21
Sumber : www.conifers.orgpoda_simbricatus1.gif
Gambar 4 Daun Jamuju D. imbricatus
2.2 Tempat Tumbuh Dacrycarpus imbricatus Blume.
Menurut Coster 1935 dalam Anonim 1979, D. imbricatus pada umumnya tumbuh di daerah pegunungan-pegunungan Sumatera, Jawa dan
Kalimantan pada ketinggian 900 sampai 1.800 m dpl. Tegakan hutan alam D. imbricatus yang lebih kurang murni terdapat pada ketinggian 2.000 sampai 2.500
m dpl. Namun demikian D. imbricatus dapat tumbuh di seluruh daerah pada ketinggian 700 sampai 3.000 m dpl.
Di daerah dimana terdapat hutan alam D. imbricatus termasuk iklim hujan sedang, curah hujan berkisar antara 2.800 – 3.200 mm setahun. Daerah ini
termasuk tipe iklim C dengan nilai Q antara 40,7 – 42,2 . Jenis pohon ini menyukai tanah yang subur dengan humus yang tebal. Namun demikian juga
dapat tumbuh pada tanah pasir atau tanah kurang subur, disamping itu tumbuh baik pada formasi tanah tertier. Di Gunung Ceremai misalnya, hutan alam
D. imbricatus tumbuh baik pada jenis tanah regosol berpasir kelabu kehitam- hitaman yang berubah menjadi tanah andosol Tantra 1976 dalam Anonim
1979.
22 Menurut Soerianegara 1970 dalam Anonim 1979, D. imbricatus
tumbuh dalam keadaan merana, di tempat-tempat yang hampir seluruhnya ditumbuhi oleh Pasiflora mollissima Bailey.
2.3 Sifat Kayu dan Kegunaan dari Dacrycarpus imbricatus Blume.
Menurut Kramer 1924 dalam Anonim 1979, kayu dari jenis D. imbricatus ini kayunya cukup baik untuk bahan baku konstruksi ringan, pulp,
meubel, dan alat-alat kantor. Kayunya tidak keras dan mudah dikerjakan, dengan berat jenis rata-rata 0,52, kelas kuat II, dan kelas awet IV. Batangnya lurus dan
berserat halus, panjang serat rata-rata 4,466 micron. Sedangkan menurut Sunarno 1995 dalam Harahap dan Izudin 2002,
jenis ini termasuk terpenting diantara suku Podocarpaceae, untuk perabot rumah tangga dan bahan patung ukiran kayu, korek api, kayu lapis, veneer, pensil, alat
musik atau olah raga.
2.4 Komposisi dan Struktur Tegakan Dacrycarpus imbricatus Blume