33
3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2015.
3.3.1. Misi 1 : Mengupayakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, dan bermutu.
1 Angka Kematian Ibu AKI
Kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar 87,5 per 100.000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding
tahun 2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per 100.000 kelahiran hidup, dan telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100
per 100.000 kelahiran hidup dan target MDG’s sebesar
per .
kelahiran hidup. Pencapaian AKI ini belum mencapai target Bantul sebesar 70 100.000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 75,00 dalam kategori
predikat Sedang. Selanjutnya kecenderungan AKI pada lima tahun terakhir
disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.
No Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Tar- get
Capai -an
Interval Realisasi Kinerja
50,1 - 65
65,1 - 75
75,1 - 90
1 Meningkat-
nya derajat kesehatan
masyarakat 1 Angka
Kematian Ibu 2 Angka
Kematian Bayi 3 Status Gizi
Buruk Balita 4 Umur Harapan
Hidup Per 100.000
KH Per 1.000
KH Persentase
Tahun
70 7,0
0,43 71,40
87,50 8,35
0,38 73,24
75,00 80,71
111,63 102,58
2 Meningkat-
nya kualitas pelayanan
kesehatan 5 Puskesmas
melaksanakan Sistem
Manajemen Mutu Total
Quality Management
TQM Persentase
100 100
100,00
34 Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan
Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun selama 5 lima tahun. Seluruh
kasus kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal AMP yang diselenggarakan untuk mengkaji hal
– hal yang terkait dengan riwayat dan kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis
kasus sampai terjadinya kematian .
Hasil audit penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan
petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu hamilbersalinnifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga
menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai. Hasil kajian audit
didapatkan kematian ibu sebagian besar 50 karena Pre Eklampsia Berat PEB yang bisa terjadi pada ibu hamil dan bersalin. Perencanaan program di
tahun yang akan datang akan difokuskan pada kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan pengenalan dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda
bahaya serta risiko. Selain itu juga dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal teamwork yang solid serta response time yang cepat
dalam hal pengenalan risiko, penegakan diagnosa dan ketepatan dalam pengambilan keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan tindakan
111,2
52,2 96,83
104,7 87,5
124,89 89,21
99,04 88,9
66,36
20 40
60 80
100 120
140
2011 2012
2013 2014
2015 AKI Bantul
AKI DIY
35 dan kesalahan intervensi sehingga kematian ibu dapat dicegah dan
diturunkan. Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian
ibu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko
ibu hamil resiko tinggi. b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Fasilitasi Problem Solving, Review
Maternal Perinatal, Disiminasi Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten, Review Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan
Normal, Rakor Koordinator KIA, Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program
d. Pemantapan sistem rujukan e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program
inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan DB4MK yang merupakan program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif.
Pelaksanaan program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat disemua tingkatan dengan penekanan utama yaitu upaya penurunan
kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk, penanggulangan demam berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.
2 Angka Kematian Bayi AKB
Pencapaian AKB pada tahun 2015 sebesar 8,351000 KH dari target 7,01000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 80,71 termasuk
kategori Tinggi, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian
pada tahun 2014 sebesar 8,751000 KH. Kecenderungan Angka Kematian Bayi pada lima tahun terakhir dari tahun 2011 - 2015 disajikan dalam
gambar berikut ini.
