bulan yang dipergunakan dalam penelitian ini mengalami diarhea setelah pemberian makan anjing kering. Lebih lanjut Smith dan Mangkoewidjojo 1988
mengatakan bahwa peningkatan bobot badan anjing tergantung pada jenis bangsa bangsa besarkecil dan nutrisi yang baik dengan kandungan gizi yang tinggi.
4.2. Butir Darah Merah eritrosit
Rata-rata jumlah butir darah merahmm
3
dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil pengamatan secara umum jumlah butir darah merah mengalami
peningkatan sejalan meningkatnya umur anjing. Pada umur 3 bulan rataan jumlah butir darah merah sebesar 3.89 jutamm³. Jumlah ini terus mengalami
peningkatan sampai umur 7 bulan dengan jumlah rataan sebesar 5.67 jutamm³. Persentase peningkatan butir darah merah dari umur 3 bulan sampai umur 7 bulan
kurang lebih mencapai 45,75 dan jumlah butir darah merah akan terus meningkat sampai mencapai jumlah yang stabil. Berdasarkan hasil pengamatan,
jumlah butir darah merah pada umur 7 bulan berada dalam kisaran normal yaitu sebesar 5.67mm
3
. Menurut Sodikoff 1995 jumlah butir darah merah normal pada anjing dewasa sekitar 5.5-8.5 jutamm
3
, bila dilihat dari hasil penelitian berarti bahwa anjing pada umur 7 bulan sudah mulai menunjukan nilai yang
stabil. Menurut Frandson 1992 pertumbuhan butir darah merah jumlah
eritrosit dipengaruhi oleh nutrisi dalam makanan seperti zat besi, Cu, vitamin, dan asam amino. Selain dari faktor nutrisi, jumlah butir darah merah dapat
dipengaruhi oleh breed, aktivitas fisik, dan umur Banks 1986. Peningkatan butir darah merah dapat dihubungkan dengan ukuran butir darah merah dimana ukuran
butir darah merah dewasa lebih kecil dibandingkan ukuran butir darah merah muda Stewart 1991. Menurut Brown dan Dellmann 1989, butir darah merah
anjing berdiameter 7 µm dan merupakan ukuran yang paling besar dibandingkan hewan peliharaan lainnya, sehingga jumlah butir darah merah akan lebih rendah
dibandingkan hewan peliharaan lainnya. Laju peningkatan jumlah butir darah merah dapat dilihat pada Gambar 3.
VAR00005 VAR00004
VAR00003 VAR00002
VAR00001 6.0
5.5 5.0
4.5 4.0
3.5
Mean + - 1 SD
Gambar 3. Grafik rataan butir darah merah anjing kampung jantan dari umur 3 sampai 7 bulan.
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada anjing umur 3 sampai 7 bulan terjadi peningkatan jumlah butir darah merah. Ini terlihat dari Tabel 4
bahwa secara umum jumlah butir darah merah antara anjing umur 3 bulan dengan anjing umur 7 bulan menunjukkan nilai berbeda nyata P0,05. Adanya
peningkatan jumlah butir darah merah dalam setiap bulannya, dimungkinkan karena organ pembentuk darah mulai aktif bekerja membentuk butir darah merah
dalam memenuhi kebutuhan tubuhnya seiring dengan meningkatnya umur anjing tersebut. Hal ini sesuai dengan laporan Brown dan Dellmann 1989 bahwa butir
darah merah di produksi di sumsum tulang pada tulang setelah lahir dan jumlahnya akan terus meningkatan seiring pertambahan umur sampai
mendapatkan nilai yang stabil, yaitu 6.8 jutamm
3
. Lebih lanjut Jackson 1994 mengatakan aktivitas pada hewan kesayangan pada masa pertumbuhan
berpengaruh terhadap jumlah butir darah merah. Hal ini terlihat pada ke 7 anjing percobaan yang suka bermain dan berlari disekitar kandang. Peningkatan jumlah
butir darah merah dapat diakibatkan pengaruh dari peningkatan jumlah pembuluh darah kecil pada jaringan seiring pertumbuhan badan anjing Lawrence dan
Fowler 2002. Secara statistik profil peningkatan jumlah butir darah merah anjing pada
umur yang sama memiliki pola yang sama dengan peningkatan kadar hemoglobin
3 5
6 7
4
dan hematokrit. Hal ini sesuai dengan laporan Evans et al 2006 bahwa pada hewan dan umur yang sama berkorelasi positif antara jumlah butir darah merah,
kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Perkembangan butir darah merah pada saat fetus terjadi didalam kantong
kuning telur dan pada saat embrio dibentuk di hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Sedangkan pada saat hewan lahir butir darah merah dibentuk didalam
sumsum tulang Ganong 2001. Jumlah butir darah merah yang rendah pada awal kelahiran dan mengalami peningkatan pada perkembangan umur berikutnya
dimungkinkan karena pada awal kelahiran pembentukan butir-butir darah merah erythropoiesis masih berlangsung dihati, limpa, dan kelenjar getah bening,
karena sumsum tulang belum bekerja secara sempurna sehingga jumlah butir darah merah relatif masih sedikit jumlahnya, terutama pada usia 1 hari. Menurut
Scheer1966 pada keadaan patologis dalam kehidupan post natal, hati, limpa, dan kelenjar getah bening dapat melaksanakan fungsinya kembali dalam proses
pembentukan butir-butir darah merah. Butir darah merah pada saat neo natal didominasi oleh retikulosit atau
eritrosit muda yang masih mengandung sisa-sisa intinya dalam darah periperal neo natal
jumlahnya sangat tinggi dan terus mengalami pengurangan jumlah seiring dengan bertambahnya usia serta kesempurnaan pembentukan butir darah
merah pada sumsum tulang dan limpa Benirschke et al 1978.
4.3. Hemoglobin