13
yang terjadi termasuk kondisi geologi, topografi, dan iklim. Tata ruang penggunaan lahan, flora dan fauna, kondisi kependudukan dan sosial serta ekonomi wilayah di
Propinsi Riau.
Pembahasan akan berisi hasil identifikasi seluruh peraturan perundangundangan yang terkait dengan pemberantasan pembalakan liar atau illegal logging, hasil analisis konten
terhadap substansi peraturan perundangundangan yang terkait pembalakan liar atau illegal logging yang dilanjutkan dengan hasil analisis kesenjangan dalam penyusunan
model sebagai alat bantu solusi permasalahan. Uji coba model dilakukan dengan fakta lapangan di Propinsi Riau. Pada akhir bagian ini akan diulas usulan solusi sistem
hukum dan kebijakan dalam pemberantasan pembalakan liar atau illegal logging di Indonesia.
Kesimpulan dan Saran merupakan jawaban dari tujuan penelitian serta usulan yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan pelaksanaan penelitian ini.
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development
Konsep pembangunan yang mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi, dan sosial disebut dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development , telah disepakati
secara global sejak diselenggarakannya United Nation Conference On The Human Environment UNCHE di Stockholm pada tahun 1972. WCED 1987 menyatakan bahwa
pembangunan berkelanjutan
atau sustainable
development didefinisikan
sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya. Komisi Burtland menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan atau sustainable development bukanlah suatu kondisi
yang kaku berkaitan dengan keselarasan, tetapi lebih merupakan suatu proses perubahan di mana eksploitasi sumberdaya, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi, dan
perubahan institusi dibuat konsisten dengan masa depan seperti halnya kebutuhan saat ini. Gambar 2.1 di bawah ini menjelaskan operasionalisasi paradigma pembangunan
berkelanjutan atau sustainable development ini sesuai dengan penjabaran World Bank terhadap konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainable development yang berbentuk
kerangka segitiga.
Gambar 2.1. Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan Munasinghe, 1993 Sumber:
http:www.eoearth.org