36 Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka Kematian bayi juga
berada di bawah AKB Prov. DIY. Penyebab kematian bayi pada tahun 2014 dan 2015 disajikan pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.4. Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian
Di Kabupaten Bantul Tahun 2014 dan 2015
NO PENYEBAB
2014 2015
JUMLAH JUMLAH
1 Asphyxia
33 28,20
27 25,71
2 Kelainan bawaan
31 26,49
21 20,00
3 BBLR
30 25,64
30 28,57
4 Aspirasi
9 7,69
1 0,95
5 Pneumonia
3 2,56
6 5,71
6 Diare
2 1,71
4 3,81
7 Sepsis
1 0,85
4 3,81
8 Infeksi Usus
1 0,85
9 Kecelakaan
1 0,85
10 Lain
– lain 3
2,56 12
11,44 Total
117 100,00
105 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015 9,8
8,5 8,6
9,38 8,75
8,35 7,9
9,34 8,9
9,9 8,9
8,65
2 4
6 8
10 12
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AKB Bantul AKB DIY
37
3 Status Gizi Buruk Balita
Status gizi buruk Balita sebesar 0,38 dengan target 0,43 termasuk
kategori Sangat Baik nilai 111,63. Status gizi buruk dari tahun ke tahun
terus menurun sesuai harapan. Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program
perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu surveilans gizi, konsultasi, pemeriksaan balita oleh dokter ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi
Menyusu Dini IMD serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu KP-Ibu. Upaya lain yang dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul adalah program Pemberian Makanan Tambahan PMT Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan selama 180 hari makan
anak bagi 205 Balita serta kunjungan dan pemeriksaan oleh dokter ahli anak di Puskesmas. Pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI pada anak usia
6 – 24 bulan Baduta dari keluarga miskin gakin sudah tercapai 100.
Selain itu, upaya perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 214 ibu hamil Bumil Kurang Energi Kronis KEK untuk 90 hari makan. Realisasi
pemberian PMT Balita, Bumil, Baduta Gakin sebagai berikut :
0,52 0,44
0,42 0,38
0,38 0,68
0,59 0,49
0,51
2011 2012
2013 2014
2015 Capaian Bantul
Capaian DIY
38 Gambar 3.5. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Buruk, Bumil
KEK dan MP ASI Baduta Gakin di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
4 Umur Harapan Hidup
Pencapaian umur harapan hidup sebesar 73,24 tahun dengan target 71,40 tahun, meningkat dibanding dengan tahun 2014 sebesar 71,62 tahun,
dengan realisasi kinerja 102,58 termasuk kategori Sangat Baik. Umur
harapan hidup UHH pada waktu lahir e
o
adalah rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu
tertentu jika pola mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang. UHH menjadi suatu indikator peningkatan derajat
kesehatan. Gambar 3.5. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Umur Harapan Hidup di Provinsi DIY Tahun 2010 – 2015
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul , 2015 220
225 220
200 205
210 200
340 214
740
400 510
100 200
300 400
500 600
700 800
2011 2012
2013 2014
2015 Balita
Bumil Baduta Gakin
71,31 71,33
71,34 71,4
73,24 74,17
74,26 74,36
74,45 74,5
69 70
71 72
73 74
75
2010 2011
2012 2013
2014 UHH Bantul
UHH DIY
39 Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa UHH Kabupaten Bantul terus
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 UHH Kabupaten Bantul 71,21 tahun meningkat menjadi 73,24 tahun pada tahun 2015. Untuk
mencapai umur harapan hidup yang baik maka upaya-upaya telah dilakukan antara lain dengan memasyarakatkan pentingnya upaya kesehatan preventif
kepada kelompok usia lanjut, upaya pemeliharaan kesehatan dengan melakukan olah raga yang teratur dan pentingnya konsumsi makanan yang
seimbang bagi kelompok usia lanjut. 5. Penerapan Manajemen Mutu di Puskesmas
Standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas sebesar 100 mencapai dengan target 100 dan nilai realisasi kinerja 100
termasuk kategori Sangat Baik. Tabel 3.5. berikut ini menunjukkan upaya
hasil standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas. Tabel 3.5 Puskesmas dengan Penerapan Manajemen Mutu Tahun 2015
No. Jenis Standarisasi
Pengembangan Mutu Pelayanan
Puskesmas
1 Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis PMKK
Sewon I Kasihan II
Bantul II
3 Sistem Manajemen Mutu
Berbasis ISO Piyungan
Pajangan Sanden
Pandak I Pandak II
Sedayu I Sedayu II
Bantul I Imogiri II
Kretek Pundong
Kasihan I Sewon II
Dlingo I Dlingo II
Pleret Banguntapan I
Banguntapan III
4 Akreditasi
Imogiri I, Jetis I
Jetis II Banguntapan II
Srandakan Bambanglipuro
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
40
3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan