c. memperkuat perilaku yang diharapkan dan meniadakan perilaku yang
tidak diharapkan
d.
membantu menemukan cara-cara berperilaku yang tepat.
e. Mencegah munculnya masalah dikemudian hari
f. Mencegah masalah perilaku khusus yang diminta oleh klien
g. Mencapai perubahan perilaku yang dapat dipakai dalam kegiatan
kehidupannya
2.4.4. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Tingkah laku bermasalah dalam konseling behavior adalah tingkah laku yang berlebihan excessive dan tingkah laku yang kurang deficit. Tingkah laku
yang berlebihan seperti : merokok, terlalu banyak main games, dan sering memberi komentar di kelas. Adapun tingkah laku yang deficit adalah terlambat
masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas, dan bolos sekolah Komalasari, 2011:157.
Latipun 2008:135 menyatakan bahwa Tingkah laku bermasala h merupakan tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif dan perilaku yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku yang salah muncul melalui proses interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini perilaku muncul karena proses
belajar yang salah pada individu.
Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya. Tingkah laku maladaptif juga terjadi karena
kesalahpahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat. Seluruh tingkah
laku manusia didapat dengan cara belajar dan dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar.
2.4.5. Tahap-tahap Konseling Behavior
Pujosuwarno 1993: 82-83 menyatakan bahwa konseling behavior dapat digolongklan dalam lima tahapan antara lain yaitu:
a. Asessment
Tujuan dari asessment adalah untuk memperkirakan apa yang diperbuat klien waktu itu. Konselor menolong klien untuk
mengemukakan keadaannya yang benar-benar dialaminya waktu itu.
b. Goal Setting
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis. Konselor dan klien merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling.
c. Technique Implementation
Yaitu menentukan strategi belajar yang akan dipakai dalam mencapai tingkah laku yang ingin diubah.
d. Evaluation-Termination
Evaluasi dapat digunakan untuk melihat apa yang telah diperbuat oleh klien. apakah konseling efektif dan apakah teknik yang digunakan
dalam konseling cocok atau tidak. Jika konseling telah selesai maka masuk dalam tahap terminasi yaitu berhenti untuk melihat apakah
klien bertindak tepat.
e. Feedback
Feed back diperlukan untuk memperbaiki proses konseling. Apabila konseling dirasa belum
terlihat hasilnya atau belum ada
perkembangan dari konseli maka konselor dapat memberikan perlakuan lagi kepada konseli dan diharapkan konseli dapat
memberikan respon sehingga tujuan konseling yang diharapkan dapat tercapai.
2.5. Teknik Self Management