasaan akan pentingnya menjadi spiritual. 3. Apakah ada perbedaan pengalaman spiritualitas antara remaja dengan status identitas yang berbeda? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui hubungan status identitas dengan spiritualitas. 2. Mengetahui hubungan status identitas dan spiritualitas dengan variabel demografis: jenis kelamin, usia, tingkatan kuliah, perasaan akan pen- tingnya menjadi religius, perasaan akan pentingnya menjadi spiritual. 3. Mengetahui perbedaan pengalaman spiritualitas antar remaja dengan status yang berbeda.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi Pengembangan Teori

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengayaan teori psikologi perkembangan dan psikologi remaja.

2. Manfaat Praktis

Apabila penelitian ini berhasil menemukan gambaran status identitas dan spiritualitas pada remaja, maka manfaatnya bisa diaplikasikan dalam pembinaan 7 remaja oleh Guru Konselor atau Psikolog di sekolah-sekolah jenjang SMUSMK sehingga aspek spiritualitas remaja berkembang ke arah status identitas achievement. 8 BAB II STATUS IDENTITAS DAN SPIRITUALITAS REMAJA AKHIR A. TUGAS PERKEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK REMAJA AKHIR Para ahli perkembangan membagi masa remaja menjadi beberapa fase. Rentang usia remaja dapat berbeda-beda tergantung pada latar belakang sejarah dan budaya Santrock, 2007, tetapi di Amerika dan kebanyakan budaya pada saat ini, usia remaja dimulai pada usia 1013 tahun dan berakhir antara usia 1822 tahun. Monks, Knoers, dan Haditono 1999 mengemukakan, secara global masa remaja berlangsung antara usia 12 sampai dengan 21 tahun, dengan pembagian yaitu: masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun. Pada masa remaja ini, ada sejumlah ciri yang membedakan remaja dengan masa perkembangan yang lain. Hurlock 1980 mengungkapkan ciri-ciri masa remaja, yaitu: 1 masa remaja sebagai periode yang penting, 2 masa remaja sebagai periode pealihan, 3 masa remaja sebagai periode perubahan, 4 masa remaja sebagai usia bermasalah, 5 masa remaja sebagai masa mencari identitas, 6 masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, 7 masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, dan 8 masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Khusus pada remaja akhir, Pikunas dalam Agustiani, 2006 mengemuka- kan adanya tujuh tugas-tugas perkembangan yang penting dan harus dilalui secara baik, dimana empat diantaranya adalah: 1 mencapai kemandirian emosional dari 9 orangtua dan figur-figur otoritas, 2 menemukan model untuk identifikasi, 3 menerima diri sendiri, mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber yang ada pada dirinya, 4 memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip- prinsip yang ada. Dimjati 2000:152-153 menambahkan, pada masa remaja akhir, sese- orang memperoleh keseimbangan kembali dalam hidupnya. Ia mulai membuat rencana hidup yang akan dijadikan pedoman dalam perbuatan selanjutnya untuk mencapai cita-citanya. Pada masa ini, remaja akhir telah mengetahui apa yang ia kehendaki, cita-cita mana yang akan dicapai, dan nilai hidup mana yang menjadi pedoman hidupnya. Oleh karena itu, norma-norma yang telah mereka alami sangat menentukan untuk pilihan norma mana yang akan diteruskan. B. IDENTITAS DIRI EGO IDENTITY Erikson 1958, 1959, 1963, 1968, 1969 merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan krisis identitas identity crisis. Istilah ini dikemukakannya bahwa ”Identity as the general picture one has of oneself” dan juga “identity as a state toward which one strive”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Miller 1993 bahwa dalam tugas perkembangan remaja, identitas merupakan struggle of adolescence. Remaja harus berjuang mempelajari perilaku-perilaku baru, ide-ide baru mengenai dirinya dan orang lain, membuat keputusan yang penting yang akan berpengaruh terhadap kehidupannya. Membuat keputusan merupakan hal yang penting dalam pencapaian identitas, untuk itu remaja harus berani mengambil keputusan yang sesuai dengan 10 apa yang mereka yakini. Atas dasar itu maka peluang-peluang untuk memainkan peran sosial baru, terbuka luas. Bagi remaja identitas dapat dipandang sebagai hasil coba-coba yang pada akhirnya mereka dapat menetukan peran mana yang paling cocok bagi dirinya. Apabila mereka menemukan perannya dalam membuat suatu keputusan, maka ia disebut telah mencapai sence of identity. Erikson dalam Dacey, 1997:185 mengemukakan ” if you were in state of identity, the various aspect of your self-concept would be in agreement other, they would be identical.”

1. Pembentukan Identitas Diri